NovelToon NovelToon
Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni / Penyeberangan Dunia Lain / Menikah Karena Anak
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Heavenhell Athanasia Caventry pernah percaya bahwa cinta akan menyelamatkan hidupnya. Namun, lima tahun pernikahan hanya memberinya luka: suami yang mengkhianati, ibu yang menusuk dari belakang, dan kehilangan terbesar, bayi yang tak sempat ia peluk. Saat ia memilih mengakhiri segalanya, dunia ikut runtuh bersamanya.

Namun takdir memberinya kejutan. Heavenhell terbangun kembali di masa remajanya, sebelum semua penderitaan dimulai. Dengan ingatan masa depan yang penuh darah dan air mata, ia bertekad tidak lagi menjadi pion dalam permainan orang lain. Ia akan menjauh dari Jazlan, menantang Loreynzza ibu yang seharusnya melindungi, dan membangun kehidupannya sendiri.

Tapi kesempatan kedua ini bukan sekadar tentang mengubah masa lalu. Rahasia demi rahasia yang terkuak justru menggiring Heavenhell pada jalan yang lebih gelap… sebuah kebenaran yang dapat membalikkan segalanya.

Kesempatan kedua, apakah ini jalan menuju kebebasan, atau justru jebakan takdir yang lebih kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dikecup Manja

Ternyata benar kata Alvarez tadi jikalau dekat apartemennya ada spot yang bagus untuk menghabiskan pagi di hari libur. Sebuah taman yang berada tidak jauh dari apartement Heavenhell tapi entah mengapa baru gadis itu ketahui. Maklum efek menjadi anak rumahan yang kerjaannya rebahan atau kalau enggak checkout barang-barang jadilah ia kurang mention.

"Ave, maaf yah soal kejadian tadi. Gue beneran nggak tau kalau itu Nenek elo," ucap Alvarez dengan rasa bersalah. Sepertinya ia mesti mawas diri untuk selanjutnya.

"Iya kak, nggak apa-apa kok. Kan lo juga baru ketemu juga, sans aja," balas Heavenhell santai sambil menghirup udara segar ditaman tersebut.

Di kehidupan lalunya dulu ia jarang melakukan hal ini. Karena tidak ada yang mengajaknya termasuk Jazlan. Lelaki itu sibuk dengan urusannya sendiri bahkan sebelum mereka menikah. Valdrin terkadang mengajaknya bertamasya bersama namun ia tolak karena sungkan sehingga posisinya diambil Aretha. Brengsek memang. Tapi sekarang akan ia nikmati semuanya, bodoh amat dengan Aretha.

"Jadi lo tinggal sendirian?" tanya Alvarez.

Heavenhell mengangguk.

"Kenapa nggak tinggal sama ortu lo? Lo kan hitungannya masih dibawah umur," tanya Alvarez penasaran.

"Mau mandiri aja sih, heheheh.." jawab Heavenhell dengan setengah gugup.

Ia tidak mau menunjukkan jika ia sebenarnya broken home. Bukan takut dikasihani hanya saja itu bukan sesuatu yang bagus untuk dibicarakan.

"Kak Alvarez juga tinggal sendiri? Tadi katanya ortu kakak lagi ada di luar negeri," tanya Heavenhell balik untuk mengalihkan pembicaraan.

"Nggak juga sih, karena ada pelayan sama beberapa security juga. Lagian ortu gua juga bakal pulang 2 bulan lagi," sahut Alvarez.

Sedikit Heavenhell tahu jika kedua orangtua Alvarez itu berprofesi sebagai pengusaha dan dokter. Dan dahulu Aretha itu menantu kesayangan apalagi sejak Melody lahir ke dunia, sepupunya itu semakin disayang. Berbanding terbalik dengan dirinya yang dimusuhi oleh mertuanya sendiri walaupun itu karena ia memang yang salah. Orangtua mana yang tidak marah jikalau tahu impian anaknya pupus karena obsesi gila dari seorang gadis. Vellora atau ibu mertuanya bahkan tidak pernah mengunjunginya sekalipun.

"Ayo mulai jogging bareng yuk," ajak Alvarez yang diangguki oleh Heavenhell.

Baru saja Heavenhell ingin memulai jogging tapi Alvarez sudah berlari jauh didepannya. Lah katanya tadi bareng tapi kenapa ia malah ditinggalkan. Mana larinya Alvarez secepat kilat membuat Heavenhell refleks berlari menyusulnya. Tapi semakin dikejar semakin jauh juga lari Alvarez.

"Edan banget tuh cowok. Cepet bener larinya udah kek copet," gumam Heavenhell dengan nafas terengah-engah padahal baru beberapa meter berlari. Tapi yaudahlah ia capek, titik. Dengan langkah lesu, Heavenhell berjalan ke arah stand penjual air minum terdekat. Sepertinya ia memang tidak cocok jadi atlet.

Setelah sampai didepan stand penjual minuman, Heavenhell memilih untuk membeli air mineral saja supaya lebih segar. Namun saat ia menengokkan kepalanya kearah samping ia tidak sengaja melihat Renan. Mampus.

"Eh, Heavenhell? ketemu lagi kita. Lo joggingnya disini juga?" celoteh Renan dengan nada ceriwisnya.

"Iya, lo jogging sendirian disini?" tanya Heavenhell yang sebenarnya berniat ingin tahu apa ada Jazlan juga di sekitaran sini. Karena kalau tidak salah mansion Jazlan itu jauh dari sini.

"Nggak, ada Jazlan sama Gara juga. Tapi keknya mereka belum kelar jogging deh, nggak keliatan moncong mereka," jawab Renan yang diam-diam membuat Heavenhell berdecak pelan. Kenapa harus ada si Ale-ale itu sih dimana-mana.

"Nah itu Jazlan," tunjuk Renan pada Jazlan yang jogging tidak jauh dari mereka dengan celana jogger hitam panjangnya dilengkapi dengan sepatu sport serta kaos putih yang membuat otot dada dan abs Jazlan tercetak dengan jelas.

"Anyink.. ehh anyink.." batin Heavenhell yang sedikit terpukau dengan proporsi tubuh Jazlan.

Sinar matahari pagi menyirami tubuh lelaki itu membuatnya terlihat bersinar. Dan cara berlarinya yang sangat manly membuat Heavenhell ehem terpukau. Namun segera ia enyahkan ketika Jazlan berjalan kearahnya atau lebih tepatnya kearah Renan yang masih sibuk mengoceh.

"Nih, minum lo. Sisa duitnya buat gue yah, gue mau jajan cilor diujung sana," kata Renan menyerahkan botol air minum yang ia belikan untuk Jazlan.

Selepas itu, ia pun melangkah dengan gembira kearah gerobak cilor yang berada di sudut taman meninggalkan Jazlan dan Heavenhell berdua.

"Lo disini juga?" tanya Jazlan sembari meminum air minumnya.

Heavenhell memberangus kesal dan melirik kearah

"Bukan urusan lo," balas Heavenhell yang membuat Jazlan tersenyum kecil.

"Cowok lo mana? Jangan bilang lo jalan sendirian? Nggak bahaya tah?" tanya Jazlan lagi.

"You're the dangerous here," kata Heavenhell menunjuk dada Jazlan dan berlalu pergi.

Jazlan mengerjapkan matanya sebentar lalu tersenyum geli melihat tingkah Heavenhell barusan.

Sama manisnya ketika mereka masih satu daycare dulu. Ah, terkadang ia merindukan masa itu yang dimana ia dan Heavenhell masih sama-sama bocil dan sering bermain bersama.

Namun itu tidak berlangsung lama hanya 1,5 tahun karena setelahnya Heavenhell tidak pernah lagi nampak di daycare. Dan sekarang gadis itu sudah menjadi milik orang lain. Apakah harus di kehidupan selanjutnya?

......................

Heavenhell berjalan sambil terus memaki Jazlan didalam hatinya. Kenapa sih lelaki itu harus ada dimana-mana. Nggak di sekolah nggak di taman ini selalu ada Jazlan. Bikin kesal saja.

"Ave? Gue cariin kemana-mana, ternyata disini," kata Alvarez berdiri didepan Heavenhell.

Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap Alvarez yang tampak terengah-engah sehabis jogging. Ganteng juga sih, nggak kalah sama Jazlan cuman beda akhlak aja. Heavenhell hanya tersenyum kecil dan menyerahkan salah satu botol air minum ditangannya.

"Gue tadi larinya lambat banget makanya ketinggalan," alibi Heavenhell padahal Alvarez yang larinya kecepetan.

Alvarez mengambil botol air minum tersebut dan menenggak isinya. "Thanks yah, Ave," katanya mengusap pelan rambut Heavenhell membuat beberapa pengunjung mleyot karena keuwuan mereka selain Jazlan yang nampak kesal setengah mati.

"Norak banget sih jadi orang, Yang lain bawa pacar tapi B aja tuh nggak ada PDA-PDA kek gitu, pamer, " oceh Jazlan membuat Renan yang tampak asyik mengunyah cilornya ikut menengok kearah Heavenhell dan Alvarez yang tengah asyik mengobrol.

"Namanya juga orang pacaran, Lan. Love languagenya beda-beda. Kali aja mereka berdua emang act of service gitu," sahut Renan bijaksana.

"Tolol emang," umpat Jazlan kesal dan berjalan menjauh. Matanya bisa katarak lama-lama karena menatap kedua insan yang baru menjalin asmara bermesraan di depannya.

"Loh kok ngamuk," gumam Renan tetap asyik mengunyah cilornya sambil menunggu kedatangan Sagara dan yang entah dimana mungkin menonton angsa-angsa di air mancur kali.

......................

"Mau jajan dulu nggak sebelum pulang?" tawar Alvarez berjalan di samping Heavenhell.

Gadis itu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru taman. Sebenarnya ia sudah agak kenyang karena memakan nasi goreng buatan Gingnita sang nenek. Cuman masih ada tempat lah untuk makanan ringan.

"Mau makan leker," tunjuk Heavenhell pada salah satu stand cemilan leker.

Alvarez mengangguk setuju dan menggandeng tangan Heavenhell menuju stand makanan tersebut. Sontak saja pipi Heavenhell bersemu malu karena baru kali ini ada yang menggandeng tangannya selain Valdrin dan Adhvan. Di kehidupan pertamanya dulu, Jazlan sering berjalan didepan sehingga tidak pernah memegang tangannya. Ternyata rasanya hangat dan terlindungi.

"Mau rasa apa Ave?" tanya Alvarez ketika mereka telah sampai didepan stand leker.

Heavenhell melihat-lihat daftar menu yang ada diatas meja. Harganya murmer sekali membuat hati berseri-seri.

"Kak saya mau pesen rasa coklat 3, tiramisu 2, vanilla 2, sama rasa taro 3," ucap Heavenhell sambil menunjuk beberapa rasa yang ia inginkan.

Sang penjual mengangguk dan segera membuatkan pesanan Heavenhell.

"Wah, doyan banget kayaknya. Sayang banget di sekolah nggak ada yang jualan Leker. Coba kalau ada, gue traktir terus deh lo," ucap Alvarez terkekeh geli.

"Gue keliatan rakus banget yah, kak?" tanya Heavenhell bersemu malu.

"Rakus? Enggak tuh. Kan emang cemilannya porsinya kecil mana cukup dimakan 1 aja. Gak apa-apa, makan aja apa yang lo suka, "balas Alvarez dengan senyum manisnya.

Ia dengan setia duduk disamping Heavenhell menunggu sang penjual menyelesaikan pesanan Heavenhell. Selepas itu ia membayarnya.

"Eh kak Alvarez, nggak usah. Gue ada duit kok buat bayarnya. Nggak usah repot-repot," sela Heavenhell namun tidak digubris Alvarez. Malahan lelaki itu menyerahkan kantong plastik yang berisi leker-leker ke arah Heavenhell.

"Nggak usah, gue yang ajakin lo kesini dan gue juga ajakin lo buat jajan. Gue tau lo ada duit tapi biarin gue yang bayarin yah."

Cup!

Heavenhell membulatkan matanya ketika Alvarez mencium keningnya dengan lembut lalu menggenggam tangannya meninggalkan tempat tersebut dan menuju ke apartement Heavenhell. Hari sudah agak siang jadi sudah terasa agak panas.

Sepanas hati Heavenhell yang baru saja dikecup manja oleh Alvarez.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!