NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Tuan Muda

Mengandung Benih Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: rafizqi

Seorang wanita miskin bernama Kirana secara tidak sengaja mengandung anak dari Tuan Muda Alvaro, pria tampan, dingin, dan pewaris keluarga konglomerat yang kejam dan sudah memiliki tunangan.

Peristiwa itu terjadi saat Kirana dipaksa menggantikan posisi anak majikannya dalam sebuah pesta elite yang berujung tragedi. Kirana pun dibuang, dihina, dan dianggap wanita murahan.

Namun, takdir berkata lain. Saat Alvaro mengetahui Kirana mengandung anaknya. Keduanya pun menikah di atas kertas surat perjanjian.

Apa yang akan terjadi kepada Kirana selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 - Pernikahan atau penjara

"Aaaa.... aku sudah merasa baik sekarang" ucap Kirana.

"Alvaro.... Ku lihat, kamu sangat memperhatikan Kirana. Apa ada sesuatu yang kamu pikirkan? atau kamu sangat mengkhawatirkan Kirana?" Clarissa bertanya dengan nada lembut seolah tidak ada kemarahan. Namun di hatinya dia sangat ingin memarahi Kirana habis-habisan.

Mendengar ucapan Clarissa. Alvaro seketika tersadar, kenapa dia khawatir? Wajahnya seketika berubah dingin.

"Aku tidak mengkhawatirkan dia. Aku hanya mengkhawatirkan anak di dalam kandungan nya" ucap Alvaro dingin.

Kata-kata itu menusuk telinganya seperti duri yang tak bisa dicabut. Entahlah, walaupun kata-kata itu adalah kebenaran, tetap saja Kirana merasa sakit.

Clarissa tersenyum senang melihat kilasan mata Kirana yang menunjukkan kekecewaan.

"Sebaiknya kita pergi sekarang. Kirana perlu istirahat."

"Hmmm"

Clarissa menggandeng lengan Alvaro dengan mesra dan pergi dari sana. Namun, sebelum dirinya meninggalkan tempat itu, Clarissa menoleh kebelakang dengan senyuman penuh kemenangan.

Setelah kepergian Alvaro dan Clarissa. Kirana bangun dari tempat tidurnya. Ia berdiri di ujung pintu balkon, menatap kosong ke arah halaman yang diterangi remang lampu taman. Angin malam menyapu wajahnya, tapi pikirannya jauh, kembali ke masa sebelum hari pernikahan itu.

Sejak cincin melingkar di jarinya, Bram tak pernah lagi menghubunginya. Tidak satu pesan pun dan Tidak satu panggilan pun ia terima dari Bram. Keheningan itu seperti jurang yang memisahkan mereka.

Apa kau membenciku, Bram? batinnya lirih.

Ia tak pernah tahu… bahwa Bram dan Alvaro memiliki hubungan darah. Bahwa pria yang dulu mengisi hari-harinya dengan tawa, adalah adik tiri dari suaminya sendiri.

Dan sekarang, kabar itu datang bersama badai: Bram marah besar. Pernikahan itu menjadi mimpi buruk untuknya.

“Kau bahkan tak memberitahuku kalau akan menikah dengannya,” begitu suara Bram terngiang di kepalanya—saat hari pernikahan itu.

“Kau tahu siapa dia? Dia kakakku, Kirana.”

Dadanya sesak memikirkannya. Semua terasa seperti benang kusut yang tiba-tiba menjeratnya dari segala arah.

Malam kelam tanpa direncana. Pernikahan asing yang tidak dia inginkan, menjeratnya dan ternyata adalah kakak dari kekasihnya sendiri. Kirana benar-benar hancur.

Menyakiti Bram adalah sesuatu yang tidak ia inginkan.

Dari jauh, langkah kaki Alvaro terdengar mendekat, tapi Kirana tak bergeming. Ia hanya menatap langit, bertanya pada dirinya sendiri—Apakah aku sudah sangat menghancurkan hati mu Bram?

Air matanya menetes tanpa diperintah. Kirana benar-benar terpuruk oleh keadaan ini.

"Apa yang kamu lakukan?" Alvaro berdiri di belakang.

Kirana mengusap matanya, "Hanya mencari angin" jawab Kirana.

"Aku hanya ingin memberikan mu ini." Alvaro mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya.

"Kamu boleh membeli perlengkapan bayimu dengan kartu ini. Selain itu, kamu juga bisa membeli apapun yang kamu mau dengan kartu ini" Alvaro meletakan Black Card di atas meja.

"Terimakasih" ucap Kirana tanpa menoleh.

Alvaro tak menjawab. Hanya pandangan dingin yang terlihat.

Ia pergi meninggalkan Kirana. Namun sebelum itu ia berkata, "Pakailah baju penghangat mu. Jangan membuatku repot karena mengeluh masuk angin"

Setelah itu, Alvaro pergi meninggalkan tempatnya. Kirana menoleh dan menatap kepergian Alvaro dengan hati teriris.

...----------------...

Keesokan paginya. Setelah bangun dan membersihkan diri, Kirana keluar dari kamarnya.

Namun sampai di ambang pintu, dua orang pengawal nampak berdiri menjaga didepan pintu kamarnya.

"Maaf Nona. Anda tidak diperbolehkan keluar atau mengerjakan apapun. Ini perintah dari tuan Alvaro" Kedua orang itu menghentikan Kirana.

"Kenapa aku harus menuruti perintah konyolnya?" Kirana tetap memaksa keluar dari kamar. Namun suara seseorang menghentikan dirinya.

"Aku tidak akan membiarkan kamu keluar. Karena itu bisa membahayakan anakku" Alvaro berkata dingin yang kini berjalan ke arahnya.

"Tapi aku perlu udara luar" protes Kirana.

"Tidak ada pengecualian Kirana" ujar Alvaro penuh penekanan.

"Aku menikahimu hanya karena anak ini, bukan untuk menjadi tahanan" protes Kirana Lagi.

"Menikah denganku, itu sama dengan harus mengikuti perintahku. Walaupun harus menjadi tahanan."

"Kamu lupa, menikah dengan siapa?" Kata-kata itu berhasil membuat Kirana terdiam.

"Bawa dia masuk dan jangan biarkan dia keluar dari kamarnya" titah Alvaro yang berhasil membuat Kirana menggelengkan kepala.

...----------------...

Hari-hari yang Kirana lewati terasa semakin panjang. Ia tak lagi punya kebebasan untuk keluar rumah tanpa izin. Setiap langkahnya selalu diawasi—oleh tatapan dingin oleh para penjaga.

Kirana tak mengerti, kenapa Alvaro seketat ini menjaganya. Seolah dirinya akan kabur dan tidak kembali lagi.

Selain itu Kunci pintu utama selalu terdengar klik setiap kali ia mencoba menyentuh gagangnya, seakan mengingatkan bahwa tempat ini bukan rumah… tapi penjara yang dibungkus kemewahan.

Sementara itu, perutnya semakin membesar. Hari semakin berlalu, minggu berganti menjadi bulan. Setiap hari dia diselimuti oleh dinginnya tatapan semua orang. Setiap gerakan menjadi berat, setiap malam ia sulit tidur. Tekanan mental itu membuatnya lelah, bukan hanya fisik, tapi juga jiwa.

Kadang ia berdiri di depan jendela, memandangi dunia luar yang terasa begitu jauh. Apakah bayiku akan lahir di tengah dinginnya dinding ini? pikirnya.

Yang paling menyakitkan—ia tidak tahu siapa yang benar-benar memihaknya. Semua orang di rumah itu tampak memiliki kepentingan masing-masing. Bahkan Alvaro… kadang terasa seperti pelindung, kadang seperti penjaga yang memastikan ia tak pergi.

Dan malam ini, di keheningan kamarnya, Kirana memeluk perutnya yang bulat. Air matanya jatuh tanpa suara, seperti hujan yang tak pernah diundang.

"Entah apa aku harus merasa menyesal karena telah meminta pernikahan ini?" lirihnya penuh kesedihan.

Sementara itu, disisi lain. Di ruang kerjanya. Alvaro duduk di kursi singgasananya. Menandatangani beberapa dokumen yang diberikan oleh sekertaris nya.

"Bagaimana kabar Kirana hari ini?" tanya Alvaro dengan masih fokus kepada dokumen di atas mejanya.

"Nona agak murung hari ini. Dia tidak keluar dari kamarnya. Pelayan mengatakan Nona Kirana hanya diam di kamarnya" jelas sekertaris Ken.

Alvaro menghentikan pekerjaannya.

"Apa dia sakit?" gumam Alvaro.

"Urus semua ini, aku pergi menemui Kirana dulu" titahnya kemudian kepada sekertaris Ken.

"Baik tuan" Ken mengangguk dan menunduk memberi hormat sebelum kepergian Alvaro.

Tak lama setelah kepergian Alvaro, Clarissa pun datang.

"Sayang!"

Wajah yang semula nampak begitu manis, kini menjadi bingung ketika melihat ruangan kosong.

"Ken? Kamu disini? lalu dimana Alvaro?" tanya Clarissa saat melihat Sekertaris Ken di kursi panjang disana.

"Tuan pergi ke kamar Nona Kirana" jawab Ken.

Mendengar itu, Clarissa menjadi geram.

"Kirana, kamu masih berani menggoda Alvaro...." geramnya.

.

.

.

Bersambung.

1
Ma Em
Kirana kamu jgn lemah Kirana hrs berani lawan mereka yg merendahkan kamu kalau Kirana lemah siapa yg mau melindungi Arya dari orang2 yg tdk menyukainya , Kirana hrs bangkit tegas dlm bertindak dan berani dlm mengambil keputusan 💪💪💪
Ma Em
Clarissa kamu cuma tunangan sedangkan Kirana adalah istri sah Alvaro siapa yg paling berhak tinggal bersama Alvaro , dasar ulat bulu yg tdk tau malu .
Ma Em
Syukurlah Kirana bertemu dgn Bram , semoga Bram bisa melindungi Kirana dari niat jahat Clarisa .
Ma Em
Kirana kamu jgn percaya dgn omongan beracun Clarisa dia hanya akan memecah belah hubungan mu dgn Alvaro, jgn terlalu polos dan bodoh karena bisa dihasut sama wanita ular seperti Clarisa .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!