NovelToon NovelToon
Bound To The CEO

Bound To The CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Playboy / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Priska

⚠️Mature Content (Harap bijak memilih bacaan)

“Dia hanya bosku… sampai aku terbangun di pelukannya."

Aku mencintainya apapun yang mereka katakan, seburuk apapun masa lalunya. Bahkan saat dia mengatakan tidak menginginkan ku lagi, aku masih percaya bahwa dia mencintaiku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Priska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sementara Waktu

Ruang rapat siang itu penuh ketegangan. Di ujung meja, Lucas Van der Meer—rekan bisnis lama Jonathan—menatapnya dengan tatapan tajam.

“Jadi ini final?” suara Lucas berat, mengandung nada ancaman. “Kau memutus kontrak yang sudah berjalan lima tahun?”

Jonathan duduk tegak, kedua tangannya bertaut di atas meja. “Kontrak itu sudah tidak lagi menguntungkan kedua pihak, Lucas. Dan aku tidak akan mempertahankan kerja sama yang hanya memberatkan perusahaan.”

Lucas menyandarkan tubuh, senyum tipis terbentuk di wajahnya. “Kau akan menyesali ini.”

Anna duduk di kursi di samping Jonathan, mencatat jalannya pertemuan. Ia bisa merasakan hawa dingin yang menyelimuti ruangan. Tatapan Lucas, nada bicaranya—semuanya terdengar seperti peringatan tersembunyi.

Pertemuan berakhir tanpa jabat tangan. Lucas meninggalkan ruangan dengan langkah mantap, pintu tertutup di belakangnya.

Jonathan masih duduk, matanya menatap kosong ke arah jendela. “Batalkan semua jadwal pertemuan dengan Van der Meer Group mulai hari ini,” katanya singkat.

“Baik, Mr. Jonathan,” jawab Anna pelan.

Dua hari kemudian, sebuah paket tanpa alamat pengirim tiba di meja resepsionis lantai 25. Isinya: foto gedung Amstel Core Group yang diambil dari jarak jauh, dengan lingkaran merah di sekitar lantai 25—lantai kantor Jonathan.

Jonathan menerima laporan itu dari kepala keamanan. Matanya menggelap. “Ini bukan kebetulan.”

Sore harinya, ia memanggil kepala keamanan ke ruangannya. Anna ikut berdiri di sudut dengan map dokumen di tangan.

“Mulai hari ini, perketat akses ke lantai ini. Tidak ada orang luar yang masuk tanpa izin,” perintah Jonathan.

Kepala keamanan mengangguk. “Baik, Pak.”

Jonathan menatap Anna sejenak, ragu sepersekian detik. “Untuk sementara, aku akan mengatur beberapa hal dari luar. Semua urusan kantor tetap berjalan seperti biasa, tapi kau akan menerima instruksi lewat jalur resmi, bukan langsung dariku.”

Anna sedikit terkejut. “Mr. Jonathan—”

“Itu keputusan final,” potongnya, nada tegas tak memberi ruang untuk pertanyaan lebih jauh.

(Hari tanpa Jonathan pun di mulai)

Untuk mengamankan dan menghindari sesuatu yang tidak dia inginkan Jonathan memilih untuk tidak berada di kantor dulu untuk waktu yang tidak bisa di tentukan. Sampai ia menemukan dalang dari semua teror-teror yang terjadi di perusahaan.

Minggu pertama, Anna masih berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini hanya sementara. Ia tetap datang pagi, mengatur jadwal rapat, dan memastikan semua divisi mendapat informasi yang mereka butuhkan.

Minggu kedua, rasa hampa itu mulai mengganggu. Anna menyadari betapa ia terbiasa mengikuti ritme kerja Jonathan—bahkan jam makan siangnya pun sering menyesuaikan dengan jadwal bosnya itu.

Beberapa kali, ia memergoki dirinya menoleh ke pintu kaca ruang Jonathan, berharap pria itu masuk dengan tumpukan berkas atau instruksi mendadak. Tapi yang ada hanya bayangan kosong dari ruangan bosnya itu.

Sore di akhir minggu kedua, pukul delapan malam, Anna masih duduk di meja kerjanya. Hanya suara AC dan ketukan jarinya di keyboard yang terdengar.

Ponselnya bergetar. Nama di layar membuatnya terdiam sejenak: Jonathan Vanderlicht.

Pesannya singkat.

Kau masih di kantor?

Anna mengetik balasan setelah menarik napas.

Hanya menyelesaikan beberapa dokumen, Mr. Jonathan.

Balasan datang beberapa detik kemudian.

Jangan terlalu sering lembur. Tidak ada gunanya memforsir diri.

Anna sempat tersenyum tipis sebelum mengetik lagi.

Semua pekerjaan terkendali. Bagaimana dengan Anda?

Cukup sibuk. Kau baik-baik saja di sana? J.V

Anna menatap layar, jemarinya ragu sebelum membalas.

Baik. Semua berjalan sesuai rencana.

Balasan terakhir datang cepat.

Baiklah. Pastikan kau pulang tepat waktu malam ini. J.V

Anna meletakkan ponsel di meja. Pesan itu singkat, tapi ada sesuatu di baliknya—sesuatu yang membuat hatinya hangat tanpa alasan jelas. Jonathan jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengomentari kebiasaan pulangnya.

Dua minggu itu mengajarkan Anna bahwa kehadiran Jonathan bukan hanya soal pekerjaan. Ada ritme tertentu yang ia bawa, dan ketika ritme itu hilang, harinya terasa pincang.

Yang Anna tidak tahu, di balik jarak yang sengaja diciptakan, Jonathan tetap memikirkan asistennya—bertanya-tanya apakah ia bekerja terlalu keras, atau merasa kesepian.

1
HAI ❤️
Hai para readers jangan lupa like dan bintang ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!