Sinopsis
Darren Mahendra, seorang CEO muda yang tangguh dan berdedikasi, namun memiliki latar belakang yang kompleks. Meskipun bukan pewaris utama keluarga Syailendra, ayahnya mempercayakannya untuk mengelola perusahaan. Ini membuatnya harus bekerja keras untuk membuktikan dirinya.
Kehilangan ibunya secara misterius masih menghantui pikirannya, dan dia terus mencari kebenaran. Pertemuan kembali dengan Dokter Aqila, adik angkatnya, membawa sedikit kelegaan dalam hidupnya. Aqila memiliki kepribadian yang ceria dan peduli, membuat Darren merasa nyaman di dekatnya. Tanpa disadari, Darren mulai merasakan ikatan yang lebih dalam dengan Aqila.
Apakah Aqila akan menjadi sumber kekuatan baru bagi Darren? Ataukah dia hanya melihat Darren sebagai kakak angkatnya? Bagaimana Darren akan menghadapi tantangan sebagai CEO muda yang bukan pewaris utama?"
Disarankan untuk membaca karya "DINIKAHI DUDA KAYA" terlebih dahulu ya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian yang tidak diduga
Setelah semua para Kru berkumpul, Aqila mulai di rias, tentunya oleh penata rias yang sudah profesional.
"Wah, Mba Lala sangat cantik sekali, aku sampai pangling!" Devi menatap kagum akan penampilan Lala.
Sedangkan Darren terpaku matanya tidak berkedip karena sedari tadi terus memperhatikan Aqila
Setelah semuanya selesai, kini Syuting pun di mulai, entah kenapa Darren merasa gugup saat dirinya harus berpegangan tangan dengan Aqila dan keduanya saling menatap dan melempar senyum.
"Kak, kok aku jadi gugup ya? Apa aku bisa melakukan adegan itu? Kalau bukan demi Maura, aku malas seperti ini!" Aqila mulai kesal dan tidak percaya diri.
"Aku yakin kita pasti bisa La, sebaiknya tenangkan dirimu dulu agar lebih relaks!"
Aqila mecoba mengatur napasnya sejenak, ia berusaha untuk relaks dan membuang rasa tegangnya.
"Fyuuuhhh...ayo La, kamu pasti bisa!" ucapnya menyemangati diri.
Lalu baik Darren dan Aqila keduanya saling pandang dan mengangguk dalam.
"Ayo kak semangat, kita pasti bisa!" ujarnya mulai percaya diri.
Dan pada akhirnya Syuting pun dimulai, Maura dan kru yang lainnya menatap kagum atas Chemistry yang di suguhkan oleh Aqila dan Darren.
"waw...kenapa kalian terlihat seperti pasangan betulan? Kok aku melihat cara Kak Darren menatap Aqila agak lain ya? Aish...buang pikiran aneh mu itu Maura, kau jangan ngaco..!" monolognya sambil menggeleng dan memukul kepalanya agar tidak berpikiran yang tidak-tidak.
Sekitar jam 12 siang, akhirnya Syuting di hentikan untuk sementara, dan akan dilanjutkan nanti sore, sekalian akan ada adegan dimana Aqila dan Darren sedang menikmati indahnya pemandangan sunset di pesisir pantai.
Lalu Maura, Aqila dan Darren memutuskan untuk makan siang bersama di salah satu restoran pinggir pantai, tidak lupa para kru yang lainnya di ajak oleh Darren.
"Asik, ceritanya kita di traktir nih sama kak Darren?" ujar Maura terlihat sangat antusias.
"Ya, perut kalian pasti sangat lapar kan? karena perut yang kosong bisa mempengaruhi kinerja profesional kalian, makanlah sepuasnya!" Darren sempat melirik Aqila dengan ekor matanya. Terlihat senyum tipis terpancar di wajahnya.
Dengan lahapnya mereka makan siang bersama, suasana pun mendadak mejadi hangat dan kekeluargaan.
Saat Mereka sedang asik menikmati makan siangnya, tiba-tiba ada seseorang yang menyapa Darren, tidak lain orang tersebut adalah Steven, pria menyebalkan yang selalu menganggapnya rendah, tidak ada bedanya dengan Ayahnya yakni Tuan Miko.
"Wah, sepertinya sedang ada acara keluarga nih, boleh aku ikut gabung dengan kalian?" tanpa dapat persetujuan dari Darren, dengan seenaknya Steven duduk di sebelah Aqila, sontak Darren menatap tidak suka ke arahnya.
Aqila mencoba menggeser tempat duduknya. Menyadari hal itu, Steven malah bersikap tidak pantas, dengan seenaknya ia menggenggam pergelangan tangan Aqila.
Darren yang melihat hal itu seolah tidak terima, ia beranjak lalu berdiri
"Jangan sentuh Aqila!" tegurnya dengan tatapan tajam menusuk.
Melihat sikap Darren seperti itu, Steven malah tertawa terbahak-bahak.
"Ops, sorry! Aku tidak sengaja menyentuh kekasihmu!" ujarnya yang telah salah mengartikan Aqila.
"Dia bukan pacarku, tapi adikku!" jawabnya sinis.
"wah, kalau wanita ini adalah adikmu, itu artinya aku bisa dong menjadikan adikmu yang cantik ini sebagai kekasihku!" wajah congaknya sengaja ia tunjukan kepada Darren.
Sampai-sampai Darren dibuat kesal setengah mati oleh kelakuan Steven, kedua tangannya ia kepal, darahnya seolah telah mendidih.
"Jangan ngimpi kau bisa dekat dengan adikku, tidak akan aku biarkan siapapun mendekatinya!" napasnya sampai terengah karena menahan rasa kesal.
tiba-tiba suasana Restoran mendadak menjadi hening, sorot mata dua pria yang saling bertatapan ini seolah menggambarkan aroma pertarungan diantara keduanya.
"Tidak akan pernah aku membiarkan kamu mendekati Aqila, dia milikku..ck...maksudku dia adalah adikku!" ucapnya hampir saja salah bicara.
Perkataan dari Darren barusan sempat di salah artikan oleh Aqila dan Maura, namun setelah melanjutkan perkataannya, mereka mulai paham
Setelah puas membuat Darren kesal, akhirnya Steven memutuskan untuk segera pergi, namun sebelumnya ia sempat memandangi Aqila.
"Nona cantik, lain waktu kita pasti akan bertemu lagi, aku tidak menyangka jika Darren memiliki seorang adik perempuan secantik dirimu!" Steven sengaja menggoda Aqila di hadapan Darren, namun kali ini ia memang tertarik terhadap Aqila, dimatanya Aqila wanita yang berbeda dan jarang sekali ia temui. Dan ia pun memutuskan bahwa Aqila akan menjadi salah satu wanita incarannya.
"Enyahlah dari sini Steven, kau telah membuat ku hilang selera!" usir Darren tidak peduli akan posisi Steven di perusahaan, karena memang Steven selalu bersikap seenaknya terhadapnya.
"Ck, baiklah...aku akan pergi dari sini!" ujarnya sembari tidak pernah putus memandangi Aqila, Darren yang melihat hal itu, ia benar-benar tidak suka, dadanya serasa panas membara
Setelah terjadi insiden barusan, Maura sempat menggerutu kesal atas sikap Steven yang sangat memuakan.
"tuh orang dari dulu nyebelin banget sih kak, ingin rasanya aku sumpal mulutnya dengan lakban." Maura sampai berdecak kesal.
"Memangnya kamu kenal dengan pria barusan Ra?"
"Bukan kenal lagi La, dia itu si cowok playboy cap gayung, hati-hati dengan dia, apalagi tadi ia berusaha menggoda mu, cuih...aku jijik melihat pria seperti itu, sok kecakepan! Sama seperti adiknya yang sama-sama nyebelin, ingin rasanya aku cakar kalau bertemu dengannya!" Maura terlihat geram saat dirinya mengingat kembali pertikaian antara dirinya dengan adik perempuannya Steven, sungguh momen yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.
Sedangkan pada saat insiden itu terjadi, Aqila sedang sibuk kuliah di Jogja, jadi ia tidak tahu tentang masalah ini.
"Sudahlah, kalian berdua tidak usah membicarakan dua manusia menyebalkan itu lagi, lama-lama aku bisa muak!" protes Darren kepada kedua adiknya.
"Iya kak Maaf!" jawab keduanya sambil tertunduk.
"Dan untukmu Aqila, berhati-hatilah dengan Steven, dia adalah pria nekat dan tidak tahu malu, semoga saja apa yang tadi ia ucapkan adalah dusta, karena memang dari dulu ia selalu bersikap ingin memancing emosiku!"
Kemudian Aqila mengangguk cepat sambil menggenggam tangan sang Kakak.
"Tenang saja kak, aku akan mendengarkan semua saran dari kakak, lagian aku tidak suka pria model begitu, bikin aku ilfil saja!" Tatapan Aqila serta genggaman tangannya telah membuat Darren menjadi gugup, hingga akhirnya Darren memalingkan wajahnya dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Aqila.
Aqila sendiri merasa ada yang aneh dengan sikap kakaknya akhir-akhir ini.
Sore menjelang magrib, Syuting kembali di mulai setelah mereka selesai beristirahat secara total, tenaga mereka pun kembali pulih dengan sangat maksimal, sore ini mereka bekerja dengan penuh semangat.
Kini Aqila dan Darren duduk berdampingan, sambil menghadap ke arah laut, keduanya menyaksikan pemandangan indah yang jarang mereka temui, Aqila sempat berbincang denga Darren
"Kak, apakah kau masih ingat ketika Papah mengajak kita liburan ke Bali, saat itu aku dan kakak mencoba melukis pemandangan sunset seperti ini, tapi Kak Darren malah melukis wajah Mamah Mona!"
Deg!
Mendengar nama Mamah Mona, Darren langsung tertegun, kemudian ia menoleh sejenak dan memandangi Aqila yang pandangannya lurus kedepan menikmati indahnya sunset.
Entah atas dasar apa tiba-tiba saja Darren menyandarkan kepalanya di bahunya Aqila, persis seperti yang pernah ia lakukan sepuluh tahun yang lalu, Aqila dimatanya selama ini merupakan seorang adik yang sangat dekat dengannya, sewaktu kecil baik Darren dan juga Aqila, keduanya sering melukis bersama-sama setiap menemukan objek yang sangat menarik.
akan tetapi entah kenapa suasana kali ini jauh berbeda, ia tidak merasakan ikatan sebagai seorang kakak terhadap adik perempuannya, tapi yang ia rasakan kali ini terhadap Aqila jauh lebih aneh dan membuat debaran jantungnya kian tidak beraturan.
Maura yang menyaksikan adegan romantis Aqila dan Darren, mulai merasakan sesuatu yang tidak biasanya.
'kenapa aku merasa kak Darren bersikap lain dan tidak biasanya terhadap Aqila? aish...kenapa lagi dengan otakku ini? Kenapa aku malah mencurigai kakakku sendiri!' batinnya mencoba menepis.
Bersambung...
☘️☘️☘️☘️☘️
wah Daren boleh diharapkan oleh Saga utk mngurusi perusahaan.