NovelToon NovelToon
Dipaksa Menjadi Istri Kedua

Dipaksa Menjadi Istri Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Kata sah terdengar lantang dari dalam ruangan minimalis itu. Pertanda ijab kabul telah selesai dilaksanakan seiring dengan air matanya yang terus menerus menetes membasahi pipinya.

Apa jadinya jika, karena kesalahpahaman membuat seorang wanita berusia 25 tahun harus menjadi seorang istri secara mendadak tanpa pernah direncanakan ataupun dibayangkan olehnya.

Kenyataan yang paling menyakitkan jika pernikahan itu hanyalah pernikahan kontrak yang akan dijalaninya selama enam bulan lamanya dan terpaksa menjadi istri kedua dari suami wanita lain.

Mampukah Alfathunisa Husna menerima takdir pernikahannya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 10

Tapi kalimat itu hanya bergema di dalam benaknya. Bibirnya tetap terkunci. Azhar sadar, ia tak bisa sembarangan mengumbar pernikahan rahasianya. Terlalu banyak resiko, terlalu banyak telinga yang bisa mengetahui rahasia besar yang seharusnya ditutup rapat-rapat olehnya.

Yang keluar hanyalah suara berat dan tenang, “Kau tidak perlu memintanya, Faris. Dia hanya membantu sementara. Fokus saja pada tugasmu.”

Faris mengangguk cepat. “Siap, Pak Mayor!” Meski wajahnya menyiratkan tanda tanya besar, ia tak berani membantah.

Nisa menunduk, hatinya berdegup kencang. Ia bisa merasakan bagaimana tatapan Azhar menusuk Faris, seolah menyampaikan pesan yang tak boleh diucapkan. Pesan yang hanya mereka berdua pahami.

Azhar lalu berbalik, meninggalkan halaman tanpa menoleh lagi. Namun di dalam dadanya, gelombang rasa cemburu dan takut berkecamuk.

“Kalau sampai Faris benar-benar tahu apa yang akan terjadi pada kita, Nisa?”

Nampak jelas ada gurat kecewa dan sedih yang terpampang di raut wajah Pak Letnan Faris Aditama. Tatapan matanya seolah menyimpan beban yang tak sanggup ia ungkapkan dengan kata-kata.

“Alhamdulillah kalau Mbak Nisa sudah menikah... berarti Mbak Nisa bisa menerima tawaran saya untuk jadi ART paruh waktu, kan? Gimana menurut Mbak Nisa?” tanyanya lirih, tapi tatapan matanya begitu intens menembus sorot mata Nisa.

Nisa tersenyum tipis, lalu spontan melirik sekilas ke arah suaminya yang berdiri tak jauh dari sana. Ada rasa ragu di hatinya untuk menjawab, sebab ia tahu pria di depannya itu diam-diam menyimpan ketertarikan kepadanya.

“Maafkan saya, Pak Letnan... kayaknya untuk saat ini saya belum bisa menjawab. Saya harus menelpon suami saya dulu, meminta izin beliau. Kalau tidak diizinkan, saya mohon maaf sebesar-besarnya,” ucap Nisa lembut, penuh sopan santun sembari sesekali melirik ke arah suaminya berada.

Azhar yang sejak tadi menahan diri hanya menatap dingin, akhirnya memilih meninggalkan tempat itu. Ia berjalan ke arah dalam rumah dengan wajah kaku, menyembunyikan gejolak hatinya yang terbakar api cemburu buta.

Sementara Faris masih berusaha menjaga obrolan tetap ringan agar Nisa setuju dengan permintaannya.

“Memang suaminya Mbak kerja di mana? Apa dia ada di luar daerah?” tanyanya, mencoba terdengar sekadar basa-basi, padahal hatinya penuh penasaran ingin mengetahui hal itu.

“Iya, Pak... suami saya sedang ada di luar daerah. Jadi, apapun yang saya kerjakan harus dapat izin beliau dulu. Semoga saja nanti beliau mengizinkan saya membantu Bapak,” jawab Nisa sembari menunduk, lalu berpamitan.

Faris hanya bisa menatap kepergian Nisa, dadanya terasa sesak.

“Entah kenapa... aku merasa Nisa hanya berbohong soal suaminya. Dari sikap, cara bicaranya, bahkan bentuk tubuhnya seperti masih gadis. Apa aku terlalu berharap banyak?” batinnya meronta.

---

Sesampainya di dapur, tangan Nisa tiba-tiba ditarik Azhar. Ia terkejut ketika suaminya menyeretnya masuk ke kamar tamu yang memang sengaja dibiarkan kosong.

“Mas, jangan gini... nanti anak-anak atau Mbak Dian lihat. Gimana kalau ketahuan?” bisiknya panik sambil celingak-celinguk memperhatikan sekitarnya.

Azhar tak menjawab. Ia langsung menggenggam tengkuk istrinya yang masih terbalut hijab, lalu menciumnya penuh hasrat. Nisa berusaha menahan, tapi akhirnya luluh juga. Lidah mereka saling beradu, nafas keduanya saling memburu.

Azhar menidurkan Nisa di atas ranjang. Saat ia mulai mengangkat gamis sang istri, Nisa menahan dengan suara lirih.

“Mas... jangan, nanti kalau Mbak Dian kebangun?” lirih Nisa yang berusaha untuk mengingatkan.

“Insha Allah nggak. Dian itu kalau tidur susah sekali bangun. Dua jam lagi pun belum tentu,” balasnya dengan nada setengah berbisik, tapi penuh hasrat.

Azhar melampiaskan cemburu dan amarahnya dengan cinta yang membara. Di balik hasrat itu, ada luka batin yang tak mampu ia ungkapkan yaitu sakit hati karena tak bisa menunjukkan pada dunia bahwa Nisa adalah istrinya yang sah.

---

Setelah keheningan yang hanya diisi desah dan pelukan, Azhar mengecup kening istrinya.

“Rapikan pakaianmu. Jangan mandi dulu, aku nggak suka kalau banyak lelaki lihat kamu terlihat semakin segar setelah mandi,” ucapnya posesif, tapi penuh cinta.

Nisa hanya tersenyum kecil, lalu merapikan pakaiannya mendengar perkataan suami pencemburunya itu.

Beberapa saat kemudian, keduanya duduk di dapur sambil mencicipi kue kering buatan Nisa. Suasana tampak tenang, tapi hati Azhar masih diliputi cemburu.

“Mas... bukannya saya membangkang, tapi kalau saya kerja di rumah Pak Faris... bukankah kita justru punya lebih banyak alasan buat bertemu?” Nisa berkata hati-hati, mencoba menenangkan suaminya.

Azhar menatap istrinya lekat-lekat. “Apa biaya hidup yang Mas kasih ke kamu kurang? Kalau perlu, Mas akan tambah dua kali lipat.”

Nisa tersenyum lalu menempelkan jari ke hidung mancung suaminya.

“Suamiku sayang, bukan soal uang. Saya cuma pengen lebih sering ketemu sama Mas, tanpa orang lain curiga. Kalau saya kerja di rumah itu, kita punya lebih banyak kesempatan untuk bersama.”

Azhar terdiam, menimbang kata-kata istrinya. Ia tahu Nisa tulus, tapi hatinya masih was-was jika ada pria lain yang dekat dengan sang istri tercinta.

“Baiklah... kamu boleh kerja di sana. Tapi ingat, jangan pernah mau berduaan sama Faris. Kamu cuma milik aku, bukan lelaki lain.” tegasnya Azhar.

Nisa tersenyum lega, lalu mengecup bibir suaminya sekilas.

“Alhamdulillah... makasih, Mas. I love you.”

Azhar mengusap hijab istrinya penuh kasih. “Aku juga, istriku. Tapi janji ya, jangan sampai tubuhmu capek. Mas nggak sanggup lihat kamu kecapean.”

---

Hari-hari berjalan, Nisa semakin banyak mengurus anak-anak Dian. Saat kedua anak menangis karena terjatuh, justru Nisa yang lebih sigap menggendong. Dian malah masih terlelap.

Azhar menggeleng, kecewa sekaligus murka.

“Astaghfirullah, Dianti... apa kamu nggak dengar anakmu jatuh!?” teriaknya gusar, hendak membangunkan istrinya.

Namun Nisa cepat menahan. “Nggak usah Mas, biar saya saja. Kasihan, mungkin Mbak Dian terlalu kelelahan,” ucapnya lirih, berusaha menjaga perasaan suaminya.

Azhar hanya bisa duduk di sofa, wajahnya muram, hati hancur.

“Ya Allah... apa aku salah memilih? Apa aku gagal jadi pemimpin? Kenapa istriku yang sah malah semakin jauh dariku?” gumamnya dalam hati.

Nisa yang melihat kegelisahan suaminya ikut menahan air mata.

“Andai saya bisa menggantikan posisi Mbak Dian... andai saya bisa merawat Mas Azhar dan anak-anaknya secara terang-terangan. Tapi takdir berkata lain...”

Sore harinya, ketika hendak pergi, Nisa dihentikan beberapa ibu-ibu komplek.

“Kamu yang sering antar makanan ke rumah Pak Azhar dan Bu Dianti, kan?”

“Alhamdulillah, benar Bu,” jawab Nisa ramah.

“Ohhh... jadi ART paruh waktu juga, ya? Saya dengar juga sering ke rumahnya Pak Faris?” tanya ibu itu dengan nada kepo.

Nisa menahan senyum, memilih menjawab lembut.

“Iya Bu, kebetulan suami saya mengizinkan. Jadi hitung-hitung nambah rezeki buat tabungan kalau nanti punya anak.”

Ibu-ibu itu saling pandang. “Oalah... sudah menikah toh. Kirain masih gadis. Pantas Pak Faris sering kelihatan segar kalau pulang, ternyata ada ART rajin kayak kamu.”

Nisa menunduk, buru-buru pamit. Tapi telinganya masih bisa menangkap celetukan mereka.

“Biasanya nyonya rumah lebih cantik daripada ARTny, tapi ini kebalik. Lebih cantikan Nisa ketimbang Bu Dian.” pujinya yang terang-terangan membandingkan.

“Untung dia wanita sholeha dan setia. Kalau enggak, bisa gawat tuh rumah tangga Bu Dian.”

Nisa menggigit bibirnya, matanya berkaca-kaca saat melajukan motornya.

“Ya Allah... lindungi aku dari fitnah. Aku hanya ingin jadi istri yang taat, bukan perusak rumah tangga orang lain.”

POV Nisa

Aku bisa jelas menangkap gurat kecewa di wajah Pak Letnan Faris. Tatapan matanya begitu dalam, seakan ingin menembus hatiku. Aku tahu ia menaruh rasa, meski tak pernah sekalipun ia ucapkan.

“Alhamdulillah kalau Mbak Nisa sudah menikah... berarti bisa menerima tawaran saya untuk jadi ART paruh waktu, kan?” suaranya terdengar tenang, tapi matanya bicara lebih banyak dari kata-katanya.

Aku menelan ludah. Sebelum menjawab, refleks mataku melirik ke arah Mas Azhar. Suamiku berdiri tak jauh dari sana, wajahnya kaku. Rasanya sulit sekali menjawab ketika dua pasang mata pria menatapku dengan maksud berbeda: yang satu penuh cinta diam-diam, yang satunya penuh cemburu yang membara.

“Maafkan saya, Pak Letnan... saya belum bisa menjawab. Saya harus minta izin suami saya dulu,” jawabku pelan, sebisa mungkin menjaga nada suaraku tetap lembut.

Aku bisa merasakan aura Mas Azhar yang semakin dingin. Tak lama, ia memilih pergi masuk ke dalam rumah, meninggalkan aku dan Pak Faris. Hati kecilku ikut tertarik bersamanya. Aku tahu suamiku cemburu.

Faris masih mencoba berbasa-basi, “Memang suaminya Mbak kerja di luar daerah, ya?”

“Iya, Pak. Apapun yang saya kerjakan harus ada izin dari beliau dulu. Kalau nggak diizinkan, saya nggak bisa. Semoga saja beliau memberi izin,” jawabku jujur, meski aku tahu raut wajah Pak Faris masih menyimpan keraguan.

Saat aku berpamitan, aku sempat menangkap tatapannya yang menggantung. Seolah ia tak percaya aku benar-benar sudah bersuami.

Ya Allah... lindungi aku dari prasangka buruk orang lain. Aku hanya ingin menjaga kehormatan rumah tanggaku.

1
Yensi Juniarti
maaf kak bukan menghujat tapi alurnya muter2..🙏🙏🙏
aku agak binggung bacanya 🙏🙏🙏
Yensi Juniarti: Alhamdulillah kalau begitu 🙏🙏🙏
total 2 replies
Yuliana Tunru
kadang binging baca penulisan mu thorr saat alur cerita x dan diulang kyk pov gitu berulang2 dgn ulasan yg sama jd bertele2..padahal sdh bahus eh malah terusik dgn pov x pengulangan kisah deh
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: iya yah kakak akan diperbaiki kedepannya 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Yuliana Tunru
wow dian ternyata selinkuh..klo mmg gitu knp msh bertahan dgn azhar cerai gih agar kakian sama2 bahagia dgn pilihan hati
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sama² pemain yah 😂🤭
total 1 replies
Eva Karmita
ya Alloh Nisa Azhar kalian berdua sudah di buatkan cinta ...sadar ngk sih nis ada hati yang lain terluka bilang mengetahui hubungan kalian berdua 💔😩
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Eva Karmita
maju terus Faris jgn gentar rebut hati Nisa ...

Nisa lebih baik menikah dengan duda dari pada jadi plakor
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: oh ho duda semakin di depan dong 🤭😂
total 1 replies
Eva Karmita
itu konsekuensi yang harus kamu tanggung Nisa ,, menjadi istri bayangan tak seindah yang dibayangkan akan ada hati yang selalu terluka melihat kemesraan suami dan istri sahnya 💔😭...,, Azhar jangan egois lepaskan Nisa biarkan Nisa mencari kebahagiaan yang lain ,, tidak ada keadilan bagi orang yang berpoligami yang ada hanya luka dan luka yg menggerogoti batin yg penuh luka dan tekanan 💔💔💔💔💔💔
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: insha Allah...
total 3 replies
Eva Karmita
❤️
Eva Karmita
ya Allah jgn sampai ini menjadi awal yang menyakitkan Nisa kamu sudah menyerahkan diri mu ...,, tidak ada rumah tangga yang baik" saja apalagi diawal dengan keterpaksaan ingat Azhar berstatus suami orang , semoga saja Nisa bisa menjalani hari-harinya dengan baik
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe
total 1 replies
Eva Karmita
😭 yg kuat Nisa.... Azhar plesss kalau kamu memang mencintai istri dan anak mu tolong jangan sampai kamu nyentuh Nisa kasihan Nisa anak yang baik kan kamu udah ngomong ngk bakalan jatuh cinta dengan Nisa
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: pasti kuat lah KK
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!