Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10 Terus Ribut.
Alana yang tampak tidur dengan pulas di kamarnya dengan selimut tebal, jika siang hari cuaca begitu panas dan di malam hari dibalas dengan hujan deras yang sejak tadi tidak berhenti. Alana tidur dengan nyenyak yang mungkin saja perutnya sudah terisi dengan baik.
Tidak dengan Raymond yang ternyata tidak bisa tidur sama sekali, bolak-balik dia gelisah ke kiri dan ke kanan dan sampai akhirnya duduk.
"Benar-benar sial hari ini," ucapnya dengan kesal menyibak selimut dan langsung turun dari ranjang.
Raymond keluar dari kamarnya dan melihat jam yang menggantung di dinding sudah pukul 01.00 pagi.
Raymond berjalan menuju dapur, dengan mengambil gelas dan menuangkan air putih. Meneguknya dan malah terdengar suara geluduk di dalam perutnya.
Raymond menghela nafas, tadinya dia ingin meninggalkan dapur dan ternyata tidak jadi ketika hidungnya mencium aroma yang membuat perutnya meronta-ronta ingin diisi. Raymond membuka tudung saji di atas meja dan yang benar saja, makanan yang tadi sore dimasak Alana ternyata masih ada sisa dan bahkan Alana tidak hanya memasak satu lauk saja.
Melihat makanan itu membuat Raymond beberapa kali menelan ludah. Tetapi tampaknya dari wajahnya masih ada pertahanan gengsi yang tidak ingin menyentuh makanan itu.
Raymond kembali menutup tudung saji tersebut, tetapi tiba-tiba membuka kembali dan yang benar saja dia langsung duduk mengambil piring. Raymond sudah tidak peduli lagi dengan gengsi yang penting dia bisa mengisi perutnya agar bisa tertidur.
Dia hanya mengambil sedikit nasi dan lauk cumi cabe hijau yang dimasak Alana. Raymond seperti orang tidak makan 3 hari yang bahkan sampai tambah-tambah yang tidak menyadari bahwa lauk tersebut semakin habis untuknya.
Dia benar-benar menikmati makanan tersebut sampai keringatan karena pedasnya masakan Alana yang begitu nikmat yang memang sangat cocok dimakan di saat hujan-hujan seperti itu.
***
Hujan sudah berakhir dengan tetesan yang jatuh dari genteng, mentari pagi sudah kembali menyambut dengan keindahan alam, mungkin pagi ini masih terasa sejuk dan pasti nanti siang akan kembali panas yang membuat kegerahan.
Alana pagi-pagi sudah mandi, sangat cantik dan anggun menggunakan gamis berwarna coklat dengan action tali pinggang di bagian sampingnya yang menguntai membuat gadis itu semakin cantik.
Hijab yang dia kenakan juga sangat serasi dengan gamis yang dia pakai. Alana tampak semangat berjalan menuju dapur.
"Untung saja aku sudah memasak kemarin. Jadi aku bisa langsung makan," ucapnya dengan tersenyum yang langsung membuka tudung saji.
Senyum di wajah cantik itu langsung hilang begitu saja ketika melihat makanan yang dia sisakan hanya tinggal minyak saja dan bahkan nasi juga habis.
Wajahnya tanpa kebingungan yang bertanya-tanya.
"Perasaan makanannya masih banyak kemarin, lalu kenapa habis?" ucapnya semakin bingung.
Krekkk.
Suara pintu kamar terdengar yang tak lain Raymond yang juga sudah tampak rapi keluar dari kamarnya yang ingin berangkat bekerja.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Raymond.
"Kau menuduhku yang memakan makanan itu?" tanya Raymond yang membuat Alana menggelengkan kepala.
"Tidak! Aku hanya heran saja kenapa makananku bisa habis, padahal aku menyisihkan nya cukup banyak," jawabnya.
"Lalu kenapa bertanya padaku, seakan-akan aku yang menghabiskan makanan itu. Alana kita memang hanya tinggal berdua di sini, tapi bukan berarti segala sesuatu jika terjadi sesuatu aku yang harus menjadi kambing hitamnya. Coba pikirkan saja mungkin saja ada tikus atau hewan lainnya yang memakannya atau mungkin setan," ucap Raymond yang tidak mau mengakui.
"Mungkin saja," sahut Alana yang hanya memperlihatkan wajah bengong yang sebenarnya masih belum mengerti.
"Jangan pernah berpikiran jika aku yang memakan masakanmu. Aku juga sama sekali tidak sudi," ucap Raymond yang langsung berlalu dari hadapan Alana.
"Ya, sudah kalau tidak sudi, cukup bilang tidak memakannya dan tidak perlu protes atau berkata yang lain-lain," ucap Alana dengan kesal.
"Ya, aku harus memasak lagi," ucapnya dengan lemas yang sudah tidak bersemangat lagi.
Padahal dia harus makan dan semua berantakan karena makanannya yang tiba-tiba saja sudah habis.
*****
Alana duduk di sofa dengan membaca buku. Alana mendengar suara pintu rumah yang dibuka membuatnya langsung menoleh ke belakang dan langsung berdiri yang membuat langkah Raymond terhenti.
"Ada apa?" tanya Raymond yang melihat gerak-gerak istrinya sepertinya ada maunya.
"Hmmmmm," Alana tampak ragu menyampaikannya yang melangkah mendekati suaminya yang membuat Raymond mengerutkan dahinya.
"Ada apa?" tanya Raymond lagi dengan melonggarkan dasinya.
"Di sini supermarket cukup jauh, aku boleh minta antarkan untuk membeli bahan makanan," jawabnya dengan ragu.
"Aku pikir kau bisa melakukan apa-apa sendiri," sahut Raymond dengan nada mengejek.
"Aku tidak bisa pergi sendiri," jawab Alana.
"Aku malas. Kau menyetir saja sendiri," ucap Raymond menjatuhkan kunci mobil di atas meja.
"Aku tidak bisa menyetir," jawab Alana.
"Kalau begitu masih banyak transportasi lain dan gunakan saja jangan merepotkan ku," ucap Raymond.
"Kalau aku bisa melakukannya, maka dari tadi aku sudah pergi. Aku tidak pernah ke Surabaya dan aku tidak tahu jalanan di sini seperti apa, aku tidak tahu harus menaiki apa dan di mana tempat untuk berbelanja," ucap Alana yang dengan jujur.
"Astaga Alana! kenapa kau benar-benar kampungan sekali hah!" ucap Raymond dengan kesal.
"Ya, namanya juga tidak tahu apa yang harus dipaksa," ucapnya.
"Makanya semasa hidup jangan hanya di rumah saja. Agar tahu dunia luar!" kesal Raymond yang mengambil kunci mobil itu kembali dan langsung pergi.
"Kenapa kau masih berdiri di sana. Ayo cepat!" teriak Raymond dengan nada kesal.
"Iya-iya," sahut Alana dengan buru-buru menyusul Raymond sebelum suaminya itu berubah pikirannya bisa-bisa dia tidak akan makan.
Akhirnya Alana dan Raymond sampai juga di depan supermarket yang sangat besar.
"Kau masuk dan cari sendiri apa yang kau butuhkan. Jangan menggangguku dan ingat nanti mobilnya berada di mana!" tegas Raymond.
"Iya-iya," sahut Alana dengan terpaksa.
"Tunggu!" Raymond menahan istrinya saat membuka pintu mobil yang membuat Alana kembali menoleh.
"Kau punya uang untuk belanja?" tanya Raymond.
"Punya!" jawab Alana apa adanya.
"Dari mana kau mendapatkan uang?" tanya Raymond tampak ragu
"Kenapa pertanyaan kamu seperti itu dan apa dari wajahku adalah orang-orang yang tidak memiliki duit?" Alana kembali menimpali pertanyaan itu.
"Bukankah tebakanku justru benar, jangan nanti sudah di dalam kau malah membuat malu dan ujung-ujungnya merepotkan ku," ucap Raymond.
"Aku masih memiliki uang. Aku tidak akan membuatmu malu yang tidak membayar belanjaanku," jawab Alana.
"Dari mana kau dapat uang?" tanya Raymond yang benar-benar sangat penasaran.
"Bukankah aku mendapatkan imbalan yang cukup besar karena sudah menggantikan pengantinmu," jawab Alana yang membuat Raymond menghela nafas.
"Kenapa? Menganggapku wanita yang melakukan segala sesuatu hanya karena uang?" tanya Alana
Raymond tidak menjawab sama sekali, Alana juga langsung keluar dari mobil. Dia juga tidak perlu menjelaskan kepada Raymond uang itu dapat dari mana dan mungkin itu juga yang diinginkan Raymond.
Saat Alana pertama kali menjadi istri Raymond, hal itu sudah diungkapkan Raymond yang menganggap Alana menikah dengannya hanya karena uang dan rela menjadi pengantin pengganti.
Alana benar-benar sudah berdamai dengan keadaan yang membuatnya sekarang sangat santai menghadapi masalah rumah tangganya.
Bersambung....
makin kisruh permasalahan keluarga Bagaskara
pasti bentar lagi jadi anggota PERBUCINAN.
Harusnya kamu bersyukur punya putra Raymond dan bertemu dr Furman laki2 yg tulus mencintaimu?
Berceraioah dg Anthony dan menikah dg Firman, supaya kamu punya harga diri dan demi kebaikan mental putra Raymond??
jangan sampai dia mengetahui perselingkuhan mu juga?? 🤔😇😇
dan jika suatu hari nanti Raymond mengetahui perselingkuhan ortunya , dia bisa meninggalkan keluarganya dan tinggal bersama Alana 🤔🤔🤔
biar dia mentalnya gak down saat nanti dia harus mengetahui kenyataan pahit tentang kebejatan tingkah laku mereka??🤔😇😇