Kisah dua anak manusia yang ditemukan karena takdir.
Sekartaji adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang semuanya perempuan. Dia adalah satu-satunya yang belum menikah di usianya yang ke 27 sementara kedua kakak dan adiknya sudah punya pasangan masing-masing. Sekar tidak ada keinginan menikah karena baginya pria jaman now red flag semua.
Danapati, seorang pengusaha berusia 34 tahun, belum mau menikah karena menunggu wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Bagaimana jika dua orang yang tidak mau menikah tapi dipertemukan oleh takdir?
Disclaimer. Ini bukan cerita rakyat Jawa ya. Hanya cerita komedi unfaedah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zai Zai
Hari Minggu pagi ini, Sekartaji kedatang tamu yaitu adiknya Zafira yang sedang hamil bersama suaminya, Karim. Mereka membawakan bubur ayam langganan keluarga dan terkejut di meja penuh makanan enak.
"Papa tadi malam makan di luar?" tanya Zafira sambil duduk di kursi untuk sarapan bersama keluarganya.
"Nggak. Mbakyumu pergi kencan sama Bossnya terus morotin makanan ini," jawab Rama cuek.
Zafira dan Karim menoleh ke Sekartaji dengan tatapan tidak percaya.
"Serius kamu pergi kencan sama Boss kamu? Pak Adipati? Ya ampun, mbak, itu macam pergi sama cucunya!" ucap Zafira gemas.
"Bukan sama pak Adipati, keles!" cebik Sekartaji. "Biarpun dia duda kaya raya, gue ogah! Macam sugar baby alias ani-ani. Sorry, jek!"
"Lha terus sama siapa?" tanya Karim yang tahu kakak iparnya hampir tidak pernah pergi kencan.
"Sama cucunya, namanya Danapati," jawab Agni.
"Umur berapa?" tanya Zafira.
"Tiga puluhan kayaknya," jawab Rama.
"Kayaknya ini lebih perlu dirayakan daripada aku mendapatkan beasiswa ke Aussie bareng sama Karim deh!" kekeh Zafira.
Rama, Agni dan Sekartaji melongo. "Kamu dapat beasiswa?"
Zafira mengangguk. "Kan Karim dapat beasiswa S3 dari perusahaannya, terus aku berpikir, ngapain aku selama tiga sampai empat tahun cuma sama baby dan tidak produktif kan? Terus Karim nawarin, ambil S2 saja. Yang fleksibel karena kita akan punya baby. Aku lamar, test segala macam, Alhamdulillah, satu kampus dengan Karim."
Rama dan Agni langsung bangun lalu memberikan peluk cium selamat untuk putri bungsunya. Sekartaji hanya tersenyum kecut karena tahu cuma dia sendiri yang punya gelar S1 dari empat bersaudara.
"Kalian pada S2 dan spesialis. Gue cuma S1 doang! Mau ambil S2, bentrok sama kerjaan. Lagipula capek lah ...." Sekartaji makin memajukan bibirnya.
"Memang AirEngine Ltd belum adain pelatihan di Perancis atau Amerika lagi mbak?" tanya Zafira yang tahu bahwa perusahaan tempat kakaknya sering mengirimkan teknisi atau insinyur nya ke luar negeri untuk pelatihan.
"Belum."
Zafira tersenyum manis. "Siapa tahu malah jodoh sama boss kamu mbak. Jadi bisa minta dikuliahkan S2."
"Idiiihhhh ... Amit-amit!" Sekartaji mengetuk mejanya tiga kali.
"Mbak, kalau dia memang jodoh, jangan ditolak lho." Zafira menoleh ke Agni. "Cakep nggak Ma, bossnya mbak Sekar?"
"Ganteng sih. Cuma dia sama Sekar macam Tom and Jerry." Rama tersenyum ke arah putri bungsunya. "Padahal papa mau ke Hongkong bulan depan, kamu mau ke Aussie, kakak kamu sendirian disini ...."
"Papa mau ke Hongkong? Papa jadi pemimpin bank Artha Jaya wilayah Hongkong?" tanya Karim yang memang berkerja di departemen keuangan.
"Iya Karim. Alhamdulillah papa terpilih."
Zafira dan Karim langsung memeluk Rama sambil mengucapkan selamat.
"Kalau ketemu Jacky Chan, jangan lupa foto bareng ya! Jacky Chan bukan Jacky Cheung!" ucap Zafira membuat Sekartaji memegang pelipisnya.
"Memang apa salahnya dengan Jacky Cheung?" tanya Sekartaji.
"Bukan aktor favorit gue!" balas Zafira sambil nyengir.
"Yaelah ...." Sekartaji melanjutkan acara sarapannya.
***
Usai sarapan, Karim mengajak Rama dan Agni untuk shopping di mall untuk persiapan mereka ke Australia dan Hongkong namun Sekartaji memilih di rumah.
"Gue capek kemarin lembur periksa mesin pesawat yang bakalan dikirim ke Jepang. Jadi gue milih hibernasi," jawab Sekartaji saat diajak pergi oleh adiknya.
Zafira tahu sifat kakaknya kalau habis lembur, pasti milih tidur dan dia sudah hapal. Jadi mereka membiarkan Sekartaji di rumah. Gadis itu pun langsung membuat popcorn dan mulai menyetel Meteor Garden. Entah kenapa Sekartaji benar-benar termehek-mehek dengan Vic Zhou.
"Hua Ze Lei ... Gue tahu elu rada red flag tapi gue suka eluuuuu!" ucap Sekartaji sambil makan popcorn.
Sekartaji masih nonton drama Taiwan itu saat mendengar suara bel pagar rumahnya. Gadis itu menggerutu karena me time nya terganggu.
"Siapa sih? Kalau bang Miun, bakalan gue omelin! Hari Minggu itu bukan hari cireng Nasional! Hari gue Nasional!" omel Sekartaji sambil mempause dramanya dan berjalan keluar dengan manyun.
"Bang Miun! Cirengnya besok ya! Bukan hari ini!" ucap Sekartaji tanpa melihat siapa yang berdiri membelakangi pagar rumahnya.
"Aku bukan bang Miun, Sekartaji."
Sekartaji terkejut. "Pak Danapati? Ngapain bapak kemari?"
"Memangnya aku tidak boleh ke rumah kamu?" tanya Danapati.
"Ya nggak ada larangan tapi saya itu mau istirahat pak. Pan ini hari Minggu, saya mau hibernasi sama pacar saya."
Danapati menaikkan sebelah alisnya. "Pacar? Katanya kamu tidak punya pacar!"
"Ada beberapa hal yang harus saya rahasiakan sama bapak. Tidak perlu open book lah pak. Jadi maapkeun saya pak, bapak itu mengganggu kencan kami." Sekartaji menatap memelas ke Danapati.
"Terus, mana motor atau mobilnya pacar kamu? Masa dia datang naik ojek ? Nggak modal banget!" Danapati celingukan.
"Dih bapak julid! Suka-suka dia mau datang naik apa lah!" jawab Sekartaji sebal.
"Siapa nama pacar kamu?" Danapati tampak tidak terpengaruh dengan ucapan Sekartaji.
"Zai Zai."
Danapati mengerenyitkan dahinya. "Zam Zam?"
"Zai Zai pak!"
"Nama Zainal saja dipanggil Zai Zai!" cebik Danapati.
Sekartaji hanya menghela nafas panjang. "Bukan pak. Namanya memang Zai Zai bukan dari Zainal apalagi Zaifudin!"
"Tolong buka pagar rumah kamu! Aku mau tahu seperti apa si Zai Zai! Aku tidak rela gaji kamu yang delapan digit nyaris tiga digit diporotin sama cowok mokondo!" perintah Danapati.
Note
Gaji rata-rata insinyur di Boeing (perusahaan manufaktur pesawat) bisa mencapai US$ 85,000 per tahun atau sekitar Rp 1,3 miliar atau Rp 113juta per bulan. Gaji Sekartaji di angka Rp 70 juta per bulan karena masih insinyur junior
Sumber Google
"Bapak tuh!"
"Buka pintunya Sekartaji!" Danapati menatap tajam ke Sekartaji.
Gadis itu akhirnya membuka gembok pagar rumahnya dan memberikan akses Danapati masuk.
Pria itu pun masuk ke rumah dengan diikuti Sekartaji. Danapati celingukan mencari pria yang namanya Zai Zai.
"Mana si Zainul?" tanya Danapati.
"Zai Zai!" ralat Sekartaji.
"Zainul, Zaidun, terserah deh! Mana?" Danapati melihat rumah yang sepi.
Sekartaji menunjuk ke arah televisi dan Danapati melihat wajah Vic Zhou disana.
Vic Zhou
"Who?" Danapati menatap bingung.
"Itu Zai Zai, pak."
"Hah?" Danapati tampak tidak paham.
"Itu actor Taiwan namanya Vic Zhou, panggilannya Zai Zai. Saya itu lagi kencan sama dia pakai popcorn. Jadi bapak itu mengganggu saya," jelas Sekartaji.
Danapati menoleh ke Sekartaji.
"Itu pacar kamu? Kamu itu umur berapa?" ejek Danapati.
"Alhamdulillah 27 tahun, dan happy dengan kehidupan saya pak."
Danapati mendekati Sekartaji. "Daripada pacar halu, kenapa tidak pacar beneran macam aku gitu? Aku kan serius mau bawa kamu ke Eyang Kakung buat jadi istri aku."
"Lha ? Bapak masih ngeyel?" tanya Sekartaji.
"Masih lah!"
Duh! Kok ya masih ngeyel!
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
