NovelToon NovelToon
Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author:

Mentari Senja, gadis desa yang berusia 18 tahun. Anak terakhit dari pasangan Jaka dan Santi. Dia merupakan salah satu gadis yang menjadi primadona di desanya. Dia mempunyai keluarga yang sederhana dan ayah yang sangat disayanginya. Mentari adalah sosok gadis yang lembut, cantik dan pendiam serta sangat menuruti permintaan sang ayah. Namun siapa sangka Mentari tiba-tiba saja dijodohkan oleh sang ayah dengan sosok lelaki yang dia tidak kenal sama sekali. Dia terpaksa harus menerima perjodohan itu demi kesembuhan sang ayah. Mengubur semua cita-citanya selama ini dan harapannya untuk melanjutkan pendidikan. Hidup dengan seorang laki-laki yang berstatus sebagai suaminya, tapi tidak pernah dianggap dan dicintai.

Chapter 9

Brughh..

“Aaww!”

“Kak Willie” ucap Mentari terkejut.

Lalu ia berjongkok mengambil beberapa buku serta lebaran kertas yang jatuh akibat tabrakan yang tidak sengaja dengan Willie tadi. Tapi sebenarnya bukan tabrakan melainkan dirinya yang sengaja di tabrak oleh Willie.

Jika biasanya Willie tidak peduli dan langsung saja pergi. Maka lain halnya dengan hari ini. Sampai mentari selesai merapikan buku-buku itu dan berdiri, gadis itu masih melihat sosok Willie berdiri dengan wajah datar yang menatap Mentari tanpa ada ekspresi apapun.

“Maaf kak,, aku nggak sengaja” ucap Mentari. Walaupun bukan ia yang salah namun Mentari tetap minta maaf pada suaminya itu.

Tapi, tanggapan Willie lagi dan lagi hanya bisa mengoreskan luka dalam hati Mentari.

“Ngapain lu ke sekolah bareng Gibran? Sengaja mau caper sama dia, dan semua anak-anak disini pada tahu kalau lu lagi dekat sama Gibran?” pertanyaan bernada dingin dan ketus itu begitu saja keluar dari mulut Willie tanpa memperdulikan Mentari.

Mentari langsung saja mengelengkan kepalanya lemah. Dia tidak ada maksud seperti itu.

Mentari menghelas nafas panjang, lalu mengusap dadanya sendiri saat melihat tatapan tajam Willie pada dirinya.

‘Tari, Tari! Kapan sih kamu sadar diri? Kak Willie itu nggak akan pernah menganggap kamu sebagai istrinya, sampai kapan pun!’ gumamnya seorang diri dan tentunya hanya bisa di dengar oleh Mentari seorang.

Ketika mereka saling pandang, dan berkutik dengan fikiran masing-masing tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil nama Willie.

“Willie!”

Saat Mentari menoleh kepada orang tersebut,, dia melihat gadis cantik, tinggi dan putih menghampiri Willie. Siapa lagi gadis itu kalau bukan pacar Willie, Natasya. Membuat Mentari langsung saja menundukkan kepala.

“Sayang kamu kenapa ada disini?” tanya Natasya dengan nada suara yang dimanja-manjakan pada Willie.

“Terus ngapain ni cewek kampung juga ada disini?”

Mentari semula sudah bersikap untuk biasa saja. Tapi, nyatanya ia tidak bisa, hati seorang Mentari tidak pernah bisa diajak untuk bekerja sama. Hatinya terasa sakit setiap kali melihat Willie bersama wanita lain, apalagi wanita itu adalah pacar dari suaminya.

Mentari melihat Willie berkata lembut dan tersenyum pada gadis itu,, yang tak pernah bisa ia dapatkan dari sosok cowok berstatus sebagai suaminya.

Merasa tidak kuat melihat interaksi Willie dengan Natasya, akhirnya Mentari melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana.

Mentari mengatur nafasnya, lalu ia mengembalikan moodnya dan menormalkan ekspresi wajahnya agar tidak terlihat murung oleh Queen dan anak-anak yang lain.

“Nggak papa sayang,, tadi aku nggak sengaja nabrak tu anak” ucap Willie lembut pada Natasya.

“Yaudah aku anterin kamu ke kelas lagi yuk” ajak Willie dengan mengandeng tangan gadis itu lembut.

Willie melirik Mentari sekilas sebelum ia pergi dari sana.

Mereka berdua tidak tahu kalau dari tadi Gibran mendengarkan percakapan antara Willie dan juga Mentari.

Gibran merasa heran dan bingung kenapa Willie sebegitu marahnya pada Mentari hanya karena gadis itu berangkat ke sekolah bareng dirinya.

Seharusnya Willie tidak ada hak untuk melarang Mentari jalan atau pergi dengan siapa pun,, gadis itu memang tinggal di rumah Willie, namun hanya sebagai ponakan dari asisten rumah Willie. Tidak lebih!

“Jangan mentang-mentang dia tinggal di rumah lu,, lu bisa seenaknya ngelarang Mentari dekat dengan gua Will” gumam Gibran.

“Gua akan terus deketin gadis itu.”

.

Queen yang melihat kedatangan Mentari, langsung menghentikan kegiatan mencatatnya. Lalu mengarahkan pandangan pada teman barunya itu.

“Dari mana aja lu Tar,, dari tadi dicariin” ucap Queen kesal.

“Maaf ya,, tadi aku ada sedikit masalah” ucap Mentari lembut.

“Masalah apaa? Lu diganggu sama si Natadecoco itu lagi” ucap Queen tanpa jeda.

“Siapa Natadecoco Queen?” tanya Mentari bingung.

“Natasya maksud gua” ucap Queen dengan senyuman jahilnya.

“Kamu ini ganti nama kakak itu aja” ucap Mentari sedikit tertawa.

“Nggak,, tadi aku cuma nggak sengaja nabrak kakak sepupu kamu” jelas Mentari.

“Kak Willie? Urusan mereka belum selesai ya” ucap Queen,, yang langsung dianggukan oleh Mentari.

“Queen aku nanti minjem catatan kamu ya,, kan aku harus ngimbangin materi pelajaran disini” ucap Mentari.

“Santai,, nanti gua pinjemin semua catatan gua” jawab Queen sembari kembali mencatat.

Walaupun materi pembelajaran disini dengan di sekolah lama Mentari tidak terlalu jauh berbeda,, namun karena Mentari anaknya yang pintar ia tidak ingin ketinggalan. Mentari harus bisa menyesuaikan semuanya. Tidak hanya menyesuaikan diri dengan lingkungan, tapi dengan proses pembelajaraan juga.

“Eh Tar, ngomongin kak Gibran,, kayak nya dia suka sama lu deh” ujar Queen.

Membuat Mentari langsung menatap Queen dengan tidak percaya.

“Kamu kalau ngomong ngasal deh” jawab Mentari.

“Gua serius Tar.”

“Kalau lu mau tahu ya,, kak Gibran itu jarang banget bersikap kayak gitu sama cewek.”

“Apalagi sejak dia menolong lu waktu di dorong oleh si natadecoco itu, jelas banget dari sorotan mata dia kalau langsung klik sama lu.”

“Nggak usah ngomong yang aneh-aneh Queen,, kak Gibran itu cuma nolongin aku aja” ucap Mentari.

“Lagi pula aku hanya gadis pindahan dari kampung,, mana lah selevel sama dia.”

“Bisa berteman sama kamu aja aku berasa mimpi” ucap Mentari tertawa.

“Berlebihan lu,, gua berteman sama orang bukan lihat dari hartanya. Tapi gua lihat dari hati kecil gua” jelas Queen.

“Kalau hati kecil gua klik sama orang itu gua baru mau berteman dengan dia.”

“Hussh… jangan berisik kita lagi ada di perpustakaan” ucap salah satu teman sekelas Mentari.

“Sorry-sorry” ucap Queen santai.

“Udah mending kita lanjut mencatat aja,, dari pada kena tegur lagi” bisik Mentari pada Queen.

.

.

Kini Mentari dan Queen sedang berada di kantin,, karena 15 menit yang lalu bel pertanda mereka semua dipersilahkan untuk mengisi energi telah berbunyi.

Mereka menikmati makanan yang mereka pesan tadi.

Queen yang merasa kalau Mentari sedang menjadi pusat perhatian hanya cuek saja. Apalagi melihat Mentari yang tidak peka akan tatapan anak-anak yang lain.

Geral yang melihat Mentari dan Queen sedang duduk menikmati makannya langsung saja menghampiri meja kedua gadis itu.

“Gua kesana bentar” Geral langsung menghampiri meja Mentari.

Willie dan Gibran yang melihat Geral menghampiri meja gadis itu menatap tajam dengan tangan yang sedikit terkepal.

Ada rasa tidak terima oleh kedua cowok itu kalau sahabatnya sedang berusaha mendekati Mentari.

“Sayang kita duduk disitu aja yuk” ajak Natasya pada Willie.

Seharian ini memang mereka bertiga tidak ada jadwal ke kampus. Oleh sebab itu mereka memutuskan untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk acara perkenalan kampus.

Natasya langsung menarik tangan Willie yang berada di gengamannya menuju ke meja itu. Walaupun Willie mengikuti saja,, namun pandangannya tidak lepas dari Mentari dan juga Geral.

Sedangkan Gibran, dia bukannya mengikuti Willie. Tapi cowok itu malah ikutan menghampiri meja Mentari dan Queen.

“Hai Tari imut” ucap Geral duduk di samping Mentari.

“Ya Tuhan” Mentari terkejut dengan Geral yang tiba-tiba saja langsung duduk di sampingnya.

“Kak Geral” Mentari mengusap-usap dadanya.

“Lucu banget sih kaget nya” ucap Geral gemas.

“Lu ngapain kesini sih kak,, ngangu orang aja” ucap Queen ketus.

“Queeni sayang,, adek kak Geral yang cantik! Kamu nggak boleh kayak gitu sama kakak kamu ini” ucap Geral yang mengimut-imut kan suara nya.

“Iihhss.. apa sih kak,, nggak jelas banget” ucap Queen merasa geli.

Mentari hanya bisa tertawa melihat mereka berdua,, yang bagi Mentari itu adalah hal yang lucu.

Ketiga Geral dan Queen saling mengejek, Mentari yang hanya bisa menonton dan tertawa. Gibran tiba-tiba saja duduk di sebelah Mentari dengan membawa makannya.

“Lah ini satu ngapain disini sih kalian berdua” ucap Queen kesal.

“Mending tu duduk sama kak Willie dan si natadecoco atau nggak balik ke kampus kalian.”

“Lu ngapain ikut kesini Gib?” tanya Geral pada Gibran.

“Terus gua lu suruh jadi obat nyamuk tu curu berdua” ucap Gibran ketus.

“Sedangkan lu disini asik-asik dekat sama Mentari.”

Ucapan Gibran tadi membuat Geral dan Queen tertawa,, bukannya sudah biasa kalau Gibran menjadi obat nyamuk bagi Willie dan Natasya. Secara Geral kan suka sekali duduk di meja junior yang cantik-cantik.

Mentari yang mendengar kalau Willie tengah dengan Natasya saat ini mencoba mencari keberadaan suaminya itu. Walau hatinya merasa sakit setiap kali melihat Willie dengan cewek lain,, tapi ia tetap ingin melihatnya.

Gadis itu menatap Willie dalam,, kecewa dan sakit hati itulah yang Mentari rasakan.

Willie yang melihat Mentari menatap kearah dirinya dan juga Natasya, membalas tatapan gadis itu dengan tajam. Dia melihat itu, dimana Mentari duduk diantara kedua sahabatnya.

‘Pasti tu cewek mau nunjukin kalau dia saat ini tengah berada diantara Gibran dan Geral’ gumam Willie, namun hanya ia sendiri yang dapat mendengarkan.

Natasya yang melihat Willie selalu menatap ke meja Queen dan juga melihat kalau Mentari menatap Willie balik merasa kesal.

“Willie,, aku tu disini bukan disana” ucap Natasya ketus.

“Kamu mau kesana juga?” tanya Natasya ketus.

Willie langsung saja menatap pacarnya itu,, ia mengusap tangan Natasya lembut. Kenapa ia bisa lupa kalau saat ini tengah duduk berdua dengan kekasihnya sendiri.

“Nggak sayang,, aku tu cuma heran aja. Kenapa Gibran sama Geral mau deketin tu cewek” jelas Willie.

“Queen juga kenapa mau berteman sama dia,, secara Queen kan orangnya susah berteman dengan orang baru” lanjut Willie.

“Kamu benar juga sayang,, pake pelet kali tu anak. Secara dia kan dari kampung” ucap Natasya.

“Ya walaupun dia cantik,, tapi tetap aja gadis kampung” Natasya memandang Mentari remeh.

“Ha kamu bener banget” ucap Willie,, ia bersyukur karena Natasya percaya akan ucapannya.

“Udah kita nggak usah ngurusin tu cewek,, mending kita pesen makanan” ucap Natasya dengan manja.

“Kamu tunggu disini ya,, biar aku yang pesenin” ucap Willie sambil mengelus puncak kepala Natasya lembut.

Willie langsung saja melangkah untuk memesan makanan,, tapi dengan sengaja lewat di dekat meja Mentari.

“Woii Will lu mau kemana?” tanya Geral pada Willie.

“Gua mau mesen makanan” ucap Willie dingin.

“Dasar bucin,, disuruh mesen makanan mau aja lu” sindir Geral.

“Lu nggak usah ngomong aja,, mending lu ikut sama Willie mesen makan. Mau lihatin kita makan aja lu” ucap Gibran pada Geral.

“Lu nyuruh gua supaya bisa dekat sama Mentari kan” ucap Geral ketus.

“Owh tidak bisa,, gua nggak perlu makan! Lihat Mentari makan dengan anggun aja gua udah kenyang.”

“Iya kan Tari imut” ucap Geral menggoda Mentari.

Gadis itu hanya bisa tersenyum kaku menanggapi ucapan Geral. Lalu ia menatap Willie yang juga sedang menatap dirinya balik.

“Udah sana lu pergi mesen makan Will,, ngapain lu lihatin Mentari gua” ucap Geral sewot pada Willie.

‘Bangs*t ni anak Mentari gua.. Mentari gua’ ucap Willie dalam hati.

‘Istri gua tu bangs*t’ Willie menatap Geral dengan tajam.

“PD banget lu bisa milikin tu cewek” ucap Willie ketus.

“Jelas dong,, secara siapa yang nggak suka sama gua” dengan percaya dirinya Geral berucap.

“Percaya diri banget lu ya kak” celetuk Queen.

“Itu harus,, dari pada nanti ditikung temen sendiri” sindir Geral pada Gibran.

“Lu nyindir gua” ucap Gibran ketus.

“Nggak tuh” ucap Geral santai.

Mentari yang menjadi bahan pembicaraan dan perebutan oleh dua orang cowok itu hanya diam saja. Yang difikirkan oleh Mentari saat ini adalah tatap tajam Willie,, pasti cowok itu akan menyebut dirinya cewek murahan lagi.

“Kak Gibran dan Kak Geral udah cukup” ucap Mentari.

“Kalau kalian mau makan disini silahkan,, aku mau balik ke kelas aja” Mentari langsung saja beranjak dari sana dan pergi meninggalkan kantin.

“Buat rusuh aja lu berdua” ucap Queen ketus,, ia langsung saja menyusul Mentari yang sudah jauh.

Queen melihat Mentari tengah duduk seorang diri di taman sekolah. Gadis itu tidak kembali ke kelas, namun ia tengah duduk di taman seperti sedang menangis.

Saat Queen ingin menghampiri Mentari, langkah ia tertahan sebab Willie dengan langkah kaki yang panjang mendekati Mentari.

“Bangga lu!”

Mentari mendongak,, ia terkejut saat mengetahui orang tersebut adalah Willie.

“Suka lu di dekati oleh mereka berdua.”

“Tapi nggak papa,, jadi lu nggak usah berharap lebih sama gua” kata Willie ketus.

Mentari beranjak bangun, ia menatap Willie dengan tajam.

“Aku juga tidak berharap lebih sama kakak,, dan berharap kakak bakal menganggap aku ada” ucap Mentari singkat, lalu menarik langkahnya menjauh dari Willie.

Namun, saat Mentari baru berjalan beberapa langkah dari tempat Willie berada, gadis itu kembali terhenti.

“Lu harus ingat,, sampai kapan pun gua nggak akan pernah menganggap lu ada. Jadi jangan berharap, yang ada nantinya lu hanya akan mendapat saki hati saja.”

Mentari menoleh pada Willie dan tersenyum getir pada cowok itu. “Udah biasa dan sangat terbiasa!”

Mentari langsung saja melangkah kan kakinya cepat sambil mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

Willie hanya terdiam sambil menatap punggung Mentari yang semakin lama semakin menjauh dari pandangan matanya.

Bersambung…

1
Kyo Miyamizu
Wuih, plot twistnya dapet banget sampe gak tau mau bilang apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!