NovelToon NovelToon
Seputih Cinta Melati

Seputih Cinta Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Angst
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Tidak ada rumah tangga yang berjalan mulus, semua memiliki cerita dan ujiannya masing-masing. Semuanya sedang berjuang, bertahan atau jutsru harus melepaskan.

Seperti perjalanan rumah tangga Melati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Karena telepon tempo hari sangat menganggu pikiran Langit siang dan malam, maka dia memutuskan menemui Melati setelah wanita itu mengantar anak-anak sekolah. Sebab telepon darinya pun selalu diabaikan Melati.

"Maaf, aku lancang datang menemuimu."

"Ada apa?."

"Aku minta maaf karena sudah bicara lancang padamu mengenai hubungan pernikahanmu dan suamimu. Tapi itu semua karena aku terbawa emosi saat tahu kamu diduakan oleh suamimu."

"Sebaiknya kamu tidak ikut campur lagi urusan rumah tangga orang lain. Karena yang terlihat menyakitkan itu belum tentu tidak baik. Begitu juga sebaliknya."

"Iya, aku paham. Makanya aku minta maaf sama kamu."

"Aku sudah memaafkanmu." Melati melanjutkan langkahnya lagi tapi kata-kata Langit berhasil menahannya.

"Kamu dan anak-anak berhak bahagia, Mel, kalau tidak bersamaku paling tidak kamu tidak membohongi perasaanmu. Karena Melati yang aku kenal, dia sangat pandai menyembunyikan perasaannya."

Melati menoleh, hanya mampu melihat samar tubuh tegap Langit. Pria yang pernah sangat dicintainya dan mereka pernah memiliki mimpi yang sama. Namun itu semua sudah berlalu dan sekarang dia memiliki kehidupan yang lain.

"Sebagai seorang istri, bahagia di sisi suami yang bertanggung jawab secara lahir batin dan penuh cinta kasih adalah suatu keharusan. Meninggalkan pria yang lebih memilih masa depannya itu adalah sebuah pilihan walau masih bisa menunggu."

"Aku sangat menyesal kalau pada akhirnya aku harus melihatmu menderita oleh suamimu sendiri."

Melati tidak lagi menanggapi, langkah kakinya sudah mantap meninggalkan Langit. Apapun jalan di depannya bersama Mas Kalingga, semoga bisa dilewati meski harus berdarah-darah.

Di rumah di sudut ruangan, Melati mengingat kembali kehidupannya yang dulu sebelum mengenal Mas Kalingga. Sempat ada di masa dia sangat bahagia dengan hubungannya dengan dengan Langit tapi selebihnya penuh air mata dan perjuangan untuk bangkit dan mulai hidup normal lagi.

Mimpi sederhana untuk menjadi ibu rumah tangga. Ibu dari anak-anak yang akan dilahirkannya. Terasa sangat nyata di depan mata ketika bertemu dengan Langit yang hadir mengisi hidupnya.

Kehidupan mereka sederhana, cukup untuk memulai yang namanya pernikahan. Hari bahagia sudah ditentukan dan persiapan sudah matang menjelang hari H. Namun sebuah pilihan datang menghampiri Langit secara tiba-tiba, mendapatkan beasiswa full untuk kuliah di kota Y.

Tentu saja Langit pria yang pintar, makanya dia bisa mendapatkan beasiswa full di universitas incarannya.

Satu sisi Melati senang usaha dan doa-doa Langit terkabul sudah tapi di sisi lain ada dirinya yang harus siap kehilangan Langit karena jarak. Berbagai pembicaraan sudah dilakukan, hingga pada akhirnya Langit sendiri yang lebih memilih untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang Dokter spesialis.

Melati harus rela melepaskan cintanya terhadap pria itu dan menanggung malu karena pernikahannya yang tidak pernah terjadi. Semua sirna dan menjadi masa lalu yang tidak perlu dilihatnya lagi.

Rasa sakit karena Langit sudah tidak terasa lagi, berganti kebahagiaan saat Mas Kalingga datang dengan cinta dan ketulusannya. Hatinya tidak lagi kosong, hampa, sebab sudah ada nama dan rasa atas nama Mas Kalingga.

Melati menyeka sudut matanya, kesakitannya karena Langit tidak ada apa-apa karena mereka masih berstatus kekasih. Tetapi bersama Mas Kalingga terasa sangat menyakitkan karena terjadi saat sudah menjadi suami istri. Terkait kata sakral yang ingin dia jaga dan bawa sampai mati.

"Mampukah aku sekarang?," gemuruh batin Melati.

Suara dering ponsel mengalihkan pikiran Melati, dia segera melihat panggilan telepon yang terus berbunyi.

"Ayah," gumamnya.

"Assalamualaikum, Melati."

"Waalaikumsalam, Ayah. Ayah sehat?."

"Alhamdulillah sehat, Mel. Kamu, suamimu dan anak-anak bagaimana? Sehat-sehat 'kan?."

"Alhamdulillah, Yah."

"Ayah tunggu-tunggu tapi kamu dan anak-anak tidak ada pulang juga. Alhamdulillah bila semuanya kembali membaik."

"Tolong jangan pernah berhenti berdoa untuk kami, Yah. Terkhusus aku dan anak-anak."

"Suamimu juga selalu Ayah doakan karena dia anak Ayah juga."

Hening

Melati menahan suara tangisnya. Tapi Ayah dapat merasakannya.

"Ingat, belajar menjadi pribadi yang lebih baik itu memang jalannya berliku. Kadang bahkan terasa sangat terjal. Memang tidak akan pernah mudah menjadi istri dan Ibu yang ideal, akan selalu ada batu kerikil di setiap langkahmu. Terkadang bisa kamu lewati, atau mengenai salah satu jari kakimu atau mungkin membuat kakimu berdarah-darah. Tapi percayalah itu semua bisa kamu lewati jika terus percaya pada ketetapan-Nya. Tidak ada seorang anak manusia yang tidak mendapat ujian hidup. Semua orang sedang berjuang melewati cobaan atau ujian hidup masing-masing. Badai pasti berlalu, Mel."

Melati tak kuasa dengan kata panjang Ayah yang begitu bijak. Dia menangis tersedu sampai Ayah yang harus mengakhiri obrolan. Tapi sebelum itu, sempat Ayah mengatakan sebuah kalimat.

"Pulanglah dengan terhormat jika kamu sudah tidak mampu bertahan, pintu rumah Ayah akan selalu terbuka lebar untukmu yang sudah berjuang."

Dia tidak sendirian, akan selalu ada Ayah di belakangnya yang selalu mendukungnya.

*

Siang itu matahari tak menampakkan sinarnya. Terhalang kabut gelap dan awan hitam. Melati segera bergegas pulang setelah menjemput anak-anaknya.

"Cepat masuk, Mama!. Teriak Sakura saat hujan turun mengguyur dan Mamanya masih di luar setelah bicara dengan salah satu Guru mereka.

Melati tersenyum ketika sudah masuk dan duduk di belakang kemudi. Lalu mengelap wajahnya yang basah karena air hujan.

"Hujannya deras banget, ya, Ma?."

 "Iya, Dek, sudah mendung dari pagi 'kan?. Hujannya baru turun sekarang."

"Iya, Ma, untungnya kita sudah di mobil."

Melati mengangguk dan mulai melajukan mobilnya.

Hujannya merata di semua titik jalan yang dilewati mobil Melati. Ada beberapa ruas jalan yang akan terpendam banjir jika hujan deras seperti ini. Semoga saja tidak terjebak macet dan jalanan tidak banjir.

Tapi harapan Melati harus pupus ketika jalanan sudah tergenang air cukup tinggi sehingga sejumlah motor sudah ada yang mogok. Mobil pun tidak bisa lewat dikarenakan ada beberapa jalan yang amblas.

Melati memutar otak sekalian memutar balik mobilnya. Mencari hotel untuk beristirahat sambil menunggu jalanan aman untuk dilewati.

"Kita di sini dulu sampai banjirnya surut," Melati dan kedua anaknya memasuki lobi hotel.

"Iya, Mama."

Melati segera memesan satu kamar untuk mereka, Sakura yang bersama Lili lepas dari pengawasannya. Lili masih berada di dekatnya sedangkan Sakura tidak ada.

"Ke mana Sakura, Kak?."

"Barusan ada bersamaku di sini."

Sakura yang sedang mereka cari ternyata mengikuti Papanya dan Viola yang bergandengan tangan berjalan menuju lift. Sakura tidak menangis, tidak berteriak memanggil Papanya, tetap tenang dan terus berjalan. Hanya saja tatapannya begitu dalam dan tak terbaca pada mereka berdua.

Beberapa tubuh orang dewasa menabrak tubuh kecilnya yang mengenakan seragam. Dia tidak menghiraukannya karena tubuhnya tidak terasa sakit.

Mata si kecil Sakura menangkap ciuman bergairah antara dua orang dewasa saat akan memasuki lift. Kaki kecil dengan tubuh gemetarnya tak sanggup lagi melangkah untuk mengikuti.

Diamnya mengandung sejuta tanya.

Bersambung

1
R⁸
paling perceraian nya pun hasil rekayasa c viola.. biar aja dy kena azab.. mati saat melahirkan.. n sebelum mati dy mengakui dosa2nya
Daulat Pasaribu
suami gk ada otak,uda berhianat bisa bisa nya diceraikannya istrinya yg berkorban banyak
Mumtaz Zaky
jangan lupa viola akan ada balasan dari setiap perbuatan mu, cepat atau lambat...
R⁸
semoga yg kesuntik c ibu dajjal nya tuh.. udah lumpuh pun ga ada tobat nya.. masih aja mo jahatin menantu sah nya😒😤😤😤
Mumtaz Zaky
gila semua tu orang,, si ibu jg udah tinggal nunggu waktu mati doang geh, masih aja ngelakuin dosa,,, naudzubillah
Siti Sarifah
aku tegang bacanya
R⁸
sumpah ya.. ini valakor nya bener2 ga tau malu, ga punya hati n perasaan, n ga punya otak juga
R⁸
aiiihhh knp mau di anu2 siiihh
R⁸
Luar biasa
R⁸
semoga c lumpuh ga bakal hidup normal lagi, n sampai akhir hayat hatinya akan selalu sepi n tersia2
R⁸
laahhh c setaannn.. ga mikir apa, laki2 yg lo ributin itu sebelum nya milik anak istri sah nya.. bukan milik pribadi lo taaann😒
R⁸
perempuan jika sakit hati mungkin masih bisa memaafkan, tapi bila udah kecewa, seumur hidup pun luka itu masih akan tetap ada n terasa pedih nya
R⁸
othor typo🤭🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
R⁸: masama thor
total 2 replies
R⁸
pede amat 😒
Kaylaa
lama2 njelehi si Kalingga
R⁸
ibu mertua jihiniim.. semoga azab mu dibenci anak cucu mu di masa tua mu
Mumtaz Zaky
kurang tegas
Mumtaz Zaky
sesuatu yg di dapat dari yg tdk baik,, hasil nya pun gak bakal baik jeng...
Linda Yohana
Bagus novelnya
Kaylaa
awas..nnt malah melati yg disebut...🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!