NovelToon NovelToon
Suamiku Pelindungku

Suamiku Pelindungku

Status: tamat
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Pengawal / Tamat
Popularitas:10.4M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.

Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.

Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.

Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??


** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Pondok Sewon

 

********

 

Mobil mulai menyusuri jalanan masuk ke dalam

kawasan perkebunan Grandnindia. Perkebunan

milik Tuan Zein yang luasnya hampir 20% dari

luas keseluruhan wilayah perkebunan yang ada

di daerah itu dan itu sangatlah luas. Butuh 2 hari

dua malam kalau mau mengelilingi seluruh

wilayah perkebunan ini.

Semua area perkebunan nya terdiri dari 4

wilayah bagian sebagaimana arah mata angin.

Ada Utara, selatan, timur dan barat. Dan yang

menjadi pusat perkebunan ini adalah wilayah

utara, berisi perkebunan kayu Agarwood juga

Eboni. Dan dua jenis kayu ini merupakan aset

yang sangat penting karena yang paling banyak

di buru serta di curi oleh para pembajak liar.

Siang malam anak buah Badar selalu berpatroli

untuk menjaga keamanan kawasan dari bahaya

pencurian yang biasanya semakin rawan di masa

menjelang panen seperti ini yang terjadi dalam

rentang waktu antara 6 sampai 8 tahun.

Kiran meringis melihat jalanan yang dilalui

berupa lumpur tebal. Sepertinya dirinya salah

kostum kali ini, bagaimana dia bisa berjalan

di tanah berlumpur seperti itu.

Agra sengaja membawa Kiran untuk berkeliling

terlebih dahulu ke seluruh wilayah Utara. Mobil

akhirnya berhenti di sebuah tempat di bawah

gegapnya pepohonan tinggi yang sangat subur.

"Kita sudah sampai Nona.."

Ucap Agra sambil membuka pintu untuk Kiran.

Gadis itu terlihat takjub melihat bagaimana

subur nya pepohonan berharga mahal itu.Tapi

memang mendekati masa panen ini daunnya

sudah mulai gugur tidak serindang biasanya.

Tidak sabar menuggu akhirnya Agra mengangkat

tubuh gadis itu untuk turun dari dalam mobil.

"Aku bisa sendiri.! main angkat seenaknya saja.!"

Protes Kiran sambil mendorong dada Agra yang

terlihat acuh melangkah pergi.

"Hei.. tunggu..!"

Kiran berseru mengejar Agra dengan sedikit

berjingjit karena jalanan becek yang harus di

laluinya. Ohh shit.! semakin Kiran berjalan jauh

ternyata tanah semakin becek dan berlumpur.

"Agraa..aku tidak bisa jalan..!"

Seru Kiran kesal karena pengawalnya itu terlihat

mengacuhkan dirinya, ada beberapa penjaga

perkebunan yang berlari menghampiri Agra dan

membungkuk di hadapannya.

Kiran menatap emosi kearah Agra yang terkesan

sengaja membiarkan dirinya kesulitan. Kini dia

terperangkap di dalam lumpur.

"Ohh Tuhan..kenapa bisa begini sih..!"

Gerutu Kiran masih mencoba melangkah tapi

kakinya sudah terkubur, sepatu boots nya entah

sudah tenggelam sedalam apa.

"Agraa.. bantu akuu..!"

Teriak Kiran tidak tahan lagi, dia juga mulai

paranoid terhadap binatang-binatang liar yang

bisa saja tiba-tiba nongol dan menyerangnya.

Agra menoleh kearahnya, menatapnya sedikit

geli melihat gadis itu terjebak di lumpur.

Para penjaga yang ada di sana tampak melongo melihat keberadaan Kiran di tempat itu. Mereka

baru menyadari nya karena posisi Kiran yang

cukup jauh tertinggal dari Agra.

Apakah dia Nona Kiran yang di ceritakan oleh

Badar.? Ataukah bidadari yang kesasar.?

Otak para penjaga berputar cepat menerka-

nerka masih menatap terkesima kearah Kiran.

"Turunkan pandangan Kalian.!"

Ancam Agra sambil membagi tatapan mematikan

pada para penjaga itu yang langsung menunduk

dalam tidak berani mengangkat muka lagi.

"Sekarang kembali ke posisi kalian.! laporkan

kalau ada sesuatu yang mencurigakan.!"

Titah Agra dengan suara tegasnya.

"Baik Tuan, kami permisi.!"

Serempak para penjaga sambil kemudian pergi

dari hadapan Agra sambil mencuri pandang

kearah keberadaan Kiran.

"Agraa..cepat tolong aku..aku takut ada ular

atau binatang buas lainnya.!"

Teriak Kiran mulai kehabisan kesabaran karena

rasa takut sudah menguasai dirinya. Pria itu

berjalan kearahnya. Setelah berdiri di hadapan

Kiran dia malah menatap diam kearah kaki

Kiran yang terbenam lalu menghembuskan

napasnya perlahan.

"Anda lihat sekarang kan Nona, apakah cara

berpakaian mu sudah benar atau belum !"

Decak Agra sedikit kesal, karuan saja emosi

Kiran semakin berkobar. Dia menatap tajam

wajah Agra yang terlihat benar-benar tidak

peduli pada kesulitan nya itu.!

"Apa kau hanya akan mengomeli aku terus.?

Mana aku tahu keadaanya akan se ekstrim ini.!"

Keluh Kiran sambil mengulurkan tangannya

meraih tangan Agra, peduli amat harga diri

yang penting dia bisa keluar dari lumpur

sialan ini ! omel Kiran dalam hati.

"Kenapa tidak di lepaskan saja sepatunya ?"

Saran Agra dengan wajah datarnya. Kiran

mendelik kesal kearah Agra dia semakin

kuat memegang tangan Agra yang terlihat

menahan diri dengan berpaling muka.

"Kakiku bisa kotor nanti..!"

"Itu sudah resiko Nona, kalau anda berani

datang ke tempat ini, maka harus berani

mengambil semua konsekuensinya.!"

Tegas Agra acuh. Kekesalan Kiran kini sudah

memuncak. Dia melepaskan kakinya dari dalam

sepatu boots nya yang tenggelam.

"Owhh.. bagaimana ini..!"

Kiran meringis ragu-ragu saat kakinya akan

mulai menapak di lumpur, Agra menatap nya

geli dengan menahan tawa yang seakan ingin meledak.

Sebelum kaki Kiran menginjak lumpur Agra

menyambar tubuh gadis itu mengangkatnya

ke dalam pangkuannya.Kiran memekik kaget

sesaat, dia melingkarkan tangannya di leher

pria itu.Tangan kanan Agra segera mencopot

sepatu dari kaki Kiran dan melemparnya asal.

"Hei.. kenapa di buang.?"

Pekik Kiran dipenuhi rasa tidak terima.

"Bukankah itu sudah tidak berguna lagi.!"

Sahut Agra sambil berjalan acuh kearah mobil.

Kiran menatap kesal wajah Agra yang kini ada di

hadapannya.

"Lalu aku pakai apa nanti, kenapa kamu selalu

seenaknya saja !"

"Anda bisa belajar bertelanjang kaki mulai

sekarang Nona, di sini semua lingkungan nya

berupa tanah, maka biasakan lah.!"

Debat Agra dengan entengnya. Kiran mendengus

kesal saat dia sudah mulai duduk di dalam mobil.

Agra bergerak mengambil botol air mineral besar

yang ada di jok belakang. Kemudian dia meraih

kedua kaki Kiran yang langsung terkejut dan

menjauhkan kakinya dari jangkauan Agra.

"Kamu mau apa, hei.. lepas.! apa yang akan

kamu lakukan.!"

Seru Kiran saat Agra kembali menarik kakinya

kearah luar mobil. Mata Kiran membulat tak

percaya saat melihat laki-laki itu membasuh

pergelangan kakinya yang kotor terkena lumpur.

Darah Kiran berdesir hebat, dia menatap tidak

percaya pada pria yang sedang menunduk

mencuci kedua kakinya itu dengan telaten.

Pria urakan yang sangat berantakan itu kini

menjatuhkan harga dirinya dengan membasuh

kakinya, kenapa dia mau melakukannya?

Apa ini ya Tuhan..siapa sebenarnya pria ini.?

Apakah Engkau sengaja mengirimnya untuk

mendampingi dirinya.? ataukah ini semua

hanya sekedar intermezo sesaat saja.!

Agra mengangkat wajahnya, ada butiran keringat

di pelipis nya, mereka berdua saling pandang

kuat. Jantung Kiran berdetak kencang seolah

sedang bertalu hebat. Tidak salah lagi pria yang

menjadi suaminya ini memang memiliki rupa

yang sangat sempurna.Tapi sepertinya dengan

sengaja dia menyembunyikan nya dari dunia.

Setelah selesai mencuci kaki Kiran Agra meraih sesuatu di jok belakang membuat tubuh Kiran bergeser menjauh. Tidak lama kemudian pria

itu kembali meraih kedua kaki Kiran yang kali

ini terdiam seperti tersihir oleh semua perlakuan

Agra yang sangat tidak terduga itu.

Perlahan pria itu mengusap lembut kaki Kiran

yang masih sedikit basah, tubuh Kiran semakin

panas dingin saat kulit nya bersentuhan dengan

tangan pria itu, darahnya seakan bergejolak.

Entah darimana datangnya, tiba-tiba saja Agra memakaikan sepasang sepatu boots yang

berukuran tinggi hingga bisa menutup setengah betisnya.

"Terimakasih.. seharusnya kamu tidak perlu

repot seperti ini, aku bisa melakukan nya

sendiri.!"

Lirih Kiran sambil menundukkan kepalanya.

Agra hanya menatap datar wajah Kiran sambil

kemudian menarik napas pelan lalu memutar badannya berjalan masuk ke balik kemudi.

Kiran benar-benar dibuat tidak percaya dengan

apa yang di lihatnya saat ini. Darimana pria ini

mendapatkan sepatu ini, bahkan dengan ukuran

yang sangat pas di kakinya. Atau jangan-jangan

itu milik kekasihnya, bisa saja kan.?

Mobil mulai melaju kembali meninggalkan area

perkebunan menuju ke kantor pusat.

----- -----

Akhirnya mobil menyusuri jalanan yang cukup

bagus dengan pemandangan yang berbeda.

Ada beberapa pos penjaga yang di lewati dan

ketika melihat kedatangan Agra orang-orang

yang ada di pos itu tampak membungkuk

hormat ke arahnya. Namun ada reaksi aneh

dari Agra ketika dia mencoba berbicara

dengan para penjaga itu.

Mobil berhenti di halaman depan sebuah

bangunan rumah seperti villla hanya saja

ukurannya lebih memanjang. Ada tulisan

Pondok Sewon di gerbang depan. Dan inilah

kantor pusat perkebunan Grandnindia.

"Masuklah bersama Badar.. Aku masih ada

urusan yang harus di selesaikan.!"

Titah Agra tanpa menoleh kearah Kiran, dan

gadis itu hanya melirik sekilas kearah nya.

Kiran turun dari mobil dengan wajah berbinar.

Waktu kecil dia juga pernah datang ke tempat

ini bersama ayahnya.

"Mari Nona..selamat datang di pondok."

Sambut Badar sambil membungkuk saat Kiran

tiba di dalam pondok. Lintang juga terlihat ikut

menyambutnya dengan menunduk sedikit.

Ada 3 orang pegawai wanita lainnya yang

memilki tugas untuk mengurusi pondok ini

juga menyiapkan makanan bagi seluruh

pegawai perkebunan.

Badar segera membimbing Kiran untuk masuk

ke dalam ruangan kantornya di bagian depan.

"Ini ruangan kerja anda Nona bersama dengan

Tuan Agra.."

Jelas Badar, Kiran tampak memperhatikan

seluruh isi ruangan yang sederhana itu. Hanya

ada dua meja kerja serta satu set sofa untuk

duduk dan beristirahat.

"Baiklah..ini cukup kok Om."

Ucap Kiran sambil melihat kearah luar jendela

yang bisa dengan jelas mengamati keadaan

di sekitar pondok.

"Mari saya antar ke kamar tempat istirahat."

Ucap Badar kemudian, keduanya kembali berjalan

menyusuri ruangan lain sampai tiba di area bagian

belakang pondok. Di sana ada tiga kamar pribadi

yang salah satunya di persiapkan untuk tempat

Kiran beristirahat ataupun menginap kalau mau.

Dan di mulai lah hari pertama Kiran di tempat

ini. Dia memulainya dengan memeriksa semua

pemberkasan selama 7 tahun terakhir ini.

Sampai Dzuhur menjelang Kiran masih tampak

sibuk dengan semua urusannya. Sementara

Agra, entah kemana perginya laki-laki itu.

Yang jelas setelah tadi Kiran turun dari mobil

pria itu langsung pergi bersama dengan Bara

dan beberapa orang staf perkebunan.

Kiran baru saja selesai sholat Dzuhur saat dia

mendengar suara ribut-ribut dari arah dapur.

Hati Kiran tiba-tiba saja tidak nyaman, ada

kegelisahan yang kini di rasakannya.

Dimana Agra?

"Ada apa ini ribut-ribut mbak.?"

Tiga orang wanita setengah baya itu tampak

terkejut saat melihat kemunculan Kiran di

ambang pintu. Mereka langsung mendekat

dan menunduk di hadapan Kiran.

"Ti-tidak..ada apa-apa kok Non.."

"Jangan bohong..coba katakan yang sebenarnya

pada saya, apa ada masalah serius.?"

Kiran menatap tajam wajah ibu-ibu itu.

"Nona.. ikut saya ke ruangan.!"

Ada suara Badar di belakang membuat Kiran

memutar badannya, wajah Badar tampak sedikit

tidak nyaman, tidak berani menatap Kiran.

Kiran menatap Badar sebentar kemudian

melangkah menuju ke ruang kerjanya di

ikuti pria bertubuh tinggi besar itu.

"Ada apa Om Badar ? apa ada masalah serius.?"

Badar masih terdiam sedikit ragu untuk berbicara.

Kiran semakin tidak sabar sekaligus penasaran.

"Apa Om tidak akan berbicara.?"

"Begini Nona..semalam terjadi pembalakan liar

di wilayah timur, wilayah Cendana..!"

"Apa.? kenapa bisa ? bukankah kalian sudah

menempatkan penjaga di setiap wilayah.?"

"Benar Nona, tapi sepertinya kali ini para

pembajak sudah mempersenjatai diri dengan

lebih siap dan lengkap.!"

"Lalu apa yang terjadi.?"

"Semua penjaga di wilayah timur terluka Nona.

Dan beberapa pohon kita berhasil mereka ambil."

"Apa ? mereka semua terluka.? lalu bagaimana

sekarang kondisi mereka.?"

Kiran tampak terkejut bukan main.

"Mereka sudah di tangani, sekarang sudah ada

di puskesmas.!"

"Apa kalian telat menanganinya.?"

"Kami baru menemukan mereka saat patroli

tadi pagi. Maafkan kami Nona.."

Ucap Badar sambil menunduk dalam dengan

wajah penuh rasa bersalah. Tubuh Kiran lemas,

dia menjatuhkan dirinya diatas sofa. Ada apa

ini, baru di hari pertama kerja dirinya sudah di

hadapkan pada masalah serius yang selama

ini menjadi kendala terberat di perkebunan ini.

"Agra ada dimana sekarang.?"

Tiba-tiba Kiran resah saat teringat pada pria

itu yang belum di lihatnya lagi dari tadi.

"Dia sedang menyisir lokasi kejadian Nona.".

Perasaan Kiran semakin gelisah, ada rasa

cemas yang kini di rasakannya mengingat

entah bagaimana kondisi wilayah tersebut

dan sekarang Agra sedang ada di tempat itu.

 

***********

 

TBC.....

1
Ismu Srifah
hah Hany istri hanya jadi pelampiasan saja, keterlaluan kamu nathan
Ismu Srifah
kasian junior puasa dulu ya
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
ceritanya bagus dan menarik 👍
Lentera Senja
bagus banget, imajinasi penulis luar biasa, rekomeneded 👍
Lentera Senja
Dari novel karya Authornya karakter ceweknya aku suka sama Sherin, bener2 tangguh, gak menye2.
Anonymous
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Jati Rianingsih
keren
Wirda Wati
masih ada thort karyamu yg terbaru
Nur Aini
betul 5 karya semua sempurna,syg sekali penulis smpk sekrg blm ada karya baru, kami sangat menunggu karya2 yg bagus kyk gini
Lentera Senja: Iya bener, semua karya nya gak ada yg gagal. Kemana perginya penulis ini. Author plis comeback ☺️
total 1 replies
Nur Aini
baca udah 2x tetep mewek
Momy Haikal
dari semua cerita author cuma kisah agra kiran dan Devan Sherin yg paling aku suka dn dibaca berulang-ulang
Momy Haikal
kisah agra dan kiran.dev dn Sherin adalah novel yg kubaca lebih dr 5 kali sakin menarik nya dn tidak menemukan novel lain yg se Bagus ini ceritanya
Momy Haikal
ayahnya agra cuma mau memastikan apakah cinta dn keteguhan agra sm seperti dirinya ketika mencintai ibunya dulu
Yuniafida
Cerita seperti ini hanya ada dinovel😃
Yuniafida
Sdh membaca sampai tamat, tp aku baca ulang lg karna bagus
Sri Mulyati
visualnya tambah seru
Sri Mulyati: saya sudah baca 3kali tidak bosan
total 1 replies
Jwt..ar
kembali kesini lgi,🤭🤭
shofia lee
gantenya hoshi kyak apa ya...jepang indo 🤔🤔🤔🤔
Dhia Syarafana
karya syan sheera semuanya gk kaleng-kaleng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!