Kembali Ke Masa Lalu

"Ikut ya Kak.. aku mohon, " ujar Sania memotong ucapan Ciara.

"Tapi... " ujar Ciara berpura-pura ragu.

"Kakak, Kakak pergi bersama ku, selama aku ada, tak akan ada orang yang berani menindas Kakak, " ujar Sania meyakin kan.

"Emmm.. baiklah Kakak akan ikut, " ujar Ciara berkompromi.

"Yey.. ini baru Kakak ku, Sania sayang Kakak, " ujar Sania memeluk Ciara.

"Kakak juga menyayangi mu Adik, " ujar Ciara menekankan kata menyayangi mu.

"Kalau begitu aku akan bersiap-siap, Kakak juga harus bersiap-siap, ini pakaian untuk Kakak, lengkap dengan perhiasan nya, " ujar Sania.

"Ya Kakak akan bersiap-siap, Kakak akan tampil sempurna, karna Kakak tak ingin membuat Adik malu, " ujar Ciara.

"Kau Kakak terbaik ku, " ujar Sania sambil berlalu pergi dari halaman Ciara.

"Aku ingat waktu itu..

FLASHBACK ON.

"Waw Kakak kau sangat cantik, tak sia-sia aku menyiapkan semuanya untuk mu, " ujar Sania menatap penuh kepuasan dengan dandanan Ciara yang bagaikan ondel-ondel pasar malam.

"Adik menyiapkan semuanya untuk Kakak, jadi Kakak akan melakukan yang terbaik, agar Adik bahagia mempunyai Kakak seperti Kakak ini, " ujar Ciara bahagia atas pujian Sania.

"Ya sudah Kak, ayo kita berangkat, acara nya akan segera di mulai, kita jangan sampai terlambat, " ujar Sania bersemangat.

Tak ingin membuang waktu Adik tersayang nya, Ciara pun dengan patuh mengikuti semua ucapan Sania.

Dan tiba lah mereka di kediaman Zu, yang mengadakan pesta bunga adalah Lani, dia teman bermain nya Sania.

"Akhirnya kamu datang juga Sania, " ujar Lani sudah lama menunggu kedatangan Sania.

"Maafkan aku datang terlambat, karna aku harus menunggu Kakak ku dulu, " ujar Sania dengan tampang wajah bersalahnya.

"Tidak apa-apa, kau itu terlalu baik, sudah tau punya Kakak seperti itu, tapi kau selalu membawa nya, " ujar Lani.

"Jangan begitu Lani, meski Kakak ku lamban, aku sangat menyayangi nya, " ujar Sania dengan nada lembut nya, orang lain yang mendengar nya tampak Sania itu menyayangi Ciara, tapi untuk orang yang mengerti , secara tidak langsung Sania menghina Ciara.

"Kau begitu teramat baik Sania, " ujar Lani.

"Sudah sudah, kasian Kakak ku dia baru pertama kali hadir di acara seperti ini, " ujar Sania.

"Pantas saja dandanan nya menyakitkan mata, " ujar Lani menghina penampilan Ciara.

"Kakak ku ingin tampil cantik, dan dia memang sangat cantik, dengan riasan seperti itu, " ujar Sania yang lagi-lagi mengucapkan kata sindiran untuk Ciara.

Ciara yang pada dasar nya bodoh, memuji adik nya baik, karna dia berpikir Sania membela dan memujinya.

"Kau ini, apa kau tidak malu membawa Kakak mu yang seperti badut?" bisik Lani pada Sania.

"Dia suka jika dia berpenampilan seperti itu, " ujar Sania yang lagi-lagi menghina penampilan Ciara secara tidak langsung.

Lani yang mendengar ucapan Sania terkagum-kagum, Lani kagum pada Sania yang menyayangi Kakak nya itu.

"Nona Ciara silahkan nikmati pesta nya, " ujar Lani yang akhirnya menyambut Ciara.

"Terimakasih Nona Lani, " ujar Ciara malu-malu.

"Kakak ayo kita duduk, Kakak pasti sudah pegal, " ujar Sania.

"Ayo Adik, aku ingin duduk disana, " ujar Ciara menunjuk kursi yang paling bagus di antara kursi lain.

"Apa dia tak tau, itu kan kursi Tuan rumah, "

"Nona Sania begitu baik, hingga mau membawa Kakak nya yang bodoh itu, "

"Dasar orang udik, apa dia tak pernah ke pesta? hingga dia tak tau kursi sang Tuan rumah, "

"Kalau aku jadi Nona Sania pasti aku sudah menyuruhnya untuk pulang, "

"Nona Sania terlalu baik, hingga dia memanjakan Kakak nya yang bodoh itu, "

Bisikan-bisikan itu terus bersahutan, mereka membicarakan ketidak tahuan Ciara sebagai kebodohan, dan Sania tersenyum bahagia penuh kemenangan, itu yang dia inginkan, membuat nama Ciara buruk di mata orang lain.

Hingga Ciara terkenal sebagai gadis bodoh, gadis tak tau diri, gadis yang selalu merepotkan sang adik.

"Kakak jangan dengarkan mereka, aku selalu disini ada untuk Kakak, " ujar Sania.

"Adik memang yang terbaik, Kakak sayang Adik, " ujar Ciara.

Pesta itu terus berlanjut, hingga tiba ke pertunjukan bakat, satu persatu para gadis naik ke atas panggung, mereka menunjukkan bakat terbaik mereka, begitu juga dengan Sania.

"Nona Sania, kau sangat hebat, suara mu merdu sekali, " ujar Lintang gadis dari kediaman keluarga Lin.

"Nona Lintang terlalu memuji, tadi tarian Nona Lintang juga sangat indah, " ujar Sania memuji balik Lintang.

"Apa masih ada yang ingin menunjukkan bakat nya?" tanya Lani di atas panggung.

"Aku aku aku, " ujar Ciara mengangkat tangan nya.

"Kakak apa Kakak yakin?" tanya Sania.

"Ya Adik Kakak ingin bernyanyi, " ujar Ciara.

"Kalau begitu silahkan segera naik, " ujar Lani.

Ciara naik ke atas penggung dengan menunduk, dan saat di atas panggung, tiba-tiba dia mulai panik, tak ada suara, tak ada gerakan, Ciara diam mematung dengan tubuh gemetar.

"Sedang apa dia? apa itu pertunjukan nya, "

"Sungguh memalukan, kalo dia hanya akan berdiam diri, kenapa dia naik ke panggung?"

"Nona Sania apa yang di lakukan Kakak mu itu? apa dia mau terus berdiam diri disana?"

Berbagai macam kata-kata hinaan dan cemoohan di lontarkan orang-orang yang ada di pesta itu, sementara Ciara dia masih terdiam gemetar di atas panggung.

"Nona-nona semuanya, tolong maafkan Kakak ku, mungkin dia hanya merasa malu, " ujar Sania meminta maaf, namun tanpa di sadari banyak orang, Sania menyeringai singkat.

Pesta itu di kacau kan dengan penampilan Ciara, dan dari saat itu lah rumor beredar, bahwa Ciara adalah gadis bodoh yang tak punya malu.

FLASHBACK OFF.

"Adik ku tersayang, kejadian itu tak kan ku biarkan terulang, dan sekarang saatnya kamu merasakan nya, aku ingin tau sekuat apa dirimu menahan rasa malu, aku juga ingin lihat, seberapa banyak bakat mu itu, lihat lah nanti, dengan senang hati aku akan membuat ku kecewa lagi, " gumam Ciara.

Dulu di di masa lalu, Sania menyiapkan baju untuk Ciara, yang di lengkapi dengan perhiasan mencolok, hari ini pun sama, Sania kembali menyiapkan semuanya, namun Ciara akan memberikan sang asik kejutan.

Dan kejutan itu juga untuk semua orang, Ciara ingat setelah acara pesta bunga ini, akan ada sayembara, yaitu sayembara pencarian obat untuk Pangeran Jordan.

Ini kesempatan yang sangat bagus, Pangeran Jordan tak harus meminta obat dari Sania, karna Ciara sendiri yang akan mengobati nya, Dengan adanya ruang ajaib, segala nya akan mudah untuk Ciara.

"Adik ku tersayang, tunggu lah, Kakak akan membuat mu menangis di pesta bunga itu, " gumam Ciara kembali dengan seringai nya.

Yah... Bersambung.