Hidup Brianna hancur lebur, karena ulah seorang pria tidak bertanggung jawab yang mengincar saudara kembar nya. Briella telah melakukan sebuah kesalahan fatal, hingga membuat Aarav Anderson menaruh dendam pada nya. Niat hari ingin membalas dendam pada Briella, tapi justru Brianna lah yang harus menanggung semua nya.
Brianna diusir dari rumah dalam keadaan terhina. Tidak ada satu orang pun yang membela nya, termasuk juga Briella. Bahkan gadis itu menutup mata walaupun tau jika tragedi ini disebabkan oleh ulah nya sendiri. Seolah takdir belum cukup mempermainkan hidup nya, beberapa tahun kemudian dia mendapatkan kabar jika pria yang dulu menghancurkan hidup nya, akan bertunangan dengan Briella.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mecca SK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
" Tunggu, Briella! "
Langkah kaki Briella terhenti ketika dia mendengar suara pria yang memanggil nama nya. Ketika dia menoleh, mata nya menangkap sosok pria tampan yang sedang berjalan mendekat ke arah nya. Pria itu dia kenali sebagai sahabat kecil Roseanne, yang sering datang ke sekolah untuk menjemput gadis itu.
" Bisa kah kita bicara sebentar? Aku ingin menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi di antara kita berdua, dan semua ini terkait dengan masalah Roseanne. Ah... Maafkan aku karena telah salah paham dan membuat mu terluka Briella. Maaf! " Ucap Aarav dengan raut wajah yang tampak sangat menyesal.
Briella terdiam dan mencoba untuk mencerna situasi yang saat ini sedang terjadi. Mungkin kah Aarav adalah pria yang sudah melecehkan Brianna, demi membalas dendam Roseanne? Kalau iya, maka Briella harus berakting seolah membenci pria itu. Dia akan membuat pria itu dihantui rasa bersalah karena dianggap telah melecehkan diri nya, dan dia akan memanfaatkan pria itu sepuas hati nya.
Bukankah diri nya sangat pintar?
Plak...
Briella mengangkat tangan nya dan menampar pipi Aarav dengan keras. " Semudah itu kau meminta maaf pada ku, hmm? Apakah kau lupa apa saja yang telah kau buat pada ku, karena kesalahpahaman ini? " Desis nya.
Aarav menelan ludah kasar. Dia bisa merasakan jika Briella benar - benar marah pada nya. Hal yang wajar, karena apa yang dilakukan oleh nya memang keterlaluan dan tidak bisa ditoleransi oleh siapapun.
" Maaf, Briella... "
" Jangan pernah bahas masalah ini dengan orang lain, karena aku sengaja menyembunyikan nya untuk menjaga secuil harga diri ku yang masih tersisa. Jika kau masih punya hati, maka seharus nya kau bertanggungjawab atas dosa - dosa mu itu! "
Aarav menatap Briella dengan lekat, " Ya, aku akan berusaha untuk bertanggungjawab terhadap mu, Briella. Aku sudah merusak mu sedemikian rupa, dan aku akan mengambil tanggung jawab untuk itu. Apapun akan aku lakukan agar kau bisa memaafkan ku! " Ucap nya.
Briella bersedih sinis, " Kau yakin bisa melakukan apapun untuk ku? Jika aku meminta mu untuk menikahiku suatu hari nanti, apakah kau sanggup? Karena dengan kondisi ku yang seperti ini jelas aku tidak akan pernah menemukan pasangan yang layak seumur hidup ku! "
" Aku sanggup! "
Wow...
Briella salut dengan kesungguhan yang pria itu tunjukan pada nya. Ternyata selain tampan dan kaya, Aarav adalah tipe pria idaman yang sangat cocok untuk dijadikan sebagai suami berkualitas di masa depan.
Hmm... Jelas dia tidak boleh melepaskan tangkapan sebesar ini begitu saja. Dia harus memastikan jika Aarav benar - benar bisa dimiliki dan dimanfaatkan oleh nya seumur hidup. Namun itu tanda nya, dia harus terus berpura - pura menjadi korban pelecehan yang pria itu lakukan.
Jika Brianna masih ada di sekitar nya, maka bisa saja kebohongan nya akan mudah terungkap dan hal itu bisa menimbulkan masalah baru untuk nya. Karena itulah dia harus segera membuat Brianna tersingkir dari rumah, bahkan jika perlu membuat nya dikirim jauh ke luar negeri. Semua agar gadis itu tidak merusak rencana nya yang sudah dia susun dengan sempurna ini.
" Jangan mengucapkan sesuatu yang tidak bisa kau tepati, Aarav. Aku tau bahwa apa yang kau ucapkan kini hanyalah sebuah basa basi busuk yang tidak ada guna nya. Kau tidak mungkin mau menikahi gadis rusak seperti ku! " Ucap Briella dengan ekspresi sendu.
Aarav mendekat dan meraih tangan Briella, untuk kemudian dia genggam dengan erat. " Aku bersumpah akan bertanggung jawab penuh atas kesalahan ku, dan kelak akan menikahi mu Briella. Aku bersumpah sebagai seorang pria, dan pantang bagi ku untuk melanggar nya! " Ucap nya dengan sangat serius.
Hati Briella bergetar karena kalimat sumpah yang diucapkan oleh Aarav. Meskipun dia sadar bahwa sumpah itu bukan ditujukan untuk nya melainkan untuk Brianna, tapi sedikitpun dia tidak mau peduli akan semua itu. Dia sangat menginginkan Aarav, dan akan membuat pria itu menjadi milik nya seutuh nya.
Jadi maaf saja Brianna, lagi dan lagi lo harus mengalah, dengan memberikan apa yang seharusnya menjadi milik lo pada gue. Aarav terlalu sempurna untuk lo yang sudah rusak, jadi ikhlaskan pria ini untuk bertanggungjawab pada hidup gue selama nya.
Ya, selama nya!
***
Brianna memutuskan untuk berjalan - jalan di area taman rumah sakit, karena merasa bosan terus berdiam diri di kamar rawat. Dia membutuhkan udara segar, agar mempercepat proses pemulihan nya.
Kaki nya masih bisa berfungsi dengan baik, sehingga dia bisa berjalan kesana dan kemari sepuasnya. Hanya saja luka lebam di wajah dan tubuh nya masih terlihat sangat jelas, dan meninggal rasa ngilu bagi setiap orang yang melihat nya.
Dia sudah seperti seorang istri yang mendapatkan sebuah tindak kekerasan dalam rumah tangga yang terlihat sangat mengerikan. Namun dia bersikap biasa saja, seolah luka di wajah dan tubuh nya ini sama sekali bukan masalah besar untuk nya.
Ketika dia sampai di area taman rumah sakit, dia segera mencari bangku untuk duduk. Dia sengaja memilih bangku yang jauh dari keramaian, agar dirinya bisa menikmati udara pagi dengan lebih tenang. Senyum nya mengembang ketika dia melihat beberapa pasien kecil, sedang berkumpul dan melakukan senam pagi.
Ah... Mereka sangat menggemaskan!
Terlintas sebuah pemikiran konyol di otak nya, bahwa akan jauh lebih menyenangkan jika dia bisa kembali menjadi anak kecil seperti mereka. Dia akan menikmati hidup dalam kebahagiaan, tanpa harus menghadapi banyak masalah di dalam hidup nya.
Tapi semua itu jelas tidak akan mungkin terjadi, kan!? Itu hanyalah sebuah pemikiran gila, dari seorang gadis yang sedang dilanda rasa ftustasi. Benar - benar menggelikan!
" Lagi ngapain lo di sini? "
Brianna menoleh dan menatap heran pada seorang cowok yang berdiri tak jauh dari bangku tempat duduk nya. Orion... Kenapa cowok itu bisa ada di rumah sakit ini?
" Gue lagi nongkrong sambil menikmati udara pagi! " Jawab Brianna dengan santai nya, " Lo sendiri ngapain datang ke sini? Apa lo mau menagih hoodie lo yang gue pinjam beberapa hari yang lalu? Duh, sorry. Kayak nya hoodie lo rusak karena terkena tetesan darah gue! "
Orion menatap Brianna dengan tajam, " Lo habis dihajar sama siapa? " Tanya nya.
" Gue habis kecelakaan motor! " Jawab Brianna dengan penuh dusta.
Dia tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya, bahwa dia telah disiksa oleh Papa kandung nya karena menjadi korban pelecehan. Itu adalah sejauh aib memalukan, yang tidak seharus nya dia umbar pada orang lain. Cukup dia dan keluarga nya sajalah yang mengetahui permasalahan ini. Orang luar, sebaik nya tidak ikut campur.
" Huh, dasar tukang bohong! " Ucap Orion. Dia duduk di sebelah Brianna dan menatap gadis itu dengan lekat, " Apa mungkin lo dipukuli sama pacar lo, hmm? Ngaku aja deh. Gue itu bisa membedakan mana luka karena kecelakaan motor, dan mana luka karena dihajar. "
Brianna terkekeh, " Segitu nya lo penasaran dengan luka gue ini. Memang nya kalau lo udah tau siapa yang mukulin gue, lo mau apa? "
" Gak mau apa - apa. Cuma sekedar ingin tau aja siapa cowok pecundang yang bisa menghajar cewek sampai sebegini parah nya! "
Papa kandung gue!
Ingin rasa nya Brianna berteriak seperti itu, namun dia berusaha keras untuk menahan diri. Papa nya sedang dalam posisi yang stabil saat ini, karena beliau sedang mencalonkan diri sebagai salah satu pejabat di pemerintahan. Jika masalah ini terbongkar, maka habis sudah nama baik nya dan jelas hal itu juga akan berpengaruh pada pengangkatan nya kelak.
" Udahlah lupain aja. Lagipula semua itu juga sama sekali tidak penting untuk dibahas! " Ucap Brianna, " Lo ke sini ada perlu apa? Lo sakit? "
" Gue antar nyokap untuk cek kesehatan nya! " Jawab Orion. " Untuk masalah hoodie lupain aja. Anggap aja gue sedekah sama lo! "
" Wah... Dermawan sekali anda ini, ya! "
" Iyalah, apalagi sama orang teraniaya kayak lo. Gue harus banyak - banyak ngasih kebaikan untuk lo, biar Tuhan membalas gue dengan berkali-kali lipat! "
Brianna terkekeh. Meskipun setiap kalimat yang diucapkan oleh Orion ketus dan pedas, tapi dia bisa menangkap jika sebenar nya cowok itu memiliki kepribadian yang baik. Mungkin dia melakukan sikap kasar itu untuk membuat para cewek menjauh dan tidak baper atas segala sikap nya.
Tak lama seorang wanita cantik berpenampilan elegan mendekat. Jika dilihat dari wajah nya yang mirip dengan Orion, menandakan jika wanita itu adalah Mama nya.
" Mama cariin kamu, eh ternyata kamu malah mojok di sini. Sama cewek cantik pula... " Ucap Tante Tiara.
Brianna berdiri dan menyapa Mama nya Orion dengan ramah. Bukan berniat untuk mencari muka, hanya saja dia memang selalu menerapkan adab dan sopan santun kepada orang yang lebih tua.
" Saya Brianna, Tante. Kebetulan saya dan Orion sekolah di tempat yang sama! " Ucap Brianna.
" Oh gitu... Tante kirain kamu pacar nya Orion. Habis nya baru kali ini Tante melihat dia dekat sama cewek lain! "
Brianna tertawa canggung. Dugaan nya akan orientasi seksual yang menyimpang pada cowok itu semakin bertambah kuat.
Hmmm... Sayang, ganteng - ganteng tapi belok!
" Wajah kamu kenapa sayang? Kamu dipukuli oleh bapak mu? "
Glek...
Brianna terkejut dengan tuduhan tepat sasaran yang dikatakan oleh Tante Tiara. Bagaimana bisa wanita ini tau?
" Jadi lo dipukuli sama bokap lo, Na? " Tanya Orion.
Brianna menggeleng panik, " Ngga kok. Kondisi ku kayak gini karena kecelakaan aja, Tante. Lagipula mana mungkin ada orang tua yang tega menyiksa anak nya sampai seperti ini, sih!? Bukan kah semua itu tidak masuk akal!? " Bantah nya.
Tante Tiara tersenyum tipis. Dia mendekati Brianna dan memeluk gadis itu dengan erat. " Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, sayang. Bahkan ada kok orang tua yang tega membunuh anak kandung nya sendiri, hanya karena masalah sepele. Kalau kamu tidak mau menceritakan masalah ini pada orang lain maka it's oke, Tante tidak ada hak untuk memaksa. Tapi Tante cuma mau bilang bahwa kamu adalah anak yang luar biasa, karena bisa bertahan sejauh ini. Bahkan setelah semua rasa sakit di hati dan tubuh yang kamu rasakan ini, kamu masih melindungi orang yang kamu sayangi itu. Kamu hebat, Brianna! " Ucap nya.
Kalimat tulus yang diucapkan oleh Tante Tiara nyata nya mampu menusuk hati Brianna. Tanpa dia sadari butir bening kembali menetes dari kedua mata nya, dan membuat nya perlahan terisak lirih.
Bagaimana bisa orang lain justru peduli dan bersimpati pada nya, sementara keluarga nya sendiri mengabaikan diri nya. Bukan kah semua ini terasa aneh dan tidak masuk akal? Peran keluarga seakan tidak berlaku di dalam keluarga Xavierra.
Mereka hanya sekumpulan orang yang mempunyai keterikatan secara DNA, namun sayangnya sedikitpun mereka tidak mempunyai keterikatan secara batin dan jiwa. Mereka tak lebih dari orang asing yang mengaku sebagai keluarga.
Menyedihkan!