Dalam dunia yang koyak oleh perang berkepanjangan, dua jiwa bertolak belakang dipertemukan oleh nasib.
Yoha adalah bayangan yang berjalan di antara api dan peluru-seorang prajurit yang kehilangan banyak hal, namun tetap berdiri karena dunia belum memberi ruang untuk jatuh. Ia membunuh bukan karena ia ingin, melainkan karena tidak ada jalan lain untuk melindungi apa yang tersisa.
Lena adalah tangan yang menolak membiarkan kematian menang. Sebagai dokter, ia merajut harapan dari serpihan luka dan darah, meyakini bahwa setiap nyawa pantas untuk diselamatkan-bahkan mereka yang sudah dianggap hilang.
Ketika takdir mempertemukan mereka, bukan cinta yang pertama kali lahir, melainkan konflik. Sebab bagaimana mungkin seorang penyembuh dan seorang pembunuh bisa memahami arti yang sama dari "perdamaian"?
Namun dunia ini tidak hitam putih. Dan kadang, luka terdalam hanya bisa dimengerti oleh mereka yang juga terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr_Dream111, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Parade dan gadis buta
Sejak malam itu, Silas sering ke rumahku. Ya, memang tidak dibenarkan untuk mempekerjakan anak dibawah umur tapi dia memohon padaku agar memberinya pekerjaan karena itu setiap pagi dan sore kusuruh dia membersihkan rumahku.
Sesekali kuajak dia untuk membeli perlengkapan rumah dan kubelikan pakaian hangat. Tapi anak itu sering menghilang entah kemana lalu kembali lagi. Aku juga belum sempat menanyakan dimana tempat tinggal dan kondisi ibunya. Karena setiap kali kubelikan sesuatu, dia ingin ibunya dibelikan.
Satu minggu berlalu dan parade militer yang awalnya akan diselenggarakan beberapa hari sebelumnya harus di tunda di hari ini karena badai salju yag melanda kota. Parade akan dilaksanakan siang sampai petang nanti tapi sudah banyak penduduk diluar kota yang berbondong-bondong datang menyesaki jalan-jalan utama yang sudah sepi dari kereta-kereta kuda dan gerobak para pedagang.
Seperti biasa kegiatanku pergi ke rumah sakit untuk pengobatan. Aku menyuruh Silas yang ikut untuk membeli makanan dan menungguku di depan rumah sakit. Selama apapun aku menjalani pengobatan, dia pasti terus menunggu sampai aku keluar. Dan hari ini kebetulan aku keluar lebih awal untuk melihat parade militer.
" Apa pengobatan tuan sudah selesai? " Sambut Silas yang membawa sepotong kue di tangan kanan dan kiri.
" Ya untuk hari ini selesai. Ngomong-ngomong sejak pagi tadi kau cuma membeli kue? " Tanyaku.
" Aku membeli makanan lain tadi. Tapi di jalan aku melihat wanita buta berjualan kue yang sepi pembeli. Dia juga sepertinya lapar jadi kutukar makanan yang kubeli dengan kue yang dia jual. "
Aku terkesan dengan sifat baik hati anak ini. Walaupun kondisinya juga kekurangan tapi dia masih memikirkan orang lain. Sifatnya mengingatkanku kepada kapten Alvar.
" Kenapa tuan tersenyum padaku? Apa aku salah menukar makanan tadi? "
" Tidak. Aku teringat dengan seseorang saat melihat kebaikanmu. " Balasku seraya mengelus kepalanya. " Apa aku boleh meminta satu kuemu? "
" Tentu saja, aku memang membeli satunya untuk tuan. " Silas memberikan kue di tangan kanannya padaku.
Kami pun memakan kue itu sambil memandangi orang-orang yang berlalu lalang di depan rumah sakit.
Ngomong-ngomong kue ini lumayan enak tapi kenapa sepi pembeli. Setelah makan, sesuai permintaan Silas, kamipun berangkat ke taman alun-alun kota untuk menyaksikan parade dari sana. Aku mengajaknya jalan kaki karena memang jarak alun-alun cukup dekat dari sini jadi tidak perlu naik kereta kuda.
Sebenarnya aku di undang untuk mengikuti parade tapi aku tidak hadir karena malas ikut dan lebih suka menikmatinya.
***
Cukup lama menunggu parade yang tak kunjung mulai. Aku pun kepikiran untuk mencari penjual kue yang dimaksud Silas. Selain penasaran, aku juga ketagihan dengan rasa kue yang dia jual. Aku meninggalkan Silas dan berjalan mencari keberadaan penjual kue itu.
Ku terus berjalan ditumpukan salju tebal di taman sampai kudapati seseorang yang sedang duduk di bawah pohon dipinggir jalan. Aku berjalan mendekat dan semakin jelas terlihat di depannya ada 1 keranjang berisi kue. Semakin mendekat dan semakin pula ku terpana. Ya, aku terpana melihat sosok di bawah pohon itu.
Kukira penjual kue adalah seorang wanita tua, ternyata bukan. Dia adalah seorang gadis yang kemungkinan sedikit lebih muda dariku. Kecantikanya dan warna rambut bagaikan bunga lavender mengalir panjang hingga membuatku terperanga akan sosoknya. Sesuai perkataan Silas, gadis itu buta terlihat dari perban yang membungkus kedua matanya. Meski begitu, untuk pertama kali dalam hidup, aku begitu terpesona dan jantungku berdebar melihat seorang gadis.
Aku ingin membeli kue yang dijual di bawah pohon, lalu jalanku terhenti sejenak karena melihat beberapa polisi yang juga membeli kue tersebut. Namun, rasa terkejut dan geram langsung memenuhi dadaku ketika melihat bagaimana mereka memperlakukan gadis si penjual kue yang buta.
Mereka membayar kue yang dibeli dengan daun dan sobekan kertas koran, padahal seharusnya mereka membayar dengan uang yang pantas. Aku merasa marah dan kesal melihat perlakuan tersebut, berpikir bahwa dia tidak pantas diperlakukan seperti itu hanya karena kekurangannya. Sikap para kepolisian sudah sangat melampaui batas.
Aku langsung menghampiri gadis itu setelah mereka pergi. " Maaf sebelumnya. Orang-orang tadi tidak membayar dengan uang tapi benda lain, "
Dia tersenyum manis lalu mengambil daun dan sobekan koran dari atas keranjangnya. " Aku tau itu. Tapi aku juga tidak bisa membela diri. Tidak ada yang percaya sama orang buta sepertiku. "
Hatiku tersayat mendengar jawabanya. Memang benar tanpa adanya banyak saksi, tidak akan ada yang percaya apalagi jika pelakunya polisi. Sekalipun ada yang tau, pasti tidak ada yang berani melapor.
" Apa tuan mau membeli kue? " Tawarnya.
" Tentu. aku ingin membeli kue mu dan kebetulan melihat mereka. "
" Silahkan ambil sendiri tuan, dan uangnya bisa ditaruh di atas keranjang ini. "
Aku mengambil sepotong kue dan langsung kumakan di tempat. " Kue mu seenak ini tapi kenapa sepi pembeli? "
" Mungkin karena mereka mengira kue orang buta tidak enak padahal aku hanya membantu menjualkan buatan ibuku. Sekalinya ada pembeli, seperti yang tuan tadi lihat, mereka membayar bukan dengan uang. " Jelasnya seraya memperbaiki perban mata yang kendor. " Ayahku sebenarnya sudah melarangku jualan. Tapi keuangan keluarga kami sangat buruk dan aku ingin membantu keuangan dengan berdagang walaupun sehari aku hanya mendapat 30 Lyra. "
Aku memegang tangannya lalu kuberikan sejumlah uang. " Jika ku taruh di keranjang nanti ada orang yang mengambil. Jadi pegang dan simpan di tempat aman. "
" Tu-tuan harga kue cuma 10 cen Lyra kenapa anda memberi banyak uang kertas? "
" Itu untuk mengganti rugi kuemu yang dibeli orang-orang tadi. "
Setelah memberi uang, aku hendak pergi kembali ke tempat Silas tapi tanganku dicegah oleh gadis itu. " Sebelum tuan pergi, bolehkah saya tahu nama anda? "
" Namaku Yoha. "
" Yoha ya? " Dia tersenyum manis, " Perkenalkan nama saya Lena dan terimakasih tuan atas kebaikan anda. "
" Sampai jumpa di lain waktu Lena. " Tandasku yang berjalan menjauh dari gadis berambut lavender itu.
***
Aku kembali ke tempat Silas berada dan kami menyaksikan parade militer bersama. Ribuan prajurit bersenjata lengkap berbaris sesuai batalyon mereka masing-masing bersorak sorai sambil menyapa para penduduk.
Walau asik menikmati parade, entah kenapa suara dan paras Lena terus terbayang di kepalaku sampai membuatku tidak fokus. Karena tenggelam dalam lamunan membuatku melewatkan parade meriah ini. Mau bagaimana lagi, ini pertama kalinya aku memikirkan seorang gadis sampai begini.
Di jalan pulang, mataku melirik kesana kemari berharap bisa berjumpa dengan si penjual kue tadi. Hanya saja itu menjadi harapan sia-sia belaka.
" Tuan sejak tadi senyum-senyum sendiri, apa ada sesuatu yang membuat tuan senang hari ini? " Tanya Silas sambil melirikku dengan penuh keheranan.
Aku bingung mau menjawab apa karena aku merasa tidak sedang tersenyum. Tapi sepertinya apa yang ku rasa dan kupikirkan berbeda. Semua karena gadis itu yang membuatku tersenyum tanpa sadar saat aku membayangkan paras cantiknya.
^^^To be continue^^^