NovelToon NovelToon
Karsa : Antara Kode Dan Rasa

Karsa : Antara Kode Dan Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Sci-Fi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hada Kamiya

Ayla adalah pembaca webnovel paling sinis yang pernah ada. Baginya, novel "Algoritma Hati Sang CEO" adalah sampah klise dengan plot hole yang menganga dimana-mana.

Apalagi soal CEO dingin yang tiba-tiba jatuh cinta pada pandangan pertama, dan villain yang otaknya tumpul setumpul pisau yang berkarat.

Stress dengan pekerjaannya sebagai CS entry level yang monoton, melampiaskan kekesalan pada novel adalah satu-satunya pelarian yang dimilikinya.

Tapi kutukan menimpanya!
Di tengah caci makinya pada sebuah plot hole konyol, Ayla mendapati pantulan dirinya di cermin perlahan berubah menjadi wajah asing yang tak ia kenali, seragam magang, dan sebuah kartu identitas yang menggantung dilehernya bertuliskan KARSA - RANI - INTERN.

Ayla bertransmigrasi kedalam novel yang paling ia benci sebagai Rani, seorang anak magang sial yang ditakdirkan dipecat karena alasan sepele.

Alya bertekad untuk membuktikan bahwa dirinya lebih pintar dari takdir bodoh yang penulis novel itu berikan untuknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hada Kamiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jebakan Tikus untuk Bima

Ayla menghabiskan sisa jam kerja menganalisis log sistem lebih dalam. Ia tidak hanya menemukan IP eksternal, tapi juga pola akses yang mencurigakan beberapa kali percobaan login gagal dari IP tersebut sebelum berhasil, dan aktivitas yang terjadi di luar jam kerja normal, bahkan di hari libur. 

Ini bukan bug biasa, ini adalah upaya penyusupan yang disengaja atau setidaknya, manipulasi data.

"Rani, kamu yakin ini bukan kesalahan kita?" Laras bertanya lagi, suaranya penuh keraguan. "Kalau Bima tahu kita menemukan ini, dia bisa marah besar."

"Justru itu," Ayla tersenyum tipis, senyum yang tak pernah Laras lihat di wajah Rani yang asli. "Kita akan memberinya kesempatan untuk marah."

Rencana Ayla sederhana, namun membutuhkan keberanian. 

Ia tidak akan langsung melaporkan temuan ini ke Bima, ia akan menunggu. Menunggu saat yang tepat, di depan "penonton" yang tepat.

Keesokan paginya, suasana di divisi magang terasa lebih tegang. Bima terlihat mondar-mandir dengan wajah masam. Ia memanggil beberapa magang satu per satu ke mejanya, menginterogasi mereka tentang bug sistem. Laras gemetar setiap kali Bima memanggil nama.

Ayla tetap tenang, fokus pada pekerjaannya, seolah tidak ada yang terjadi. Ia tahu Bima akan datang kepadanya cepat atau lambat. Dan benar saja.

"Rani! Ikut saya ke ruang rapat kecil!" Suara Bima  menggelegar, membuat beberapa karyawan menoleh.

Ayla bangkit, memberikan tatapan meyakinkan pada Laras yang menatapnya cemas. "Jangan khawatir," bisiknya tanpa suara.

Di ruang rapat kecil yang sama seperti kemarin, Bima sudah duduk dengan tangan terlipat di dada, ekspresi angkuh di wajahnya. Hanya ada mereka berdua. Tidak ada saksi. Ini bukan skenario yang Ayla inginkan

"Jadi, Rani," Bima memulai, suaranya rendah dan mengancam. "Laporanmu tentang bug itu. Apakah ada hal yang kau sembunyikan?"

Ayla menatap Bima lurus. "Saya tidak menyembunyikan apa pun, Pak Bima. Saya hanya melakukan analisis mendalam seperti yang Bapak ajarkan." Ia menekankan kata analisis dengan nada datar.

Bima mendengus. "Omong kosong! Kau hanya mencari alasan! Kau pikir aku tidak tahu kau mencoba mengalihkan perhatian dari kesalahanmu?"

Ayla tersenyum dalam hati. “Kena kau Bima,”

"Saya punya bukti, Pak," kata Ayla tenang. "Log sistem menunjukkan aktivitas mencurigakan ini. Dan saya tidak sendiri yang melihatnya."

Bima tertawa sinis. "Siapa? Laras? Dia sama bodohnya denganmu! Jangan coba-coba memutarbalikkan fakta, Rani. Aku sudah memutuskan. Kau... akan kupecat jika kau tidak bisa memberikan penjelasan yang masuk akal."

Ayla tahu ini adalah puncaknya. Ia harus melancarkan umpan terakhirnya.

"Baik, Pak Bima," kata Ayla, suaranya tiba-tiba berubah lebih keras, cukup keras untuk didengar jika ada yang lewat di luar ruangan. "Jika Bapak tidak percaya pada analisis saya, bagaimana jika kita minta Kepala Divisi R&D, Pak Arjuna untuk memeriksa log ini? Saya yakin beliau akan melihat pola yang sama. Beliau bahkan sudah mengisyaratkan hal itu kemarin."

Ekspresi Bima langsung berubah. Wajahnya yang angkuh mendadak pucat. Ia menatap Ayla dengan mata melebar, antara terkejut dan marah. “Mengapa Arjuna? Dan bagaimana kau tahu Arjuna sudah  mengisyaratkan sesuatu?”

Di luar ruang rapat, seorang pria dengan kemeja gelap yang rapi kebetulan lewat. Langkahnya terhenti sejenak, tertarik oleh suara yang agak meninggi dari dalam. 

Arjuna, mendengar nama dan jabatannya disebut. Matanya yang tajam melirik ke arah pintu ruang rapat yang sedikit terbuka.

Bima bangkit dari kursinya, ekspresinya campur aduk.

 "Kau... kau berani mengancamku, Rani?" desisnya.

Ayla menatapnya tanpa gentar. "Saya hanya mencari kebenaran, Pak Bima. Dan saya yakin, Pak Arjuna juga akan mengatakan hal yang sama seperti saya katakan."

1
Tóc tém^^~
Aduh, thor bikin jantungku berdetak kencang
Hada Kamiya: hihi bisa aja nih kak😆
makin penasaran sama kelanjutannya ngga sih kak? 😆
cuss langsung baca lanjutannya, chapter terbaru udah update kak, jangan sampe ketinggalan😆🙌
total 1 replies
Ishi
Baper abis!
Hada Kamiya: makin penasaran sama kelanjutannya ya kak? 😆
cuss langsung baca lanjutannya, chapter terbaru udah update kak, jangan sampe ketinggalan😆🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!