Angelo, yang selalu menyangkal kehamilannya, melarikan diri setelah mengetahui bahwa ia mengandung anak Maximilliam, hasil hubungan semalam mereka. Ia mencari tempat persembunyian terpencil, berharap dapat menghilang dan menghindari konsekuensi dari tindakannya. Kehamilan yang tak diinginkan ini menjadi titik balik dalam hidupnya, memaksanya untuk menghadapi kenyataan pahit dan melarikan diri dari masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Opportunity.
Dengan langkah anggun dan penuh karisma, Angelo mendekati meja tempat Janet duduk. Gaun putih yang dikenakannya berkilauan di bawah lampu kristal ballroom yang megah. Ia berjalan dengan tenang, aura percaya dirinya terpancar, menarik perhatian beberapa tamu undangan yang berada di sekitarnya. Janet, yang sedari tadi memperhatikan Angelo, merasakan jantungnya berdebar lebih cepat. Ia merasa tertekan oleh aura kuat yang dipancarkan Angelo.
Di ballroom yang dipenuhi dekorasi mewah dan aroma bunga-bunga harum, Janet merasakan tubuhnya sedikit gemetar saat Angelo semakin mendekat. Ia merasa seolah-olah sedang dipantau oleh seekor kucing besar yang siap menerkam mangsanya. Kehadiran Angelo begitu menonjol, menciptakan sebuah aura misterius yang membuat Janet merasa tak nyaman.
"Lama tak bertemu, Janet," sapa Angelo dengan suara lembut namun tegas, saat sampai di meja tempat Janet duduk. Ia tersenyum tipis. Senyum itu membuat Janet semakin merasa tertekan, seakan-akan senyum itu menyembunyikan maksud terselubung.
Janet terpaku, mendengar sapaan ramah dari Angelo yang selama ini menghilang tanpa kabar. Ia tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Melihat Janet yang terdiam kaku, Angelo sedikit mengangkat salah satu alisnya, menunjukkan sedikit rasa heran. Liona, sahabat Janet, dengan sigap menyikut lengan Janet, memberikan isyarat agar ia segera berbicara. "Ah, iya… itu…" Janet masih terlihat kikuk dan ragu-ragu.
Angelo tersenyum kecil, melihat Janet yang terlihat canggung dan gugup. "Bisa aku duduk? Aku sedikit lelah berdiri," kata Angelo, suaranya terdengar sedikit lelah, namun tetap menjaga kelembutannya.
Janet segera bangkit dari kursinya, tampak sedikit gelisah. "Silakan duduk, kau pasti kelelahan. Apalagi dengan bayi di dalam perutmu," ujar Janet tanpa sadar, kata-kata itu terlontar begitu saja, menunjukkan perhatian walau tanpa disadari.
Janet duduk di kursi yang diberikan Ronald, kekasihnya—suatu pemberian yang terasa ironis mengingat situasi saat ini. Mata Janet terpaku pada Angelo, tak percaya melihat perut wanita itu yang membuncit, menampung nyawa keponakannya. Lampu-lampu kristal ballroom pernikahan Cyne berkilauan, menciptakan pantulan cahaya yang menyilaukan di lantai marmer yang mengkilap, namun cahaya itu tak mampu mengusir bayangan gelap yang menyelimuti suasana. "Senang kau kembali, Angelo," ucap Janet, suaranya sedikit gemetar, hampir tenggelam dalam alunan musik jazz lembut yang mengalun dari sudut ruangan.
Angelo menatap Janet dengan intensitas yang menusuk. Bayangan-bayangan masa lalu seakan tergambar di dalamnya. "Kau… tak mendendam padaku?" tanyanya, tak kalah terkejutnya melihat keramahan Janet yang tak terduga.
Janet tersenyum tipis, sebuah gerakan yang tampak dipaksakan. Ia menggeleng pelan. "Tidak. Aku… aku harusnya berterima kasih padamu. Karena kau, aku tahu sejahat apa ibuku sebenarnya." Janet menarik napas dalam-dalam, suara musik jazz seakan semakin memicu kenangan pahit yang baru saja ia tinggalkan.
"Dan terima kasih," lanjutnya, suaranya hampir tak terdengar, "telah menyelamatkan nyawaku."
Angelo mengangguk kecil, matanya masih menatap Janet dengan penuh arti. "Kau menghubungi Maximillian?"
Pertanyaan Angelo membuat Janet menegang. Dekorasi pernikahan Cyne yang megah—bunga-bunga, lilin, dan kain sutra—seaakan memudar, digantikan oleh bayangan cemooh dan amarah Angelo yang memenuhi benaknya. Dia mengira Angelo akan menghujani dirinya dengan makian, menuduhnya pengkhianat karena telah menghubungi kakaknya dan membocorkan keberadaan Angelo. Detak jantungnya berdebar kencang, keringat dingin mulai membasahi dahinya.
Angelo melihat keraguan dan ketakutan yang terpancar jelas dari wajah Janet. Ia tahu persis apa yang sedang dirasakan wanita itu. "Bagus kau menghubunginya," kata Angelo, suaranya lembut namun tegas, "jadi aku tak perlu susah payah menghubunginya sendiri."
Sekali lagi, Janet dibuat terkejut. "Apa kau… kau tidak marah? Aku memberitahukan keberadaanmu pada Maximillian?" Tanya Janet, suaranya masih bergetar, penuh harap akan pemaafan dari wanita yang telah menyelamatkannya.
Angel menaikkan sebelah alisnya, sebuah gerakan kecil namun penuh pertanyaan. "Untuk?" Suaranya lembut, namun sorot matanya tajam, mencerminkan keinginannya untuk mengetahui maksud Janet.
Janet terdiam sejenak, pikiran-pikiran tentang Angelo dan Maximillian berputar bak pusaran air di kepalanya. Bayangan-bayangan masa lalu dan masa depan bercampur aduk. Tiba-tiba, sebuah senyuman merekah di wajahnya, senyuman yang membuat Angelo langsung curiga. Ada sesuatu yang disembunyikan di balik senyuman itu. "Apakah kau… sudah menerima kakakku? Apakah kau akan segera menikah dengannya?" Pertanyaan Janet dilontarkan dengan nada yang sedikit hati-hati, penuh harap.
Dan benar tebakan Angelo. "Kau terlalu jauh memikirkan hal itu," jawab Angelo tenang, namun suaranya seolah menusuk jantung Janet. Kesedihan samar terpancar dari matanya. Janet tersenyum malu, merah merekah di pipinya. Harapannya sirna.
"Lalu?" tanya Janet, suaranya sedikit lesu.
"Aku hanya akan memberinya kesempatan… untuk mengenal anaknya," jawab Angelo, suaranya lirih, seakan menahan sesuatu.
"Oh…" Janet hanya ber-oh ria, suara itu terdengar hampa. Kekecewaan tergambar jelas di matanya, tak mampu disembunyikan walau sudah berusaha keras.
"Ah, Angelo. Kenalkan, ini Liona, temanku, dan Dion, kekasihnya." Janet berusaha mengalihkan perhatian, memperkenalkan teman-temannya pada Angelo. Liona dan Dion tersenyum ramah, berusaha memecah ketegangan yang masih terasa di udara.
"Dan ini…" Janet menoleh, siap memperkenalkan Ronald, namun—
"Ronald, tunanganmu?" potong Angelo cepat, suaranya datar, tetapi matanya memancarkan sebuah ketajaman yang membuat Janet tersentak.
Janet menatap Angelo, terperangah. "Bagaimana kau tahu? Aku bahkan belum memperkenalkan dia padamu," ucap Janet, suaranya pelan, terdengar sedikit gemetar karena terkejut dan tak percaya.
Angelo mengangkat kedua bahunya dengan acuh, gerakannya elegan meskipun terlihat cuek. Ia mengambil segelas sampanye dari seorang pelayan yang lewat, jari-jarinya yang lentik menyentuh gelas kristal itu dengan anggun. "Aku tahu semua hal yang ingin aku ketahui," jawabnya, suaranya tenang namun mengandung sebuah misteri yang membuat Janet penasaran.
Sebuah senyuman kembali merekah di bibir Janet, kali ini lebih cerah dan berani. Ia telah berhasil mengusir bayang-bayang ketegangan beberapa saat yang lalu. "Apakah kau juga mencari tahu tentang Maximillian?" tanyanya, nada suaranya jahil, penuh tantangan.
Janet berbicara dengan santai, bahkan berani melemparkan candaan kecil kepada Angelo, seakan melupakan suasana tegang yang baru saja mereka lalui. Kepercayaan diri Janet meningkat drastis.
Angelo mengangguk kecil, gerakan kepalanya yang halus namun tegas semakin menambah aura misteriusnya. "Ya, aku juga mencari tahu tentangnya," jawabnya, suara itu terdengar seperti bisikan yang membuat mata Janet melebar tak percaya.
"Benarkah? Apakah kau tahu, jika kakak…" kalimat Janet terpotong tiba-tiba. Suara langkah kaki yang mendekat memecah suasana. Dua sosok muncul di ambang pintu, Jacob dan Maximillian. Suasana berubah tegang lagi.
Jacob langsung memeluk Angelo dengan erat, pelukan seorang paman pada keponakannya yang telah lama hilang. "Kau… kau benar-benar membuatku hampir mati, Angelo," ucap Jacob, suaranya bergetar menahan emosi. Pelukannya begitu erat, menunjukkan betapa besar rasa syukur dan lega yang ia rasakan.
lgian,brsa bgt jd krban pdhl dia yg jd trsngka....yg slingkuh kn dia,tp janet yg d tduh....dsr gila....
Angelo mau jg nkah sm max.....aws aja kl max ky sng mntan yg bjingn....
Laahhh.....janet mlh ktmu mntan...bkln gelut ga y????🤔🤔🤔
tmbh lg trauma msa lalu,pst bkin dia mkin down....mga aja max bsa bkin dia lbh smngt.....
lgian,udh ada ank sndri knp mlah adopsi????sukur2 kl ga iri pas udh dwsa,kl iri kn mlah bhya....
jgn blng kl goerge d jbak skretarisnya pke ssuatu,trs dia tau dn nyri istrinya????
tp mmdingn gt sih,drpd jd skandal....
kl angelo nkah sm max,brrti janet jd adik ipar....tp kn janet bkln nkah sm jacob,pdhl jacob pmannya angelo....
🤔🤔🤔