NovelToon NovelToon
Istri Siri Om Majikan

Istri Siri Om Majikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tanpa gaun putih, tanpa restu keluarga, hanya akad sunyi di balik pintu tertutup.
Aku menjalani hari sebagai pelayan di siang hari… dan istri yang tersembunyi di malam hari.

Tak ada yang tahu, Bahkan istri sahnya yang anggun dan berkelas.

Tapi apa jadinya jika rahasia itu terbongkar?
Saat hati mulai berharap lebih, dan dunia mulai mempertanyakan tempatku…

Istri Siri Om Majikan adalah kisah tentang cinta yang lahir dari keterpaksaan, tumbuh di balik status yang tak diakui, dan perjuangan seorang perempuan untuk tetap bernapas dalam cinta yang ia tahu tak pernah boleh ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 10

Keesokan harinya, pagi ini Syifa bersama dengan bibinya Bu Halimah berbelanja di pasar tradisional untuk persiapan makan sahur dan berbuka.

“Bibi beli daging ayam, daging sapi sama ikan, cumi juga, udang sekalian,” pintanya Syifa yang memperhatikan deretan penjual lauk pauk yang ada di dalam area pasar.

“Apa itu nggak terlalu banyak Nak, kamu itu jangan boros-boros tabung saja uangmu suatu saat kalau kamu sudah menikah dan punya anak pasti butuh biaya yang banyak pula,” tolaknya secara halus Bu Halimah.

“Insha Allah, dengan berbagi tidak akan membuat kita miskin bibi. Apalagi saya masih sanggup membelinya. Lagian nggak selamanya aku tinggal bersama dengan bibi,” jelasnya.

Bu Halimah pasrah dan mengambil semua bahan makanan mentah dan bumbu dapur sesuai dengan perintah dari Syifa.

“Sesekali manjakan lidah dan perut dengan makanan enak yang bergizi bi, masa capek-capek kerja tapi nggak menikmati hasil jerih payah kita. Lagian kalau di kota nggak ada yang aku beli semua sudah tersedia di rumah majikan,” ujarnya Syifa sambil tersenyum hangat.

“Calon menantuku ternyata pulang kampung rupanya,kok nggak ngasih kabar sih? Padahal ibu itu mau nitip dibeliin cincin emas seperti bibi Kamu itu,” ucapnya Bu Desi mamanya Amri sambil menunjuk ke arah tangannya Bu Halimah.

Syifa tersenyum tipis membalas ucapan Bu Desi tersebut dan kembali melanjutkan belanjanya.

“Maafkan saya, nggak sempat ngabarin karena mudiknya dadakan soalnya, masalah cincin yah bibi Halimah ini adalah sepupunya mendiang ibu jadi wajar saja aku belikan yang nggak wajar itu kalau dia adalah orang lain yang nggak ada hubungan darah denganku,” balas Syifa yang masih terlihat tenang dan ramah kepada calon mertuanya itu tapi beberapa kata-kata terucap dari bibirnya adalah sindiran halus.

Bu Desi sampai tercengang mendengar ucapannya Syifa yang baru kali ini didengarnya. Biasanya Syifa akan berbicara insha Allah yah Bu setelah gajian saya akan belikan seperti yang ibu minta.

“Pak saya juga pesan daging sapi tiga kilo, daging ayam dua ekor calon mantu saya yang bayar Pak kebetulan dia ada di sini,” ucap Bu Desi yang sudah melupakan ucapan sindirannya Syifa.

Bu Halimah dan Syifa saling bertatapan keheranan mendengarnya.” Mumpung ibu Desi ada di sini sekalian saya jalankan rencana pertama untuk memberikan mereka pelajaran.”

“Ibu anak sama-sama lintah darat suka morotin uang orang,” batinnya Bu Halimah yang benar-benar kesal, muak dan dongkol menghadapi sikapnya Bu Desi dan anak-anaknya.

“Baik Bu Desi, mohon menunggu sebentar yah,” ucap penjual daging itu yang tersenyum lebar karena kembali jualannya laris manis.

Syifa berbisik di telinganya Bu Halimah sedangkan Bu Halimah mengangguk patuh sambil tersenyum tipis.

Sedangkan Syifa setelah menyelesaikan pembayarannya dia diam-diam meninggalkan tempat tersebut tanpa berbicara sepatah katapun sehingga bu Dewi tidak merasakan kepergiannya.

Syifa dan Bu Halimah sudah pergi jauh ketika pesanannya Bu Dewi selesai.

“Nak Syifa, ini belanjaannya ibu sudah selesai loh, kamu bayar yah,” ucapnya sambil menolehkan kepalanya ke arah samping kanannya.

Tapi, dia tidak melihat keberadaan sosok perempuan cantik yang sangat ingin dijadikan sebagai menantunya karena menurutnya selain Syifa cantik, Syifa juga loyal dan baik karena setiap bulan memberikan uang belanja kepada Amri.

“Syifa kemana? Bukannya dia tadi berdiri di sampingku yah?” Ucapnya kebingungan.

Bu Desi melirik ke arah kanan kiri belakang depan, tapi tetap Syifa sudah tidak ada di sana.

“Ibu-ibu apa Anda melihat seorang cewek cantik yang memakai hijab biru berdiri di sini?” Tanyanya Bu Desi sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Syifa calon mantu idamannya.

“Maaf Bu Desi sejak awal kedatangan kami ke sini,kami nggak melihat perempuan muda cantik yang seperti ibu maksudkan,” jawab perempuan itu.

“Waduh gawat nih! Jadi siapa yang bakal membayar belanjaan saya kalau gini? Uang yang saya bawa cuma satu lembar uang seratus ribu mana cukup bayar pesanan saya itu,” sungutnya Bu Desi dalam hati.

“Bu Desi, dagingnya sudah kami kemas dalam kantong totalnya 460 ribu,” ujarnya pedagang daging itu.

Raut wajahnya Bu Desi pias dan pucat pasi seketika itu karena orang-orang sudah memperhatikan apa yang terjadi.

“Ini gara-gara Amri yang terlalu bodoh, uang yang dikirimkan sama Syifa untuknya bukannya sebagian diberikan sama ibu malah diberikan kepada Alda si janda gatel,” gerutunya dalam hati.

“Jadi, bagaimana Bu Desi apa Anda jadi membeli dagingnya atau tidak!?” Tanyanya penjual daging itu sambil mengasah pisau yang sering kali dipakai untuk memotong daging jualannya.

Bu Desi semakin ketakutan melihat Pak Joni yang memegang sebuah pisau yang mengkilap terkena paparan sinar matahari langsung.

“Sa-ya nggak jadi beli Pak karena calon mantu saya sudah pergi,” jawabnya dengan tergagap saking takutnya.

“Ibu kalau nggak niat beli dan nggak punya uang jangan sok jadi orang kaya! Nggak berduit tapi berlagak sok tajir,” cibirnya Pak Joni.

“Hu!! Dasar ibu Desi selalu saja seperti ini, tadi juga nawar baju gamis katanya mau beli ehh tau-taunya cuman nawar, tapi nggak beli alasannya belum dikirimkan uang belanja sama calon anak menantunya,” sahut seorang ibu-ibu yang menatap jengah ke arah Bu Desi.

“Ihh nggak tau malu! Masa berharap sama calon menantunya, padahal baru juga calon mertua. Lagian belum tentu juga anaknya menikah dengan gadis itu, tapi sudah morotin uang anak orang segala!” Cibirnya yang lainnya.

“Nggak malu apa, kalau ngemis sama Syifa padahal anaknya tukang selingkuh! Untungnya saya dilarang sama suami saya untuk jujur sama Syifa kalau Amri itu selingkuh sama janda pengkolan yang tinggal di samping rumah calon suaminya. jika tidak bisa-bisa Syifa langsung membatalkan rencana pernikahannya,” timpalnya Bu Ani tetangganya Bu Desi.

“Huhhh! Anak ibu sama-sama parasit suka ngisap uang orang lain saja! Kalau mau beli daging dan mau makan yang enak-enak suruh anak dan suaminya ibu bekerja! Jangan terus ngandelin pemberian dari Syifa,” hina Bu Leli tetangganya Bu Desi.

Bu Desi hanya bisa tertunduk sambil mulutnya komat-kamit tanpa berani bersuara untuk membela dirinya sendiri yang sudah dihina habis-habisan di depan orang banyak.

“Benar-benar sampah masyarakat! Nggak tau diri! Nggak tau malu, cih!” Ejeknya ibu-ibu yang lainnya yang kebetulan ada di sekitar tempat itu.

“Mereka itu benalu yang harus diberantas pake pestisida agar mereka segera koit,” olok lainnya lagi.

Suara-suara hinaan dan cibiran dari orang-orang di dengar langsung oleh Bu Desi. Dia tidak membalas karena dia tidak berani melakukannya mengingat memang dia yang salah sehingga dia tentu saja akan kalah berdebat dengan orang-orang.

“Bu Desi itu seharusnya sadar diri, kalau perlu bercermin beberapa kali agar nyadar. Masa baru calon menantu sudah dimintai uang setiap bulan? Apa nggak malu tuh Bu. Padahal Syifa kan nggak punya tanggung jawab dan kewajiban untuk menafkahi kalian,” sarkasnya ibu-ibu tambun lainnya.

Apalagi pasti masyarakat yang ada di sana tidak ada yang membelanya sehingga mau tidak mau Bu Desi diam saja mendengarkan hujatan itu.

Bu Desi mengeratkan genggaman tangannya saking marahnya mendengar perkataan yang bernada merendahkan itu terkhusus ditujukan untuk dirinya.

“Saya akan meminta kepada puteraku Amri untuk membatalkan pernikahannya dengan wanita rendahkan dan kampungan itu!” Kesalnya.

Bu Desi gegas meninggalkan tempat penjualan daging tersebut dengan kemarahan yang membuncah di dadanya hingga naik ke ubun-ubunnya.

“Sialan mereka semua! Ini gara-gara Syifa yang tidak bayar belanjaan saya sehingga mereka menghina, mengolok-olokku, bahkan menjatuhkan harga diri dan martabat saya di depan umum!” Geramnya.

Syifa dan Bu Halimah sebenarnya belum pulang karena masih banyak yang perlu dibelinya sehingga mereka hanya bersembunyi di balik tembok pemisah.

“Alhamdulillah rencana awal berhasil, satu persatu pembalasanku akan mereka rasakan,” cicitnya Syifa.

“Kamu sangat pintar keponakanku. Orang-orang bebal seperti mereka patut dibales dengan cara seperti ini. Sudah hampir empat tahun mereka memanfaatkan kebaikanmu dan saat ini adalah hari yang paling tepat untuk membalasnya,” ucapnya Bu Halimah.

Keduanya kembali melanjutkan berbelanja kebutuhan pokok sehari-hari mereka. Berulang kali Bu Halimah mencegah Syifa untuk memakai uangnya, tetapi berulang-ulang juga Syifa membujuk dan menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya adalah wujud sebagai balas budinya selama ibunya meninggal dunia, mereka lah yang berbaik hati menolong Syifa.

Malam jumat akhirnya datang juga, Syifa diam-diam sudah bertemu dengan beberapa orang yang bisa dipercaya untuk melakukan rencananya sebagai algojo.

Tentunya, mereka bekerja tidak pake cuma-cuma alias gratis, tapi mereka mendapat imbalan yang pantas untuk pekerjaan mereka.

Bu Darma celingak-celinguk memperhatikan sekitarnya sebelum menutup pintu rumahnya.

“Syukurlah keadaan malam ini cukup sepi karena orang-orang masih di masjid untuk melaksanakan shalat isya berjamaah,” Pak Tono gegas masuk ke dalam setelah merasakan keadaan aman.

Keduanya tanpa menunggu lama, langsung membuka pakaian mereka untuk melakukan kegiatan adu peluh hingga terdengarlah suara ajaib dari dalam kamar.

“Ohh sayang kamu semakin cantik saja,” ucapnya Tono disela-sela kegiatannya.

“Jangan berhenti dong sayangku, ayo lanjut,” pinta Bu Darma dengan nada suara yang dibuat semanja mungkin seraya menggoyang pinggulnya.

“Kita ganti gaya lain yah sayang,” Tono langsung membalikkan badannya Bu Darma hingga posisinya berada di atas tubuhnya Tono.

Tono pria berusia 35 tahun yang lebih muda 15 tahun dari Bu Darma. Hubungan cinta terlarang mereka sudah terjalin sekitar dua tahun lebih lamanya.

Keduanya semakin memompa hingga mendapatkan kepu4asan dibalik kegiatan mereka.

Tetapi, suara pintu yang terbuka lebar membuat keduanya terbelalak melihat siapa yang melakukannya

“Astaghfirullahaladzim, Bu Darma!” teriak bapak-bapak yang memakai sarung.

“Ya Allah, Tono,” ucap yang lainnya.

“Ini sudah tidak bisa dibiarkan begitu saja! Pak Adi, cepat panggil pak kepala Desa dan Pak Dusun kita untuk melihat langsung perbuatan tak senonoh mereka!” Titah Pak Rojak.

Pak Adi berjalan cepat ke arah rumahnya pak kepala Desa sambil membunyikan pentungan agar orang-orang sadar apa yang sudah terjadi.

Beberapa warga kampung yang tinggal tidak jauh dari sana akhirnya satu persatu berdatangan karena terkejut mendengar suara ribut-ribut pentungan seperti sedang terjadi pencurian atau kebakaran.

“Tolong jangan panggil Pak Desa, kami mengaku salah bapak-bapak,” ratapnya Tono.

“Iya kami salah tapi jangan melaporkan kami kepada Pak Desa,” rengek Bu Darma.

“Cepat pakai baju kalian! Kami tidak ingin terkena sial gara-gara perbuatan kurang ajar dan terkutuk kalian ini!” Perintah Pak Rojak yang mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Syifa dan Naurah saling menyunggingkan senyumnya karena puas dengan hasil kerja dari orang-orang suruhannya.

“Astaghfirullahaladzim, ibu apa yang terjadi kepadamu? Kenapa kamu nggak pakai baju seperti ini?” tanyanya Syifa yang berpura-pura tidak tahu menahu soal kejadian penggerebekan malam itu.

Bu Darma melilitkan sarung ke tubuhnya kemudian berjalan ke arah Syifa,” Nak, ibu nggak melakukan apa-apa. Mereka hanya salah paham saja, ibu nggak bersalah apapun.”

Bu Darma berusaha untuk meyakinkan Syifa dan berharap melalui Syifa dia mendapat pertolongan dan pengampunan.

Tono tersenyum penuh arti melihat Syifa,” saya harus berpura-pura menjadi korban dari kejadian ini. Syifa itu gadis bodoh yang mudah ditipu pasti dia akan mendengarkan ucapanku,” batinnya.

“Iya kami nggak berbuat zinah seperti yang mereka tuduhkan, kami hanya sedang…” ucapannya Tono terhenti karena Syifa buru-buru memotong ucapannya.

Syifa menitikkan air matanya,” kalian nggak berbuat apapun tapi kenapa kalian tidak pakai baju di tengah malam begini lagi, apa kalian praktek kawin-kawinan?” ujarnya dengan polos.

Semua orang kembali ribut,ricuh dan riuh mendengar ucapannya Syifa yang terdengar seperti gadis lugu dan polos.

1
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Ade Olif
sifa jgn jd oneng krn cinta, mn ada tunangan menyankan tunangannya jual diri, laki' ga benar itu si
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak sudah mampir kakak 🙏🏻😘

silahkan mampir baca novel aku yang lain kalo berkenan judulnya Candu Istri Simpanan
Istri Tersembunyi Om Kepsek
Candu Paman Sahabatku
total 1 replies
sunshine wings
kaaan.. suaminya udah naik darah.. 🤭🤭🤭🤭🤭
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak 🙏🏻😘
sunshine wings: 👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼😍😍😍😍😍
total 3 replies
sunshine wings
👍👍👍👍👍
sunshine wings
Yesss!!! Tegaslah dalam menangani hatimu Tuan Muda.. I like.. 💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
sunshine wings
😭😭😭😭😭
sunshine wings
Noooo..
sunshine wings
biar Tuan Muda Jordan semakin bucin dan gak mau jauh dari Syifa dan tumbuh benih² cinta antara keduanya.. 💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
mantan suami? 😅😅😅😅😅
sunshine wings
😂😂😂😂😂
sunshine wings
🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
good Syifa 💪💪💪💪💪
sunshine wings
marah sakit ati??? apa kabar yg kamunya anak beranak perlakukan Syifa seperti kepala keluarga!!! 😤😤😤😤😤
sunshine wings
😱😱😱😱😱🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
malunyaaa ya Allah 🫣🫣🫣🫣🫣😂😂😂😂😂
sunshine wings
Alhamdulillah.. 😍😍😍😍😍
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪💪
sunshine wings
Aamiin yra 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
👍👍👍👍👍👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
sunshine wings
dalam mimpimu.. pemalas!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!