NovelToon NovelToon
Perjodohan Tidak Sesuai Naskah

Perjodohan Tidak Sesuai Naskah

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:730
Nilai: 5
Nama Author: Romanova

Yue menerima perjodohan itu dengan satu kata singkat. "Ya."

Bukan karena cinta, jauh dari itu. Dia hanya berpikir hidupnya akan seperti kisah di film atau novel yang sering dia tonton, klasik, klise, dan penuh drama. Seorang pria kaya raya yang dingin dan tak acuh, yang diam-diam mencintai wanita lain, dan hanya menikah karena tekanan keluarga. Lalu Yue akan menjalani hidup sebagai istri formal, tidak dicintai, tapi tetap hidup mewah. Simple.

Satu-satunya alasan Yue setuju hanyalah karena satu kata sakral, UANG. Dia realistis, bukan romantis. Tapi yang terjadi, sungguh berbeda.

Pria itu, Raymon Sanchez tidak sesuai skrip. Sejak hari pertama mereka bertemu, bukan tatapan datar yang dia terima, melainkan pandangan tajam seolah dia adalah teka-teki yang ingin dia pecahkan. Bukan sikap acuh, tapi perhatian yang menusuk hingga ke tulang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Romanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Akhirnya sesuai Naskah

Satu minggu kemudian...

Sebuah mobil sport hitam milik Raymon baru saja berhenti tepat di depan gedung perusahaan megahnya yang menjulang di pusat kota.

Saat pintu mobil terbuka dan Raymon keluar dengan langkah tenang dan wibawa dinginnya, seorang wanita berambut pirang bergelombang, bergaun merah marun pas di badan, berjalan cepat menghampirinya dengan hak tinggi yang bergema lantang di lantai marmer.

"Raymon!" panggilnya dengan suara yang mencampur antara marah dan kesal.

Raymon menoleh perlahan. Pandangannya tetap tak berubah, datar dan dingin, namun sedikit mengernyit saat melihat siapa yang memanggil.

Cassandra.

Wanita itu berhenti di hadapannya, kedua tangan bersedekap di dada.

"Kau benar-benar akan menikahi gadis itu?" tanyanya tajam.

Raymon membetulkan jasnya dengan tenang.

"Ya."

"Begitu saja? Kau bahkan tak mengatakan apa pun padaku! Setelah semua yang terjadi antara kita?" suara Cassandra meninggi, menarik perhatian beberapa karyawan yang baru datang dan kini melambatkan langkah mereka.

Raymon hanya menatapnya datar. "Di antara kita tidak pernah ada apa-apa." jawabnya tenang.

Cassandra tertawa pahit. "Jangan pura-pura bodoh, Raymon. Semua orang tahu aku satu-satunya wanita yang layak berdiri di sampingmu. Dia? Yue Lanhart? Seorang yang bahkan tidak tahu apa itu dunia bisnis!" cercanya, wah berani sekali.

Raymon menunduk sedikit, membisik pelan tapi tajam.

"Dan justru itu yang membuatnya tidak seperti kau."

Cassandra membeku.

"Enyahlah."

Raymon melangkah melewatinya tanpa sedikit pun menoleh lagi, membiarkan kata-katanya menggantung di udara, menusuk keras ego Cassandra.

Tapi Cassandra bukan tipe wanita yang menyerah. Dia adalah teman sekelas Raymon di universitas, salah satu wanita yang tergila-gila padanya dan tak segan menyingkirkan siapapun yang mendekati pria itu.

Dengan rahang mengeras dan senyum licik yang perlahan terangkat, dia membatin.

"Baiklah, Yue Lanhart. Kalau itu yang kau inginkan, mari kita lihat siapa yang pantas di sisi Raymon."

Yue terdiam di balik dinding kaca lobi, hanya beberapa meter dari kejadian itu. Tangannya masih memegang kopi yang baru dibelinya, tapi uap panasnya seolah kalah dengan hawa dingin yang keluar dari aura dua orang itu.

Matanya membesar sedikit, lalu dia menunduk dan bergumam lirih penuh keterkejutan.

"Wow, apakah ini adegan legendaris itu?"

Adegan klasik dari drama-drama favoritnya, wanita dari masa lalu muncul tiba-tiba, berteriak dengan luka ego, dan pria dingin yang menolak tanpa ragu.

Lalu, blablabla...

Semua persis seperti yang pernah dia baca, hanya saja kini dia adalah pemeran utama wanitanya, dan sialnya, itu bukan adegan yang ingin dia alami.

Dia menyeruput kopinya cepat, berbalik perlahan dengan langkah ringan menuju lift, berharap Raymon tak melihatnya.

Tapi baru saja dia menekan tombol, suara langkah mendekat cepat dari belakang membuat jantungnya berhenti sepersekian detik.

"Sudah puas menontonnya, sayang?"

Yue membeku, perlahan menoleh. Di belakangnya berdiri Raymon, mengenakan jas gelap dan dasi rapi, ekspresinya dingin seperti biasa, tapi ada sedikit lengkungan geli di sudut bibirnya.

"Eh..." Yue menelan ludah.

"Kupikir itu... adegan spesial antara kau dan pacarmu, siapa tadi namanya?" katanya setengah bercanda.

Raymon menatapnya dalam, lalu mendekat sedikit hingga jarak mereka mengecil.

"Dia bukan pacarku, dan kalau kau mau adegan spesial." katanya rendah.

"Biar aku yang mainkan langsung denganmu, bagaimana?" lanjutnya.

TING!

Pintu lift terbuka, tapi jantung Yue rasanya sudah terjun bebas duluan.

"Sial. Ini bukan skrip yang kupikirkan."

Yue segera masuk ke lift, saat pintu lift tertutup dan sebelum Yue bisa melangkah menjauh, Raymon sudah bergerak cepat.

Tubuhnya yang tinggi menjulang mencondong, satu tangan menyentuh dinding lift di sebelah kepala Yue, membuatnya terperangkap di antara dinding dingin dan kehadiran pria itu yang terlalu panas.

"Raymon..." Yue berbisik, tubuhnya menegang.

"Kau kenapa-"

"Kenapa kau lari?" bisik Raymon, nadanya dalam dan bergetar, seolah menahan sesuatu di balik ketenangan palsu itu.

"Aku tidak lari." Yue mencoba terdengar santai, tapi suara dan detak jantungnya saling mengkhianati.

Raymon menurunkan kepalanya, matanya mengunci milik Yue. Napas mereka hampir bertemu di udara sempit itu.

"Jangan lihat ke orang lain." ucapnya pelan. "Jangan lari, jangan pikir aku akan membiarkanmu pergi setelah aku menemukanmu." ucapnya.

Yue menelan ludah. "Kau membuatku takut." ucapnya.

Raymon mengangkat satu alis. "Bagus, karena orang yang kucintai harus tahu seberapa seriusnya aku."

Sebelum Yue sempat membalas, lift berbunyi mereka sudah sampai di lantai yang di tuju. Tapi Raymon belum menjauh, dia hanya tersenyum tipis lalu berbisik.

"Dua minggu lagi kita menikah, Yue. Ingat itu setiap kau berniat melarikan diri."

Pintu terbuka, dan Raymon melangkah keluar lebih dulu dengan tenang. Sementara Yue masih terjebak di tempatnya, wajah panas, napas tersengal, dan pikiran penuh tanda seru dan pertanyaan.

Apa tadi katanya?

Dua minggu lagi? Menikah! MENIKAH! Hah!?

Sialan, harusnya Yue menolak perjodohan itu sejak awal.

Yue duduk di kursinya sambil menatap layar komputer yang tak kunjung bergerak dari halaman pertama.

Jari-jarinya menggenggam mouse, tapi tak ada satu klik pun yang benar-benar dilakukan. Fokusnya pecah berantakan bukan karena kerjaan, tapi karena satu kalimat sialan dari pria itu.

Syukur Raymon tidak ada di ruangan, dia pergi menemui investor dari luar negeri.

"Dua minggu lagi kita menikah."

Astaga. Siapa yang mengatakannya seperti itu? Dengan suara datar, ekspresi tanpa emosi, dan gila seolah itu cuma keputusan sepele seperti memilih menu sarapan.

Yue menyandarkan punggung ke kursinya sambil menutupi wajah dengan kedua tangan.

"Astaga, aku bahkan belum siap mental untuk jadi intern." gumamnya pelan.

Yue kembali menatap layar. Spreadsheet terbuka, tapi kolomnya tampak seperti huruf alien.

Dia menghela napas panjang. Lalu dengan ekspresi pasrah, dia mengutuki dirinya sendiri pelan.

"Aku cuma mau uangnya, bukan orangnya."

Tapi sayangnya, pria itu sepertinya bukan tipe yang membiarkan transaksi sepihak. Dia membeli seluruh paketnya. Dengan cinta yang posesif, pandangan yang dingin, dan pernikahan.

"Astaga, Raymon. Kau gila." gumam Yue lagi.

Dan yang lebih gila, entah kenapa jantungnya malah berdetak lebih cepat.

Tbc

1
Syaquilla Mbull
author aku suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!