NovelToon NovelToon
MAFIA DAN GADIS BUTA

MAFIA DAN GADIS BUTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Romansa / Roman-Angst Mafia / Dark Romance
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

SEQUEL KEDUA ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!

Lucas Lorenzo yang mendapati kenalan baiknya Philip Newton berada di penjara Santa Barbara, ketika mengunjunginya siapa sangka Lucas dimintai tolong oleh Philip untuk menyelamatkan para keponakannya yang diasuh oleh sanak keluarga yang hanya mengincar harta mendiang orang tua mereka.

Lucas yang memiliki hutang budi kepada Philip pun akhirnya memutuskan untuk membantu dengan menyamar menjadi tunangan Camellia Dawson, keponakan Philip, agar dapat memasuki kediaman mereka.

Namun siapa sangka ketika Lucas mendapati kalau keponakan Philip justru adalah seorang gadis buta.

Terlebih lagi ada banyak teror di kediaman tersebut yang membuat Lucas tidak bisa meninggalkan Camellia. Ditambah adanya sebuah rahasia besar terungkap tentang Camellia.

Mampukah Lucas menyelamatkan Camellia dari orang yang mengincarnya dan juga kebenaran tentang gadis itu? Lalu bagaimana jika Camellia tahu bahwa Lucas adalah seorang mafia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10. HASRAT

Pagi itu, langit menggantung kelabu di atas kediaman Dawson. Kabut tipis menyelimuti taman mawar di halaman belakang, menciptakan pemandangan yang nyaris melankolis. Namun di balik dinding kaca kamar Briana, bukan kesyahduan yang tumbuh, melainkan bara dendam yang perlahan menghanguskan nurani.

Briana duduk di depan meja riasnya, mengenakan gaun tidur satin berwarna krem pucat. Cermin di hadapannya memantulkan sosok gadis dengan rambut ikal yang jatuh lembut di bahu, mata yang tajam dan menyimpan begitu banyak rahasia. Ia menunggu. Jari-jarinya memainkan ponsel, menatap layar yang tak kunjung menampilkan pesan yang ia harapkan.

Beberapa hari sebelumnya, tepat setelah lagi dan lagi Briana diabaikan oleh Lucas, akhirnya ia menghubungi seorang penyelidik pribadi. Ia membayar mahal, amat sangat mahal untuk satu hal, yaitu menggali informasi tentang Lucas dengan bermodalkan foto. Pria yang datang secara misterius dan dengan begitu cepat menjadi bayang-bayang pelindung Camellia. Pria yang membuat hati Briana gemetar bukan karena cinta, tapi karena ambisi. Briana yang telah banyak mendapati pria mendekatinya, tahu dengan pasti kalau Lucas bukan pria sembarangan. Dari paras, gestur, cara bicara hingga duduk, jelas Lucas begitu ... tidak biasa.

Ponsel Briana bergetar. Sebuah pesan masuk.

'Data telah dikirim ke e-mail Anda. Harap waspada: informasi ini sensitif dan jangan disebarluaskan.'

Dengan kecepatan penuh, Briana membuka laptopnya dan menyambungkan ke e-mail. Nafasnya tercekat begitu halaman terbuka, dan ia mulai membaca:

Lucas Lorenzo

Nama lengkap: Lucas Antonio Lorenzo

Usia: 28 tahun

Latar belakang: Anak pertama dan pewaris Lorenzo Cooperation, perusahaan teknologi terbesar di San Francisco, dengan lini bisnis mencakup AI, komunikasi, hingga pertahanan digital. Ayahnya, Rion Lorenzo, merupakan salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh di Amerika Utara.

Kekayaan bersih keluarga Lorenzo: diperkirakan lebih dari $415 miliar.

Briana membeku.

Detik-detik berlalu tanpa suara. Hanya detak jarum jam dan dentuman jantungnya sendiri yang seolah memekakkan telinga. Ia membaca ulang kalimat demi kalimat, seolah tak percaya bahwa pria yang selama ini begitu santun, begitu pendiam dan seolah tak mencolok ternyata adalah harta karun yang tak ternilai.

"Lucas ... Lorenzo? Pewaris?"

Suara itu nyaris tak terdengar saat keluar dari bibir Briana. Pandangannya mengabur sejenak, bukan karena oleh air mata, melainkan oleh ledakan emosi yang menyesakkan dadanya. Amarah.

Kenapa Camellia? Kenapa gadis itu, yang bahkan tak bisa melihat dunia di sekelilingnya, bisa begitu saja mendapatkan sosok seperti Lucas? batin Briana.

"Tidak adil," gumamnya tertahan.

Briana berdiri dengan kasar, kursi riasnya bergeser menabrak karpet. Ia berjalan gelisah ke jendela, menatap ke luar, ke taman tempat Camellia biasa duduk sambil mendengarkan angin. Camellia dengan wajah lembut dan senyum tanpa beban itu. Camellia yang bahkan tak pernah berusaha mencuri perhatian siapa pun, namun justru mendapatkannya tanpa upaya.

"Dia tidak pantas mendapatkan pria seperti itu," gumam Briana. "Camellia bahkan tidak tahu siapa yang sedang memandangnya. Apa dia bisa menghargai Lucas? Apa dia tahu seperti apa dunia pria itu? Dunia yang keras, penuh kekuasaan dan uang?" Pikiran Briana semakin liar.

Ia memejamkan mata, membayangkan dirinya berdiri di sisi Lucas, bukan sebagai pelayan cinta, tapi sebagai pasangan sejajar. Wanita yang pantas berdiri di red carpet bersamanya, yang tahu bagaimana menghadapi dunia korporat dan kekuasaan. Bukan Camellia yang buta dan lemah, yang hanya tahu hidup dalam dunia penuh kasih sayang semu.

"Lucas seharusnya menjadi milikku," ucapnya

Briana meraih ponsel, menuliskan pesan untuk seseorang yang akan menjadi salah satu pion Briana mendapatkan Lucas.

Tak lama e-mail kembali masuk. Ia membuka kembali e-mail penyelidik dan membaca hingga bagian paling bawah.

Catatan tambahan: Rumor yang belum dikonfirmasi menyebutkan bahwa Lucas sempat bekerja sama dengan pemerintahan Amerika Serikat dalam proyek-proyek rahasia teknologi pertahanan dan intelijen. Dan dia juga ada andil dalam pembuatan vaksin untuk wabah besar kemarin.

Senyum tipis terbentuk di sudut bibir Briana dan berucap, "Jadi kau bukan hanya pewaris, tapi juga pria berbahaya."

Itu membuat Briana semakin tertarik. Ia kembali duduk. Di depan cermin, ia menatap wajahnya sendiri. Ia tahu ia cantik. Ia tahu ia mampu menaklukkan siapa pun yang ia mau. Dan kini ia punya target baru. Lucas bukan hanya harta, bukan hanya ambisi. Lucas adalah kemenangan yang amat diinginkan Briana selama hidupnya. Dimana ia akan berada di posisi paling tinggi dan tidak akan ada yang dapat merendahkannya atau mengabaikannya jika bersama dengan Lucas.

"Camellia, kali ini kau tidak akan menang," kata Briana penuh keyakinan.

Briana mengambil lipstik merah menyala dari laci dan mengoleskannya perlahan, seperti seorang ratu yang bersiap memasuki medan perang. Tatapannya tajam, penuh strategi. Tak ada kelembutan. Tak ada belas kasihan.

Dalam hati, ia sudah mulai menyusun langkah-langkah. Menyusup ke dalam hari-hari Lucas. Menciptakan momen-momen kebetulan. Menyemai godaan dalam percakapan biasa. Dan yang terpenting, melemahkan Camellia dari dalam, tanpa gadis itu pernah menyadari siapa sebenarnya musuhnya.

"Lucas Lorenzo, bersiaplah jatuh ke pelukanku," monolog Briana.

...***...

Langit malam membentang kelam di atas kota yang tak pernah benar-benar tidur. Sorot lampu-lampu jalan memantulkan cahaya kekuningan di jendela kaca hotel berbintang lima di pusat kota, seperti gemerlap palsu yang menutupi kelamnya niat manusia di bawahnya.

Di sebuah kamar suite lantai atas, lampu redup menyala lembut, memantulkan cahaya hangat di dinding-dinding marmer dan tirai beludru berwarna gading. Meja bundar kecil di dekat balkon menjadi tempat dua gelas wine merah diletakkan, berdampingan, tak bersuara namun penuh makna.

Briana Dawson duduk di tepi sofa berlapis linen, mengenakan gaun malam berwarna merah anggur yang membentuk lekuk tubuhnya sempurna. Rambut ikalnya dibiarkan tergerai, terbingkai oleh cahaya lampu yang memantul dari langit-langit. Bibirnya melengkung manis saat pintu kamar diketuk.

Adrian Jerrel masuk dengan langkah berat, mengenakan jas hitam elegan yang sedikit berantakan, dasinya dilonggarkan seperti pria yang baru pulang dari pesta atau putus cinta.

Briana bangkit dengan tenang, seolah malam itu hanyalah kelanjutan dari banyak malam yang pernah mereka bagi diam-diam.

"Aku tahu kau akan datang," ucapnya pelan.

Adrian menatapnya sejenak, matanya menyiratkan kelelahan dan kebimbangan, tapi juga ketertarikan yang tak pernah sepenuhnya padam.

"Briana, kenapa kau minta bertemu di sini?" tanyanya pelan, meski pikirannya tahu jawabannya.

Briana tersenyum. Ia mengambil segelas wine dan menyerahkannya kepada Adrian.

"Karena hanya di sini kita bisa bicara tanpa disabotase oleh mata-mata bernama moralitas," jawabnya ringan, namun setiap katanya mengandung racun manis.

Adrian meminum seteguk, lalu duduk di seberangnya. "Kalau ini soal Camellia lagi, aku tidak ingin membahas-"

"Justru karena kau terlalu ingin menghindar darinya, aku tahu kau sedang jatuh," potong Briana, mencondongkan tubuh. "Kau mulai menyukai Camellia, bukan?"

Adrian terdiam. Sorot matanya kosong, tapi tak mampu menyangkal.

"Dia berbeda," katanya akhirnya, lirih. "Dia tulus. Dan dunia di sekitarnya terasa tenang, aku tidak tahu sejak kapan, tapi aku mulai merasa ingin melindunginya."

Briana tertawa kecil, tawa yang lembut namun tajam seperti pisau silet. Ia berjalan mendekat, duduk di samping Adrian, tubuhnya mendekat, aroma parfum bunga malam menyelimuti ruang.

"Lucu," bisiknya. "Kau tidak merasakan itu saat bersamaku?"

"Kau dan Camellia berbeda, kau seperti mawar berduri," ucap Adrian yang entah itu pujian atau hinaan untuk Briana.

"Berbeda? Camellia, dia hanya gadis polos, sok suci, seperti segenggam salju yang belum pernah disentuh siapa pun. Dan kau ingin menodainya, tapi kau terlalu pengecut hingga kau memilih aku untuk bermain di ranjang bersamamu, karena kau tahu aku perempuan seperti apa."

Adrian menatapnya. "Briana, cukup."

Namun Briana menangkup pipinya, tatapannya dalam, seperti hipnotis yang memikat lalu ia berkata, "Kau tahu Lucas Lorenzo bukan pria biasa. Kau melihatnya bagaimana pria itu. Bahkan cara dia memperhatikan Camellia jauh berbeda dibandingkan pria manapun yang pernah melihat Camellia. Kau pikir dia hanya akan menjadi penjaga? Tidak. Lucas akan mencuri seluruh hati Camellia. Dan begitu itu terjadi, kau tak akan punya kesempatan lagi."

Adrian menggertakkan rahangnya. "Lucas memang berbeda. Dan Camellia pun lebih memilih dia. Aku tidak bisa menyainginya."

"Kau bisa," bisik Briana tajam. "Kau bisa mengambilnya dari pria itu. Katakan pada Camellia bahwa kau mencintainya. Bangun kedekatan. Gunakan luka lamanya. Dia rentan, Adrian. Ia buta dan mudah percaya. Bantu dia melihat siapa yang benar-benar mencintainya."

Adrian menatap Briana, mulai tergoda. Kata-kata gadis itu menjalar dalam dirinya seperti anggur merah yang mulai memabukkan. Campuran rasa bersalah dan keinginan membuat pikirannya melayang.

"Dan satu hal lagi," tambah Briana dengan suara pelan. "Kau ingat hotel milik ayah Camellia, bukan? Kau masih ingin mengelolanya? Mengubahnya jadi milikmu? Aku bisa membantumu, Adrian. Aku hanya perlu meyakinkan ayah dna ibuku saja, dan aku bisa memberikannya padamu. Kau hanya perlu berada di pihakku."

Kalimat itu menjadi racun terakhir yang melumpuhkan nalar Adrian. Impian masa depan, kekuasaan, dan ambisi bercampur dengan bayangan Camellia. Ia memang mulai jatuh hati pada gadis itu. Tapi rasa cintanya belum cukup kuat untuk melawan hawa nafsu dan kesempatan besar yang ditawarkan oleh Briana. Harta, apalagi alasan terbesar Adrian mau dekat dengan Camellia selain alasan utamanya adalah harta gadis itu.

Yang tak diketahui Adrian, Briana sendiri telah menyelidiki Lucas secara diam-diam. Dalam pencarian rahasia itu, ia menemukan kebenaran mengejutkan: Lucas Lorenzo adalah pewaris tunggal Lorenzo Cooperation, salah satu perusahaan teknologi terbesar di San Francisco, bahkan dunia. Kekayaan, pengaruh, dan reputasi pria itu membuat darah Briana mendidih dengan ambisi baru. Ia tak lagi sekadar menginginkan Lucas sebagai balas dendam. Kini, ia benar-benar menginginkannya sebagai pintu menuju kekuasaan dan kejayaan. Dan ia tidak berniat memberitahu siapa pun akan hal itu, termasuk Adrian yang tidak ada apa-apanya dibandingkan Lucas.

Briana menarik Adrian lebih dekat, bibirnya hampir menyentuh telinga Adrian. Bicara dengan nada menggoda. "Dan saat semua beres, kau akan mendapatkan Camellia, dan aku akan mendapatkan Lucas."

Adrian menoleh. "Lucas? Jadi kau menginginkan pria itu bahkan setelah tidur denganku?"

"Apa kau pikir aku akan membiarkan pria seperti itu berpihak pada Camellia begitu saja? Camellia yang bahkan tak bisa melihat siapa yang menatapnya? Dan juga ingatlah bahwa hubungan kita hanya untuk memuaskan nafsu kita yang sulit ditahan," kata Briana tanpa tahu malu.

Ada kebencian membara dalam suara Briana, meski wajahnya tetap tersenyum setiap kali memikirkan Lucas bersama Camellia.

Adrian menunduk, masih bergelut dengan pikirannya. Tapi ketika Briana menyentuh tengkuk leher pria itu, bibir Briana meluncur pelan ke pipi, lalu rahang, bahkan tangannya menyusup masuk ke dalam kemeja putih Adrian. Mengusap perut pria itu untuk memancing hasrat kelakian Adrian untuk mencapai batas.

Malam menebarkan bisikannya yang paling gelap. Briana memeluk Adrian dengan kelembutan penuh racun, membisikkan di telinganya, "Bayangkan jika yang ada dalam pelukanmu ini Camellia bukan aku. Bagaimana kau menciumi dan bermain dengan tubuh Camellia untuk dirimu sendiri sampai kau puas."

Dan seketika itu juga, Adrian kehilangan arah. Hatinya menguap dalam kabut manipulasi dan hasrat. Ia mencium Briana seolah mengisi kekosongan yang ia kira berasal dari cinta. Adrian tidak lagi dapat menahan nafsunya. Bayangan Camellia dalam pelukan dan kendali Adrian membuat pria itu gelap mata dalam provokasi Briana.

Gaun merah Briana perlahan meluncur dari bahunya, seperti kelopak mawar yang gugur di malam musim panas. Mengejutkan Adrian ketika wanita itu tidak mengenakan apa pun di balik gaun merah tersebut. Adrian mendorong keras Briana ke tempat tidur sedangkan dirinya membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuh.

Tirai jendela berkibar perlahan oleh angin malam, dan bulan menyaksikan segalanya tanpa bersuara, seperti saksi bisu dari kesepakatan yang lahir bukan dari cinta, melainkan ambisi dan nafsu.

Ruangan seketika dipenuhi oleh desahan dan erangan oleh dua orang yang lupa akan apa itu benar dan salah. Membiarkan diri mereka hanyut dalam dosa tak berujung penuh kenikmatan.

Dalam dekap gelap, ketika hasrat meluap seperti gelombang malam yang tak terbendung, Briana menyusupkan satu lagi kebohongan kecil ke dalam dirinya sendiri. Ia memejamkan mata, mengerang pelan, membiarkan dirinya larut, namun bukan dalam nama Adrian, melainkan Lucas. Dalam imajinasi gelapnya, pria yang kini berada di atasnya bukan lagi Adrian, melainkan Lucas Lorenzo dengan mata dinginnya, ketenangan berbahaya, dan status pewaris yang begitu megah.

Dalam gerakan yang lembut namun penuh tipu daya, Briana menggigit bibirnya, membiarkan delusi itu memabukkannya. Membayangkan Lucas yang bermain bersama dengan Briana saat ini dan bukannya Adrian.

"Lucas ...." gumamnya nyaris tak terdengar, di sela embusan napas dan desir seprai yang bergesekan. Dan dalam delusi itulah, Briana menikmati malamnya, memeluk ambisi yang perlahan mulai menjadi candu.

1
ir
udah ga bisa ber word word pokok nya
hansen
Luke So sweet
ir
nanti teman² dan orang² yg udah menjauhi Cammy kalo, mereka melihat Cammy yg sekarang jadi perempuan yg cantik dan jadi wanita yg sempurna pada datang dan cari muka cihhh menjijikkan, nanti kalo mereka minta maaf, maafin aja Cammy tapi jangan pernah mau berteman dan dekat dengan mereka lagi ya sayang
Archiemorarty: Bener...maafin tapi jangan mau balik ke orang-orang itu. karena bakal sama aja nantinya 😌
total 1 replies
hansen
ini lah dunia yang sebenar cammy penuh warna ceria dan warna gelap yang menyakitkan lebih dari tidak bisa melihat..
ir
ga sabar lihat Briana matanya lepas 🤣🤣
karna saking kaget nya Cammy bisaa meliy lagi, dan orang² yg pernah mengkhianati Cammy menyesal
oiya btw kak, kan kemarin ada part yg Lucas bilang " dia lebih tua dari mu " itu Arthur atau Rose, terus umur Rose berapa sekarang, aku lupaa eee
ir: owhhh jadi Cammy sama Rose cuma selisih satu tahun, kalo sama Lucas 6thn oke oke
Archiemorarty: Disini Lucas udah umur 28, jadi Rose & Rod 23, Cammy 22, Arthur & Arabella 33.
kejadian Rose pas Rose umur 20 terkahir kemaren, jadi 3 tahun setelahnya cerita Lucas sama Cammy ini.
total 2 replies
hansen
terbaik thor
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya semoga bisa menghibur waktu senggangnya 🥰
total 1 replies
Margaretha Indrayani
seru banget dan bikin deg degan thor
Archiemorarty: Terima kasih udah bacanya, ikutin terus updatenya. Semoga bisa menghibur waktu senggangnya 🥰
total 1 replies
Jelita S
serasa ikut jelong2 ke Swiss Thor😄😄
Archiemorarty: Tujuanku, biar readers serasa ikut liburan ke swiss...padahal mah othornya yang penting jalan2 juga ke sana /Facepalm/
total 1 replies
Jelita S
Thor slalu tersentuh semua dengan kata demi kata di cerita mu ini, terlalu suka dengan critamu
Archiemorarty: Aku buat yang terbaik buat para Readers. karena aku juga sebagai Readers seneng kalau ketemu cerita yang bagus. semoga ceritanya bisa menghibur waktu senggangnya kakaknya ya 🥰
total 1 replies
hansen
tetap la disamping lucas apa pun yang bakal berlaku kedepan cammy, dengan berganding bahu berdua percaya lah semua benang merah akan terungkai jawapan nya..itu lebih mudah melumpuhkan musuh adalah tetap disamping lucas
Archiemorarty: setuju /Scream/
total 1 replies
ir
Lucas yg meyakinkan Cammy saat rapuh, Lucas yg selalu ada. untuk Cammy, yg tidah pernah memandang kekurangan Cammy yg membawa dunia baru bagi Cammy, tapi nanti orang lain yg berusaha merebut posisi Lucas hahh pasti ituu
Archiemorarty: oh, silahkan saja. Lucas kita didikan bapak Rion. tahu sendiri kan /CoolGuy/
total 1 replies
Della Alfira
lagiii lagiii lagiii thorr😭
Archiemorarty: Hahaha...sabar ya. ditunggu setiap updatenya ya
total 1 replies
Jelita S
kok aku gk sabaran y liat Lukas bucin akut sama Cammy😀😀😀
Archiemorarty: Sama aku juga...
total 1 replies
ir
ayoo kita dampingi cucu menantu kita glow up, sebelum pulang ke rumah cammy sendiri, nanti ajak mampu dulu ke rumah calon mertua dulu ya kak, bila perlu menetap ajalah di kediaman Lorenzo, biar bianca uring²an
ir
aku baru mau komen, alhamdulillah ga ada gangguan dari ulat birahi ehh part selanjutnya nongol 😌😌
Archiemorarty: Hahahahaha, apa itu damai
total 1 replies
Jelita S
ah si ulet bulu masih sok perhatian,,hempaskan Briana 😡😡
Archiemorarty: hahahaha.... keributan itu wajib
total 1 replies
Jelita S
GK sabar liat Cammy bisa melihat🥰🥰🥰
Archiemorarty: percaya othor lebih gx sabar liat cammy bia liat 😌
total 1 replies
Jelita S
ah semakin gak sabar nunggu up mu thor
Archiemorarty: Xixixi...sabar ya
total 1 replies
ir
ayoo gass iki cucu ke Zurich liburan rame² kita 🤣🤣
Archiemorarty: Kapan lagi kan bisa liburan ke sana
Archiemorarty: Kapan lagi kan bisa liburan ke sana
total 2 replies
Jelita S
akhirnya Lukas jatuh cinta jga😄😄😄😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!