NovelToon NovelToon
The Curse Of Beauty

The Curse Of Beauty

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Elena Prasetyo

Kecantikan selalu diartikan sebagai keberuntungan

Apa yang terjadi ketika kecantikan yang diberikan oleh Tuhan berakhir sebagai kutukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Kirana!!" panggil Fatih tidak dihiraukan oleh Kirana. Dia terus saja berjalan ke kelasnya. Tapi Fatih berhasil menyusulnya.

"Hei, kenapa kau menghindari aku?" tanya Fatih.

"Maaf, aku terlambat" jawab Kirana sembari berlari. Meninggalkan Fatih yang tampaknya kesal.

Selesai kelas, Kirana bergegas pergi untuk bekerja di restoran. Tapi yang tak dia sangka Fatih ternyata menunggunya.

"Kau menghindari aku!" ucap Fatih lalu memaksa Kirana untuk bicara padanya.

"Tidak. Aku sangat sibuk. Kau tahu, dua pekerjaan dan pekan ujian. Aku sungguh sangat sibuk" jawab Kirana tidak mau membuat Fatih curiga kalau dia tahu bagaimana sifat asli laki-laki itu.

"Tapi biasanya kita masih sempat bicara. Kita juga bisa minum teh atau makan siang bersama. Kenapa sekarang kau seperti tak punya waktu untukku?!" tanya Fatih dengan nada suara yang meningkat.

"Pekan ujian. Aku harus belajar. Aku harus mendapatkan nilai ujian yang bagus agar mendapat beasiswa. Juga bekerja. Jadi ... Aku tidak punya waktu untuk duduk dan makan siang bersamamu" jawabnya lalu pergi bekerja.

Yang Kirana tidak tahu, ada laki-laki yang tidak bisa menerima kekalahan. Dari sebuah taruhan yang disepakati. Tidak mendapat hadiah yang dijanjikan. Karena seorang perempuan seperti ... Kirana. Perempuan yang seharusnya tidak berharga. Dan tidak memiliki harga tinggi di mata semua orang, kecuali hanya untuk bahan taruhan

Dan laki-laki itu akan melakukan segalanya hanya untuk melampiaskan emosinya. Kepada satu objek yang telah mengambil banyak energi lalu berusaha kabur tanpa alasan jelas.

Beberapa hari kemudian, Kirana baru saja pulang dari kelas. Dia bersiap untuk kerja di restoran ketika tiba-tiba seseorang menangkapnya. Membawa Kirana ke pojok gedung kuliah yang sepi dan melihatnya dengan mata yang berbeda.

"Apa yang kau lakukan?" tanyanya pada laki-laki itu.

"Kau ... Sungguh tidak tahu terima kasih"

"Apa?"

"Aku adalah mahasiswa populer di kampus ini. Dan aku merendahkan diriku sendiri hanya untuk berkenalan dan bicara denganmu. Dan apa balasanmu?! Kau menghindar dariku?! Dasar perempuan tak tahu diri!!" ucap Fatih memperlihatkan tabiat aslinya.

Kirana takut. Walau hidup dalam lingkungan yang miskin, dia tetap tidak terbiasa dengan sikap kasar laki-laki. Karena trauma melihat ibunya babak belur saat kecil.

"Maaf. Tapi aku tidak setara denganmu" ucapnya berusaha membuat Fatih tidak marah lagi.

"Setara? Kau memang tidak setara denganku!! Kau itu hanya buruh sayur. Dan aku? Aku adalah putra Jenderal militer. Dan apa kau tahu? Bibi yang ke pasar denganku itu bukanlah ibuku. Dia pembantu di rumahku!! Ibuku tidak akan pernah belanja ke pasar. Karena ibuku terlalu terhormat untuk pasar bau itu!!" jelas Fatih lalu memukul dinding di sebelah wajah Kirana.

Kirana semakin ketakutan. Wajah penuh lebam dan darah ibunya terbayang jelas di otak.

"Maafkan aku!"

"Kau!! Besok, kau harus datang ke gedung komunikasi. Datang dan mohon akan cintaku. Lalu aku akan menolakmu. Kau mengerti!!" teriak Fatih memaksa Kirana mengangguk.

"Baik"

"Dan apa kau tahu hukuman apa yang akan kau terima jika tidak datang?! Akan aku pastikan kau akan menjadi seperti ibumu. Wanita pemuas nafsu!!" ancam Fatih lalu pergi.

Kaki Kirana lemas, dia terjatuh di atas lantai dan menangis. Tidak pernah dia bayangkan, cinta pertama yang seharusnya manis berakhir seperti ini.

Keesokan harinya, Kirana melakukan persis seperti yang diperintahkan oleh Fatih. Dengan penampilan lusuhnya, dia pergi ke gedung komunikasi dan menyatakan cinta pada Fatih.

Dan dia menerima semua hal yang telah diprediksi oleh Fatih.

"Dasar perempuan. Tidak tahu diri. Mana mau Fatih dengannya?"

"Hei Kirana dari ekonomi!! Beli cermin sana!!"

"Tapi dia miskin. Tidak mungkin bisa beli cermin"

"Hahahaha"

"Jangan terima dia Fatih. Atau kau akan bau pasar"

Kirana hampir menangis ketika Fatih datang mendekat.

"Bagus!! Sekarang berlutut dan memohon seperti pengemis!!"

Kirana tidak ingin melakukannya. Tapi ancaman menakutkan yang diutarakan Fatih kemarin membuatnya tak berdaya. Kirana berlutut tepat di hadapan Fatih dan semua teman-teman komunikasi.

"Aku mohon Fatih, balas cintaku"

Seketika seruan penuh ejekan menggema. Semua orang menertawakan Kirana karena mengemis cinta dari Fatih.

"Maaf Kirana. Tapi kau bukan tipeku. Kau terlalu bau, jelek dan miskin!!" jawab Fatih membuat seruan ejekan padanya semakin kencang. Dan Kirana merasa tak sanggup lagi mendengarnya. Dia menangis dan berlari pulang.

Dia pikir masalah ini akan berakhir disini saja. Tapi ternyata Kirana salah.

Bagian kemahasiswaan Fakultas ekonomi memanggilnya. Menuduh Kirana telah mempermalukan harga diri Fakultas dan mencabut beasiswa yang selama ini diterimanya.

"Tapi Pak. Saya tidak akan mampu melanjutkan kuliah di Universitas ini kalau tidak menerima beasiswa" katanya.

"Kalau seperti itu, harusnya kau berpikir dua kali sebelum membuat keributan besar. Yang akhirnya membuat Fakultas Ekonomi dipermalukan di Universitas. Dasar mahasiswa bodoh!"

"Maaf Pak. Maafkan saya. Tolong maafkan saya!"

"Ini adalah keputusan Dekan. Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan. Kau harus membayar semua biaya kuliah sendiri"

Tentu saja Kirana tidak akan pernah mampu membayar semua biaya kuliah sendiri. Lalu apa yang harus dia lakukan?

Kirana pulang dari restoran dan melihat tetangga kamarnya berjalan turun di tangga. Terlihat cantik dan harum, menggunakan pakaian, tas dan juga sepatu yang mahal. Berbeda sekali dengannya yang lusuh dan bau.

Apa dia bekerja seperti tetangga kamarnya saja? Kalau dia melakukan itu, semua masalah biaya akan selesai. Kuliah, biaya hidup, sewa kamar, semuanya tak akan pernah menjadi masalah lagi untuknya.

Masuk ke dalam kamar, Kirana melihat foto ibunya yang tersenyum. Kenapa dia terpikir untuk bekerja seperti itu. Padahal ibu dan paman Key berusaha keras menghindarkannya dari pekerjaan itu.

Lalu apa yang harus dia lakukan?

Bagaimana kalau dia meminta bantuan Fatih untuk menjelaskan pada Dekan Ekonomi? Dan mengatakan kalau semua itu hanya keramaian buatan semata? Mungkin hal itu akan membatalkan hukuman Dekan Ekonomi untuknya. Dan Kirana akan mendapatkan beasiswanya kembali.

Kirana berusaha mencari Fatih. Meski kehadirannya di gedung komunikasi hanya menghadirkan ejekan, tapi dia tak peduli. Yang lebih penting adalah dia tetap berada di Universitas terbaik dan kuliah sampai lulus.

Dan sesuai dugaan semua orang, Fatih yang ditemuinya langsung menolak.

"Tidak akan!"

"Aku mohon. Aku tidak akan bisa melanjutkan kuliah di Universitas ini kalau tidak menerima beasiswa!" ratapnya penuh keputusasaan.

"Bagus kalau kau pergi dari sini. Universitas ini terkenal dengan lulusannya yang pintar dan berkelas. Bukan lulusan yang lusuh dan miskin sepertimu!!"

"Aku mohon!! Aku akan berlutut padamu. Aku mohon" pinta Kirana.

Tiba-tiba Fatih maju mendekat. Kirana merasa takut dan berjalan mundur. Sampai punggungnya menempel dinding.

"Bagaimana kalau kau memohon tanpa pakaian sama sekali? Mungkin aku akan mengabulkan permohonanmu!"

Kirana tidak menyangka Fatih yang pernah dia sukai, ternyata memiliki sifat seburuk ini. Padahal dia pikir, setidaknya Fatih akan memiliki sedikit hati nurani. Tapi, kalau dia tidak melakukannya, kuliah yang selama ini dia lakukan? Semua biaya dan kerja keras yang dia lakukan? Akan sia-sia saja.

"Tapi ... "

"Kalau kau tidak mau, aku tidak rugi apapun"

Kirana mulai goyah. Dia hanya ingin melanjutkan kuliah.

"Saya ... "

"Bagaimana?" tanya Fatih lalu mulai memegang leher Kirana. Dan tanpa persetujuannya, laki-laki itu menyentuh bagian perut bawahnya. Membuat Kirana berontak karena tidak menyukai sentuhan itu.

Tapi Fatih tidak menerima penolakan Kirana. Laki-laki brengsek itu menamparnya. Begitu kuat sampai Kirana terkapar di lantai. Lalu Fatih dengan bebas menindihnya.

Kirana terus menggerakkan tangan, menolak sentuhan Fati di tubuhnya. Yang dia tidak sangka, kekuatan laki-laki meski kurus tetap lebih kuat daripada dirinya.

Dan disaat Fatih berhasil memerangkap tangannya ke atas dan semakin mendekat untuk mencium, Kirana hanya bisa menangis penuh derita. Dia tidak mau. Dia tidak mau diperlakukan seperti ini. Dia tidak mau.

PLAKKKKK

Mendadak sebuah kekuatan besar berhasil menjauhkan Fatih dari tubuh Kirana.

Kirana membuka mata lebar-lebar dan menemukan seorang laki-laki dengan perawakan tinggi besar. Mengenakan pakaian loreng dengan tatapan mata gelap yang hampir tertutup topi. Begitu mengerikan dengan kaki terjulur panjang ke arah Fatih.

Pria itu yang menyingkirkan Fatih.

"Lari!!" ucap pria itu dengan suara dalam, serak dan mengerikan.

Segera setelah Kirana mendapatkan kesadarannya, dia segera bangun dan lari. Meninggalkan Fatih di tangan pria mengerikan itu.

1
cuma baca
tor up lagi donk🥺🥺
cuma baca
jdi serba salah ya/Facepalm/
cuma baca
aisss
cuma baca
yg nyelamatin Kirana dlu tu brarti ya
cuma baca
waduuhhhhh
cuma baca
kak when you forget udah tamat kah?
Kartika Sari: when you forget sudah tamat
total 1 replies
cuma baca
hooh, heran dunia gni amat skrg
cuma baca
astagaa/Sweat/
cuma baca
astaghfirullah, naudzubillah min zalik
cuma baca
ais paling ga snggup ma adegan2 kek gni
cuma baca
bisa2 nya ketawa 😤
cuma baca
ya rabb ga kuat😭
cuma baca
na'udzubillah
cuma baca
astagaaa/Panic//Panic//Panic//Panic//Panic/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!