Akan Aku Pertahankan Suami SMAku

"Kita berangkat bareng saja ya Bee." Ucap Claudia pada Caesar yang masih merapikan seragam Sekolahnya.

"Naik motor ya." Jawab Caesar melanjutkan menyisir rambutnya dengan jari.

"Iya, mau naik apa lagi. Lebih cepat dan lebih nyaman kalau berkendara motor ke Sekolah. Tidak harus terjebak macet di Pelintasan Kereta Api." Ucap Claudia.

"Nanti pasti pada heboh lihat kita berdua berboncengan ke Sekolah. Maaf ya Bee... dulu aku terlalu jual mahal dan bersikap dingin denganmu, padahal aku tuh juga cinta mati sama kamu. Tapi gengsiku memang setinggi langit, membuatku harus mati dalam penyesalan." Kalimat terakhir yang hanya mampu Claudia ucapkan dari lubuk hati.

Claudia dan Caesar sepakat pindah rumah, mereka kini tinggal di salah satu unit Apartemen mewah. Yang gedungnya milik Claudia sebagai pewaris seluruh aset Keluarga Alamsyah. Dulu Kakek Bima adalah pendiri awal Perusahaan yang semakin maju setelah Putra tunggalnya yang mengelola. Dan dari satu Perusahaan berkembang menjadi banyak aset dan properti.

Rumah yang dulu ditinggali Kakek Bima untuk sementara kosong, sedangkan pembantu dan sopirnya pindah bekerja di rumah Mertuanya sambil sesekali akan membersihkan rumah Kakek Bima.

Alasan Claudia pindah ke Apartemen, karena dia ingin hidup berdua dengan Caesar tanpa ada yang mengganggu meskipun itu kedua Mertuanya. Claudia juga ingin belajar mandiri.

Membersihkan rumah, masak dan mencuci sendiri di Apartemen terlihat lebih simple karena tidak banyak ruangan. Dan juga karena sistem keamanannya yanh berlapis, membuat Claudia merasa aman seandainya harus ditinggal Caesar.

"Terima kasih sudah membalas cintaku, kamu tahu Honey aku merasa bangga punya Istri cantik sepertimu." Ucap Caesar lalu mencium Claudia.

Ciuman singkat tapi menuntut membuat Claudia gelagapan karena tangan Caesar sudah menjalar ke mana-mana.

"Bee... Kita mau Sekolah lho. Jangan sampai hari pertama kita masuk kelas XII telat, aku gak mau dihukum." Ucap Claudia.

"Hehehe aku tuh masih penasaran Honey, kita belum malam pertama padahal sudah dua minggu menikah."

"Masih banyak waktu Bee, sabar ya. Kita harus fokus dengan Sekolah kita yang tinggal setahun. Kamu harus memberiku nafkah lahir batin, supaya pernikahan kita afdol. Oh ya... Kamu jadi bantu-bantu di Perusahaanku?" Tanya Claudia.

"Iya, mau bagaimana lagi sedangkan kamu malah ingin mengurus Sekolahan." Ucap Caesar sambil mendesah pelan.

"Kita kan bagi tugas Bee... Aku tentu tidak akan mampu mengelola semua aset Keluarga Alamsyah." Ucap Claudia sekarang tahu bagaimana pusingnya Kakek selama beberapa tahun setelah Papa dan Mamanya meninggal.

"Oh ya... Kamu mau jawab apa kalau teman-teman tanya tentang hubungan kita?" Tanya Caesar.

"Jawab saja kita sudah menikah. Karena aku tidak mau menyembunyikan status pernikahan kita, yang mana nanti akan menjadi celah calon-calon pelakor mengganggu suami tampanku. Aku tidak sanggup mati dua kali dengan membawa penyesalan yang sama yakni kehilangan pria sepertimu. Yang mencintaiku dengan begitu besar, tulus dan setia." Ucap Claudia.

"Kamu ini bicara apa Honey? Kamu masih hidup dan tak akan aku biarkan mati cepat. Aku tidak rela kehilangan kamu, jika kamu mati maka lebih baik aku juga ikut mati. Karena cintaku sehidup dan semati. Ya sudah ayo kita berangkat. Kamu bawa jaket ya Honey, buat nutup paha kamu saat bonceng motor denganku." Ucap Caesar.

Sepanjang jalan, Claudia memeluk erat tubuh Caesar dari belakang seolah ingin mengatakan pada seluruh dunia jika pria tampan ini miliknya. Hingga akhirnya motor yang dikendarai Caesar tiba di gerbang Sekolah. Claudia menegakkan tubuhnya meskipun rangkulan di pinggang Caesar belum dilepas.

Benar saja, bisik-bisik seketika bagaikan suara sekumpulan tawon madu.

"Hai Bro... Gila benar, dua minggu liburan sudah deklarasi saja. PJ dong!" Ucap satu sahabat Caesar yang bernama Brian Sanjaya.

"Panggil yang lain, pulang Sekolah ke Kafe depan." Ucap Caesar.

Di Sekolah, Caesar punya Geng yang dia beri nama Abraxas. Dan dia yang menjadi ketuanya dengan empat anggota yang lain.

Brian Sanjaya sang wakil ketua, Arya Mahesa sang eksekutor yang berwajah dingin dan si kembar Alvaro Maulana dan Alvin Maulana. Mereka semua terkenal bad boy tapi juga cowok populer yang digandrungi banyak murid perempuan lainnya. Sedangkan Claudia tidak punya satu pun teman yang dekat dengannya. Karena sifatnya cenderung tidak ramah.

Bukan karena Claudia sombong, justru tidak banyak yang tahu jika dia pewaris kekayaan Keluarga Alamsyah. Bahkan hanya Kepala Sekolah yang tahu posisi Claudia di Yayasan. Makanya banyak yang memandang remeh, apalagi selama setahun penuh Caesar terang-terangan menunjukkan rasa cintanya meskipun berulang kali Claudia menolak. Menganggap Claudia hanya jual mahal.

Tapi sekarang, justru mereka berangkat bersama dengan posisi duduk Claudia di atas motor terlihat mesra.

Saat Caesar dan Claudia berjalan menuju ke Kelasnya, tiba-tiba langkah mereka dihadang oleh Karmila.

"Haiii Caesar, aku sekarang sekolah di sini dan kita sekelas. Nanti aku duduk bareng kamu, aku sudah bilang Kepala Sekolah."

"Kamu tidak buta kan? Aku datang bersama Claudia." Ucap Caesar.

"Ya elah, cuma Claudia ini. Bukan orang penting." Jawab Karmila.

"Sudah aku peringatkan, jangan ganggu hubunganku dengan Claudia." Tegas Caesar.

"Hubungan yang bisa kandas sewaktu-waktu, lagian aku tahu hatimu. Kamu tidak akan lama betah hidup dengan perempuan egois sepertinya."

"Aku yakin Caesar, kamu hanya tersesat sesaat karena kita berjauhan. Sekarang aku sudah dekat denganmu, kita bisa mengulang kisah kita. Dan aku sangat yakin, jika kamu akan lebih nyaman denganku. Dia hanya akan menjadi beban, karena sikapnya yang terlalu cuek. Kamu pasti akan mencariku, saat butuh pelampiasan hasratmu." Ucap Karmila.

Para Siswa melongo mendengar omongan murid baru yang terlalu percaya diri dan sedikit berbau dewasa.

"Jangan pikir aku akan diam, ketika dengan tidak tahu malu kamu ingin merebut suami SAHku."

"DENGAR...!" Suara Claudia menggelegar, saat ini mereka ada di lapangan.

"Aku dan Caesar bukan sekedar pacaran, tapi kami Suami Istri."

"Dan dia..." Tunjuk Claudia pada Karmila yang masih menatap angkuh. "Murid baru ini ingin menjadi PELAKOR, bukankah dia Perempuan MURAHAN!" Claudia menekan kata yang menurutnya pantas untuk Karmila yang kini mulai kehilangan muka karena Caesar menambah bumbu untuk pernyataan Claudia.

"Dan aku hanya mencintai Claudia, buang jauh pikiran untuk menggodaku."

Sekarang bukan cuma gosip tentang Caesar yang pacaran dengan Claudia. Tapi justru tentang status pernikahan yang tidak dirahasiakan dari khalayak.

"Dan kami, anggota Geng Abraxas akan melindungi rumah tangga Caesar dengan Claudia dari ulat bulu. Siapa pun itu yang berani mencoba mengganggu, berarti dia siap hancur." Ucap Brian penuh keyakinan.