"Siapa namamu? Kenapa wajahmu sangat mirip denganku?" tanya Gavin spontan tanpa basa-basi.
"Namaku Daniel. Mirip denganmu? Kurasa tidak, Uncle. Kata Mommy, aku sangat tampan! Bahkan, tak ada yang mengalahkan ketampananku."
"Sial! Berani sekali anak kecil ini melawanku,"
Daniel, adalah putra Elleana yang pandai melukis dan mulai tumbuh besar. Kemampuannya dalam melukis, membuat siapapun kagum padanya. Siapa sangka, ia memenangkan lomba melukis di sebuah galeri seni ternama. Rupanya, seorang Gavin Alenxander, sang CEO galeri seni itu, merasa bahwa Daniel mirip dengannya. Apakah Daniel dan CEO itu ada hubungannya?
Sebuah keajaiban terjadi, ketika Daniel menghadiri lelang lukisan terbesar di dunia. Ellea dan Gavin dipertemukan dalam sebuah acara yang sama. Gavin Alexander sangat kaget, mengingat anak kecil yang mirip dengannya, tengah bersama Ellea, wanita yang dulu pernah menjadi masa lalunya.
Apakah hubungan Ellea dan Gavin di masa lalu? Siapakah Ayah Daniel sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Bad Day
Hari ini, adalah hari terakhir pameran lukisan Diamond Stand. Gavin sangat emosi, karena pihak Diamond Stand tak menerima permintaannya. Entah mengapa, Gavin tak tertarik dengan lukisan-lukisan lainnya. Ia justru tertarik dengan lukisan yang telah dilelang oleh Einstein Grup.
"Aku tak akan membeli lukisan di sini satupun! Aku kecewa dengan mereka!" Gerutu Gavin.
"Tuan, mereka menjalankan semua sesuai prosedur yang berlaku. Kita bisa apa jika terlambat mendapatkan lukisan itu?" Aaron menenangkan Gavin.
"Setidaknya, Mr. Franch harusnya mengerti, jika aku adalah collector setia di sini. Kenapa dia sedikitpun tak bisa mempertimbangkan aku? Jelas saja aku akan membayar penuh. Kenapa semuanya harus dipersulit begitu?"
"Mungkin karena pihak Einstein Grup sangat menginginkan ketiga lukisan itu, mereka jadi bingung, Tuan. Sudahlah, kita pulang saja besok ... atau, lebih baik kita bersenang-senang dulu di tempat ini. Bagaimana?" Aaron ingin berjalan-jalan di Negara indah ini.
"Kau saja sendiri, aku tak tertarik untuk melakukannya!" Gavin berlalu ke kamar hotelnya.
Oh, Tuhan ... kenapa dia begitu keras kepala sekali? Jika sikapnya seperti ini terus, tak akan ada wanita yang mampu bertahan dengannya! Batin Aaron dalam hatinya.
Gavin berbalik, "Aaron! Jangan membicarakan aku! Aku tahu apa yang kau bicarakan dalam hatimu!"
"Astaga ... t-tidak, Tuan. Aku tak membicarakanmu, sungguh!" Aaron berkeringat.
Gavin pergi meninggalkannya. Aaron kaget, seakan Gavin tahu apa yang ia bicarakan. Aaron pun berlalu ke belakang pelataran hotel, dan berniat untuk berenang memanjakan dirinya. Rugi sekali jika pergi ke Negara lain, tapi tak melakukan apapun. Itu yang ada dalam benak Aaron saat ini.
...*****...
Luxury Gold, hotel ...
Kini, Ellea dan Daniel telah sampai di sebuah hotel mewah tempat ia akan bertemu dengan sang penguasa yang membeli ketiga lukisan Daniel. Tak dapat dipungkiri, kejeniusan Daniel ternyata mampu membawanya menjadi anak yang sukses dan tentu saja akan mengangkat derajat Ellea, sang Mommy.
"Nona dan Tuan muda, silakan menunggu di restoran hotel ini, karena sebentar lagi Tuan Eric akan datang menemui Anda. Maafkan keterlambatan Tuan Eric, karena dia sedang sibuk, banyak sekali hal yang harus ia persiapkan." Ucap pengawal itu.
"Ah, baik. Kami akan menunggu di sini," Ellea menjawab dengan ramah.
Beberapa saat menunggu, tak lama kemudian datanglah seorang bertubuh jangkung dengan dada yang bidang tengah berjalan mendekati meja Ellea. Pria itu sangat manis, senyumannya selalu terlihat di manapun ia berada. Eric Michael, ia adalah seorang putra pewaris di Einstein Grup. Awalnya, ia tinggal di Negara Y, namun karena suatu hal, kini Eric menetap di negara Z.
Astaga, benar dugaanku. E-eric Michael? Jantung Ellea berdebar kencang, ia tak menyangka akan berjumpa dengan Eric di tempat
Bola mata Eric membulat penuh, ketika ia melihat siapa sosok yang tengah duduk di meja restoran. Ia ingat betul, wajah Elleana Patrice yang dahulu meninggalkannya saat Eric tengah sayang-sayangnya pada Ellea. Ya, Eric adalah mantan kekasih Ellea, dulu, Ellea dan Eric pacaran setelah mereka lulus SMA.
Menjelang kuliah, Ellea dan Eric pun sibuk kuliah. Namun, Eric kuliah di negara Z, bersama Nenek dan Kakeknya. Merek menjadi hubungan jarak jauh, namun masih saling berkomunikasi lewat gawai masa kini yang bernama ponsel. Hingga saat keadaan ekonomi Ellea memburuk, ia memutuskan untuk tak memedulikan Eric lagi, karena Ellea malu, ia terlanjur hamil dan diusir oleh kedua orang tuanya.
Saat itu, Eric mencarinya. Eric kabur dari kuliahnya hanya karena khawatir pada Ellea. Hasilnya nihil, Ellea sudah tak tinggal di rumah orang tuanya. Eric kecewa, Ellea meninggalkannya tanpa sebab. Kini, di tempat ini, di kesempatan yang sangat tak terduga sedikitpun, Ellea bertemu kembali dengan Eric.
Hal yang tak Eric sadari ternyata ia bisa bertemu lagi dengan sosok wanita yang selama ini ia rindukan. Terlebih lagi, wanita ini adalah Ibu dari anak yang sedang Eric cari. Eric sedikit kaget, Ellea telah menikah? Inikah anaknya? Eric mengernyitkan dahinya begitu menatap Ellea dan Daniel tanpa berkedip.
"Elle? Kau sungguh Elle?" hanya itu yang mampu Eric ucapkan.
Ellea kaget, ia berdiri dari duduknya, "Kau Eric? Oh Tuhan, takdir macam apa ini ... kau pasti sangat membenciku, Eric. Maafkan aku, aku tidak pantas berada di tempat ini. So sorry, aku harus kembali ke Negaraku. Niel, kita tak perlu membahas perjanjian lukisan itu, ayo kita pergi!"
"Elle, jangan seperti anak kecil! Kau tak perlu merasa bersalah, semua bisa kita bicarakan baik-baik. Come on, kali ini fokus kita pada lukisan, bukan pada masa lalu kita, right? Lupakan sejenak masa lalu kita, dan aku akan fokus pada penawaran lukisan yang dibuat oleh Daniel, anakmu." Ucapan Eric sedikit menyindir.
Semua berjalan baik, Ellea dan Eric mengesampingkan masalah pribadi mereka, dan lebih fokus pada tujuan Ellea diundang ke Negara ini. Semua menyangkut lukisan, Eric benar-benar fokus saat memberikan tawaran kerja sama pada Daniel. Ellea sungkan, namun berkali-kali Eric katakan lagi, ini tak ada hubungannya dengan masa lalu mereka.
Ellea mulai mengerti, pertemuan itu berjalan lancar, dan Eric memberikan Ellea waktu istirahat. Besok adalah keputusan final, untuk lukisan Daniel dan kerja sama Einstein Grup dengan Daniel. Ellea merasa tak enak pada Eric, tapi demi Daniel, ia mencoba menguatkan semuanya.
Rasa bersalahnya, tak luput dari kaburnya Ellea tanpa pamit pada Eric. Begitu juga saat mereka dipertemukan kembali, Ellea tengah memiliki anak yang bernama Daniel, tentu saja itu menjadi pertanyaan besar bagi Eric. Saat hendak mengakhiri pertemuan ini, Eric membisikkan sesuatu di telinga Ellea tanpa sepengetahuan Daniel,
"Elle, nanti malam aku ingin bertemu lagi denganmu. Aku ingin berbicara empat mata, aku tunggu kau di restoran ini lagi,"
Deg. Hati Ellea berkecamuk ke mana-mana. Ellea yakin, jika Eric akan membahas masa lalu mereka. Rumit, sangat rumit memang jika Ellea harus bertemu lagi dengan Eric. Jelas, karena semua kesalahan ada di tangannya. Ellea melarikan diri, dari Eric yang sangat-sangat mencintainya.
...*****...
Tiga jam berlalu, selesai istirahat Daniel ingin memanjakan dirinya di kolam renang mewah hotel ini. Kolam renang yang sangat besar, mirip replika di sebuah pantai, ada air mancur yang sangat tinggi, dan ada ombak buatan yang dibuat dengan sedemikian rupa. Daniel sangat senang, jika kekanak-kanakannya tak bisa ia bendung lagi. Daniel ingi segera berenang menikmati keindahan hotel mewah ini.
Ellea tak bisa mengatakan tidak, ia menuruti semua keinginan Daniel, walau hatinya sangat tak tenang karena pertemuannya dengan Eric. Ellea menyembunyikan semuanya dari Daniel, ia harus tetap membahagiakan Daniel seperti biasanya, tak boleh terlihat sedih, atau banyak pikiran.
"Mommy, aku senang sekali. Tuan Eric sangat baik padaku. Dan kolam renang ini, aku suka sekali ... mommy, ayo berenang bersamaku!" ajak Daniel.
"No, sayang. Kau saja, Mommy hanya akan menjagamu di sini." Jawab Ellea sembari tersenyum.
"Mommy ... sepertinya aku lapar, bisakah aku memakan sebuah steak dan Mommy menyuapiku?" pinta Daniel.
"Sayang, jangan steak, itu mahal. Beli yang lain saja, ya?" rayu Ellea.
"Tapi, kata Tuan Eric, aku boleh makan apa saja dengan gratis, bukan begitu?"
"Ah, baiklah ... tunggu sebentar, Mommy akan mengambilkannya untukmu," Ellea beranjak, ia akan menuju kawasan restoran siap saji.
Saat ini, pikirannya sedang kacau. Ia malu, sangat-sangat malu pada Eric. Pikiran Ellea kosong, ia berjalan tanpa melihat jalanan dengan benar. Membayangkan nanti malam, pertemuannya dengan Eric, tentu saja akan membuat Ellea takut, karena dirinya sangat merasa bersalah. Saat berjalan sambil melamun, Ellea tak sadar, jika dirinya bertubrukan dengan seseorang, hingga Ellea akan terpental jatuh, tapi orang itu tak membantu Ellea sedikitpun.
Tiba-tiba, wajah mereka saling menatap ....
"K-kau!?" betapa kagetnya pria kekar yang dadanya terlihat itu.
mata Ellea melotot tajam, Astaga ... d-dia? Kenapa aku harus bertemu dengan dia lagi? Eric saja belum selesai, kenapa aku harus dipertemukan dengan dia juga? Oh Tuhan ... apa maksudnya semua ini? Batin Ellea yang teramat kaget melihat seorang pria dihadapannya.
Benar² dia bayar lunas karmanya, maybe dia masi bertahan hidup hanya karena menunggu ellea pulang
Hanya Wina Patrice (ibu ellea) yg tersisa Krena mmng dri awal dia selalu menjadi korban, entah itu korban di nikahi secara paksa oleh Hendrick demi balas dendam dan korban diselingkuhi Hendrick slama pernikahan.