Cerita ini sekuel dari Menikahi Mafia Kejam
Sebuah malam kelam mengantarkan Devi Aldiva Brodin pada malapetaka yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Kesalahan fatalnya yang menggoda sang atasan yang divonis impoten saat ia dalam keadaan mabuk berat. Dan pria itu adalah Ibra Ashford Frederick merupakan pria yang sudah beristri sekaligus atasannya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balasan untuk Veronika
"Artikelnya hilang," ucap Hugo mengotak-atik laptopnya mencari artikel yang semalam ia unggah.
"Jangan bercanda Hugo, kita sudah bekerja keras semalaman untuk artikelnya. Aku menginginkan kehancurannya," jawab Veronika yang saat ini berada di apartemen Hugo. Ia meminta bantuan pria itu mengunggah artikel tentang Ibra tapi pagi ini pria itu malah mengatakan artikelnya hilang.
"Untuk apa aku bercanda, Vero," ucap Hugo.
"Vero, gawat," pekik Hugo saat melihat notifikasi yang masuk. Ia langsung membuka Video itu dan ada beberapa video panas Veronika dengan beberapa pria termasuk dirinya. Kedua matanya terbelalak, bagaimana video ini bisa tersebar?.
"Apanya yang gawat Hugo?," tanya Veronika merebut laptop yang ada dipangkuan Hugo dengan gerakan cepat. Sama akan halnya Hugo ia tidak kalah terkejutnya. Video panasnya dengan Hugo juga ada, ya Hugo adalah pria pertama yang merenggut kehormatannya. Tapi sudah sangat lama sekali mereka tidak lagi memiliki hubungan, kini mereka hanya sebatas teman saja dan baru semalam mereka kembali mengulangi malam panas mereka.
"Kau menggunggah video kita?," tuduh Veronika. Tubuhnya rasanya bergetar saat ini, kedua orangtuanya pasti sangat kecewa dengan hal ini. Bagaimana bisa video yang tersimpan rapi di ponselnya malah diunggah. Siapa.yang melakukannya kalau bukan Hugo, hanya pria itu yang tahu tentang video itu.
"Apa menurutmu aku akan segila itu, hah?," jawab Hugo.
"Lalu.... Argh," erang Veronika. Kenapa semuanya justru berbalik padanya. Siapa.yang melakukan nya?, apakah mungkin mantan kekasihnya yang kini kabur entah kemana yang menggugah video ini untuk mempermalukannya?.
"Hugo, hapus videonya!," ucap Veronika memberikan kembali laptop pada Hugo. Ia menyandarkan kembali punggungnya ke kepala tempat tidur sembari menutupi tubuh polosnya dengan selimut.
Hugo mengangguk pelan, ia menghapus video panasnya dengan Veronika dan untuk video yang lainnya tidak bisa menghapusnya karena terkunci dan tidak bisa di akses selain hanya untuk ditonton. Bahkan ia dengan gilanya malah ikut menonton video panas Veronika yang lainnya. Memang Veronika memiliki tubuh yang sangat sempurna bagi seorang wanita. Kulit putih bersih dan lekukan tubuh yang begitu indah terpampang di dalam video ini.
Ia menutup laptopnya lalu menyimpannya. Ia menarik selimut yang dikenakan Veronika lalu melemparnya ke sembarang arah hingga tubuh yang tadi ia lihat didalam video terpampang jelas di depan matanya. Ia menarik kaki Veronika, untuk pertama kalinya ia menginginkan Veronika secara sadar karena semalam ia menyentuh Veronika karena mabuk setelah merayakan keberhasilan mereka menggugah artikel tentang Ibra.
***
"Kau mengoleksi video panas istrimu?," tanya Lucky dengan tatapan tidak percaya. Ia benar benar shock melihat video yang diunggah Ibra beberapa menit yang lalu dengan tatapan tidak percaya kalau wanita seperti Veronika yang terlihat polos ternyata sebinal ini.
"Tidak, aku menyimpannya hanya untuk menjadikan barang bukti dipersidangan perceraianku nantinya," jawab Ibra.
Hanya Lucky sendiri yang melihat video panas itu sementara yang lainnya menolak. Mereka memiliki prinsip tidak akan melihat wanita selain pasangan mereka masing-masing.
"Kau yakin akan bercerai, Ibra?," tanya Riu. Ia tahu betul Aunty Alin begitu sangat menyayangi Veronika.
"Hem," angguk Ibra.
Dan dihari itu juga Ibra mengurus perceraiannya, ia ingin segara lepas dari wanita itu. Ia tahu akibat dari video itu pasti akan berimbas pada keluarganya. Namun ia tidak memiliki cara lain membalas Veronika, ia bisa saja menyiksa Veronika tapi mulut netizen dan hukuman mayarakat jauh lebih menyakitkan untuk Veronika tanpa ia mengotori tangan nya sendiri membalas wanita itu.
Setelah keluar dari pengadilan agama, Ibra melanjutkan perjalanannya ke perusahaan. Hari ini jadwalnya begitu sangat padat. Ia menghubungi orang kepercayaannya yang berada di California untuk menanyakan pencarian mereka. Namun mereka masih mengatakan belum kunjung menemukannya. Kemana wanita itu bersembunyi, seharusnya wanita itu menuntut pertanggungjawaban padanya bukan malah kabur seperti ini.
Masih ada dua minggu lagi sebelum awal bulan dimana ia bisa meluangkan waktunya untuk berangkat ke California mencari sendiri keberadaan Diva di sana. Ia bisa meletakkan dua orang kepercayaan memantau kediaman Diva di tanah air barangkali nantinya wanita itu kembali pulang ke Indonesia. Tapi mereka mengatakan kalau sampai hari ini kalau Diva belum kembali.
Ting
Lucky
📩: Monica benar benar sekarat, dia ikut bertemu dengan mu untuk terakhir kali nya .
Ibra berdecak kesal, entah apa lagi yang diinginkan Monica darinya. Ia sudah tidak ingin lagi berurusan dengan pengkhianat itu lagi. Ia melajukan mobilnya menuju Markas dan menghubungi Nia kalau ia akan datang terlambat ke perusahaan.
Dengan menambah laju kendaraannya, Ibra melajukan mobilnya membela jalanan yang sudah cukup ramai. Ia berharap setelah ini tidak akan berurusan lagi dengan Monica.
Dan setelah menempuh beberapa menit perjalanan akhirnya ia sampai di depan Markas. Ia langsung turun setelah anak buahnya membantunya membukakan pintu mobil. Dan ia melangkah masuk ke dalam Markas di mana Lucky dan Riu yang sudah menunggunya.
"Ayo!," ajak Lucky membawa Ibra menuju sebuah ruangan di mana Monica saat ini di rawat. Mereka tidak akan sebaik itu membawa tawanan mereka ke rumah sakit.
Ibra berdiri diambang pintu menatap lurus pada Monica yang terbaring diatas ranjang hanya dipakaikan selang oksigen dan juga infus ditangannya. Wanita itu terlihat memprihatinkan, tubuhnya terlihat semakin kurus.
Ia melangkah pelan memasuki ruangan yang terasa cukup dingin karena di ruangan ini hanya ada tempat tidur saja dan pencahayaan yang minim.
"Ibra," ujar Monica terdengar lirih. Sorot mata wanita itu terlihat kosong.
"Hem," jawab Ibra berdehem pelan.
"Terimakasih sudah datang. Aku hanya ingin meminta maaf," ujar Monica dengan terbata dan hampir tidak terdengar.
Ibra tidak langsung menjawab. Pria itu terlihat menghela nafas beratnya. Ia rasa bukan hanya sekedar cintanya yang tidak terbalaskan Monica tega berkhianat. Tapi ada alasan lainnya ia ia muak untuk menyelidiki nya. Pada akhirnya ia tetap membenci wanita ini.
Wanita ini hanya membuang-buang waktunya hanya untuk sebuah kata maaf. Ia membalikkan badannya namun ucapan Monica menghentikan langkahnya.
"Aku akan tetap mencintaimu meski aku tahu kamu tidak akan pernah membalas nya dan kini kamu terlihat begitu sangat membenciku. Aku akan bawa cinta ini hingga mati. Tapi... sebelum itu maafkan aku agar aku bisa tenang meninggalkan dunia ini," ucap Monica.
Ibra memejamkan kedua matanya dengan kedua tangannya terkepal kuat. Kedua matanya terlihat memerah, dulu ia sangat menyayangi Monica walau hanya sebatas adik. Tapi wanita itu malah menghancurkan semuanya karena pengkhianatan yang dilakukannya.
"Aku... memaafkan mu," jawab Ibra.
Monica tersenyum kecil dan tidak lama setelah nya nafasnya tersengal. Kedua matanya terbelalak ke atas dan kedua tangannya mencengkram kuat seprai.
Melihat pemandangan itu, Ibra segara mendekat begitu juga dengan Lucky yang baru saja masuk membawakan makanan untuk Monica.
"Apa yang--
Lucky terdiam melihat Monica menghembuskan nafas terakhirnya. Pria itu menepuk pelan pundak Ibra.
"Dia sudah pergi untuk selamanya," ucap Lucky.
"Aku akan menghubungi Uncle Dave dan Devano," sambung Lucky lalu meninggalkan Ibra yang masih berdiam diri disamping tempat tidur Monica.
Ibra, pria itu mengusap wajah Monica agar kedua mata Monica yang terbuka bisa tertutup."Selamat jalan," lirih Ibra mencabut selang oksigen dan infus di tangan Monica.
Ibra keluar dari ruangan itu bersamaan dengan Dave yang baru saja datang. Entah siapa yang menghubungi pria paruh baya itu padahal lima menit yang lalu Lucky mengatakan akan menghubungi Uncle Dave.
...****************...
lebih tegas Daddy mu kamu Weh Weh no good 👎👎👎👎