Cerita tentang dua keluarga hebat, bersatu melalui penerus mereka. Yang mana Zayd, dari keluarga Van Houten. Dan si cantik Cahaya, dari keluarga Zandra...
Ingin tau kisahnya?? Cuss... otewe keun guys🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mahasiswa Lompat dari Atas Gedung
"Masalahnya itu, siapapun yang nyentuh itu jenazah. Malamnya pasti mereka jatuh sakit, tiba-tiba badannya lemes. Ga bisa bangun, cuma bisa baringan di atas kasur. Udah di periksa sama dokter, tapi hasilnya NIHIL. Ga ada kelainan apapun, ga ada penyakit apapun. Mereka bakal tereak, setiap jam 1 dini hari. Dan sampe sekarang, mereka belum masuk kuliah." jawab Ansika
"Serius lu? Lu percaya ma yang beginian??" tanya Cahaya, Ansika mengangguk
"Kalo gue ga temenan ma lu, yakin sih hue ga bakal percaya ma yang ke begini. Masalahnya temen gue, ya lu. Paham kan lu sampe sini?" Cahaya hanya mencebik
"Lu tau berita ini darimana? Sedangkan kita ga ada yang denger, lagi bikin cerpen horor lu?" tanya Grisha, Aniska berdecak kesal
"Jangan salah ya, kuping ma mata gue dimana-mana. Sumber informasi gue banyak, jadi berita apapun. Pasti tembus ke gue, semua berita bisa dipertanggung jawab kan." Ansika menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi
"Ma lu?" tanya Grisha
"Bukanlah, sama yang kirim berita ma gue. Masa gue yang tanggung jawab, enak aja. Gue pam cuma denger doang..." jawab Aniska, Grisha memutar malas bola matanya
"Tapi kan, lu juga nyebarin itu berita." ucap Grisha
"Gue sebar cuma ke lu pada ya, mana ada gue gibah ma yang lain. Jadi Ca, lu mau nyoba bantu ga?? Kali aja ntar pas lu nyentuh, lu bisa liat masa lalu dia. Ehh.. tapi lu mah, bisanya liat masa depan ya. Tapikan siapa tau ntar l...
"KYAAAAAAA..... ADA YANG LOMPAT DARI ATAS GEDUNG" ucapan Ansika terhenti, saat ia mendengar teriakan.
Serempak keempatnya bangun, gegas berlari keluar kantin.
DEG
"PANGGIL AMBULANCE, CEPAT" teriak dosen, ia mendekati korban. Tak berani menggeser atau memindahkan, karena takut akan membuat kondisi korban semakin parah.
Cahaya dan yang lain tertegun, melihat mahasiswa yang tergeletak dengan bersimbah darah. Cahaya refleks melihat ke atas gedung...
DEG
Ia melihat sekelebat bayangan di sana, membuat Cahaya semakin terdiam. Sampai...
'Kau melihatku..
DEG
"Dia masih hidup, hanya saja denyut nadinya sangat lemah." ucap dosen tersebut
"SUDAH MEMANGGIL AMBULANCE BELUM??" teriak dosen itu lagi
"Sudah pak, sedang dalam perjalanan. " jawab salah satu mahasiswa kedokteran, ia mendekati korban.
Dia tak menggeser korban, karena takut si korban mengalami cedera pada lehernya. Bahaya bila sampai memperparah cedera, pada tulang maupun area sekitarnya.
Kembali memeriksa denyut nadi, terasa namun lemah. Ia melihat ada darah dari kepala belakang, gegas menyobek kemejanya. Ia menekan luka, dengan sebisa mungkin tidak menggerakkan kepalanya.
Tak lama datanglah ambulance, mereka memeriksanya. Lalu memasang penyangga pada leher, karena ada cedera di bagian tersebut. Perlahan mereka memindahkannya ke tandu, lalu membawa ke dalam ambulance. Mahasiswa yang membantu tadi, ikut masuk ke ambulance.
"Busyet dah, baru pertama gue liat korban yang lompat dari atas gedung." gumam Ansika
"Ya sama lah, dikira gue udah biasa liat yang begituan apa. Darah nya tapi ga banyak ya, pantes masih idup. Tapi bisa jadi, bakal cacat itu laki" balas Grisha, tanpa filter
"Ngeri gue ma omongan lu Ica" Ezra menatap Grisha tajam
"Salah gue dimana sih? Ga salah kan, gue cuma sebutin penyebab dia masih bernafas. Karena pendarahan di kepalanya, kemungkinan ga terlalu parah. Cuma lebih di singkat aja, emosian lu pada. Gue yang lagi PMS, lu yang ambekan." balas Grisha
"Ca, lu ga papa kan?" tanya Grisha, saat menyadari Cahaya hanya diam
"Ehh... ng-nggak, gue ok. Gue rasa, kita kudu liat jenazah itu." jawab Cahaya, membuat ketiga temannya mengerutkan dahi
"Sekarang jenazah itu ada dimana?" tanya Cahaya, menyadarkan Ansika
"Gue denger di tempat penyimpanan jenazah, di sebelah ruang praktek jurusan kedokteran." jawab Ansika
"Ayo kita ke sana" ajak Cahaya, ia berlari terlebih dahulu. Di susul ketiga sahabatnya, namun saat di belokan..
BRUGH
AWW
Cahaya jatuh terduduk, pantatnya mencium lantai. Ia bangun di bantu Grisha, seraya menepuk celana bagian belakang pelan. Cahaya menekan pantatnya pelan, terasa nyeri. Pasti bakal ada memar, tapi biarlah.
"LU KALO JALAN LIAT PAKE MATA WOOYY" bentak Ansika
"Maaf" jawab yang bertabrakan dengan Cahaya
"GAMPANG BANGET LU BILANG MAAF, LU..
"Sika" panggil Cahaya, menghentikan Ansika bicara. Cahaya mendekati orang tersebut, ia merasa aneh. Karena orang itu memasang wajah datar, juga tatapannya kosong.
"Lu ngapa dah, gue..
"Sttt" Ansika langsung melipat bibirnya ke dalam
Cahaya melambaikan tangannya, di depan wajah orang tersebut. Tapi orang itu hanya diam, tak ada reaksi apapun.
"Dia kenapa? Kek mayat idup bjirr" ucap Ezra pelan
"Lu juga ngerasa gitu Zra? Dari tuh anak bilang maaf, gue udah ngerasa beda sama auranya. Suaranya berasa dingin, merinding sebadan-badan gue. Liat bulu ketek gue.... ga ada kan?" Ansika menahan kesalnya, mendengar ucapan Grisha
Cahaya memundurkan langkahnya, saat di belakang orang itu ada roh yang ia lihat tadi. Saat hendak semakin menjauh, roh itu melesat masuk ke tubuh Cahaya dan.
BRUGH
Cahaya dan orang yang menabraknya, jatuh tak sadarkan diri.
"CAHAYA"
"Gimana ini, malah pingsan dua-duanya?" tanya Ansika, seraya memangku kepala Cahaya
"Gue cari bantuan dulu, Zra lu bawa Cahaya keruang kesehatan duluan. Ansika, lu jagain dulu orang itu." Ansika menahan pergelangan tangan Grisha
"Lu jangan ngadi-ngadi Ica, kalo tu orang tiba-tiba buka mata. Terus malah ngereog, gimana? Ogah ah, takut gue." Grisha menggaruk kepalanya, yang tak gatal.
"Ya udah, Zra lu jangan kemana-mana. Temenin bini lu di mari, gue cari bantuan." Ezra mengacungkan ibu jarinya, Grisha berlari ke mencari orang.
.
.
'Dimana ini? Bukannya tadi gue ada di lorong kampus, mau ke...
'Sorry, gue udah tarik jiwa lu. Gue cuma ingin nunjukin, kenapa gue bisa mati? Dan siapa yang udah ambil nyawa gue, sorry cara gue salah.' Cahaya langsung berbalik, ia terkejut dengan sosok di depannya.
'Kenapa harus gue?' tanya Cahaya, setelah bisa mengendalikan diri
'Karena lu beda, lu punya cahaya yang bisa bikin arwah kaya gue. Tertarik buat deketin lu, karena bau yang lu punya juga..' Cahaya mengerutkan dahinya, perasaan selama ini ga ada yang kek gini
'Jadi, apa yang mau lu tunjukkin ma gue?' sosok itu menunjuk ke belakang Cahaya, Cahaya kembali berbalik. Tempat kosong yang tadi ia lihat, kini berubah menjadi sebuah kebun pisang.
'Lah? Lu penghuni kebun pisang? Kunti?' terdengar decakan dari samping Cahaya
'Sorry, canda doang. Biar ga angker-angker amat gitu, mana nih kek nya mau maghrib ya.' ucap Cahaya, arwah itu hanya mengangguk
Tak lama Cahaya mendengar suara teriakan tertahan, seperti mulut yang di bekap seseorang. Cahaya mencari asal suara, saat ia berjalan ke depan sedikit. Lewat tepat di depannya, dua orang pria yang menyeret paksa seorang perempuan. Kedua matanya membulat, saat melihat sosok yang di seret.
'Itu lu kan?' Cahaya menoleh, arwah itu mengangguk
'Loh? Laki-laki itu... dia yang lompat kan?' arwah itu mengangguk lagi
'Dia lompat, karena gue yang tuntun dia.'
HAH?!
...****************...
Jangan lupa masukin ke favorit, like, komen, gift sama vote nya yaaaa ❤️❤️❤️❤️
Nuhun mak ntos up seueur poe ieu, sehat² emak😘