Selama 20 tahun, dirinya menduduki tahta. Raja Lee Yun selalu tenggelam dalam ingatan kelam. Ingatan kelam yang membuatnya sulit untuk terlelap, bahkan sulit untuk melakukan segala hal. Karena tragedi buruk yang berhasil memecah belah dirinya dan sahabat karibnya, membuat Raja Lee Yun selalu bertahan agar tidak depresi karena rasa bersalah yang mendalam.
Suatu hari, saat putra mahkota JunHwa kembali dari pendidikan nya di Sungkyunkwan. Dan berhasil menjadi murid No. 1. Raja Lee Yun yang sudah tidak tahan, meminta bantuannya untuk menemukan dalang dari konspirasi 20 tahun lalu di balai kerajaan yang mengakibatkan perpecahan antara dirinya dan sahabat karibnya. Dan satu hal lagi yang dia minta, Yang Mulia Raja Lee Yun meminta agar putranya menemukan Sahabatnya yang pergi meninggalkan ibukota tanpa jejak.
Mampukah Putra Mahkota JunHwa memecahkan konspirasi 20 tahun lalu itu? dan apakah dia juga dapat menemukan dimana sahabat karibnya ayahnya.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sequoia_caca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembar Tapi Tak Sama
Dari kejauhan Hyun melihat punggung dua orang pria yang sedang duduk membelakangi nya dan tampaknya sedang menyesap secangkir teh yang di suguhkan oleh karyawan Penginapan.
Setelah hampir dekat Hyun menyapa mereka berdua.
"Ehmmm ehmmm, Kalian pasti perwakilan mahasiswa kehormatan itu bukan? Selamat datang di Dalbich-Arae."
Keduanya tidak menjawab sapaan Hyun, yang satu hanya sibuk meminum teh dan yang satunya langsung bangkit dan tiba-tiba berjalan mendekat kearah Hyun sambil mengerutkan keningnya dan melihat Hyun dengan tatapan seperti menelisik sesuatu. Hyun merasa tidak nyaman. Dalam benaknya, apa mereka ini benar-benar mahasiswa kehormatan atau orang gila yang menyamar, apalagi melihat tingkah laku pria yang berada tepat didepannya ini. Hyun berjalan mundur perlahan.
"Kau ini apa???... "
Pria yang mendekati Hyun berbicara.
"Apa... Apanya yang apa??? "
Hyun spontan memeluk dirinya sendiri.
"Ckckckck Dari tampilanmu kau itu seorang pria, tapi.. "
Pria itu meraih wajah Hyun dengan sebelah tangannya, lalu memperhatikan wajah Hyun dengan seksama.
"Tapi wajahmu terlalu cantik untuk seorang pria. "
Hyun terkejut saat pria itu mengatakan hal yang menyinggung jati dirinya. Tanpa berfikir panjang Hyun melepas paksa tangan pria itu dari wajahnya.
"Lancang sekali kau... Menyentuh wajah ku. Apa kau penyuka sesama jenis..? "
"Apaaaa...? "
Pria itu kesal saat Hyun menuduhnya menyukai sesama jenis.
"Si Wan sudahlah.. Duduk. "
Pria yang sejak tadi hanya menyesap teh dengan tenang akhirnya buka suara, dia menyuruh pria bernama Si Wan yang menggangu Hyun untuk duduk. Dan anehnya Pria menjengkelkan bagi Hyun itu menurutinya.
"Kau juga tuan Hyun.. Duduklah"
"Hey... Aku pemilik tempat ini... Kenapa kau yang mengatur ku. "
Hyun tidak Terima saat dia diberi perintah oleh orang asing di tempat miliknya sendiri. Namun, pria dingin itu malah menunjuk sebuah papan yang tergantung diatas dengan telunjuk nya. Hingga Hyun mengikuti arah yang pria itu maksud.
*Tamu adalah Raja, segala permintaan tamu akan di Terima jika hal itu logis dan pantas dikerjakan*
"Hmmmmmhhhhhh... Dasar ayah"
Hyun hanya bisa menghela nafas dan pasrah. Yang membuat slogan itu adalah Kang Cheol, ayahnya.
"Tuan Hyun.. . "
Pria itu menyebut nama Hyun.
"Hyun saja kita seperti nya seumuran. "
Hyun menjawabnya dengan lesu.
"Seumuran? Kukira kau adalah bocah. Karena kau sangat pendek untuk ukuran pria"
Si Wan menyela perkataan Hyun hal itu sukses membuat Hyun sangat kesal. Namun, apa dayanya karena kedua pria ini adalah klien. Jadi dia harus bersabar.
"Si Wan. . . Bisakah kau diam dulu.. "
Pria dingin itu membentak Si Wan yang mengoceh terus sejak tadi.
"Hyun, perkenalkan. Aku Si Woo dan ini kembaranku Si Wan. Kami adalah perwakilan mahasiswa kehormatan tingkat 30. Kami baru tau kalau setiap tahun ada masanya bahwa mahasiswa yang baru saja lulus dari sungkyunkwan bisa berpartisipasi sebagai pendidik mahasiswa baru. Dan beberapa tahun lalu kami dengar sungkyunkwan bekerjasama dengan penginapan mu. Untuk menyediakan tempat tinggal sementara bagi para mahasiswa kehormatan selagi mendidik mahasiswa baru."
"Iya kau benar, Si Woo dan selama kalian berada disini.Kami akan melayani kalian sebaik mungkin. Tapi pertama-tama aku ingin berdiskusi tentang pembagian kompleks dan ruangan kamar yang akan ditempati kalian. Untuk lebih jelasnya sebaiknya kalian ikut aku untuk melihat beberapa lokasi dimana kalian akan tinggal."
Jika Hyun dan Si Woo sibuk membicarakan perihal penginapan. Si Wan malah sibuk mencicipi setiap kudapan manis yang dihidangkan. Bahkan dia membungkus beberapa tteok dan yakgwa dengan sapu tangan.
"Baiklah, ayo.. Waktu kita tidak banyak. Karena banyak hal yang harus kami persiapkan. "
Si Woo bangkit dari duduknya, begitu juga Hyun. Tapi Si Wan masih sibuk membungkus makanan. Dan akhirnya, Si Woo menepuk pundaknya.
"Kau...ini "
"Kenapa?? Kita tidak boleh menyia-nyiakan makanan.. Kau tau.. "
Hyun berjalan lebih dulu, diikuti oleh Si Woo dan Si Wan dibelakang nya yang saling mendorong satu sama lain. Mereka pun memulai tour. Pertama, Hyun mengajak mereka menuju kompleks Beot-kkot dan Jindallae yang berhadapan.
"Kami punya 10 kompleks, setiap kompleks terdiri dari 3,4 atau 5 ruangan kamar. Kebetulan 5 kompleks sedang terisi penuh. Dan tinggal 5 kompleks yang tidak. Namun, beberapa ruangan kamar di kompleks tersebut masih terisi dan baru kosong saat nanti malam. Yang pertama ada Beot-kkot 5 ruangan dan Jindallae 3 ruangan. Beot-kkot tersisa 2 ruangan dan Jindallae 1 ruangan. "
Si woo dan Si Wan terkesima melihat bangunan penginapan yang kokoh dan mewah. Setiap pekarangan Kompleks dipenuhi bunga sesuai nama tempatnya .
"Lalu aku, akan mengajak kalian ke 3 kompleks tersisa selanjutnya. "
Hyun memimpin mereka, Si Woo melihat sekeliling tempat itu dan tampak terkagum-kagum. Si Wan pun sama, namun dia lebih tertarik pada setiap karyawan wanita yang melintas di tempat itu.
"Nah berikutnya, ada Yuchae, Sansuyu dan Maehwa. Yuchae 2 ruangan kosong, Sansuyu tinggal 2 dari 4 dan Maehwa tinggal 1 dari 5. Jadi bagaimana? "
Hyun berbalik, tapi yang dia lihat adalah Si Woo yang sibuk mencium aroma bunga dan Si Wan yang sibuk menggoda wanita.
"Hmmmmhhh seperti nya 6 bulan akan terasa sangat panjang dan lama sekali"
Hyun menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua pria asing yang baru buat temui hari ini.
"Maaaf, tuan.. Tuan... Jadi bagaimana... "
Hyun berusaha mendapatkan perhatian dari mereka. Akhirnya, dengan wajah arogan Si Woo berjalan ke arahnya.
"Kami akan ikuti saranmu saja Hyun. Kira-kira dimana tempat yang pas sehingga kami tidak terlalu berpencar. "
"Baiklah.. Total keseluruhan mahasiswa kehormatan ada 20 orang kan. Bagaimana kalau dibagi menjadi 1 ruangan kamar diisi 4 orang. "
"Apa tidak terlalu sesak? "
Si Woo tampak kurang setuju dengan saran Hyun.
"Justru itu karena kamar kami tidak ada yang berukuran kecil. Setiap satu ruangan di buat sehingga muat 5-6 orang. Tapi, karena kalian mahasiswa dan butuh ruang untuk sekedar membaca atau apalah.. Jadi aku sarankan 1 ruangan 4 orang. Dan aku pikir karena 20 orang dibagi menjadi 5 grup. Setiap grup terdiri dari 4 orang. Bagaimana kalau kita menggunakan kompleks Yuchae 2 grup, Sansuyu 2 grup dan Maehwa 1 grup. Kalian juga tidak terlalu berjauhan karena Sansuyu berada di halaman belakang Yuchae dan Maehwa berada dibelakang Sansuyu. Kalau menggunakan Beot-kkot dan Jindallae kalian akan bosan. Karena dua kompleks itu terlalu berdampingan.. Bagaimana? "
"Hmmmm.... "
Si Woo tampak sedang memikirkan pendapat Hyun.
"Si Woo, aku setuju dengan apa yang disarankan oleh bocah ini. Pokoknya iyakan saja lah.. "
Si Wan sedikit kesal melihat Si Woo yang lamban dalam mengambil keputusan.
"Baiklah.. Aku ikuti saranmu.. "
Akhirnya, Si Woo mengikuti saran Hyun.
"Berarti kita sudah deal.. Ya.. Aku akan menyambut kalian semua besok pagi. "
Hyun mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Si Woo sebagai tanda persetujuan.
"Deal? "
Si Wan tidak mengerti apa yang dimaksud Hyun.
"Deal itu artinya pokoknya kita sepakat... Katanya kau mahasiswa,tapi bahasa Inggris mudah saja kau tidak tau"
Hyun meledek Si Wan. Si Wan tersenyum smirk mendengar perkataan Hyun.
"Baiklah, Hyun kami pamit dulu. Kami mohon bantuan mu untuk menyiapkan tempat tinggal yang nyaman untuk kami. "
Si Woo menerima uluran tangan Hyun sambil berpamitan. Setelah, itu dia berjalan keluar pintu Dalbich-Arae lebih dulu. Meninggal kan Si Wan.
"Hey, Bocah... Aku senang bertemu dengan mu hari ini. Aku seperti menemukan objek permainan baru. Sampai berjumpa besok ya.. Siapkan dirimu untuk 6 bulan ini... "
Hari pertama bertemu. Si Wan sudah berani, meledek, menghina bahkan menyentil kening Hyun seperti sekarang ini. Lalu berlalu begitu saja sambil menertawakan Hyun yang mengusap keningnya.
"Sialan... Dasar belalang sembah busuk.. Kalau bukan karena mereka adalah tamu. Mungkin sudah ku hajar mereka. Tunggu?, mereka kembar... Tapi wajah nya sama sekali tidak mirip. Memangnya bisa begitu? Ahh sudahlah.. Apa peduliku.... "