NovelToon NovelToon
Mencintai Anak Bos Mafia

Mencintai Anak Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata-mata/Agen / Romansa Fantasi / Fantasi / Mafia / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:55
Nilai: 5
Nama Author: intan maggie

Clara yang kini hidup seorang diri, menerima penawaran pekerjaan sebagai mata-mata dari seorang temannya yang merupakan anak dari pemilik organisasi mafia dengan upah yang lumayan tinggi. Ia harus bertahan hidup dengan kerasnya dunia di usia muda.

Ibunya yang meninggal karena kecelakaan dan ayahnya yang cacat akibat kecelakaan itu, membuatnya harus mencari uang, hingga ayahnya juga menyusul ibunya 3 bulan kemudian, saat ia ingin memasuki SMA. Saat itulah kemudian ia menerima sebuah misi baru. Apakah ia akan berhasil menjalani misi itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

hahhh.. Hari ini melelahkan, kalo dipikir-pikir ngapain juga gua temenin dia karna belum di jemput? Sudahlah, pikir ara.

Ia sedang berjalan di sebuah lorong apartemen menuju kamarnya.

"sudah pulang? Ingin melihat sebuah aksi?" tanya def yang tiba-tiba sudah di hadapan ara.

Ara yang menunduk, melihat ke arahnya.

"aksi apa?" tanya ara bingung.

"ikuti gua" jawab def kemudian berjalan melewati ara.

"tunggu, gua belum ganti baju" balas ara setelah berbalik melihat def yang terus berjalan.

"gak ada waktu, jika tidak mau melihat, biar gua aja" balas def dengan terus berjalan, hingga menghilang di belokan lorong.

clara yang merasa penasaran, berlari menyusul def.

Def sudah memasuki lift di ujung lorong dia berbelok tadi, def mengaja menahan lift, melihat clara mengejarnya.

"kita mau kemana?" tanya ara yang telah berhasil memasuki lift.

"lihat saja" balas def.

Tak lama mereka sampai di loby apartemen, berjalan keluar apartemen, kemudian masuk ke apartemen di seberangnya, menuruni tangga ke arah basement di lantai paling bawah.

"kak yan tidak bisa menjemput ray kan?" tanya def tiba-tiba ketika sedang menuruni tangga.

"ya, lalu?" jawab ara penasaran.

"sepertinya perkiraan ayah tentang kak yan benar, hah? Maksud mu dia anggota red apple?" tanya ara penasaran.

"ya" jawab def singkat.

Mereka tiba di basement terbawah,

def meletakkan jari telunjuknya di bibirnya, tanda agar ara diam sejenak.

Def jalan mengendap-endap, ara ikut melihat situasi, tidak ada lift di lantai ini, berarti lantai ini hanya bisa dimasuki dengan tangga darurat.

Ada dua orang berjalan di sisi kanan luasnya basement.

Def menarik tangan ara dan bersembunyi di balik tiang yang cukup besar.

ada dua pintu besar disini, di sayap utara basement dan kanan basement, sedang tangga ada di Selatan. di arah barat itu parkiran, terdapat beberapa mobil dan cukup banyak motor.

Def terus mengendap-endap ke arah pintu besar yang ada di utara.

Sampai di sisi kedua gerbang besar itu, def memberikan ara sepasang sarung tangan dan sarung kaki yang sangat lentur dan lengket di bagian luarnya.

Awalnya ara bingung itu untuk apa, def menggunakan itu, ara mengikutinya, bahkan sarung kaki itu melapisi sepatunya.

Def memanjat dinding yang lumayan tinggi itu menggunakan sarung tangan dan kaki tadi yang lengket tadi.

Dari atas ada jendela, def dan ara melihat ke dalam melalui jendela itu.

Beruntungnya jendela ini terdapat kaca yang sebagian besarnya blur karena motif ,sehingga dilihat dari dalam, mungkin sulit melihat kami yang mengintip dari sela-sela kaca yang bening.

Tak disangka, ruangan ini benar-benar luas dan besar tanpa hambatan seperti aula, benar-benar kosong. Tapi dalamnya cukup ramai oleh banyak anak laki-laki yang masih berumur muda sekitar 15 hingga 20 tahun. Diujung ruangan ini masih terdapat pintu lagi? Walaupun pintu itu tidak sebesar pintu yang ada di dekat ara dan def.

Ada 3 pertarungan yang sedang terjadi. Masing-masing pertarungan terjadi di dalam sebuah garis berbentuk persegi, mungkin itu sebuah batas pertarungan.

ada yang 1 vs 1, 2 vs 2 di kotak yang berukuran sama, terakhir 5 vs 5 di kotak yang berukuran dua kali lipat dari yang lainnya.

Masing-masing di luar garis itu, banyak yang menonton pertandingan dan bersorak untuk masing-masing tim. Dalam pertandingan itu, semuanya masih menggunakan senjata replika.

Entah apa yang sedang terjadi, tapi kak yan ada di sana, duduk di sebuah kursi atas sebuah panggung yang berada di ujung ruangan ini, di panggung itu ada 5 kursi.

bisa dibilang pintu kecil di sudut kanan itu, langsung mengarah ke panggung yang cukup tinggi, cukup untuk melihat semua pertandingan yang sedang terjadi.

Di panggung itu terdapat 15 kursi, 5 kursi di tengah panggung, dan 5 kursi di setiap sayap kanan dan kiri panggung. Tapi kursi yang terisi hanya 4 kursi di tengah panggung.

Di kursi pertama dari sisi kanan terdapat seorang pria sekitar 18 tahun dan memegang sebuah papan jalan, beberapa kali mencatat.

Di kursi pertama dari sisi kanan terdapat seorang gadis sekitar 19 tahun yang juga memegang sebuah papan jalan dan beberapa kali mencatat di sana.

Di kursi kedua dari kanan, terdapat seseorang menggunakan celana jeans hitam dan sweater putih bertuliskan "DAMN" berbentuk grafiti. Sweater itu bertudung besar, membuat wajahnya tidak terlalu keliatan, Dia menggunakan anting 2 lapis di telinga kirinya, motifnya tidak terlihat jelas dari sini. Tapi setelah dilihat dengan sesama, banyak orang-orang disini yang menggunakan anting di telinga kirinya. Apakah itu trend disini?.

Sedangkan dari kursi kedua sisi kiri, disanalah kak yan duduk dengan gaya santainya.

Ia memperhatikan pertarungan dengan seksama, sesekali tertawa, entah apa yang membuatnya tertawa.

Def dan ara masih tidak tau apa yang terjadi, mereka masih menduga-duga. Apakah mereka sedang latihan? Atau berlomba? Latih tanding?.

Hingga pria menggunakan sweater putih berdiri, kak yan dan dua orang lainnya di atas panggung mengikuti.

"hentikan semua kegiatan kalian" ucapnya dengan tegas dan bersuara besar, hingga terdengar di seluruh ruangan. Mereka semua benar-benar berhenti, bingung apa yang terjadi, membuat semua orang-orang disana melihat ke arah panggung.

"para kapten kembali ke posisi" perintah seorang menggunakan sweater putih.

"siap" sahut beberapa orang, kemudian menaiki panggung dan berdiri di depan kursi yang berada di sayap kanan dan kiri panggung, membuat hampir semua kursi terisi kecuali kursi paling tengah.

Dari semua yang berdiri di atas panggung, umur mereka berbeda-beda, salah satunya bahkan ada yang terlihat masih 14 tahun sampai ada yang sekitar 35 tahun. Ada yang terlihat keren, idiot, cantik, penakut, penuh misteri, tapi bagaimana bentuknya, satu hal yang pasti, mereka kuat, karena mereka mengemban sebutan "kapten".

"kalian ingin bergabung dengan kami?" tanya tegas orang itu.

"ya" teriak seluruh orang-orang disana.

"kalian ingin menjadi orang yang kuat dan hebat?" tanya orang sweater putih itu lagi.

"ya" jawaban dari seluruh orang-orang disana.

"kalau begitu, agar lebih semangat untuk bergabung, saya akan mengenalkan kalian dengan seseorang, mungkin diantara kalian sudah ada yang pernah melihatnya.."

"siapa dia?"

"apakah dia pembunuh berantai itu?"

Mendadak seisi ruangan menjadi ramai bertanya-tanya siapa yang akan datang.

"diamm semuanya, perhatikan jika seseorang sedang berbicara dengan kalian" teriak seorang wanita yang yang duduk disebelah pria menggunakan sweater itu

"saya lanjutkan, sebentar lagi seseorang akan datang..."

mendengar itu, def langsung berbalik ke arah basement, membelakangi ruangan itu.

"lo tetap lihat dan dengarkan, gua akan memberi kode saat ada yang mengarah kesini" ucap def setelahnya, ia melihat basement yang luas itu untuk melihat situasi, apakah seseorang itu akan datang dari pintu ini?.

"saat dia datang, kalian wajib sedikit menunduk sebagai tanda hormat padanya, paham?" ucap seorang pria menggunakan sweater.

"ya, kami paham" jawab gemuruh semua yang ada disana.

pria menggunakan sweater melihat ke arah jam tangannya.

"baiklah dialah ketua kita, sang assasin" ucap pria menggunakan sweater putih lagi.

Tak lama, pintu di atas panggung itu terbuka.

"def lihat, dia datang dari pintu itu" ucap ara melihat ke arah def sekilas, def juga berbalik kembali melihat ke ruangan melalui jendela.

"dia" ucap ara pelan dan gugup.

"ya benar" jawab def pelan.

orang yang baru saja datang itu, membuat orang-orang seisi ruangan sedikit menunduk, tanda hormat padanya. Lagi-lagi Dia menggunakan sweater hitam dengan tudung yang dalam, membuat wajahnya sulit terlihat, serta menggunakan celana cargo hitam.

tapi apakah ada anting di telinga kirinya? Itu belum terlihat, yang terlihat dengan jelas kali ini adalah jari-jari nya yang terdapat sebuah benda berwarna silver menutupi ujung-ujung jarinya, seperti bentuk kerucut dan melancip sangat tajam, yang mungkin lebih panjang dari kuku tempel wanita.

dia berjalan pelan di atas panggung tanpa suara, kemudian berdiri tepat di hadapan kak yan dan berhadapan dengannya, tapi kak yan tetap menunduk, tanpa mengucap apa-apa, begitu pula assasin itu.

Dengan cepat, sang assasin mengangkat Tangan kanannya, kemudian mengepal tangannya dengan arah jari-jari keluar agar tidak melukai dirinya sendiri, lalu memukul tepat di ubun-ubun kak yan hingga menghasilkan suara yang lumayan keras.

Beberapa kaget akan suara serta melihat itu, tapi tidak berani melakukan apa-apa, bahkan bertanya sekalipun.

Beruntungnya kak yan tidak terbang, atau terpukul mundur oleh pukulan itu, dia hanya sedikit tergoyah, tapi kembali berdiri tegap dengan cepat dalam keadaan masih menunduk.

Sang assasin meneruskan langkahnya dan duduk di kursi tengah yang berbeda dari kursi-kursi lainnya.

"kalian boleh duduk" ucapnya setelah sang assasin duduk, entah mengapa suaranya saja sangat mengintimidasi dan menakutkan.

orang-orang dipanggung, semuanya duduk di kursi yang telah tersedia.

Orang-orang yang berdiri di luar panggung, kembali mengangkat wajahnya.

Sang assasin yang masih diam kemudian menunduk melihat jari-jari di tangan kirinya, lalu mencabut satu benda kerucut yang sangat tajam itu daru salah satu jari ditangan kirinya dengan tangan kanan.

Tapi saat ia menunduk, membuat anting panjangnya terlihat keluar tudungnya, benar saja dia menggunakan anting di telinga kirinya dengan 3 lapis.

"kalian ingin bergabung dengan tim assasin red apple?" tanya sang assasin dengan suara lambat tapi mengintimidasi sambil memainkan benda tajam berbentuk kerucut di tangan kanannya yang tadi ia ambil dari salah satu jari di tangan kiri.

"iya" jawab semua orang di ruangan itu.

"baiklah, khusus hari ini, saya akan memberikan ujian khusus, jika diantara kalian berhasil, maka kalian akan bergabung tanpa seleksi" lanjut sang assasin.

Suara mulai ramai, tapi tidak terlalu berisik, kemudian saat sang assasin kembali berbicara, seisi ruangan kembali sunyi.

"dengarkan baik-baik, saya akan menjelaskan peraturannya lebih dulu, peraturan pertama kalian boleh menggunakan senjata asli, peraturan kedua dilarang membunuh satu sama lain, membuatnya terluka boleh tapi tidak boleh sampai sekarat, peraturan ketiga waktu kalian satu jam, diluar dari itu, tidak berlaku" jelas sang assasin, kemudian melihat ke arah jam tangannya.

"waktunya dimulai dari sekarang" ucapnya kemudian.

"hei waktunya sudah berjalan, tapi kami masih tidak tau ujiannya apa" teriak seseorang di luar panggung.

sang assasin malah sibuk melempar-lempar pelan benda tajam kerucut itu dengan santainya.

"diam lah, jangan cari mati" seru seseorang disampingnya.

"ujiannya adalah menangkap atau membunuh tikus disana" ucap dengan cepat sang assasin.

tepat saat ia mengucapkan kata "tikus" benda kerucut tajam itu di lemparkan dengan cepat dan melambung tinggi, hingga kaca jendela di ruangan itu pecah hingga berkeping-keping.

Dari benda itu dilemparkan, fokus semua orang sudah pada benda yang dilemparkan, hingga kaca pecah dan melihat sekilas 2 orang disana sebelum def dan ara benar-benar pergi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!