Cassandra, terpaksa menjadi wanita simpanan untuk laki-laki yang bahkan belum dia ketahui hingga saat ini.
Demi pengobatan anaknya, dia rela melakukan apapun untuk bisa mendapatkan uang. Termasuk menjual dirinya demi putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10
Cassandra tidak menyangka bahwa dia tidak bisa pergi dari tempat ini. Dia pikir setelah menandatangani kontrak itu, yang mendapatkan uang dia bisa lepas. Ternyata tidak semudah itu. Lagi pula kenapa dia tidak membaca isi dari kontrak yang tertera kemarin? kenapa dia terburu-buru menandatangani hingga membuatnya terjerat seperti ini.
Saat seperti ini, ponselnya berdering dan itu panggilan masuk dari Evelyn.
"Halo, Lo dimana?" tanya Evelyn ketika Cassandra menjawab panggilan telepon darinya.
"Dirumah, sakit. Kenapa Evelyn?" tanya Cassandra lembut, seperti biasanya.
"Gue otw! jangan kemana-mana dan tunggu due disana!"
"Iya," jawabnya pasrah.
Cassandra sedang duduk diruang tunggu lorong rumah sakit. Dia benar-benar membutuhkan waktu dan rasa tubuhnya remuk redam. Entah berapa lama mereka berhubungan malam tadi. Tapi yang jelas Cassandra merasa waktunya terlalu lama dan percintaan tanpa melibatkan perasaan mereka terlalu ganas. Bahkan dengan suaminya terdahulu saja pun Cassandra tidak merasakan hal seperti ini.
"Astaga, Cassandra. Apa yang kamu pikirkan? kamu tidak boleh memikirkan hal itu!" gumamnya sambil memukuli kepalanya karena telah berpikir hal-hal mengerikan tadi malam.
Cassandra terdiam sejenak, sampai dimana ketika dirinya baru saja merasa terpejam tiba-tiba saja ibunya datang.
"Hebat kamu ya gak pulang semalaman. Kamu pikir ibu ini pembantu kamu ya?" tuding ibunya ketika melihat Cassandra di ruang tunggu.
Cassandra membuka kedua matanya yang terpejam lalu melihat ibunya yang sudah berkancak pinggang didepannya.
"Buk, aku capek banget. Tolong biarin aku istirahat sebentar aja buk. Aku baru pulang, ibu." jawab Cassandra dengan wajah lesunya.
"Kerja apa kamu hah? Semalaman gak pulang dan tiba-tiba ngeluh capek. Kamu pikir ibu gak capek apa? Anak kamu terus-terusan nanyain kamu dan nyalahin ibu. Kalau memang kamu kerja, mana buktinya? Mana uangnya?" sumpah demi apapun rasanya Cassandra benar-benar lelah menghadapi ibunya ini.
Entah sampai kapan ibunya bisa mengerti dirinya dan tidak terus-terusan membicarakan soal uang.
"Mana buktinya? Gak ada kan? Kamu itu memang nyusahin tau gak!" ucap ibunya membuat Cassandra terdiam.
Apa salahnya hingga wanita yang melahirkannya bisa mengatakan hal mengerikan seperti ini. Padahal selama ini juga dia yang berjuang menahan rasa sakit untuk bisa mencukupi kebutuhan ibunya. Bukan hanya ibunya saja. Bahkan Cassandra juga yang menjadi tulang punggung keluarganya dan turut membiayai kehidupan kakaknya.
"Iya buk, aku memang nyusahin. Lalu gimana sama Kak Danar, kak Larasati, dan ka Vita? selama ini aku yang jadi tulang punggung keluarga buk. Bahkan aku juga yang melunasi hutang judi mas Danar. Aku juga yang bebasin suami kak Vita di penjara karena relasi mas Bagas. Ibu tau apa imbalannya? Aku harus mendapatkan caci maki dan hinaan dari keluarga Mas Bagas, buk. Aku yang ngelakuin semua itu. Cuma kak Larasati yang gak nyusahin aku buk, walau aku tau dia gak suka sama aku. Tapi apa pernah aku ungkit? Gak kan buk?" ujar Cassandra panjang lebar membuat Indri merasa tersentil dengan perkataan Cassandra.
"Udah mulai berani kamu sekarang ya? Mau jadi anak durhaka kamu?" tanya Bu Indri dengan kedua mata yang melotot menatap ke arah Cassandra.
"Aku baik pun akan tetap salah sama ibu. Jadi untuk apa aku berusaha membenarkan diri? aku capek buk, aku udah capek di salahin terus sama ibu. Nyatanya ibu yang gak pernah bersyukur!"
"Kurang ajar kamu ya!" ibu Indri hendak menampar wajah Cassandra. Namun dengan cepat sebuah tangan menahan lengan ibunya yang hendak menampar wajahnya.
"Gila ya! Kok masih hidup ya spesies langka begini?" ucap Evelyn dengan begitu santainya tanpa rasa bersalah sedikitpun telah mengatakan ibunya Cassandra sebagai salah satu spesies langka.
"Lepaskan tangan saya!" sentak ibu Indri saat melihat Evelyn datang.
"Idih, gue juga ogah lama-lama megang tangan nenek-nenek kayak Lo! Najis!" balas Evelyn membungkam bibir ibu Indri yang tidak bisa berkata-kata lagi di hadapan Cassandra dan Evelyn.
***
dan kau tak sadr kh dr mu gmn...
mmm gmn klo casa tau.... kau simpnan shbt ny🤣🤣🤣
di pangil mas
rasanya kok gimana gitu ya
🤭🙏🙏🙏