NovelToon NovelToon
“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Pembaca Pikiran
Popularitas:17.7k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Lian, gadis modern, mati kesetrum gara-gara kesal membaca novel kolosal. Ia terbangun sebagai Selir An, tokoh wanita malang yang ditindas suaminya yang gila kekuasaan. Namun Lian tak sama dengan Selir An asli—ia bisa melihat kilasan masa depan dan mendengar pikiran orang, sementara orang tulus justru bisa mendengar suara hatinya tanpa ia sadari. Setiap ia membatin pedas atau konyol, ada saja yang tercengang karena mendengarnya jelas. Dengan mulut blak-blakan, kepintaran mendadak, dan kekuatan aneh itu, Lian mengubah jalan cerita. Dari selir buangan, ia perlahan menemukan jodoh sejatinya di luar istana.

ayo ikuti kisahnya, dan temukan keseruan dan kelucuan di dalamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Malam itu, langit Istana Xu diselimuti kabut tipis. Bulan separuh tampak pucat, seakan menyaksikan rahasia besar yang hendak terungkap. Di kamar Selir An, Lian duduk di depan meja kecil dengan cermin perunggu di hadapannya. Tangan halusnya menyisir rambut hitam panjangnya, tetapi matanya kosong, pikirannya jauh melayang.

Chen Yun berdiri di luar kamar, berperan sebagai pengawal pribadi yang tak pernah lengah. Yuyan sudah tertidur, tapi Lian justru bersiap diam-diam keluar. Ia telah menunggu waktu yang tepat. Malam ini, ia akan menemui ayah, ibu, dan adiknya. Ada sesuatu yang harus ia sampaikan meski tidak seluruh kebenaran.

Lian bangkit perlahan, mengenakan jubah hitam tipis. Ia menatap Yuyan sebentar lalu tersenyum tipis. “Maafkan aku, Yuyan. Aku harus pergi.”

Begitu membuka pintu, Chen Yun langsung menoleh. “Selir An, mau ke mana Anda malam-malam begini?”

“Aku harus menemui keluargaku,” jawab Lian lirih. “Ada hal yang tidak bisa kutunda.”

Chen Yun mengernyit. “Bahaya jika Anda keluar seorang diri. Izinkan aku menemani.”

Lian menatapnya, ingin menolak, tapi dalam hati berbisik, "Mungkin memang lebih baik jika ia ikut. Lagipula aku membutuhkan pelindung."

Chen Yun, yang mendengar isi hatinya, menunduk dengan senyum samar. “Kalau begitu, mari kita pergi dengan tenang.”

Mereka keluar lewat jalan belakang, melewati taman remang yang dijaga bayangan patung batu naga. Lian hafal jalur rahasia karena dulu pernah dipakai ayahnya saat masih muda. Dengan hati-hati, mereka sampai ke kediaman keluarga An Xi di kota luar istana.

----

Pintu kediaman itu diketuk tiga kali dengan pola tertentu. Tak lama, seorang pemuda membuka pintu. Dialah An Rong, adik lelaki Lian, yang baru berusia sembilan belas tahun.

“Jiejie?!” serunya tertahan kaget. “Kau… bagaimana bisa keluar istana malam-malam begini?”

“Shh…” Lian menaruh jari di bibir. “Jangan keras-keras.”

An Rong segera menuntun kakaknya masuk. Di ruang utama, Menteri An Xi dan istrinya sedang duduk. Begitu melihat putri mereka, keduanya langsung berdiri.

“Lian’er!” seru sang ibu, matanya berkaca-kaca. “Apa yang kau lakukan? Jika ada yang tahu, bisa gawat!”

Lian langsung berlutut di hadapan mereka. “Ayah, Ibu… adik. Maafkan aku. Aku harus datang. Ada sesuatu yang sangat penting.”

Menteri An Xi menatap serius. “Katakan, ada apa?”

Lian menarik napas panjang. “Aku mendapat kabar bahwa ada rencana besar untuk menjatuhkan keluarga kita. Mereka ingin menuduh Ayah sebagai pengkhianat negara. Keluarga kita akan dijebak seperti keluarga Chen.”

Semua terdiam. Sang ibu menutup mulutnya terkejut, sementara An Rong memukul meja. “Tidak mungkin! Ayah setia pada negara, semua orang tahu itu!”

“Aku juga tidak percaya,” Lian melanjutkan, “tetapi bukti bisa diputarbalikkan. Ingatlah apa yang terjadi pada keluarga Chen. Aku mendapat… pemberitahuan dari seseorang yang tak bisa kusebutkan namanya. Orang itu mengatakan, rencana ini sudah bergerak.”

Menteri An Xi menatap dalam ke arah putrinya. Ia ingin bertanya lebih jauh, tapi menahan diri. Apakah ini benar-benar kabar dari seseorang… ataukah dari putriku sendiri? Ia masih mengingat suara hati Lian yang tak sengaja ia dengar di aula sebelumnya. Namun ia memilih diam, karena mungkin Lian memang punya alasan untuk menyembunyikan sesuatu.

“Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?” tanya sang ibu panik.

Lian menggenggam tangan ibunya. “Untuk sekarang, berhati-hatilah. Jangan menandatangani dokumen apa pun tanpa memeriksa berulang kali. Jangan bertemu siapapun sendirian, bahkan pejabat tinggi sekalipun. Aku akan mencari bukti dan menjatuhkan mereka sebelum mereka sempat melukai keluarga kita.”

An Rong menatap kakaknya dengan mata berkobar. “Jiejie, izinkan aku ikut membantumu!”

Lian tersenyum getir. “Adikku, tugasmu adalah menjaga Ayah dan Ibu. Biarkan aku yang melawan dari dalam istana. Aku punya cara.”

Menteri An Xi menghela napas panjang, lalu menepuk bahu putrinya. “Lian’er… ayah percaya padamu. Apa pun yang kau lakukan, ingatlah untuk berhati-hati. Ingatlah bahwa nyawamu adalah nyawa keluarga ini juga.”

Air mata hampir jatuh dari mata Lian, tapi ia menahannya. Ia hanya menunduk hormat.

Setelah beberapa saat, ia berpamitan dan kembali ke istana bersama Chen Yun.

-----

Di kamar, Yuyan yang menunggu dengan cemas langsung berlari menyambut. “Nyonya! Anda ke mana saja? Saya sangat khawatir!”

Lian hanya tersenyum samar. “Aku hanya perlu menemui keluargaku sebentar.”

Chen Yun menambahkan, “Tenanglah, aku bersamanya.”

Yuyan menghela napas lega, lalu duduk. “Kalau begitu, apa langkah selanjutnya?”

Lian menatap mereka berdua. “Kita harus mengumpulkan semua bukti. Menteri Luo dan Selir Luo bukan hanya menargetkan keluarga Chen, tapi juga keluargaku. Jika dua keluarga besar jatuh, mereka akan menguasai istana. Aku tidak akan membiarkan itu.”

Chen Yun mengangguk mantap. “Aku punya beberapa orang kepercayaan di kalangan prajurit. Mereka bisa mencari informasi diam-diam.”

“Bagus,” sahut Lian. “Aku juga akan memeriksa catatan perpustakaan lagi. Di sana mungkin ada dokumen-dokumen yang sengaja disembunyikan.”

Yuyan angkat bicara. “Nyonya, saya bisa menyelinap ke dapur istana dan mendengar gosip para pelayan. Kadang mereka tahu lebih banyak daripada pejabat sendiri.”

Lian tersenyum lebar. “Bagus sekali, Yuyan. Mulai sekarang kita bertiga bekerja sama. Kita harus bergerak cepat.”

----

Beberapa hari kemudian, saat Lian sedang membaca gulungan dokumen tua di perpustakaan istana, tiba-tiba pandangannya kembali kabur. Ia menjatuhkan gulungan itu, lalu melihat bayangan masa depan.

Ia melihat dirinya sendiri di tengah aula utama, diikat dengan tali merah. Selir Luo berdiri di samping, tertawa licik, sementara Menteri Luo menyerahkan sebuah dokumen pada Kaisar. Dokumen itu bertuliskan seolah-olah Lian mengirim pesan rahasia ke negeri asing.

“Selir An, kau pengkhianat!” suara lantang menggema.

Namun dalam penglihatan itu, Lian juga melihat sesuatu yang lain. Chen Yun masuk ke aula dengan membawa gulungan berbeda, lalu wajah Kaisar berubah murka kepada Selir Luo.

Kilasan itu hilang seketika. Lian terengah, keringat dingin membasahi pelipisnya.

Chen Yun yang berjaga di luar langsung masuk, panik. “Apa yang terjadi?”

Lian menutup mata sebentar, lalu berkata dalam hati, "Jadi mereka akan menjebakku juga. Tapi masih ada kesempatan untuk membalikkan keadaan. Dokumen asli pasti bisa ditemukan sebelum hari itu tiba."

Chen Yun mendengar isi hatinya dan diam-diam menggenggam pedang di pinggang. "Jika mereka berani menjebak adikku, aku akan memenggal mereka dengan tanganku sendiri."

----

Hari demi hari, mereka bertiga mengumpulkan bukti. Yuyan mendengar gosip bahwa Menteri Luo sering mengunjungi gudang dokumen rahasia saat tengah malam. Chen Yun menyelidiki dan menemukan ada gulungan baru yang dibuat mirip tulisan tangan Lian.

Suatu malam, mereka bertiga menyelinap ke gudang itu. Dengan cahaya lentera kecil, Lian membuka gulungan yang ditemukan Chen Yun.

Matanya menyipit. “Ini… jelas bukan tulisanku. Tapi jika seseorang yang tidak tahu, pasti akan percaya.”

Chen Yun menatapnya. “Kita harus menyimpannya sebagai bukti, tapi jangan terlihat mengambil. Biarkan mereka merasa jebakan mereka masih utuh.”

Lian mengangguk. “Kita harus menunggu saat yang tepat.”

Bersambung

1
Cindy
lanjut kak
Srimulyani
wah cinta segiempat Cen Yun banyak saingan
hani chaq
orang licik ga akan bertahan lama karna bakal termakan balik dengan kelicikannya
hani chaq
jodohnya kian dekat.....ayo semangat berjuang setiap keburukan pastilah akan kalah
hani chaq
emang seorang yg kuat harus berjodoh ma yg lebih hebat
hani chaq
masih menjadi teka teki siapa jodoh pedang langit
hani chaq
ini baru tambah asik.mantap polllll..... pokoknya
hani chaq
jgn biarkan ke4 org itu ada yg hilang.ayo.....kalian bisa
hani chaq
ayolah chen....ajari lian bela diri.seenggaknya bisa buat lebih bermanfaat
nara 🇮🇩 🇹🇼
bearti lian tak berjodoh denga kaisar liu ning,,kalau lian ketemu dengan pemilik pedang langit feng xuan,,
hani chaq
sayang sekali yg cewek2 pd ga bisa bertarung
hani chaq
benar2 jodohnya lian
kaylla salsabella
wah kasihan nanti Liu ning klu kian nikah sma pewaris satu nya
Tiara Bella
makasih Thor up nya....sangat menghibur berasa nnton dracin.... semangat ya
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
berada selalu disisi nya untuk menuju kebahagiaan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
wahhh, seperti harapan ku dong /Applaud/
seorang kaisar yang sangat berwibawa yang akan menjadi jodoh nya Lian
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Lian bobo' cantik, sementara keluarga nya kelimpungan nyariin /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
penyesalan mu telat raja, Lian udah menutup hati nya untuk istana xu
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
kabulin dong yang mulai, biar Lian bisa buat gebrakan baru
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
pintar, Lian sang jenius baru muncul 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!