Jerat Cinta Dewi Ular

Kenzo mengerutkan keningnya memandangi kedua pria yang tampak seperti kebingungan itu.

"Ada apa dengan mereka? Mengapa begitu tampak ketakutan saat aku menyebut nama gadis itu?" guman Kenzo bingung.

Ia mendenguskan nafasnya dengan berat. Perlahan ia mulai melangkahkan kakinya menuju ke arah tempat yang ditunjukkan oleh para pria didesa tersebut.

Sssssssstssss

Terdengar suara desisan yang berasal dari hewan melata dan ia faham jika itu adalah suara ular.

Ia menoleh ke arah sisi kiri dan terlihat seekor ular kobra berwarna kuning menatapnya dengan datar.

"Hah!" ia terlonjak kaget. Lalu beringsut dari tempatnya. "Pergilah, jangan ganggu aku. Karena aku phobia melihat hewan berbisa sepertimu." Kenzo melangkah dengan perlahan, dan.ketika jarak mereka cukup jauh, ia mempercepat langkahnya untuk pergi.

Sementara itu, seorang pria tengah berjalan terseok dengan luka yang cukup parah.

Tubuh bagian dadanya tampak terluka parah dan kini sedang memasuki sebuah rumah mewah bak istana.

"Aaaaarrrgh..." erangnya kesakitan saat memasuki sebuah ruangan yang mana seorang pria bertubuh jangkung sedang duduk disinggasananya.

Pria itu menatap pria yang memakai pakaian ala ninja itu dengan tatapan yang sangat tajam.

"Bos... kami menemukan jika Kenzo masih hidup, dan sepertinya ada seseorang yang berusaha melindunginya," lapor pria itu dengan tubuh yang penuh luka.

Pria itu berdiri dari kursi kebesarannya dan berjalan perlahan menuju ke arah pria yang merupakan orang suruhannya.

"Aku tidak ingin mendengar keluhanmu," pria itu berjalan semakin mendekati orang suruhannya, " Aku hanya ingin mendengar kabar jika ia sudah tewas dijurang sana, dan jangan pernah kembali membawa kabar kosong belaka!" uca pria itu dengan nada penuh penekanan.

Pria bernama Josep itu adalah pesaing bisnis dari Klan yang bertindak sangat kejam dan tidak memberi ampun kepada siapa saja yang berusaha mengungkap tindak kejahatan mereka.

Selama ini Kenzo bergerak dibidang ekspor impor motor, dan hal ini membuat Josep merasa jika Pemuda itu telah merebut posisinya sebagai peng-impor kendaraan ilegal dan hal itu menambah kemarahannya.

Bukan hanya tentang hal itu, seorang wanita cantik yang selama ini menjadi kekasihnya, diam-diam menyukai Kenzo, dan hal ini membuatnya semakin berang.

Bisnis Kenzo bukan hanya sebatas impor barang kendaraan saja, tetapi juga merambah pada bisnis ekspor berlian dan barang mewah lainnya.

Sementara itu, Josep merangkap meng-impor barang haram berupa nar-koba, sehingga membuat Kenzo mencoba menghalanginya.

"Pergilah!" titah Josep kepada pria suruhannya.

Pria itu menganggukkan kepalanya, lalu memutar tubuhnya untuk meninggalkan ruangan dengan luka yang tampak parah akibat serangan dari Adhisti, dan ia berhasil lolos karena menggunakan penutup kepala anti peluru, sehingga terbebas dari suntikan bisa ular malam tadi. Namun ia memgira jika ular itu adalah ular liar yang berada dihutan.

Baru beberapa langkah pria itu berjalan, tiba-tiba saja....

Dooooorrr....

Suara tembakan terdengar memenuhi ruangan yang terlihat lengang.

Para bodyguard yang ada diruangan itu tercengang dan saling pandang.

Sedangkan pria berpakaian ninja itu berdiri terpaku dengan kedua mata membola dan mulut yang ternganga.

Perlahan darah dari keluar dari punggung kirinya dan menembus kebagian dada, lalu dunia seolah terhenti, dan ia tersungkur ke depan, lalu ambruk dilantai dengan tubuh yang berkelejotan.

Josep hanya memandang dengan dingin dan seulas senyum sinis dibibirnya setelah melihat orang suruhannya tewas seketika setelah terkena timah panas miliknya.

Pria itu meletakkan senjata api jenis pistol dengan peluru tajam yang mendarat tepat dipunggung kiri hingga menembus jantung orang suruhannya.

Ditempat lain, Kenzo berjalan menyusuri jalanan setapak yang belum tersentuh pembangunan.

Jalanan berbatu dengan kondisi licin dan tampaknya ditimpa hujan, sebab masih terlihat genangan air disana-sini dan membentuk kubangan.

Di kiri jalan tampak pohon-pohon rimbun dan kebun warga yang ditanami aneka tanaman palawija. Sungguh pemandangan yang unik bagi seorang Kenzo.

Disisi kanannya. Tampak bocah-bocah usia lima tahun sedang berlarian dipematang sawah dan saling bermain, bahkan tampak sesekali mereka menceburkan dirinya dialiran irigasi yang berfungsi untuk mengaliri sawah para penduduk dengan airnya yang sangat jernih.

Pemuda itu berjalan dengan berbagai tatapan aneh dari para warga yang ada dikebun dan juga yang melintas.

Penampilan Kenzo sungguh amatlah berbeda dari mereka, sehingga membuat rasa penasaran yang sangat begitu besar.

Bahkan pemuda itu terlihat sangat kontras sekali aura kotanya, hingga membuat mereka terus menatapinya dengan kagum akan ketampanannya.

Pemuda itu berjalan sembari tertatih menyusuri jalanan yang yang membuat nafasnya tersengal.

Ia menaiki jalanan menanjak itu dengan kesusahan, sebab ia belum sarapan pagi ini.

Kenzo sudah berada dipersimpangan. Menurut penjelasan warga yang tadi ditemuinya, ia harus memilih sisi kanan dan akan berjalan lurus sejauh dua kilometer untuk mencapai jalanan utama.

Pemuda itu merasakan sakit dibagian kepalanya. Ia semakin merasakan pandangannya berkunang-kunang karena perutnya belum terisi apapun.

Ia masih berusaha menyusuri jalanan berbatu dan juga sepi, sebab ia tak lagi menemukan warga yang melintas ataupun berkebun.

Kini jalanan hanya semak belukar dikanan dan kirinya.

Disisi lain, Josep memandangi para bodyguard yang merundukkan kepalanya.

"Singkirkan bangkai ini segera, dan setelah itu, kirim orang terbaik untuk segera melenyapkan Kenzo. Aku tidak ingin mendengar kegagalan lainnya," titah pria itu, kemudian beranjak pergi meninggalkan ruangan.

"Baik, Bos... akan kami laksanakan," jawab seorang bodyguard berkepala plontos.

"Argam, bawa jasad ini dan bereskan!" titah pria berkepala botak itu.

Argam menganggukkan kepalanya, lalu menyeret tubuh pria berpakaian ninja ke arah belakang.

Ditempat itu ada penangkaran buaya dan juga harimau. Lalu ia membawa jasad itu kepenangkaran buaya. Pria itu membuka pintu gerbang maut, dan  tanpa perasaan iba sedikitpun, ia melemparkan jasad tersebut ke para hewan carnivora yang sedari tadi menatapnya penuh minat.

Saat raga tak bernyawa itu mendarat dipenangkaran tersebut, dengan cepat hewan reptil itu mencabik dagingnya dengan  sangat rakus, lalu dalam hitungan menit tidak lagi ada yang tersisa.

Argam merasa puas setelah melihat tubuh itu lenyap tak bersisa, dan itu tandanya jika tugasnya telah selesai dan terlaksana dengan baik.

Kemudian, ia bergegas pergi dan meninggalkan lokasi penangkaran.

Sementara itu, ular kobra kuning itu terus merayap disebalik semak. Ia terus mengikuti langkah pemuda itu. Ia ingin memastikan jika sang pemuda dapat mencapai jalanan utama.

Saat Kenzo berjalan sejauh satu kilometer, ia tiba-tiba saja dihadang oleh sekelompok orang bersenjata yang melesat dari balik semak-semak dan hap itu sangat mengagetkannya.

Tampaknya mereka mengikuti Kenzo dari hutan tempat dimana ia singkirkan ke dasar jurang. Jejak terbakarnya mobil mewah milik sang pemuda memperlihatkan jika Kenzo selamat, sebab tidak ada jasad pemuda itu yang hangus terbakar ataupun membusuk.

Lima orang bersenjata lengkap sedang menghadang langkah pemuda itu.

Kenzo tersentak kaget. Ia merasa jika nasibnya aaat ini ibaratkan sudah terjatuh tertimpa tangga pula.