NovelToon NovelToon
Gadis Manja Milik CEO Arogan

Gadis Manja Milik CEO Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / One Night Stand / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Diandra_Ayu

Lily, seorang mahasiswi berusia dua puluh tahun, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis hanya karena satu malam yang penuh jebakan. Ia dijebak oleh temannya sendiri hingga membuatnya terpaksa menikah dengan David Angkasa Bagaskara- seorang CEO muda, tampan, namun terkenal dingin dan arogan.

Bagi David, pernikahan itu hanyalah bentuk tanggung jawab dan penebusan atas nama keluarga. Bagi Lily, pernikahan itu adalah mimpi buruk yang tak pernah ia minta. Setiap hari, ia harus berhadapan dengan pria yang menatapnya seolah dirinya adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, di balik sikap angkuh dan tatapan tajam David, Lily mulai menemukan sisi lain dari pria itu.
Apakah Lily mampu bertahan dalam rumah tangga tanpa cinta itu?
Ataukah perasaan mereka justru akan tumbuh seiring kebersamaan atau justru kandas karena ego masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra_Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Hamil

Lily masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya ini. Gepokan mata uang dolar ini bagai uang mainan. Jika dirupiahkan, entah seberapa hasilnya? Namun yang pasti ini sangat banyak.

Belum lagi seperangkat perhiasan mewah ini. Astaga, ini seperti mimpi. Kakek tua itu sangat baik dan perhatian. David yang suaminya sendiri malah belum pernah memberikan ini. Tapi tuan William yang baru ia kenal, malah sangat perhatian. Wanita mana yang tak akan tergiur dengan perhiasan dan uang ini?

"Jangan senang dulu. Kau belum mengenalnya,," bisik David ditelinga istrinya. Lily mengerucutkan bibir. Dasar menyebalkan, mengganggu kesenangan orang saja. Bilang saja sirik, batin Lily dengan mata yang menatap binar pada isi koper di meja makan itu.

"Ini semua akan menjadi milikmu. Bahkan lebih dari ini," tutur pria tua itu yang membuat Lily semakin menganga.

"Asalkan dengan satu syarat..."

DEGH.

Perasaan senang itu berubah. Senyum yang mengembang kini mengendur tiba-tiba. Mengapa sekarang ia jadi merasa takut? Apa syarat yang akan diajukan oleh kakek dari suaminya itu?

Lily melirik David yang kini mengulum senyum. Seolah sedang menertawakannya saat ini. "Aku bilang jika apa," bisiknya lagi.

Lily mengigit bibir bawahnya. Tentu saja ia sangat penasaran sekaligus takut. Apalagi melihat seringai di wajah tua kakek suaminya itu.

"Kau akan mendapatkan apapun dengan satu syarat. Berikan aku seorang cucu secepatnya!"

GLEK.

jangankan Lily, David dan seluruh keluarganya pun terkejut dengan penuturan dari Tuan William barusan.

"A–apa? Seorang cucu?" tanya Lily memastikan. Semoga saja ia salah dengar.

"Ya, hanya itu yang aku minta. Sangat mudah bukan?"

"Ta–tapi...."

"Aku gak setuju!" tegas David tiba-tiba.

Tuan Handoko dan Nyonya Amanda masih mematung dan terdiam dengan pikiran masing-masing. Tentu saja mereka tidak bisa ikut campur jika keinginan itu keluar langsung dari mulut Tuan William, orang yang paling berkuasa di keluarga besar Bagaskara.

Sementara Ricardo, ia menggeleng ke arah sang kakek. Berharap Tuan William merubah syarat itu. Syarat yang tentunya akan membuat hubungannya dengan Lily semakin jauh. 'Gak, Lily gak boleh hamil anak si brengsek itu,,' umpatnya.

"Kenapa kamu terkejut dan apa alasanmu tidak setuju, David? Salah satu tujuan pernikahan adalah ingin memiliki keturunan. Kakek ingin sebelum kakek mati, bisa melihat anakmu, cicit keluarga ini," ujarnya yang kini menampakkan raut wajah yang meredup. Raut garang itu kini berubah sendu. Hal tersebut tentu saja membuat David dilema.

"Aku tidak suka kakek bicara seperti itu. Aku belum siap punya anak. Dan kakek akan hidup lebih lama," tegas David seraya bangkit dari duduknya. Pria itu tiba-tiba saja menarik tangan Lily, membawa istrinya untuk meninggalkan meja makan.

"Dasar anak keras kepala. Padahal ini adalah permintaan yang sangat mudah." Tuan William berdesis tak senang dengan sikap cucunya itu. Ia berpikir untuk apa David menikah jika tidak secepatnya punya anak?

"Ayah, sabarlah dulu. Jangan memaksa David seperti itu. Ayah tahu sendiri kan bagaimana sifatnya?". Handoko mencoba menenangkan hati ayahnya. Nampak raut tak senang dari sang penguasa itu. Akibatnya akan fatal jika sampai Tuan William murka. Bisa-bisa semua aset ini ditarik lagi oleh ayahnya.

"Ini semua gara-gara kau juga, Handoko. Kau terlalu memanjakannya!"

"A–aku? Kok aku disalahkan sih, Yah?"

"Ya ini semua salahmu. Kau terlalu menuruti apa kata anak kebanggaanmu itu. Lihatlah, dia sudah berani menolak keinginanku. Aku gak mau tahu, jika kau tak ingin semua aset perusahaan ayah tarik, maka secepatnya gadis itu harus segera memberikan aku cicit. Paham?!!!"

Tuan William bangkit. Dengan tongkat naga yang selalu ia bawa, pria tua dengan setelan jas berwarna putih itu pun meninggalkan meja makan dikawal oleh dua bodyguardnya.

Makan malam ini jadi gagal dan kacau. Nafsu makan pun menghilang. Hanya Ricardo saja yang sepertinya tidak peduli. Pria itu menyaksikan perseteruan sambil menikmati ayam panggang tanpa nasi.

"Tuh dengar, Pih. Papi terlalu memanjakannya. Sekarang lihatlah anakmu itu, dia jadi makin sulit diatur." Nyonya Amanda ikut menimpali. Hal tersebut membuat Handoko geram.

"Dia anakmu juga. Jangan menyalakan aku begitu saja. Kau ibunya, tapi tak pernah sekalipun aku lihat kau mengurus atau memperhatikannya. Jadi jangan salahkan David juga dia menjadi pembangkang seperti ini."

Ekor mata pria setengah baya dengan wajah sangar itu menatap ke arah Ricardo. Sejak dulu ia memang membedakan perlakuannya pada David dan Ricardo. Itu karena Amanda, istrinya itu pun melakukan hal yang sama. Sejak David lahir, wanita itu enggan mengurusnya. Berbeda dengan saat Ricardo lahir. Baik limpahan harta maupun kasih sayang tercurah pada anak bungsu keluarga Bagaskara itu.

Lagi pula Tuan Handoko merasa jika David lebih berkompeten daripada Ricardo yang sukanya berfoya-foya. Sejak kecil David sering memenangkan kejuaraan dalam bidang akademik. Bahkan ia lulus lebih cepat dari pada anak-anak seusianya. Tentu saja hal tersebut menjadi suatu kebanggaan. Sangat bertolak belakang dengan Ricardo yang selalu mendapatkan nilai rendah dalam setiap pelajaran.

"Jadi menurut papi ini salah mami, begitu? Papi yang harusnya sadar, sejak Ricardo kecil pun papi tidak pernah memperhatikannya. Kau terlalu sibuk dengan anak kebanggaanmu itu. Dan lihatlah sekarang, anakmu yang kau banggakan malah melempar kotoran pada kita."

"Jangan kau bahas lagi kesalahan David. Dia sudah menembusnya dengan menikahi gadis itu. Kau jangan mengalihkan pembicaraan dengan mengungkit yang lain."

Tuan Handoko bangkit. Ia sudah tak berselera. Apalagi saat ingat ancaman dari ayahnya.

"Sekarang pikirkan saja bagaimana caranya agar gadis itu cepat hamil? Kau tidak mau kan jika ayah mengambil semua kemewahan ini?"

Dengan langkah tegap, Tuan Handoko pergi diekori assisten pribadinya. Ia hendak menenangkan pikiran di dalam ruang kerja pribadinya yang tak boleh siapapun masuk termasuk istrinya sendiri.

BRAAKKKK.

"Aarrhhghhh... Sialan!!!" Gebrakan pada meja membuat Ricardo terlonjak kaget. Ia menatap ibunya yang kini wajahnya merah padam.

"Mami bikin aku kaget ih," ucapnya santai ditengah tegangnya perseteruan keluarganya ini.

"Bisa-bisanya kamu tenang saat Mami terdesak seperti ini. Sudah disuruh mengurus pernikahan dengan waktu yang hanya seminggu? Sekarang disuruh cari solusi juga tentang bagaimana membuat gadis itu hamil? Arrggghhh.... Si Lily itu memang menyusahkan!"

Nyonya Amanda nampak geram. Jika tidak ingat siapa ayah dari menantunya, mungkin saja dari kemarin ia sudah mencari cara untuk mengusir wanita itu. Tapi hal itu ia urungkan mengingat dirinya memiliki tujuan lain. Nyonya Amanda ingin bisa dekat lagi dengan Rama, ayah kandung Lily yang merupakan pria dari masa lalunya.

"Aku bisa kok bantu mami," ucap Pria itu santai.

Awalnya prmintaan absurd kakeknya itu membuat ia kesal juga. Bagaimana tidak, wanita yang sangat dicintainya itu harus segera hamil? Membayangkannya saja sudah seperti mimpi buruk untuk Ricardo.

"Benar kamu bisa bantu Mami? Gimana caranya?" Nyonya Amanda yang tengah dilanda frustasi akibat perintah ayah mertua, juga desakan dari suaminya itu langsung mendongak. Penasaran dengan rencana dari anak kesayangannya itu.

Ricardo tersenyum miring seraya mendekatkan bibirnya ke telinga sang ibu. Ia membisikkan sebuah ide yang akan membuat semuanya beres dalam waktu cepat. Tentu saja untuk menjalankan rencananya ini dirinya juga membutuhkan bantuan dari ibunya.

Nyonya Amanda mendengarkan dengan saksama bisikan dari anaknya. Sampai akhirnya matanya membulat sempurna ketika mendengar rencana tersebut.

"Apa? Apa kau sudah gila!" pekik wanita itu setelah mendengar ide konyol dari Ricardo.

***

Bersambung....

1
ahok wijaya
Gak kecewa! 👍
Diandra Ayu: makasih kak🥰
total 1 replies
Shinn Asuka
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Diandra Ayu: Wah, makasih banyak kakak🥰🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!