Malam temaram, cahaya siluet datang menyambar. Detak jantung berlarian ke segala arah. Menimpali ubin yang kaku di tanah.
Di sana, seorang anak kecil berdiri seperti ingin buang air. Tapi saat wajah mendekat, Sesosok hitam berhamburan, melayang-layang menatap seorang wanita berbaju zirah, mengayunkan pedang yang mengkilat. Namun ia menebas kekosongan.
Apakah dimensi yang ia huni adalah dunia lain? nantikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asyiah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia
Perempuan berbaju zirah menatapnya lekat. Bola mata hitam itu, bulat dan tajam.
Perempuan itu mendekat. Menatap mata yang hampir mirip. Sedikit sipit dengan bulu mata yang panjang dan lentik.
Stella bergeser sedikit ke samping kanan, ingin memberi ruang untuk mereka. Perempuan itu duduk di samping nya. Suasana masih canggung. Mereka seperti sudah sangat familiar.
"Apa kita pernah bertemu? " tanya perempuan berbaju zirah.
"Aku tidak tau. Aku pernah bermimpi tentangmu tapi rasanya sangat nyata." jawaban itu membuat perempuan sedikit mundur, tempat tidur mengeluarkan suaranya, Citttt .....
"Kau melihatku sedang apa? " perempuan itu semakin penasaran.
"Aku melihat kau sedang memburu makhluk yang menyeramkan. makhluk yang kau hunus menggunakan pedang panjangmu. " Stella menunjuk pedang yang sedang perempuan itu letak di sampingnya.
"Aku melihatmu di sungai. Tubuh makhluk itu seperti ular, tetapi kepalanya seperti manusia dengan rambut yang panjang. Saat itu aku bersembunyi, tetapi saat itu air pasang dan kau terbawa arus air. " Stella menceritakan semuanya.
"Ya, benar. Jadi kau yang bisa melewati lorong waktu ya. Memang benar, aku membunuh monster yang menjadi hantu menakutkan bagi rakyat di desaku. Saat itu adalah akhir dari segalanya bagi monster itu. Namanya hantu air. Sudah lama aku mengincar dia. Ingin membunuh langsung dengan pedangku. " Perempuan berbaju zirah meraih pedang dan mengelap ujung pedang yang sedikit basah dengan sapu tangan putih bercorak relung-relung berwarna emas.
"Namaku Stella. Aku anak dari Selena dan Rash. Keturunan dari Raja ke X, Raja Abimayu Kerajaan Chi. Aku datang dari masa depan, hanya ingin meminta bantuanmu. " Stella menatap mata perempuan itu.
Perempuan itu melihat ada ketulusan, kejujuran, dan kesedihan yang menjalar di urat bola mata nya. Tampaknya banyak sekali hal yang sudah Stella lalui.
"Sungguh tak disangka! Kick kemarilah, kita menemukan keturunan dari Raja Abimayu! " Perempuan itu setengah berteriak.
"Apa ? benarkah? wah, tidak sia-sia kita berpetualang, " Lalu Kick menatap kedua perempuan itu secara bergantian. Tinggi mereka sama, panjang rambutnya juga sama, dan mata itu. Mirip.
"Kalian berdua sangat mirip! " Teriaknya.
Perempuan berbaju zirah memandangi Stella. Memang ada beberapa kemiripan mereka, hanya saja baju yang mereka kenakan itu tidak sama.
"Benar juga! "
Perempuan berbaju zirah pun bercerita, bahwa dia juga merupakan keluarga bangsawan. Darah kerajaan mengalir di dalamnya. Dahulu dia adalah pewaris tahta. Namun sebuah kekuatan gaib berusaha menguasai Kerajaan. Kerajaan pun hilang dalam sekejap. Ayah dan ibunya yang saat itu sedang di istana mendadak hilang. Begitu juga dengan seluruh bangunan yang ada di Kerajaan, semuanya hilang. Hanya tersisa perempuan itu bersama pengawalnya yang juga masih belia. Kick selalu menemani ke manapun dia pergi. Secara naluriah, Kick melindungi majikannya, tapi rasa sayang dihatinya tak ingin dia terluka.
"Namaku Lucy. Orang-orang di desa ini hanya tau Perempuan berbaju zirah, selain kau dan kau .... tidak ada yang mengetahui! " Tunjuk nya secara bergantian.
"Kami meloloskan diri bertahun-tahun lamanya, sejak hilangnya kerajaan. Ada bahaya yang mengintai sejak aku belia. Hingga sekarang, di mana tempatku berada saat ini, Makhluk mengerikan mendekat. Kemarin kami berburu iblis yang berwujud domba. Tapi kami hanya menemukan mu! " Lucy berbicara sedikit kesal, intonasinya meninggi di akhir.
"Aku tau. Iblis itulah yang menghalangiku bersama bibiku. Aku tersesat karenanya. Dia mengelabui musuh dengan menjadi orang yang paling disayang. Iblis yang mencoba menjadi wujud apapun. Tanpa henti membuat manusia menjadi ceroboh. " Stella menggertakkan gigi gerahamnya.
"Karena itu, aku harus menyingkirkan iblis itu. Iblis itu sudah membuat panen petani menjadi gagal, tak sedikit juga hutan yang dia seberangi itu menjadi layu, tumbuhan mati dan tanah menjadi gersang. Iblis yang membawa racun ditubuhnya. " sorot matanya penuh dendam. Sepersekian detik, dia pun tersadar dan kembali menatap Stella.
"Apa yang kau lakukan di sini? " tanya Lucy.
"Aku ingin meminta bantuanmu. Kedua orangtuaku meninggal akibat ulah keluarga Jingga. Jingga adalah sepupu ayahku. Dia memiliki sesuatu hal yang harus segera dibasmi. Bibi yang sudah meninggal karena ulahnya, meminta ku agar bertemu denganmu, Bibi berkata bahwa keluarga Jingga hilang entah ke mana. Karena itu, bantu aku untuk menemukannya. Aku bersumpah ingin menuntaskan pembalasan atas kematian, ayah , ibu, Bibi dan juga kakek.
Dia sudah mengambil semuanya! " Stella mengeluarkan tangisannya. Hanya sesaat dan mengusapnya.
Setelah berpikir cukup lama. Akhirnya Lucy menyetujui permintaan Stella. Lucy dibantu oleh Kick membawa Stella menemui tabib, mengobati luka gores dipunggung Stella, yang entah sejak kapan luka itu sudah hadir.