Lily terbangun setelah tertabrak truk saat menyelamatkan kakek tua yang hendak menyebrang jalan.
"Ukkhh.. Badanku rasanya sakit semua." Ucapnya sambil menyandarkan badannya, Tiba-tiba ingatan tentang perselingkuhan suaminya membuatnya sakit hati kembali.
Saat sedang melamun, seorang kakek menghampirinya. "Nak, terimakasih telah menyelamatkanku. Aku sangat berhutang nyawa padamu, kalung ini sebagai tanda terima kasihku. Dan aku minta maaf sebesar-besarnya, karna telah menyelamatkanku kau sampai keguguran. Maafkan kakek tua ini nak!" Lirih kakek tua sambil menitikkan air mata.
Beberapa hari berlalu Lily sedang berada di rumah kontrakannya memandangi kalung pemberian kakek tua itu dan tanpa sadar jarinya tergores mengeluarkan darah dan menghilang.
"Tunggu, dimana ini? Siapa aku? Apa yang terjadi aaaakkkkkkkhhh." Teriak lily setelah mendengar suara tanpa sosok itu.
Suara siapakah itu? Apakah yang akan terjadi pada Lily selanjutnya? Nantikan terus kisah seru yang satu ini!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lancelot💸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI USIR
Saat masuk ke kawasan rumahnya, mata Lily memerah menahan tangisnya. Rumah itu adalah hasil perjuangannya dan satu-satunya kenangan bersama guru yang sudah Lily anggap sebagai kakak perempuannya.
Tapi, daripada rumah itu di tempati oleh mereka, Lily dengan terpaksa menjualnya. Sebenarnya Lily bisa saja mengambilnya kembali, tapi Lily sudah tidak ingin tinggal di tempat dimana suaminya bergumul bersama gundiknya itu.
Lagipula Lily juga sudah memiliki villa terbesar di Negara B. Jadi Lily dengan bulat memutuskan menjual rumahnya saja.
Mereka pun tiba di depan pintu. Lily yang memiliki satu kunci cadangan langsung membuka pintu dan mempersilahkan mereka masuk.
Saat berjalan keruang tamu, mereka semua mendengar suara yang sayup-sayup terdengar dari arah dapur. Merekapun berjalan semakin dekat ke arah dapur dan melihat seorang wanita yang sedang mengandung sedang main bersama pria tua.
"Apa yang kalian lakukan disini, dasar tidak tahu malu." Ucap Lily lantang membuat pasangan yang sedang kenikmatan itu terperanjat.
Merekapun buru-buru mengenakan pakaiannya sampai tak sadar jika pakaian dalam mereka tertukar.
Lily dan rombongan pria paruh baya itu menunggu di ruang tamu dengan wajah merah karena menahan amarah.
"Maafkan saya, bapak dan kalian semua terpaksa harus melihat hal yang tidak senonoh di rumah baru kalian." Ucap Lily.
"Itu bukan salahmu nak. Apakah dia adalah wanita yang merebut suamimu?" Tanya istri pria paruh baya itu.
"Hah? Darimana kalian tahu?" Tanya Lily penasaran.
"Loh, bukankah kamu sendiri yang mengatakan kalau alasan kamu menjual rumah ini karena mereka!" Jawab wanita itu heran.
'Huff, ini pasti ulah Loly siapa lagi.' Ucap Lily dalam hati.
"Ahh,, iya. Benar sekali, dia adalah selingkuhan mantan suami saya." Jawab Lily cengengesan.
"Oh sudah jadi mantan toh. Tindakan yang sangat bagus nak. Kalau begitu pria itu adalah suamimu?" Tanya wanita itu lagi.
"Tentu saja bukan." Jawab Lily sambil melirik Linda dan pria tua yang sedang berjalan menghampiri mereka semua.
Dengan langkah pongah Linda duduk di kursi dengan wajah congkaknya dan menumpu kakinya.
"Jadi siapa kalian? Masuk ke rumah orang tanpa permisi, kalian bisa saya tuntut karena menerobos masuk dan mengganggu pasangan suami istri yang sedang beraktivitas." Tanya Linda dengan dagu terangkat.
Lily yang mendengar itu hampir tertawa terbahak-bahak. Suami katanya? Mungkin lebih tepatnya suami orang.
"Saya adalah pemilik baru rumah ini. Seharusnya saya yang bertanya, apa yang kalian lakukan dirumah ini?" Tanya pria paruh baya yang kita sebut saja dengan pak Baskoro.
"Aa..apa? haha apa kalian fikir aku bodoh. Aku tahu kalian pasti penipu kan. Lebih baik kalian pergi sebelum aku memanggil polisi." Ucap Linda hendak menelfon polisi.
Tapi sebelum itu terjadi tiba-tiba muncul beberapa pria mengenakan seragam serba hitam.
"Maaf bos kami terlambat." Ucap salah satu pria itu.
"Tidak apa-apa, cepat keluarkan semua pakaian mereka." Perintah Pak Baskoro.
"Loh, kamu jangan sembarangan di rumah saya ya! Saya ini pemilik rumah ini." Ucap Linda tapi tidak ada yang menghiraukan.
Karena panik, Linda langsung menghubungi Dirga tanpa menyuruh pria selingkuhannya pergi. Untungnya Dirga tidak jauh dari rumah jadi memutuskan segera pulang tanpa mengajak wanita muda yang bersamanya saat itu.
Saat Dirga tiba di depan rumah, ia melihat beberapa koper didepan pintu. Dengan langkah cepat Dirga masuk kedalam rumah melihat siapa sebenarnya yang sudah berani macam-macam dengannya.
"Lihat saja kalian semua akan aku cobloskan kedalam penjara, tunggu saja saat suamiku tiba kalian akan berlutut memohon-mohon." Teriak Linda penuh amarah terlebih saat melihat wajah Lily yang sangat cantik membuatnya semakin marah karena merasa tersaingi.
"Untuk apa menunggu. Bukankah pria di sampingmu adalah suamimu, kamu sendiri yang mengatakannya bukan. Bahkan di siang bolong kami semua menyaksikan kalian sedang bermain, atau jangan-jangan dia bukan suamimu?." Sindir istri Pak Baskoro merasa geram dengan tingkah Linda yang tak tahu malu.
"Te..tentu saja dia suamiku, apa kau tidak melihat aku sedang mengandung anaknya. Iyakan sayang, jadi usir mereka semua dari rumah kita ini." Ucap Linda mengedipkan matanya menyuruh pria tua itu untuk bersandiwara.
Pria tua itupun hendak menjawab tapi di kagetkan dengan suara tamparan. Ia menoleh kearah suara itu dan melihat Linda sedang memegang pipinya dan dihadapannya berdiri seorang pria dengan dada naik turun karena emosi.
Disisi lain, Dirga sangat syok saat melihat Linda mengakui seorang pria tua sebagai suaminya bahkan juga mengatakan anak dalam kandungannya adalah milik pria tua itu.
Tapi Dirga tidak ingin membahasnya saat ini karena rumahnya saat ini sedang di akui sebagai milik orang lain.
"Apa maksud kalian mengeluarkan koper saya. Saya tidak pernah menjual rumah saya ini dan tidak akan pernah, lebih baik kalian pergi sebelum saya memberi kalian pelajaran." Ucap Dirga.
"Tentu saja tidak karena ini bukan rumahmu. Akulah yang menjual rumah ini dan sertifikat rumah ini sudah balik nama menjadi milik Pak Baskoro."
Dirga yang mendengar jawaban itu menoleh dan mendapati wanita yang sangat cantik. Ya, wanita cantik yang sempat menjadi bahan fantasinya semenjak ia melihatnya di sebuah cafe.
Dirga menghampiri Lily yang sedang berdiri di dekat rombongan Pak Baskoro.
" Hei cantik, bukankah kamu adalah wanita yang kutemui di cafe? Jadi kau sedang mencariku ya, sudah ku duga kau tidak akan bisa menolak pesona seorang Dirga. Lebih baik kau duduk dulu, aku akan segera menyingkirkan para pengemis ini nanti aku akan meladenimu." Ucap Dirga percaya diri.
"Sepertinya kau tidak mendengar apa yang ku katakan tadi. Biar ku perjelas sekali lagi, akulah yang menjual rumah ini." Ucap Lily.
"Haha.. Jangan bercanda cantik, jika kau ingin menarik perhatianku dengan bercanda seperti ini, itu sudah berhasil." Balas Dirga masih belum sadar.
Pak Baskoro lalu mengeluarkan sertifikat rumahnya dan memperlihatkannya pada Dirga. Tentu saja Dirga hampir terjatuh saat melihat sertifikat asli yang sudah berubah nama.
"Jadi kau sungguh menjual rumahku. Tapi bagaimana bisa? Siapa kau sebenarnya, mengapa kau melakukan ini?" Tanya Dirga.
"Aku adalah pemilik asli rumah ini Lilywhite, alasanku menjualnya tentu saja karena tidak ingin jika rumah impianku kalian tempati untuk berzina." Jawab Lily membuat Dirga syok saat mengetahui wanita cantik itu adalah lily dan itu membuatnya semakin marah.
"Tapi kau masih istriku. Harusnya kau mengatakannya padaku jika ingin menjualnya. Baiklah aku akan memaafkanmu jika kau memberiku semua uang hasil jual rumah ini dan aku akan mempertimbangkan untuk menerimamu kembali, bukankah aku sangat baik" Ucap Dirga tersenyum membuat Lily memutar bola matanya malas dan mengeluarkan surat ceraiNya.
"Kita sudah resmi bercerai dan rumah ini sudah resmi menjadi milik Pak Baskoro. Lebih baik kau pergi agar tidak membuatmu malu lebih jauh lagi." Ucap Lily.
Dirga yang mengetahui itu mengamuk karena tidak menerima kenyataan bahwa Lily yang saat ini sudah sangat cantik dan sexi sudah resmi bercerai dengannya bahkan rumahnya juga sudah menjadi milik orang lain.
Beberapa pria baju hitam menyeretnya bersama Linda dan selingkuhannya sampai luar pintu gerbang tempat dimana para Security berada.
"Karena masalahnya sudah selesai, saya pamit pulang dulu Pak, Bu." Ucap Lily menyalami mereka dan berlalu pergi dengan mobil mewahnya.
Saat melewati pintu gerbang Lily melihat Dirga masih berdiri disana mengamuk pada Linda dan selingkuhannya.
Lilypun turun dari mobilnya dan memberikan nomor pribadinya kepada Security yang ia panggil dengan sebutan paman.
Dirga yang tadi melihat Lily turun dari mobil yang sangat mewah dan mahal ingin menghampirinya tapi sayang, saat hampir sampai Lily sudah tancap gas meninggalkannya.
Dirgapun hanya bisa menjambak rambutnya frustasi berteriak seperti orang gil dan menyalahkan Linda atas apa yang menimpanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Terimakasih untuk kalian semua yang sudah menyukai novel ini dan meninggalkan jejak dalam kolom komentar. Love u all, jangan bosan-bosan untuk selalu like di setiap Bab ya😘
..