NovelToon NovelToon
Ayo, Menikah!

Ayo, Menikah!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Office Romance / Cintapertama
Popularitas:997
Nilai: 5
Nama Author: QueenBwi

Arkan itu cowok baik—terlalu baik malah. Polos, sopan, dan sering jadi sasaran empuk godaan Elira, si gadis centil dengan energi tak terbatas.

Bagi Elira, membuat Arkan salah tingkah adalah hiburan utama.
Bagi Arkan, Elira adalah sumber stres… sekaligus alasan dia tersenyum tiap hari.

Antara rayuan iseng dan kehebohan yang mereka ciptakan sendiri, siapa sangka hubungan “teman konyol” ini bisa berubah jadi sesuatu yang jauh lebih manis (dan bikin deg-degan)?

Cinta kadang datang bukan karena cocok—tapi karena satu pihak nggak bisa berhenti gangguin yang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenBwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Delapan

Arkan tengah menyusun rencana pembunuhan atas diri sahabatnya yang bernama Langit. Pria tampan yang kekurangan tinggi badan itu sudah membuatnya tak bisa tidur semalam suntuk karena terngiang-ngiang suara desahan laknat. Sial, kalau diingat lagi rasanya Arkan hampir hard kembali.

Benar-benar! Akan ia beri pelajaran manusia berotak bokep itu, kalau perlu akan Arkan uninstall dari dunia ini.

Pria itu sedang sibuk mengurut pelipisnya yang pening sembari menghela nafas berat beberapa kali. Kepalanya benar-benar pusing sekali karena kurang tidur dan itu semua karena ulah Langit dan juga si manusia montok itu.

Sengaja tak disebut namanya, takut khilaf lagi nanti.

Ngomong-ngomong, soal si montok itu, kenapa sudah dua hari ini ia tak datang merusuh dirinya lagi ya? Bukan rindu loh ya, hanya heran saja sih.

Arkan melirik Ayana yang tengah sibuk menonton sesuatu diponselnya sembari menggunakan headset di mejanya. Tempat duduk mereka tak berjauhan tapi tetap saja Arkan tak bisa memperhatikan dengan baik karena sekat pembatas.  Jadi ia berdiri dari tempatnya dan berjalan menuju tempat Ayana, sebenarnya ia agak penasaran juga sedari tadi wanita itu sedang apa. Biasanya Ayana akan merecokinya soal Elira atau apapun itu yang berbau tentang pernikahan tapi kali ini ia lebih anteng.

Jadi curiga.

Arkan sudah berniat memergoki wanita itu jika saja ia tak mendapati makhluk kuning berbentuk kotak yang terpampang nyata di layar ponsel Ayana. Tiba-tiba saja ekspresi Arkan jadi luar biasa datar sekali.

Astaga! Padahal dikira sedang nonton bokep ternyata Spongebob si celana kotak. Maklum, Ayana kan sebelas duabelas dengan Langit. Sama-sama mesum pangkat 5.

"Kak.." Panggilnya sambil mencolek pundak wanita itu.

Ayana menoleh dengan wajah santai, ia melepas headset nya pelan, "Apa?"

"Ada yang ingin kutanyakan."

"Tanyakanlah..." Jawabnya.

"Kakak kok bisa kenal Elira?"

Wanita itu hanya mendengus, "Kukira mau Tanya apa. Kau penasaran soal itu atau penasaran kenapa Elira tak datang mengunjungimu lagi seperti biasanya?"

SKAKMAT!

Arkan langsung terdiam dengan kedua cuping telinganya memerah, tak disangka ia yang berniat memergoki Ayana malah balik terpergok begini.

"Bu-bukan yang kedua!" elaknya terlalu cepat.

Apa Arkan pikir dia bisa membohongi wanita cerdas (re : Licik) seperti Ayana? Dari gerak-gerak dan ekspresi wajah saja Ayana sudah bisa menebaknya. Tapi ya sudah..Ayana memang senang menggoda dan menjahili orang yang menurutnya menarik. Jadi ia hanya tersenyum tipis dan menopang dagunya diatas meja sembari menatap Arkan jahil.

"Hmm...mau kuberitahu tapi nanti Elira marah~" katanya dengan nada menggoda. Tapi Arkan terlalu bodoh untuk menyadari.

"Katakan saja..aku janji takkan mengadu."

"Baiklah, aku sepupu Elira," umbar Ayana cepat.

Pria itu membelalak, "Hah?! Yang benar?! Wah, kebetulan yang aneh ya. Aku tak menyangka kalian adalah sepupu."

Pernyataan Arkan membuat Ayana bingung sendiri.

Apanya yang kebetulan?

Dirinya memang diminta khusus oleh Elira untuk menjaga dan memastikan Arkan tetap dalam kondisi aman tanpa gangguan para penebar pesona. Kenapa Arkan bisa berfikir semua itu kebetulan?

Ya, ampun. Anak ini benar-benar hanya menggunakan otaknya untuk bernapas saja. Gerutu Ayana dalam hati.

Berurusan dengan Arkan lama-lama bisa membuat Ayana jadi kehilangan 30 persen dari IQ-nya.

"Hanya itu saja yang mau kau tanyakan?"

Hening beberapa saat sebelum Arkan mengangguk canggung dan tersenyum lalu kembali ketempat duduknya. Ayana tahu masih ada lagi yang mau ditanyakan tapi Arkan terlalu gengsi untuk itu.

Saat melirik Arkan sudah kembali ke tempatnya, Ayana kembali memakai headsetnya dan focus pada layar ponselnya. Bedanya, kali ini bukan gambar makhluk kotak berbentuk aneh lagi tapi sepasang manusia yang sedang sibuk bergoyang diatas ranjang dengan teriakan desahan yang memenuhi setiap sisi headset yang dipakai wanita itu.

Iya..sedari tadi Ayana sedang memenuhi gizi asupan *r*ahasianya yang sudah tertunda beberapa bulan karena tugas penting dari Elira. Karena ia sudah berkelakuan baik maka Elira memberikannya ratusan video serupa yang ia simpan dalam sebuah hardisk satu terra. Dan karena kedatangan Arkan tadi yang tiba-tiba, Ayana dengan cepat membuka Youtube dan dengan asal mengklik channel apapun. Sialnya, yang ia klik malah film kartun yang berisi spon berbicara.

Biarlah..yang penting ia aman dan asupan gizinya terpenuhi.

***

Sementara itu ditempat lain, Elira tengah memberengut karena ia dilarang pergi kemanapun oleh sang kakek. Ia kedapatan kabur dari pengawasan Farhan. Oleh karena itu Farhan sempat dihajar oleh kakek hans sebagai hukumannya.

"Kakek~~ Lira kangen Arkan~" rengeknya manja pada sang kakek yang sedang sibuk mengerjakan berkas kantornya. Pria tua itu tak memperdulikan setiap tingkah sang cucu yang ia akui memang menggemaskan sekali, mirip almarhum menantunya kalau sedang merajuk.

"Itu hukumanmu, Sayang," jawab kakek Hans malas tahu.

Bibir Elira semakin maju 5 centi, "Kakeeeekkk~~"

Pada akhirnya kakek Hans melepas kacamatanya dan menatap sang cucu yang sudah terduduk dilantai ruang kantornya karena merajuk.

Berapa umurnya?

"Dengar, berapa kali harus kakek bilang, berhenti mendatangi tempat mereka, Elira.."

Elira mendengus, "Mereka kan bukan orang asing kakek! Dan aku hanya mendatangi rumah Kak Ayana," balasnya kesal.

Selalu begini, sang kakek akan sangat sensitive jika sudah menyangkut Ayana dan keluarganya.

"Bagi kakek mereka adalah orang asing dan wanita itu bukan kakak-mu.."

"Kak Ayana juga cucumu kakek!" Gemas Elira. Ia tak pernah mengerti kenapa sang kakek sampai harus sebegitunya sama Ayana dan keluarganya hanya karena perkara masa lalu.

"Elira!" Suara tegas kakek Hans membuat Elira kaget dan menunduk takut, hingga pada akhirnya anak itu malah terisak pelan.

Nah, sekarang kakek Hans yang merasa bersalah.

Jadinya, pria tua itu bangkit dari tempatnya dan mendekati Elira yang sudah menekuk kedua kakinya dilantai dan menangis dengan menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya. Ia meraih tubuh cucu kesayangannya dan memeluknya lembut.

"Maaf kakek membentakmu sayang. Kau tahu kakek tak suka jika kau membahas mereka lagi. Bagi kakek cucu keluarga Pradipta hanya kau saja. Hanya kau yang akan kujadikan pewarisku bukan yang lain. Kau mengerti kan?"

Elira mengangguk dipelukan sang kakek dengan isakkan pelan. Dirinya tahu itu tapi Elira hanya ingin perang diantara keluarganya berakhir, ia hanya ingin mereka berkumpul lagi sebagaimana layaknya sebuah keluarga.

Tapi sikap tegas dan kekerasan kepala Kakek Hans bukanlah hal mudah.

"Sudah..jangan menangis. Janji takkan kabur lagi seperti kemarin?"

"Eung~" Jawabnya dengan anggukan.

"Kau tahu kakek terlalu menyayangimu jadi kakek takkan sanggup memukulmu, maka Farhan lah yang akan menerima semuanya. Kau paham kan maksud kakek?"

Kali ini anggukan kepala Elira lebih kuat, ia lupa jika segala hal yang ia perbuat bukan dirinya lah yang menanggung tapi sang pengawal pribadi, Farhan. Pria itu pasti sedang kesakitan kini, Elira akan meminta maaf padanya segera.

"Ya sudah..ingin bertemu Arkan-mu kan?"

"Iya~"

"Pergilah kalau begitu."

Elira tersenyum dan mengecup kedua pipi kakeknya sebelum ia beranjak dari tempatnya dan berjalan keluar ruang kantor dengan riang sekali. Meninggalkan sang kakek dengan raut wajah tak terbaca.

"Maafkan kakek, Nak~"

***

Saat Elira mendapati Farhan yang tengah terduduk sembari menikmati kopi panas dengan wajah lebam, ia menangis lagi sembari berlari dan memeluk pria berbadan tinggi itu erat. Harusnya ini jadi dramatis, tapi demi apapun Farhan hampir mati karena ia secara tak sengaja meneguk banyak kopi panas hingga kerongkongannya perih karena kaget dipeluk dari belakang.

Padahal ingin dinikmati pelan-pelan. Untung sayang nyawa dia ini. Kalau tidak mungkin Farhan akan memarahi Elira. Tapi ia tak tega juga, Elira terlalu lucu sih.

"Farhan~ Lira minta maaf~~"

Farhan hanya tersenyum dan mengelus kepala sang Nona muda lembut, "Tidak apa-apa, nona. Saya baik-baik saja."

Elira mungkin manja dan terkadang egois tapi anak itu punya sisi baik hati seperti saat ini. Itulah yang membuat Farhan rela melakukan apapun hanya agar Elira tetap aman.

Elira menggeleng cepat dipundak belakang pria itu, "Gara-gara aku, kau di pukuli kakek. Maaf~"

"Iya..sudah saya maafkan kok, Nona. Jangan menangis lagi ya? Nanti saya dimarahi Tuan besar lagi loh~"

Benar saja. Anak itu langsung menahan tangisnya karena takut sang kakek kembali menyalahkan Farhan.

"Nah..sekarang bagaimana kalau kita ketempat tunangan anda, Nona?"

"Iyaa~" Jawabnya masih dengan isakkan.

***

Ditempat Arkan.

"Daddyyy~~ Lira kangen!"

Teriakan Elira dari depan ruangan Arkan membuat semua karyawan yang tengah sibuk bekerja itu menoleh horror kearah dirinya. Bahkan Elira dengan santainya berlari kearah Arkan dan langsung naik keatas pangkuan pria itu. Ia lalu mendusel-duselkan wajahnya diceruk leher sang tunangan. Arkan sendiri masih dalam keadaan blank karena keadaan yang tiba-tiba begitu.

"WOW..!! AKU TAK TAHU KAU PENGIDAP DADDY KINK LOH, PAK ARKAN!!" teriakan Raka yang membahana sontak membuat wajah Arkan memerah karena diperhatikan oleh banyaknya pasang mata yang menatapnya penasaran.

Sebenarnya Arkan baru saja mencari tahu semalam kenapa Elira ngotot memanggilnya Daddy dan ia sudah mengerti meski harus dibaca beberapa kali karena otaknya yang polos dan suci masih belum terkontaminasi dengan baik sesuatu yang berbau sex dan sara.

Tapi sepertinya, sebentar lagi ia akan segera tertular karena kelakuan Elira yang selalu diluar nalar setiap kali mereka bertemu.

Jadi begitu, nah sekarang Arkan bukan hanya merencanakan pembunuhan Langit tapi juga Raka.

***

Di tempat lain,

"HUAATCCHII..!!" Langit menggaruk hidungnya pelan, "Kok aku bersin terus, sih? Apa aku kena flu, ya?"

1
QueenBwi
💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!