NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Tuan Davison

Istri Rahasia Tuan Davison

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Rembulan Pagi

Pura-pura menikah dengan tetangga baru? Tentu bukan bagian dari rencana hidup Sheina Andara. Tapi semuanya berubah sejak tetangga barunya datang.

Davison Elian Sakawira, pria mapan berusia 32 tahun, lelah dengan desakan sang nenek yang terus menuntutnya untuk segera menikah. Demi ketenangan, ia memilih pindah ke sebuah rumah sederhana di pinggir kota. Namun, hari pertama justru dipenuhi kekacauan saat neneknya salah paham dan mengira Sheina Andara—tetangga barunya—adalah istri rahasia Davison.

Tak ingin mengecewakan sang nenek, Davison dan Sheina pun sepakat menjalani sandiwara pernikahan. Tapi saat perhatian kecil menjelma kenyamanan, dan tawa perlahan berubah menjadi debaran, masihkah keduanya sanggup bertahan dalam peran pura-pura?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Kontrak Dengan Sheina

Sheina dan Davison tiba di rumah saat matahari mulai merunduk di ufuk barat. Mobil Davison meluncur pelan memasuki garasi, lalu mesin dimatikan dengan suara yang hening. Davison menoleh padanya.

“Kamu boleh pulang,” ucapnya datar.

Sheina mengangguk pelan, tapi hatinya terasa berat. Ia tak enakan jika langsung pergi. Akhirnya, ia memilih tinggal sebentar, membantu Davison menyusun perlengkapan masak dan barang belanjaan yang tadi dibawa. Di momen-momen kecil itu, keduanya tampak seperti pasangan yang sedang menata rumah tangga—tanpa kata, tapi ada kerjasama lembut yang terasa.

Saat tengah asyik merapikan barang, Sheina iseng bertanya, “Nenek Bapak sakit apa, sih?”

Davison meletakkan alat makan ke dalam laci, lalu menjawab dengan suara rendah, “Penyakit jantung koroner.”

Sheina mengangguk pelan. Setelah jeda singkat, dengan hati-hati dia melanjutkan, “Orang tua Bapak gimana?”

Gerak tangan Davison terhenti. Ia menatap kosong ke dalam laci, lalu berkata pelan, “Sudah bercerai.”

Sheina memilih diam. Tapi dari tatapan mata Davison yang tampak menyimpan luka, ia tahu ada kesedihan yang sengaja disembunyikan di balik wajah tenang itu.

Saat semua barang telah tersusun rapi, langit di luar jendela telah gelap sempurna. Senja benar-benar telah berlalu.

Sebelum pergi, Sheina berdiri di depan pintu. Dengan suara lembut tapi tegas, ia berkata, “Pak, saya terima kontraknya sampai Bapak bilang kontraknya selesai.”

Davison terdiam, tatapannya kosong, tak menyangka Sheina akan secepat itu menerima tawarannya.

Sheina lalu mengangkat tangan, memperlihatkan cincin di jarinya, “Cincinnya saya simpan ya Pak. Akan saya pakai kalau ketemu nenek Bapak.”

Tanpa menunggu jawaban, Sheina melangkah pergi. Malam mulai merambat turun, dan angin membawa aroma tanah yang dingin.

Namun, bukan udara malam yang membuat dadanya sesak. Ada sesuatu yang tak bisa ia beri nama—gundah yang halus dan dalam. Ia hanya berharap, apa yang ia lakukan hari ini bukanlah sebuah kesalahan.

Sheina tiba di rumah dengan langkah yang pelan. Begitu pintu terbuka, ibunya segera tampak khawatir.

“Sheina, kenapa baru pulang? Kok lama banget?” tanya ibunya dengan nada cemas, seolah takut terjadi sesuatu pada Sheina.

Sheina tersenyum kecil, berusaha menenangkan suasana. “Tadi Sheina keluar sebentar, nemenin Pak Dev. Eh, ujung-ujungnya malah bantuin beliau beli beberapa barang,” jawabnya sambil memperlihatkan baju yang baru diberikan Davison. “Dikasihnya ini.”

Ibunya terkejut dan masih belum sempat berkata apa-apa ketika Sean masuk ke ruang tamu. Dia baru saja pulang sekolah, masih mengenakan seragam SMA yang sedikit kusut.

Begitu melihat Sheina, dia langsung nyeletuk dengan polos, “Suka kali Pak Dev sama Kak Sheina.”

Bapak Sheina yang sedang duduk di ruang tamu ikut terkejut mendengar ucapan Sean. Matanya membelalak, lalu menatap Sheina.

Sheina melemparkan pandangan sinis ke Sean, setengah bercanda, setengah serius. “Emang salah orang baik perhatian sama kakak? Lagian Pak Dev itu tetangga kita, bukan siapa-siapa yang aneh-aneh.”

Ibunya yang masih penasaran mengerutkan dahi. “Tapi dia kelihatan masih muda, kok kamu manggilnya Pak Dev? Jadi aneh gitu, kan?”

Sheina mengangkat bahu dengan santai, menjelaskan dengan nada bercanda tapi agak serius. “Aura Pak Davison itu kayak CEO di film-film, serius dan berwibawa. Jadi, panggilan ‘Bapak’ itu pas banget buat dia.”

Ibu hanya mengangguk pelan, seolah mulai mengerti meski masih ada sedikit tanda tanya di wajahnya. Setelah itu, Sheina beranjak ke kamar untuk mandi dan melepas lelah.

Setelah mandi, dia duduk di atas kasur sambil membuka ponsel. Ada pesan masuk dari Davison.

Pak Davison: Sheina, terima kasih banyak atas hari ini. Saya minta nomor rekening kamu, buat transfer uangnya. Nanti kontrak akan saya buat, kamu hanya perlu tanda tangan saja.

Sheina segera membalas dengan mengirim nomor rekeningnya. Tak sampai dua menit, suara notifikasi transfer masuk berbunyi. Matanya membelalak saat melihat angka lima puluh juta rupiah yang masuk ke rekeningnya.

Ia spontan berteriak kecil, setengah tidak percaya bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat.

Di luar, Davison berdiri di teras rumah, menatap ke arah jendela lantai dua. Dari balik hordeng, terlihat bayangan yang bergerak lincah, melompat-lompat dengan riang. Dengan pasti, Davison tahu itu Sheina, wanita yang baru saja ia percayai.

Davison masih berdiri di teras, memandangi jendela itu dengan tatapan sulit diartikan. Angin malam menyapu rambutnya yang sedikit berantakan, tapi ia tak bergeming. Ada sesuatu dalam senyum Sheina sore tadi yang menetap di kepalanya, senyum tulus, yang terasa seperti sebuah pengingat bahwa hidup masih punya sisi yang hangat, bahkan setelah segala luka.

Ia menghela napas panjang, lalu berbalik masuk ke dalam rumah. Langkahnya pelan, nyaris tanpa suara. Ia membuka laci kecil di ruang kerja dan mengeluarkan sebuah map berwarna biru tua. Di dalamnya, terselip dokumen-dokumen hukum, beberapa catatan keuangan, dan sebuah foto kecil, dirinya yang berusia dua belas tahun bersama anak laki-laki yang usianya sekitar lima tahun.

Ia menatapnya sebentar, lalu bergumam, “Kamu marah nggak ya lihat kakak bahagia? Maafin kakak ya nggak bisa nyelamatin kamu waktu itu."

Sementara itu, di kamar Sheina, setelah kegirangan awal mereda, ia mulai merenung. Uang itu, meski sangat membantu, tapi terasa seperti beban. Ada kesepakatan yang belum sepenuhnya ia mengerti, dan komitmen yang masih samar. Tapi ia sudah bilang pada Davison, bahwa ia akan menerima kontraknya sampai Davison menyudahinya.

Sheina memandangi cincin emas di jari manisnya, memutar pelan benda itu. Ringan, tapi juga seperti simbol sesuatu yang lebih besar. Ia belum tahu pasti seperti apa masa depannya bersama Davison dalam perjanjian itu, tapi satu hal yang ia tahu, pria itu menyimpan luka, dan untuk alasan yang belum ia pahami, ia ingin tetap tinggal sementara di sampingnya.

Ponselnya kembali bergetar. Kali ini, sebuah pesan singkat saja.

Pak Davison: Besok, nenek mau ngajak kamu makan bersama di rumah kami. Nanti kamu lalukan peran seperti tadi. Bisa kan?

Sheina menatap layar itu cukup lama sebelum akhirnya tersenyum tipis. Ia tahu, hidupnya tidak akan sama lagi setelah ini. Tapi mungkin, itu bukan hal yang buruk.

Sheina: Baik, Pak. Saya siap jadi istri rahasia yang baik. Saya jamin bahwa Bapak nggak akan kecewa dengan kinerja sandiwara saya.

Di seberang sana, Davison sedikit terkekeh dengab balasan Sheina. Kemudian ia mengetik balasan, namun menghapusnya berkali-kali. Pada akhirnya, ia hanya mengetik dua kata:

Pak Davison: Terima kasih.

Lalu ia merebahkan diri di sofa, membiarkan keheningan rumahnya malam itu diisi dengan satu nama yang mulai terasa dekat. Sheina.

Davison membuka akun sosial medianya. Di pencarian, satu nama ia ketik. Sebuah akun diklik olehnya. Itu akun Sheina. Ia menekan tombol biru.

@davisonelian.s mulai mengikuti Anda

1
LISA
Menarik juga nih ceritanya
LISA
Aneh tp ntar kmu suka sama Sheina Dev🤭😊
LISA
Aku mampir Kak
Rian Moontero
lanjuutt thor,,smangaaat💪💪🤩🤸🤸
Rembulan Pagi: terima kasih kakk
total 1 replies
Umi Badriah
mampir thor
Rembulan Pagi
Bagi yang suka romance santai, silakan mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!