NovelToon NovelToon
Jagoan Di Tanah Sunda

Jagoan Di Tanah Sunda

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Ahli Bela Diri Kuno / Epik Petualangan / Balas Dendam
Popularitas:339
Nilai: 5
Nama Author: Panel Bola

Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Darman dan lebih di kenal dengan nama si rawing, dia adalah anak dari seorang jawara silat, tapi sayang bapaknya meninggal akibat serangan kelompok perampok yang datang ke desanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panel Bola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Berlatih Bersama Ki Debleng

"Hehe, tidak akan pernah ada kemajuan kalau cara belajar kamu seperti itu. Si rawing memiliki tulang yang bagus, aku mau dia tinggal disini, aku akan melatih dia." Ki Debleng lalu menatap ke arah si rawing, "bagaimana rawing kamu mau tinggal disini bersama aki.?"

‎‎Yang dilirik menjawab dengan tidak sopan, "aku tidak keberatan aki-aki, asal kamu benar-benar melatih aku supaya bisa seperti apa yang kamu lakukan tadi."

‎‎Kalau saja cara bicara Si rawing di tunjukkan kepada orang tua yang lain tentu akan mengundang amarah, tapi Ki Debleng malah tertawa seperti orang yang sedang bahagia, "hehehe, yang bersangkutan sudah setuju Marlan, sekarang kamu pergi saja dari sini jangan diam diri saja, cepat pergi."

‎‎Msrlan menatap ke arah Si rawing, "kamu beneran ingin tinggal bersama aki Debleng.?"

‎‎"Iya mang, tujuan awal kita mencari Ki Wiguna juga karena kita mau belajar ilmu silat darinya, di Karenakan Ki Wiguna sudah meninggal jadi aku memutuskan untuk berguru kepada Ki Debleng saja mang."

‎‎"Ahh sudahlah Marlan, kamu jangan banyak bicara lagi, Si rawing bakal aman bersama aku disini, kamu cepat pergi dari sini." Ki Debleng kembali berbicara dengan kasar.

‎‎"Iya, iya Ki, kalau begitu aku pamit Ki. Rawing kamu harus belajar yang tekun dan jangan membantah Ki Debleng, emang pamit jaga diri baik-baik."

‎‎Dalam hati Marlan sebenarnya merasa sedih saat dia harus berpisah dengan Si rawing, semenjak kematian Wira Karta, dia yang selalu menemani hari-hari Si rawing, dia sudah menganggap Si rawing seperti anaknya sendiri.

"Iya mang."

Setelah berpamitan, Marlan lalu pergi meninggalkan Si rawing dan Ki Debleng, dalam hatinya dia sangat yakin kalau suatu saat nanti setelah Si rawing sudah menyerap ilmu yang di ajarkan oleh Ki Debleng, Si rawing pasti akan menjadi jagoan yang sangat hebat dan akan menumpas semua kejahatan.

‎‎********

‎‎Setelah hari itu, Si rawing dan Marlan berpisah, Si rawing memulai hari-harinya sebagai maurid Ki Debleng.

‎‎Selama menjadi murid Ki Debleng Si rawing harus nurut dan patuh terhadap semua perkataan dan perintah Ki Debleng yang memang sedikit aneh dan nyeleneh, meskipun seperti itu Si rawing merasa nyaman bisa bersama dengan Ki Debleng.

‎‎Sudah lima hari Si rawing ikut bersama ki Debleng, seperti hari ini, Ki Debleng sedang duduk di sebuah kursi kayu yang sudah usang dia memanggil Si rawing.

‎‎"Rawing, Rawing, aku haus, mau minum, Metik buah kelapa cepat."

‎‎Si rawing datang menghampiri Ki Debleng lalu berkata, "aku tidak bisa manjat Ki, lagi pula pohon kelapanya juga sangat tinggi dan besar."

‎‎"Sialan kamu, dalam diri manusia tidak ada kata tidak bisa, setiap hal itu harus latihan dulu baru bisa. Jadi kamu harus mau belajar dan berani, kalau tidak seperti itu sampai kapan pun kamu tidak akan pernah bisa menjadi ahli. Kamu mengerti."

‎‎"oke kalau begitu ki, sekarang aku manjat pohon kelapa."

‎‎Si rawing berjalan mendekat pohon kelapa, lalu dia mencoba untuk memanjatnya, tapi di karenakan dia belum bisa memanjat, beberapa kali Si rawing mencoba tapi selalu gagal.

‎‎Tapi Si rawing tidak menyerah dia terus mencobanya, setelah puluhan kali mencoba pada akhirnya dia berhasil sampai diatas pohon kelapa, tapi saat dia melihat kebawah dia menjadi bingung lalu memanggil Ki Debleng.

‎‎"Aki, aki bagaimana caranya nanti aku turun.?"

‎‎"Heheh, ada saja kebodohan kamu itu rawing, petik buah kelapanya dua, terus kamu lompat dari sana agar cepat sampai, begitu saja kamu harus bingung rawing."

‎‎Omongan Ki Debleng bagi orang biasa mungkin akan di anggap gila, tapi bagi Si rawing tidak seperti itu, dia memiliki keyakinan kalau Ki Debleng tidak akan membuat dia celaka, tampa banyak pikir lagi Si rawing memetik dua buah kelapa setelah itu dia langsung melompat.

‎‎Tebakan Si rawing benar, saat dia jatuh, Ki Debleng langsung melompat dari duduknya dan menangkap tubuhnya menggunakan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya menangkap dua buah kelapa.

‎‎"Hahaha, aku suka, kalau mau menjadi murid aku harus mempunyai nyali yang besar, tapi bukan hanya itu saja kamu juga harus mempunyai kekuatan. Jadi mulai besok kamu akan mulai berlatih menggali pasir di sungai dan membuatnya menjadi dua gundukan terus tangan kamu kubur di dalam dua gundukan pasir itu dari terbitnya matahari sampai waktu asar. Terus kamu juga harus membawa air dari sungai untuk menyirami pohon yang ada di atas pasir, bagi manusia lain perintah yang aku berikan pasti di anggap perintah manusia gila. Heheh bagaimana kamu sanggup tidak rawing dengan apa yang aku perintahkan.?"

"aku sanggup Ki, asal aki benar-benar melatih aku untuk menjadi jagoan silat, setiap perintah aki pasti akan aku laksanakan."

"Hehe, kalau begitu besok subuh kamu harus siap Rawing."

"Siap Ki."

******

Keesokan harinya Si rawing mulai melatih kekuatan fisiknya, latihan ini bagi anak biasa yang seumuran dengan Si rawing pasti mereka tidak akan sanggup melakukan semua itu, sebab bagi Si rawing juga latihan ini memang berat, tapi dia memiliki tekad yang kuat menjadikan dia lebih bersemangat, dia tidak mengeluh atau putus asa, dia telah melihat kekuatan ilmu silat yang di tunjukkan oleh Ki Debleng, hal itu di jadikan dorongan dan motivasi bagi dirinya untuk menghadapi berbagai macam latihan yang bakal dia hadapi.

Tubuh Si rawing menjadi berisi, dia membawa air dari sungai untuk menyirami pohon yang ada di atas pasir, itu adalah latihan fisik yang dia lakukan agar dia memiliki tenaga yang besar dan kuat.

Terus dia juga mengubur tangannya di dalam dua gundukan pasir, saat matahari terbit dia hanya merasa hangat, tapi saat siang hari, kedua tangannya merasakan panas yang sangat luar biasa, tangan seperti di bakar di dalam tungku api yang menyala. tapi setelah melakukan hal itu terus menerus, akhirnya Si rawing menjadi terbiasa dan tidak merasakan panas seperti pertama kali.

Hari demi hari Si rawing melewatinya dengan melatih fisiknya.

Saat malam tiba, Si rawing baru saja merebahkan tubuhnya di dalam gubuk, gubuk itu dulu pernah di tempati oleh Ki Wiguna sewaktu masih hidup.

"jangan tidur dulu Rawing, latihan silat itu tidak cukup dengan melatih fisik saja, fisik yang kuat itu tidak akan ada artinya kalau kamu tidak mempunyai tenaga dalam, kamu tahu tidak apa itu tenaga dalam.?" tanya Ki Debleng saat Si rawing baru saja akan memejamkan matanya.

"aku tahu Ki, tenaga dalam itu ada di dalam tubuh kita, cara melatih tenaga dalam, kita harus berlatih mengatur ritme nafas kita, kalau sudah berhasil di latih, kekuatan yang ada didalam tubuh kita bisa kita atur dan di gunakan."

"hehehe, benar seperti itu, pintar juga kamu rawing, tapi semua itu belum cukup rawing, tapi harus di barengi dengan ketenangan batin, pikiran kita harus fokus jangan memikirkan hal apapun, jadi malam ini kamu harus mulai latihan tenaga dalam."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!