Setelah melewati pernikahan selama empat tahun, semia kebahagiaan seakan sirna hanya karena belum bisa menghadirkan buah hati yang diidamkan oleh keluarga besar mereka. Terutama keluarga besar suaminya Jayandru Kertanegara
Ditambah lagi kesibukan mereka berdua yang makin menggila, pernikahan yang dulunya penuh cinta bisa terasa hampa.
Belum lagi keinginan Mama Jayandru yang menginginkan mantan kekasih Jayandru yang dulu menjadi istri putranya.
"Dia bisa memberikan Dru, anak, Nara. Keluarga Dru butuh pewaris."
**semoga suka, ya**
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemui Jayandru
Teman mamanya Nara-Tante Ivana menjemputnya di bandara. Jadi Nara tidak seperti orang hilag di tempat asing. Baru kali ini dia menjejakkan kakinya di sini.
"Kamu cantik sekali," puji temannya mamanya sambil memeluknya. Nara masih mengenalinya. Tante Ivana. Walaupun sudah lama tidak bertatap muka.
"Terimakasih, tante."
Tante Ivana tersenyum saat mengurai pelukannya.
"Suami kamu itu anggota dewan yang hebat, Nara. Padahal masih muda, tapi pekerja keras. Dia berdedikasi tinggi, makanya sekarang jadi wakil ketua komisi," puji tante Ivana beruntun.
Nara hanya tersenyum.
Wakil ketua komisi? Dia malah baru tau
"Dua periode bertahan, hebat itu. Dia selalu menyediakan banyak lapangan pekerjaan. Makanya banyak yang tetap setia milih Jayandru," puji Tante Ivana lagi
Mereka sekarang sudah berada di dalam mobil.
"Tante juga kagum sama kamu. Sebagai istri tetap bekerja keras. Di bumn lagi. Kamu juga sederhana. Padahal kamu bisa, kan, mengenakan brand brand terkenal."
Nara makin merasa sungkan mendengar puji puji yang datangnya seperti air bah.
"Kalo banyak istri anggota dewan yang hidupnya hedon, kamu adalah pengecualiannya, Nara. Saya bangga karena sudah lama mengenal kamu dan keluarga kamu. Terutama mama kamu. Dia juga sama seperti kamu. Sederhana. Nggak neko neko."
Tante Ivana terus saja memuji suaminya. Padahal di mata Nara, Jayandru suami yang super sibuk dan akhir akhir ini ngeselin. Tapi ternyata di mata Tante Ivana tidak begitu.
"Kalo nanti Pak Jayandru dipromosi-in jadi bupati bahkan gubernur, pendukung setianya pasti akan dengan senang hati memilihnya. Pasti makmur daerah yang dia pimpin."
Bupati? Gubernur? Hampir saja Nara tergelak. Sama sekali ngga pernah terpikirkan di benaknya.
Atau dia aja yang ngga tau kalo suaminya seambisi itu.
Supir tante Ivana terus melajukan mobilnya ke hotel yang dituju.
"Pesan tante, ya, Nara. Suami seperfect itu jangan sampai dilepas. Banyak yang mau sama Jayandru. Kamu harus hati hati," warning Tante Ivana.
"Ya, tante."
"Sesekali ngga apa begini kalo kamu libur. Susul suami kamu. temani dia. Banyak ani ani yang mau jadi serep kamu," nasehat Tante Ivana lagi.
Nara tersenyum tipis
Sekarang aja sudah ada tante, decih Nara. Berharap ngga akan ketemu Monica, karena menurut info mamanya, rapatnya sudah selesai kemarin
Dia pasti sudah pulang, kan.
Mamanya tau informasi ini dari Tante Ivana yang juga anggota dewan yang terhormat dari komisi lain. Tapi jaringan informasinya sangat luas, hingga mama dengan mudahnya mendapatkan informasi keberadaan suaminya-Jayandru lewat Tante Ivana.
"Tante harap kalian tetap langgeng. Percaya sama tante, orang menikah itu banyak cobaannya. Tante harap kalian bisa melaluinya dengan bijak."
"Aamiin, makasih, tante." Nara tersentuh mendengarnya. Ada juga pihak selain mamanya yang berharap banyak untuk kelanggengan pernikahannya. Sedangkan dari pihak Jayandru, malah mengharap mereka berpisah, karena sudah ada wanita yang lebih darinya untuk mendampingi Jayandru
Mobil kini sudah berada di parkiran hotel bintang lima yang megah.
"Ini nomer kamar Jayandru. Selamat bulan madu, ya, Nara," ucap Tante Ivana lembut.
"Makasih, tante." Hati Nara semakin ngga menetu rasanya. Dia akan bertemu Jayandru.
"Tante akan menemani kamu sampai ke pintu lift."
"Terimakasih banget, tante." Nara terharu lagi karena perhatian besar Tamte.Ivana.
Sedekat apa, ya, hubungan mama dengan Tante Ivana, sampai Tante Ivana mau membantu mama dan dirinya hingga sejauh ini?
Setelah melewati pegawai hotel, Tante Ivana benar benar mengantarnya hingga pintu lift tertutup.
Sekarang Nara sendirian di dalam kotak besi yang mengantarkannya ke.lantai teratas. Kamar Jayandru.
Jantung Nara berdebar keras dan cepat. Dia sampai menarik nafasnya berkali kali. Setelah empat tahun dalam fase hubungan dingin dingin panas mereka, dia memberikan kejutan untuk Jayandru.
Hari sudah masuk rembang petang.
Semoga Jayandru ada di kamarnya. Nggak lucu kalo dia tidak menemukan Jayandru di dalam sana.
Masa kejutannya malah berbalik untuknya?
Begitu pintu lift terbuka, jantungnya semakin cepat dan cepat detakannya. Langkah kakinya seperti melayang.
Nara membaca lagi nomer kamar Jayandru. Kamar suaminya berada di ujung lorong. Terasa jauh.
Nara jadi teringat pertemuannya lagi dengan Jayandru setelah sekian tahun berpisah tanpa kata.
Jayandru terkejut melihatnya yang termasuk staf yang dia temui saat meeting.
Selesai rapat laki laki itu langsung menghampirinya membuat banyak staf dan teman teman anggota dewan Jayandru merasa heran.
"Hai. Lama ngga bertemu."
Saat itu pun Nara kembali tersihir dengan pesona Jayandru.
"Iya."
"Temani aku makan siang, ya." Tanpa ragu Jayandru menggandengnya, seolah mereka masih punya ikatan.
Nara mengacuhkan tatapan kaget sisa orang orang yang ada di sana, karena saat itu Nara merasakan gele nyar hangat itu lagi di aliran darahnya.
"Kita nanti akan sering ketemu, Nara."
Ya, Nara tau. Dia sudah membaca agenda kerjanya. Tapi yang ngga dia sangka salah satu anggota dewan itu Jayandru.
"Kamu..... sudah menikah?" tanya Jayandru ketika Nara sudah duduk di sampingnya. Di mobilnya.
Nara menggelengkan kepalanya. Dia tersadar.
Jangan jangan yang menggandengnya suami orang.
"Syukurlah aku juga belum." Jayandru melajukan mobilnya.
Entah mengapa Nara juga bersyukur saat mendengar pengakuan Jayandru yang masih single.
"Kalo pacar?" tanya Jayandru lagi.
Nara menggelengkan kepalanya membuat laki laki itu tersenyum simpatik.
"Aku juga ngga punya pacar."
Bohong! Kali ini Nara ngga percaya. Dia sering melihat Jayandru bersama banyak perempuan di sosmed. Laki laki itu juga masih berhubungan dengan Monica.
Gara gara ingatan itu, tanpa sadar dia sudah berada di depan kamar Jayandru.
Nara menghembuskan nafasnya berkali kali. Tangannya terasa gemetar saat menekan bel kamar suaminya.
Mereka tidak terlalu asing sebenarnya. Belum sampai seminggu yang lalu hubungan dingin mereka memanas kembali di ran jang.
Agak lama Nara menunggu.
Dia ngga ada di kamarnya? Hatinya mulai menyesali kejutan ini. Harusnya dia menelpon atau seenggaknya memberikan Jayandru pesan kalo dia akan menemuinya.
Dia akan tau tanggapan Jayandru saat itu. Apakah senang atau enggan karena punya banyak kesibukan.
Nara menekan bel kamar itu sekali lagi.
Baiklah, kalo ngga dibuka juga, dia akan langsung memesan tiket pulang. Kemudian menyesali kebodohannya.
Masih cukup lama Nara menunggu. Hingga ketika dia sudah merasa putus asa dan bermaksud pergi, pintu kamar Jayandru terbuka.
"Nara?" Untuk sekian detik Jayandru terpaku melihat yang ada di depannya. Dia sampai mengucek matanya untuk memastikan penglihatannya.
"Kamu datang?" Jayandru tersenyum manis sambil meraih pegangan kopernya.
"Ya." Nara menghidu harumnya Jayandru yang sepertinya barusan mandi. Laki laki itu sudah mengenakan kemeja dan celana kainnya. Sudah rapi.
Dia mau pergi?
Jayandru segera menarik Nara masuk ke dalam kamarnya.
Bisa ga sih kak Author Monica di culik Andi di bawa pergi yg jauh ke segitiga Bermuda kek, lagian Andi sama Monica juga masih suami istri,
bikin juga Adel jantungnya kumat, stroke, biar mulutnya menyon ga bisa ngomong lagi.
Kasihan Nara tertekan karena punya Mertua GILA PARAH
waspada Jayandru, Andy mengincar istrimu
kasih nara thor jahat sekali mami dru huhuhu
nanti sangat menyesal klo kehilangan nara..
kan yg salah monica sendiri menolak ndru ..
mama adel mau nggak ya kira2 punya madu..papanha ndru nikah lagi🤔