Jembatan adalah sebuah jalan penghubung antara alam yang satu dengan alam yang lain.
Jembatan angker di sebuah kabupaten. Menghantui para pejalan kaki dan kendaraan yang lalu-lalang.
Tidak jarang juga memakan banyak korban.
Kisah petualangan manusia yang berani berkorban demi mewujudkan kebenaran.
Melawan para penjahat dari dunia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jam Karet
"Mas Raul... ",
"Detektif Samson dan detektif Harun sudah datang",
"Mau tambah lagi kopinya?",
"Tidak usah mbak, terimakasih",
Di ruang tamu kantor Badan Detektif Wilayah. Raul menunggu lebih dari dua jam sambil tertidur.
Baru dua detektif yang dari kemarin mencarinya itu tiba di kantor.
"Maafkan kami terlambat Diana",
"Kami baru saja dipanggil oleh Bapak pemimpin daerah",
"Banyak yang harus kami diskusikan",
"Tidak apa-apa Detektif",
"Apakah ada kabar terbaru?",
"Seseorang sudah menunggu di ruang tamu detektif",
"Siapa dia?",
"Apakah aku mengenalnya Diana?",
"Namanya Raul",
"Dia bilang dia adalah seorang krutan",
"Oh... Syukurlah dia datang kemari",
"Ayo Run kita temui anak itu",
Percakapan di lobi itu terdengar sampai ke ruang tamu. Tempat Raul menunggu.
"Selamat pagi Raul",
"Maafkan kami sedikit terlambat",
"Tidak apa-apa detektif",
"Namaku Samson dan ini detektif Harun",
"Raul",
"Harun",
Untuk pertama kalinya detektif Samson dan Harun bertemu dengan Raul. Krutan yang mereka cari-cari.
Di ruang yang sama detektif Samson langsung memimpin pembicaraan penting tentang kerjasama mereka.
Detektif Samson menerangkan kepada Raul seperti apa perang yang akan mereka hadapi.
"Bagaimana Raul, apakah kamu ikut bersama kami?",
"Aku bergabung Kapten",
Raul sepakat untuk bekerjasama dengan dua detektif hebat dan satu sekretaris yang cantik.
Tentu saja jika misi ini berhasil diselesaikan tanpa kekurangan. Raul akan menerima imbalan yang sangat besar.
Raul pun mengungkapkan sebuah cerita yang belum diketahui oleh detektif Samson dan Harun.
Beberapa tahun yang lalu. Diselenggarakan sebuah sayembara.
Siapa yang bisa menaklukkan jembatan angker untuk selamanya akan diberi hadiah.
Para pemuka agama sudah melakukannya bahkan tanpa meminta bayaran. Tapi mereka tetap kalah sakti.
Para dukun, paranormal dan orang pintar bersikeras menolak berpartisipasi karena mereka di kubu yang sama dengan penghuni jembatan angker.
Jadi yang tersisa untuk ikut berlomba selain orang biasa yang bisa diharapkan adalah para krutan.
Tapi sebagian besar krutan juga tidak berani melakukannya karena sudah tahu hasilnya pasti mati.
Buktinya adalah krutan-krutan yang nekat melawan Dewi Siluman Ular Hitam.
Mereka menjadi makanan empuk tanpa perlawanan.
"Kenapa waktu itu kamu tidak ikut sayembara Raul?",
"Jujur saja waktu itu hadiahnya kurang menarik",
"Aku dengar belum lama ini kamu mendapatkan upah yang banyak",
"Apa yang kamu kerjakan?",
"Oh... Itu",
"Kemarin klien ku adalah seorang gundik konglomerat",
"Ia berniat mengikat Sugar Daddy nya itu untuk selamanya",
"Wanita muda itu takut kehilangan karena si pria tua terlihat menunjukkan tanda-tanda sudah mulai bosan",
"Seorang dukun spesialis guna-guna meminta syarat jembut kuntilanak merah",
"Syarat untuk melakukan pelet jatuh cinta sehidup semati",
"Itu lah yang membuat aku dibayar lumayan besar kemarin",
Detektif Samson, Harun dan Raul begitu lekas akrab.
Terlebih dengan Raul yang suka bercerita tentang petualangan nya bekerja di dunia perdukunan.
Yang tidak jauh-jauh dari alam gaib dan bersinggungan dengan bangsa jin.
Dua detektif itu penasaran dengan kehidupan seorang Raul sebagai krutan. Mereka terus memberikan pertanyaan.
"Apa barang yang paling kamu sulit dapatkan sejauh ini selama berkarir di dunia perdukunan sebagai seorang perantara?",
"Aku pernah harus bertapa selama tujuh hari tujuh malam demi mendapatkan mustika laut",
"Apa kegunaan mustika laut?",
"Untuk menyambung hidup yang beberapa hari lagi akan mati",
Detektif Samson dan Harun terkagum-kagum sekaligus seakan tidak percaya dengan pengalaman gaib yang dikisahkan oleh pelaku nya sendiri.
"Bagaimana pendapatmu tentang jembatan angker Raul?",
"Kecelakaan dan kematian yang tidak wajar itu pasti karena ulah penghuni jembatan angker",
"Kita hanya harus lebih bersabar dan menyelidiki nya lebih dalam untuk mencari tahu titik kelemahan",
"Teman-teman mu bilang... ",
"Kamu suka bilang sedang pergi ke tempat yang paling jauh",
"Makanya kamu susah ditemukan",
"Kemana tempat yang paling jauh?",
"Kemana tempat yang paling jauh?",
"Kemanusiaan",
