NovelToon NovelToon
Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Pelakor / Pernikahan rahasia
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

Kau Hancurkan Hatiku, Jangan Salahkan aku kalau aku menghancurkan Keluargamu lewat ayahmu....

Itulah janji yang diucapkan seorang gadis cantik bernama Joana Alexandra saat dirinya diselingkuhi oleh kekasihnya dan adik tirinya sendiri.

Penasaran ceritanya???? Yuk kepo-in.....

Happy reading....😍😍😍😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 : Mengulang Kembali

Tepat 3 hari masih tidak ada kabar dari istri mudanya, membuat rasa penasaran Bram semakin membuncah. Sepulang dari kantor, pria yang masih tampan dan gagah diusianya itu pun akhirnya memutuskan untuk menelfon terlebih dahulu, mengesampingkan gengsi, karena ia ingin memastikan bahwa sang istri sudah kembali atau belum.

Dan, entah kenapa, ia juga ingin tau alamat rumah istrinya.

Bram : Kamu sudah di Indonesia atau masih di Malaysia? (send)

Beberapa menit kemudian Joana membalas.

Joanna : Aku baru balik, Om. Kenapa? (Send)

Bram : Nggak apa-apa. Cuma mastiin aja.

Hening. Tidak ada balasan, membuat Bram nampak gelisah.

Joanna : Mau ke rumah?

Sudut bibir Bram nampak berkedut saat istri mudanya bertanya. Dan Bram sengaja tidak membalas. Namun beberapa menit kemudian nampak sang istri mengirimkan pesan kembali.

Joanna : Jalan Raflesia no. 27 (send)

Mendapatkan alamat rumah sang istri entah kenapa hatinya terasa berbunga-bunga, seolah-olah dia habis mendapatkan jackpot besar. Konyol emang, hanya sebuah alamat tapi hatinya begitu berbunga-bunga.

Tanpa berpikir, Bram langsung menyambar kunci mobil yang ada di atas meja.

"Rud, saya ke luar sebentar. Ada urusan penting!" ucap Bram saat melintas ke ruangan asistennya.

"Tapi nanti bapak kembali kan?"

"Liat aja nanti," katanya.

"Baiklah, Pak. Hati-hati!" ujar asisten yang bernama Rudi.

.

.

Bram menatap kembali alamat rumah yang dikirimkan melalui pesan singkat istrinya tadi. Ia memastikan alamat tersebut masih terpatri jelas di ingatannya sebelum menuju ke rumah sang istri. Ada rasa hangat yang tiba-tiba memeluk perasaannya.

Istri????

Bahkan Bram masih belum percaya dirinya sudah menikah lagi, dan dia berhasil menikahi gadis muda yang mungkin seumuran dengan umur putranya sendiri. Dan sialnya---gadis muda itu kakak dari pacar sang putra.

Oh, Ya Ampun!!! gumam Bram merasa konyol.

Setelah menempuh perjalanan 15 menitan, Bram akhirnya tiba di sebuah perumahan komplek yang terletak di area yang cukup strategis di kota. Ia melihat perumahan-perumahan di sana cukup mewah dan elegan, dengan taman yang terawat rapi di depan. Ada taman kecil tidak jauh dari perumahan komplek. Cukup takjub dengan tempat tinggal istri mudanya yang terlihat mewah dan nyaman tersebut.

Bram sudah berdiri di depan gerbang setinggi dada rumah Joanna, dengan nomor apartemen yang sesuai dengan alamat yang dikirimkan istrinya. Lalu ia mulai mengetuk pintu rumah sambil memperhatikan setiap sudut halaman kecil rumah tersebut.

Pintu terbuka, sepertinya sang istri lupa mengunci pintu.

Bram masuk mendapati ruangan yang sepi. Namun tertata sangat rapi.

Bram mengamati setiap detail isi rumah yang terlihat begitu nyaman dan adem. Banyak foto yang terpajang di dinding, dan semuanya foto-foto istrinya berpakaian pramugari. Cantik dan banyak gaya. Tak ada satupun foto keluarga.

Bram senang menatap istrinya yang sangat cantik memakai pakaian pramugari.

Tiba-tiba ingatannya terlempar ke beberapa hari yang lalu. Di mana suasana kamar di hotel terasa begitu panas karena aktivitas pergumulannya dengan perempuan yang kini sudah sah menjadi istri mudanya.

Joanna, dengan sorot mata yang memikat, memenuhi ruangan itu dengan tarian penuh gairah. Bergerak begitu lincah, namun tenang. Rasa bahagia menyelimuti hati pria yang masih gagah itu, yang setelah bertahun-tahun merindukan kehangatan sentuhan, kini merasakan kembali gairah itu bersama istri mudanya.

Baru beberapa langkah berjalan menyusuri isi rumah, dia dikejutkan dengan seorang perempuan cantik hanya memakai handuk melilit tubuhnya.

“Loh, Om?” pekik gadis itu yang sepertinya juga ikut terkejut.

Bram bukannya menjawab sapaan itu, justru mendelik menatap penampilan sang istri yang hanya memakai handuk keluar dari kamar. Handuk yang agaknya kekecilan, menampilkan kaki jenjangnya yang mulus dan putih. Handuk yang melilit tubuhnya terlihat kekecilan, membuat kedua gunung kembarnya sedikit menyembul.

Pria manapun yang melihat pemandangan seperti itu pasti akan meneteskan air liur karena disuguhi pemandangan yang menggoda iman.

"Kenapa keluar hanya memakai handuk?" tanya Bram ketus.

"Aku baru selesai mandi. Aku lupa bawa daster bersih. Ini aku mau ambil di kamar sebelah!" jelasnya.

Ruangan sebelah memang sengaja dimanfaatkan khusus untuk meletakkan baju-baju bersih yang belum di setrika. Dan tempat itu khusus untuk menyetrika pakaian.

"Kamu seharusnya mengunci pintu dari dalam. Kenapa tidak dikunci? Bagaimana kalau ada orang yang masuk?"

Joanna nyengir. Dia tidak berpikir sampai sana. Karena kenyataannya selama tinggal di perumahan itu semuanya aman.

"Biasanya juga aman," jawabnya lirih, "Tadi aku kaget, ternyata Om sudah sampai sini?"

Seketika Bram membeku. Dia jadi malu. Lagipula kenapa juga dia harus mendatangi istrinya.

"Aku kira om iseng tadi tanya alamat aku?" katanya lagi tersenyum kecil.

Bram memalingkan wajah. Ia malu. Sangat malu.

“Kenapa pipinya merah? Om malu?" goda gadis itu.

"Tidak. Kamu salah lihat kali," Bram berusaha menghindar tatapan dari sang istri. Namun bukannya pergi, Joanna justru semakin menggodanya.

Dan saat menggodanya, tanpa sengaja kakinya terpeleset, Joanna hampir terjatuh ke lantai, dan Bram dengan sikap langsung menangkap tubuh sang istri. Jadilah posisi mereka---saling tindih. Bram di bawah, dan Joana di atas.

Keduanya saling menatap. Jantungnya sama-sama berdebar kencang. Bahkan nafas mereka terdengar sudah tak beraturan.

Entah siapa yang memulai, bibir keduanya sudah saling menempel. Menyesap. Dan melumat. Padahal keduanya sedang berada di ruang keluarga.

“SHITT!” gerutu Bram. Miliknya sudah berdiri dengan gagahnya. Nafasnya memburu.

"Ada apa?" tanya Joanna sok polos.

Naluri laki-laki Bram membawanya untuk berbuat lebih. Joanna istrinya. Halal baginya untuk disentuh dan dinikmati. Apalagi untuk dimasuki.

“Jangan menggoda saya, Jo….? Saya bisa memangsa kamu….?” katanya. Deru nafas Bram semakin tak beraturan.

“Saya sedang tidak menggoda. Om kan tahu tadi aku terpeleset….!” katanya ter senyum manis, "Dan tiba-tiba om menciumku duluan!"

"Itu....itu....!" Bram gelagepan. Yah, memang dirinya yang mulai duluan.

“Apa? Ini…..?” tangan Joanna mengusap pelan bagian yang menonjol, “Besar sekali ularnya….?” bisiknya sambil mendesah.

“Ular yang membuat kamu merem melek….?”

“Kalau begitu buktikan kalau ular ini bisa bikin aku merem melek?”  tantang gadis itu.

“Yakin….?”

“Hmmmm,” angguk gadis itu membelai wajah sang suami yang menahan hasratnya.

“Saya tidak akan bertanggung jawab kalau esok kamu tidak bisa berjalan…..?”

“Kalau begitu aku nantikan….? Puaskan aku…..?” sengaja Joanna mengatakan itu untuk menggugah hasrat suaminya.

Nafas Bram terdengar berat di telinga sang istri. Dengan penuh keinginan, bibirnya menemukan bibir Joanna, menyapanya dengan hangat yang membara. Joanna membalas dengan semangat, merasakan jalinan lidah mereka yang bertaut satu sama lain, membawa kedua ke dalam harmoni desahan yang terselubung kelembutan, sebelum akhirnya mereka memisahkan diri.

Bram menatap liar istrinya, sambil meremas pinggang Jo yang ramping.

Cup….

Joanna mendekatkan wajahnya, matanya bertemu dengan mata Bram yang terlihat bergairah. Perlahan, ia mencium bibir pria itu, seraya tangan Bram mengelus lembut rambutnya. Sang suami merespons dengan gairah yang sama, mendalamkan ciuman tersebut, tangannya bergerak memeluk pinggang sang istri, menariknya lebih dekat lagi.

Malam itu, malam milik kedua pasangan suami istri yang sudah sah di mata agama. Bram ingin mengambil haknya sebagai seorang suami, menginginkan kepuasan dari istri sahnya. Sementara Rossa, sudah tidak bisa memberikan kepuasan karena sakit kanker hati yang dideritanya beberapa tahun yang lalu.

Tubuh Rosa dilarang kelelahan. Bahkan membalasnya. Makanya Rossa sudah bisa memenuhi hasratnya.

Sebagai pria normal, tentu saja itu sangat berat. Namun karena cintanya yang begitu besar pada sang istri, membuat Bram berusaha keras menahan keinginannya untuk tidak menyentuh Rossa.

Namun kali ini, dia kembali terjerat. Terjerat dalam pesona istri mudanya yang menawarkan kehangatan diranjang.

To be continued....

Komen dong?????

1
US
bagus alurnya thor /Drool/
Cahyaning Fitri: Terima kasih 😘😘😘
total 1 replies
Fang
Kisah yang menyentuh hati.....😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!