Lanjutan Novel Liontin dan Devia Pura-Pura Amnesia
Mustika Naga Biru, slah satu pusaka keramat. Keberadaan Mustika Naga ternyata berdampak yang sangat luar biasa bagi yang memilikinya. Pemilik saat ini adalah keluarga besar Anderson yang di sebut Liontin.
Andara Putri Dharma , seorang gadis yang mempunyai keturunan dari Naga. Naga berwujud manusia bernama Mpu Bathara Naga atau Ki Bledek. Dara mempunyai misi untuk menumpas musuh bebuyutannya dahulu kala, bernama Azael atau Raja Ibliss saat ini.
Keturunan Naga yang lahir di hari dan weton yang sama, yang bisa mengendalikan Pedang Naga Langit setelah bersatu dengan Mustika Naga.
Davin, salah satu keluarga Anderson tertarik dengan Dara. Apalagi ia menyimpan Mustika Naga itu.
Dalam penyatuan itu ternyata memakan korban, yang tak lain adalah Raden Mas Satria Hadiningrat. Satria selama ini dilindungi Mustika Naga atau Liontin yang disimpan keluarga Anderson.
Dara dan Davin harus menyempurnakan Pedang Naga Langit. Dan ternyata....!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dara Yang Pengecut
Siang harinya bel pun berbunyi, pertanda pelajaran hari ini selesai. Para siswa pun sudah membubarkan diri.
Dara berjalan santai untuk pulang ke kosannya sebelum ke warung makan Mbok Lasmi.
Dara berhenti sejenak, karena di depannya ada sosok yang ia kenal selama ini.
"Paman..!"
"Kenapa paman jadi hantu?" Ucap dara dengan keterkejutannya.
Orang kepercayaan ayahnya kini menjadi hantu, apa yang terjadi.
"Neng..!, benarkah Neng Dara?"
"Saya mencari kesana kemari Neng!" Sahut sosok tersebut yang juga mengenal Dara.
"Kenapa dengan paman?"
Dara lemas, kemudian dari sudut matanya mengalir airmata karena kesedihan dengan yang terjadi dengan orang yang di kenalnya tersebut.
Memang Paman Hendra memberitahu jika Gunawan tidak meninggal. Tapi ini, saat ini Paman Gunawan yang di temuinya adalah sang arwah.
Arwah Gunawan, sosok yang ada di hadapannya itu. Kini menatap lurus ke depan, di mana di hadapannya adalah Dara yang menunduk.
"Akan paman ceritakan nanti malam!" sahut Paman Gunawan yang kini ikut merasakan kesedihan Dara.
Dara mengangguk perlahan kemudian sosok Gunawan pun menghilang.
"Kamu bicara sama siapa?"
Seorang pemuda yang sejak tadi mengikuti Dara.
Dara yang kaget pun segera menyerang pemuda tersebut.
Beruntung tempatnya sepi dari pejalan kaki, sehingga ketika Dara melayangkan pukulan ke arah pemuda itu pun tidak diketahui oleh orang lain.
Pemuda tersebut langsung tumbang, bibirnya mengeluarkan darah segar.
"Dara, ini aku !" Teriaknya.
Dara terhenyak, sebab pemuda tersebut mengenalinya. Kemudian Dara menelisik wajah pemuda tersebut.
"Bang Timo!"
Dara berteriak karena melihat wajah Bang Timo yang di kenalnya. Kemudian berlari mendatangi Timo untuk menolongnya.
"Kenapa bang Timo ada disini?" Tanya Dara kepada Timo.
Timo adalah salah satu orang kepercayaan Paman Hendra. Entah mengapa Bang Timo ada di tempat ini.
"Saya sengaja menyusul Neng Dara." Sahut Timo yang kemudian duduk di pinggir trotoar jalanan.
"Ada apa?"
Bang Timo pin menceritakan tentang Paman Gunawan yang saat ini koma. Dan Timo diminta oleh Paman Hendra untuk menjaga Dara.
Dara terkesiap karena berita tersebut, kemudian menatap Timo.
Timo kemudian menceritakan tentang semua yang terjadi. Bahkan teman-temannya yang selamat berpencar hingga tak di ketahui rimbanya. Timo hanya bisa menemui beberapa diantaranya. Timo sendiri saat ini masih berusaha mencari kawan lainnya yang tersisa.
Dara kembali meneteskan air matanya. Ia teringat kembali dengan ibundanya yang dua tahun belum di temukan. Bahkan adik laki-lakinya pun turut serta dalam insiden tersebut.
Cukup lama keduanya saling bertukar kabar, yang akhirnya Timo pamit undur diri.
Timo memilih hidup sementara jadi tukang parkir di salah satu minimarket dekat tempat itu. Dan Dara pun baru mengetahuinya.
"Maafkan saya bang karena menjadi pengecut seperti sekarang ini!" ucap Dara dalam hati.
Kemudian Dara melangkah kembali menuju tempat kosannya, untuk berganti pakaian serta kemudian menuju warung Mbok Lasmi.
Bahkan ia rela hidup sederhana seperti sekarang, demi menutupi jati dirinya.
Langkahnya perlahan dan mantap, kini Dara sudah berada di warung Mbok Lasmi untuk membantunya.
Sebelumnya ia sudah berganti pakaian dan terlebih dahulu membersihkan diri.
"Simbok kemana mbak?" Tanya Dara kepada putri simbok yang selalu membantu selain Dara.
"Simbok meriang nduk, sejak semalam." Sahut Lastri, putri simbok yang pertama masih setia menemani ibunya di tempat ini.
Sementara adik-adik Lastri sudah mempunyai keluarga sendiri dan tidak tinggal bersama ibunya.
Sejenak Lastri menatap Dara penuh dengan rasa belas kasih. Karena ibunya sampai saat ini belum di temukan.
Banyak kebaikan yang diberikan keluarga mbok Lasmi kepada Dara. Sehingga Dara enggan untuk pindah dan terus berada di tempat ini sampai sekolahnya selesai.
"Boleh nanti ke rumah simbok?" Tanyanya kepada putri mbok Lasmi, Lastri.
"Kamu tuh kayak siapa aja Ra, pakai ijin segala." Sahutnya.
"Hehe.."
Sore hari, warung yang sudah mulai sepi karena mungkin para pembeli sedang menunaikan sholat Maghrib, Dara pamit untuk menjenguk mbok Lasmi.
Sesampainya di kediaman mbok Lasmi yang bersebelahan dengan mbak Lastri, Dara mengetuk pintu.
"Assalamualaikum."
Dara mengucapkan salam sebelum masuk ke rumah yang biasa tidak di kunci dari dalam.
"waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Sahut seseorang yang berada di dalam dan suara seorang lelaki.
Dara yakin jika itu adalah Jumadi, suami dari Lastri yang menunggu mertuanya.
"Masuk Ra..!" ucapnya.
Dara pun masuk ke dalam rumah, kemudian menuju ke kamar Mbok Lasmi.
Sementara Jumadi pamit undur diri untuk bersiap ke mushola menunaikan sholat Maghrib.
"Mbok..!" Ucap Dara kemudian duduk di balai tempat Mbok Lasmi terbaring.
Kali ini Mbok Lasmi menatap Dara aneh. Sebab dari sorot matanya, Mbok Lasmi sekan ketakutan melihat Dara. Hingga tak lama kemudian tubuh rentanya mengejang. Ia menarik nafas dalam-dalam. Tak lama kemudian di hembuskan, dan tubuhnya lemas. Mbok Lasmi tak sadarkan diri.
Dara merasa aneh dengan yang terjadi dengan Mbok Lasmi. Terlebih ketika melihat secara mendalam, entah apa yang ia pikirkan.
Seakan ketakutan yang sangat luar biasa ketika melihat Dara saat ini.
Dara terhenyak ketika mengingat kejadian semalam. "Apa mungkin simbok melihatku kemarinnya malam?" Ucap Dara dalam hati.
Ia pasrah jika mbok Lasmi mengetahuinya. Karena semua di luar dugaannya.
Namun kemarin Mbok Lasmi mendatanginya di kamar tidak terjadi apa-apa. Namun kini sungguh berbeda.
Lama Dara menunggu Mbok Lasmi. Dara pun mencoba membangunkannya dengan minyak kayu putih yang ada di meja.
Hingga tak lama kemudian tangan Mbok Lasmi mulai bergerak jemarinya.
"Mbok!" Panggil Dara.
Mata Mbok Lasmi berkedip, kemudian menatap Dara disebelahnya. Kemudian mencari sesuatu di sekelilingnya.
"Azizah mengikutimu?" Tanya Mbok Lasmi kepada Dara.
Dara sebenarnya mengetahuinya, namun Dara menjawab dengan gelengan kepala. Ia tahu jika hantu Azizah masih penasaran dengan Dara. Namun Dara mengabaikannya karena jika menuruti kemauan hantu Azizah maka dirinya akan merasa sangat repot.
Biarkan saja, nanti kan pergi dengan sendirinya. Toh hantu Azizah tidak akan berani mengganggu Dara.
Dara pernah mengancam akan membuangnya jauh-jauh Azizah dari perkampungan sini hingga tidak bisa kembali lagi.
Oleh karena itu, ia enggan untuk menggangu Dara.
Namun kali ini, justru Azizah menampakkan diri kepada Mbok Lasmi. Sehingga membuat Mbok Lasmi pingsan.
Atau jangan-jangan Mbok Lasmi sakit karena semalam melihat Azizah di teras kost-an nya?.
Itu pertanyaan Dara saat ini. Sehingga membuat Mbok Lasmi demam.
"Kalau misal mau ngikutin?, biarin aja. Asal tidak ganggu Dara. Kan sudah dua tahun ini Azizah mengikuti Dara mbok." Sahut Dara.
Hal itu membuat Mbok Lasmi mengangguk. Kemudian tangannya merogoh sesuatu dari bawah bantal.
Bungkusan kecil berwarna putih dan di taruh di telapak tangan.
"Bawalah, siapa tahu membantumu nduk!" Ucapnya sambil memberikan bungkusan kepada Dara.
"Apa ini Mbok?" Tanya Dara, namun tidak berani membuka.
"Bukalah!" Perintahnya.
Dara perlahan membuka bungkusan kain putih mirip kain kafan, kemudian melihat isinya.
"Iniiii.....!!"
.
.
.
BERSAMBUNG
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
kenapa jadi cinta romantis🤣🤣🤣
dirubah oeeee
sama Noveltoon
Horor, horor tahuu🤣🤣🤣