NovelToon NovelToon
Cinta Sang Pewaris

Cinta Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Murid Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: CantiknyaKamu

Argani Sebasta Ganendra adalah pewaris muda dari keluarga yang berdiri di puncak kejayaan. Ayahnya seorang CEO tambang emas, ibunya desainer ternama dengan butik yang selalu menjadi pusat perhatian sosialita. Semua yang ia butuhkan selalu tersedia: mobil sport mewah, sekolah elit dengan fasilitas kelas dunia, dan hidup yang diselimuti gengsi serta hormat dari sekitarnya. Di sekolah, nama Argani bukan sekadar populer—ia adalah sosok yang disegani. Wajah tampan, karisma dingin, dan status pewaris membuatnya tampak sempurna. Namun, di balik citra itu, Argani menyimpan ruang kosong di hatinya. Sebuah perasaan yang ia arahkan pada seorang gadis—sederhana, berbeda, dan jauh dari dunia yang penuh kemewahan. Gadis itu tak pernah tahu kalau ia diperhatikan, dijaga dari kejauhan oleh pewaris yang hidupnya tampak sempurna. Kehidupan Argani semakin rumit ketika ia dipaksa mengikuti jejak keluarga: menjadi simbol keberhasilan, menghadiri pertemuan bisnis, bahkan menekan mimpi pribadinya. Di satu sisi, ia ingin bebas menjalani hidupnya sendiri; di sisi lain, ia terikat oleh garis keturunan dan kewajiban sebagai pewaris

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CantiknyaKamu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASTORIA

Di kelas IPA, suasana berjalan tenang. Bu Ratri sibuk menjelaskan materi ikatan kimia, sementara para siswa mencatat. Sesekali terdengar suara gesekan pena dengan kertas, selebihnya hanya suara guru yang mengisi ruang. Walaupun ada yang bosan, ada yang malas, tapi semuanya masih terkendali.

Sementara itu, di kelas IPS 5 — tempat beberapa teman Argani yang lain masuk — keadaannya berbeda jauh.

Begitu bel masuk berbunyi, guru sudah berdiri di depan pintu. Namun sebagian besar siswa tidak menyadarinya. Mereka masih asyik bergosip, tertawa keras, bahkan ada yang berdiri dari kursi untuk berpindah tempat duduk. Suara riuh rendah memenuhi ruangan.

Guru itu hanya berdiri sebentar, menunggu. Saat tidak ada yang menyadari, ia akhirnya melangkah masuk dan menutup pintu dengan suara cukup keras. Semua siswa langsung terdiam, menoleh hampir bersamaan.

“Kalian bahkan tidak sadar saya sudah berdiri di depan sejak tadi?” suara guru itu datar, namun cukup membuat jantung beberapa siswa berdegup kencang.

Beberapa anak hanya bisa menunduk, menahan tawa yang sudah terlanjur pecah.

“Kalau begitu, silakan sepuluh orang di barisan depan maju. Perkenalkan diri kalian di depan kelas, supaya kalian tahu bagaimana rasanya jadi pusat perhatian ketika tidak bisa mengendalikan diri.”

Mereka pun melangkah ke depan dengan wajah campur aduk, ada yang malu, ada yang pura-pura cuek.

Kelas mendadak hening, namun bukan hening yang tertib seperti kelas IPA. Lebih tepatnya hening penuh rasa salah.

Begitulah perbedaan suasana antara kelas IPA dan IPS.

IPA cenderung tentram, meski sunyi bukan berarti tanpa dinamika.

Sedangkan IPS lebih tantrum, hidup, dan penuh warna, meski kadang kelewat riuh.

Bel berbunyi panjang. Suasana kelas yang tadi menegangkan langsung pecah jadi hiruk pikuk khas jam istirahat. Siswa-siswa berhamburan keluar, ada yang langsung menuju kantin, ada yang nongkrong di taman sekolah, dan sebagian memilih tetap di kelas.

Di kantin utama yang luas, suasana begitu mencolok. Hampir semua geng terlihat menempati meja-meja favorit mereka.

Geng Astoria duduk di meja paling depan, dekat jendela besar. Argani menyandarkan tubuhnya santai di kursi, sementara Albiru sibuk membuka ponselnya. Zayn datang paling akhir dengan helm masih ditenteng, langsung menarik perhatian beberapa siswi yang diam-diam mengaguminya. Amora dan Zamora duduk berdampingan, tampak tak mau kalah dalam gaya. Kavi seperti biasa, tenang dengan segelas jus di tangannya.

Tak jauh dari mereka, Vion dan Elang memilih duduk di pojok dengan suasana lebih sederhana. Mereka tampak nyaman dengan obrolan ringan, meski sesekali mata Vion tak sengaja melirik ke arah Latisha yang baru masuk kantin bersama Lauren dan Aruna.

Latisha hanya tersenyum kecil ketika menyadari tatapan itu, lalu melanjutkan langkah menuju meja mereka sendiri. Lauren langsung heboh menceritakan gosip, sementara Aruna dengan tenang membuka bekalnya.

Di sisi lain, geng Arion duduk dengan ramai. Naysila dan Aurin cekikikan, Arion sesekali melontarkan lelucon, sementara Alsean hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka.

Tak ketinggalan geng Hazel, Arkana, dan Melody memilih duduk agak belakang, dekat vending machine. Mereka tampak lebih kalem, tapi tetap ikut mengamati suasana sekitar.

Kantin itu seolah terbagi menjadi zona-zona kecil, masing-masing geng dengan auranya sendiri. Meski duduk terpisah, tak bisa dipungkiri semua orang diam-diam saling memperhatikan. Jam istirahat bukan sekadar waktu makan, tapi juga arena pertunjukan status dan gengsi di sekolah elit itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!