SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.
Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.
Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.
Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.
Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9. EFEK
Setelah kejadian besar yang terjadi di sekolah, akhirnya banyak beberapa instansi pendidikan, pemerintahan, perlindungan anak, dan beberapa pihak berpengaruh terutama dari pihak orang tua murid menutut pihak sekolah karena lalai. Bukan hanya kasus kekerasan yang terjadi pada Rosetta yang ditindak oleh Rion melainkan anak-anak lain yang kemungkinan mengalami hal serupa tapi tidak berani untuk berbicara.
Dan puncak keributan terjadi ketika kepala sekolah di tempat tersebut tertangkap menerima suap dari banyak kalangan orang tua yang memaksa dapat masuk ke dalam sekolah tersebut walau anaknya tidak memenuhi klasifikasi sekolah. Dan suap yang diajukan pun tidak main-main nominalnya, mengingat itu adalah sekolah para kelas atas yang mana pastinya orang tua murid adalah orang-orang kaya yang rela melakukan apa saja agar anaknya bisa masuk ke sekolah tersebut. Karena dengan masuk ke sekolah itu artinya anak-anak di sana akan mudah diterima di sekolah-sekolah kelas atas lainnya di masa depan.
Hingga akhirnya Rion menggunakan uang dan kekuasaannya untuk membeli sekolah tersebut dan bertanggung jawab atas sistem pendidikan dan juga pihak-pihak terkait. Alasan Rion memutuskan membeli sekolah tersebut karena ia ingin anaknya dapat mengenyam pendidikan dengan nyaman. Dan juga berlaku untuk anak-anak lainnya yang memang pantas berada di sana, salah satunya adalah berperilaku baik. Jika ada murid atau pihak guru yang berulah sedikit saja dan mengotori sekolah tersebut, maka mereka akan langsung di keluarkan, terburuknya mungkin akan mengalami nasib seperti Samuel, anak dari Mrs. Jean yang mana di blacklist dari semua sekolah di San Fransisco.
Terdengar kejam, tapi Rion hanya ingin menciptakan sekolah yang damai dan nyaman untuk anak-anak. Melarang semua perundungan dan segala kekerasan. Ia tidak akan menoleransi hal itu sedikit pun.
Untuk Rosetta ia tidak menyangka kalau akibat dirinya San Fransisco heboh karena hal yang melibatkan dirinya. Padahal ia tidak berniat sampai membuat kehebohan seperti ini. Ia hanya ingin memberi pelajaran kepada Mrs. Jean dan Samuel.
"Rose? Ada apa? Kenapa menghela napas seperti itu?" tanya Lucas yang baru saja datang dan duduk di samping adiknya.
"Aku hanya memikirkan Rod. Dia terlihat tidak seperti biasanya setelah kejadian seminggu lalu. Rod, lebih memilih sendirian saja di ruang baca dan tidak mau bermain denganku atau kutemani," kata Rosetta, tidak senang ketika kembarannya itu seperti menjauhi Rosetta sejak kejadian tersebut. "Mungkin Rod malu karena punya adik sepertiku, buat heboh sekolah karena aku tidak pintar seperti kalian," sambungnya.
Mata Lucas melebar ketika mendengar apa yang adiknya katakan. "Itu tidak benar. Kau terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak terjadi. Rod mungkin masih terpukul karena melihatmu disakiti seperti itu tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Kalau aku jadi Roderick mungkin aku juga akan diam karena merasa bersalah," katanya.
"Mommy dan Daddy juga jadi jarang bicara denganku setelah memarahiku karena tidak bilang kepada mereka kalau aku di bully di sekolah. Mungkin Mrs. Jean benar kalau aku hanya membuat nama Lorenzo jelek karena kebodohanku," ucap Rosetta yang sepertinya kembali tenggelam dalam pikiran negatifnya.
Insecurities dan anxiety terbesar seorang Rosetta bahkan ketika sebelum ia kembali ke masa kecilnya ini adalah kalau ia merasa tidak cukup baik untuk keluarganya. Tidak cukup baik memakai nama Lorenzo yang terkenal agung di San Fransisco akan kehebatan intelektualnya.
Menjadi satu-satunya yang tidak 'jenius' seperti kutukan untuk gadis itu ketika berada di dalam naungan keluarga Lorenzo. Dan kelemahan itulah yang dipakai oleh Elijah di masa itu untuk memanipulasi Rosetta. Walau di masa itu Rosetta handal dalam komputer hingga dapat membuat virus komputer berbahaya, itu bukan karena ia jenius, tapi karena ia belajar luar biasa keras di bidang itu. Mengingat dulu komputer dan dunia maya adalah tempat pelariannya ketika ia merasa tersisihkan. Dan mungkin dapat menarik perhatian ibunya jika Rosetta memiliki kemampuan yang sama dengan sang ibu.
Ya, Rosetta ingat ketika kakak-kakaknya mencapai hal besar yang menjadi tujuan mereka sejak usia muda. Bahkan Rod yang mengambil kelas akselerasi dan melompat kelas sehingga ia duduk dibangku universitas ketika Rosetta sendiri masih berada di bangku junior. Saat itu semua orang terus membandingkan Rosetta dengan Rod, Lucas, Arthur, dan Arabella. Bahkan orang tua Rosetta kala itu sibuk mengurusi Lucas dan Roderick dan jarang berinteraksi dengan Rosetta, terlebih mereka juga bekerja. Ia ingat bagaimana rasa sepi dan sendiri selama bertahun-tahun, hingga Rosetta membuat kekacauan dan memilih angkat kaki untuk memerbaiki kesalahannya.
"Itu tidak benar, Rose. Kau tidak bodoh. Kau anak pintar dan hebat. Jangan dengarkan apa kata perempuan itu. Mommy dan Daddy hanya sedang sibuk dengan pekerjaan dan urusan tentang sekolah itu. Rose adikku, kami semua sayang denganmu. Tidak ada yang menganggapmu bodoh atau tidak pantas untuk keluarga ini," kata Lucas yang menarik sang adik dalam pelukannya. Tidak ingin membiarkan sang adik larut dalam pikiran buruk itu.
Rosetta memeluk erat kakaknya. Mungkin karena efek dari ucapan Mrs. Jean membuka semua luka Rosetta akan kenangan sebelum ia kembali ke tubuh kecil ini. Ia tidak marah atau komplain dengan kepada orang tuanya atau pun saudara-saudaranya tentang perubahan sikap mereka. Bagi Rosetta melihat keluarganya baik-baik saja itu sudah cukup untuk gadis itu. Sebisa mungkin Rosetta hanya ingin menghindari takdir kembali terulang seperti dulu. Ia tidak ingin lagi mati di gang dingin dan basah tanpa pernah melihat keluarganya. Rosetta tidak akan serakah akan perhatian asal keluarganya terhindar dari tragedi mengerikan.
Agh, mungkin karena aku menjadi bocah jadi pikiranku juga seperti anak-anak, menyebalkan! batin Rosetta.
"Boleh aku pinjam ponselmu?" tanya Rosetta.
"Tentu." Lucas langsung memberikan ponselnya, dan melihat apa yang ingin adiknya lakukan. Biasanya bermain game di ponsel Lucas.
Rosetta mencari satu nama di deretan nama dalam kontak, ketika menemukannya Rosetta langsung melakukan panggilan.
"Kau menelpon siapa, Rose?" tanya Lucas.
"Grandpa," jawab Rosetta.
Ketika Lucas ingin bertanya lebih panggilan di telepon diangkat.
"Grandpa?" sapa Rosetta yang menelepon kakeknya, Robert.
"Rose? Senang bisa mendengar suaramu lagi. Sudah lama kau tidak menelepon Grandpa. Apa kabarmu, Sweetie?" tanya Robert yang terdengar antusias mendengar suara cucu perempuannya.
"Rose baik, Grandpa," jawab Rosetta, tidak bisa tidak tersenyum senang ketika berinteraksi dengan kakeknya satu ini. "Grandpa, boleh Rose main ke tempat Grandpa? Rose kangen Grandpa," sambungnya.
"Tentu, Sweetheart. Datang ke restoran, Grandpa akan buatkan makanan kesukaanmu," kata Robert tanpa ragu sedikit pun.
"Aku akan segera ke sana. Sampai nanti, Grandpa," ucap Rosetta yang kemudian mengakhiri panggilan.
Rosetta memberikan kembali ponselnya kepada Lucas yang terlihat bingung.
"Kau ingin ke tempat Grandpa Robert? Tapi Mommy dan Daddy tidak ada di rumah kalau mau ke sana," kata Lucas.
"Aku akan minta antarkan Uncle Flinz," jawab Rosetta, turun dari sofa.
"Kalau begitu aku ikut denganmu." Tentu Lucas tidak ingin adiknya pergi sendirian, lagi pula sudah tugas Lucas menjaga kedua adiknya.
"Kalau Lucas pergi juga Rod akan sendirian. Lucas di rumah saja. Aku akan main ke tempat Grandpa. Lucas juga ada PR banyak, kan," kata Rosetta.
Lucas diam. Yang dikatakan Rosetta benar, kalau ia pergi Rod sendirian dan Rod kalau sudah sibuk dengan buku-bukunya bocah itu tidak akan mau kemana-mana. Lucas juga punya banyak PR dari sekolah yang harus segera ia selesaikan.
"Aku tidak akan nakal, janji. Aku hanya pergi ke tempat Grandpa," kata Rosetta mencoba meyakinkan kakaknya.
Lucas menghela napas dan berkata, "Baiklah. Langsung ke tempat Grandpa dan jangan kemana-mana. Ingat hati-hati, jangan sampai terluka atau terjatuh."
"Siap!" seru Rosetta senang karena mendapatkan izin dari sang kakak.
Yah, mungkin tampak pengecut karena Rosetta ingin mengubah suasana hatinya dan pergi sejenak dari rumah. Satu-satunya tempat yang terpikir olehnya untuk singgah hanyalah tempat Robert, kakeknya. Orang yang tidak pernah melihat Rosetta sebagai Lorenzo, hanya cucu perempuan biasa. Dan Rosetta butuh itu sekarang, menjadi orang biasa dan berada di tengah-tengah orang-orang biasa.
sekarang paham siapa orh yg meluk Rose pas dia di tembak pasti Panther, dan mimpi Arthur ada lah peringatan mungkin untuk hati², gemana ya perasaan Rion saat dia tau tentang Rose di masa depan dan dia orang yg paling tau terakhir dan pas Rose bilang bahwa Arthur ga akan bisa menangkap Rose saat jadi polisi wajar karna di masa itu Rosetta jadi Ubi cilembu
kak kan di part yg Rose kena tembak ada kalimat " ada seseorang yg menangis dengan penyesalan " kalo ga salah apa itu Arthur 🤔
lagiiiiii
lagiii
up
up
up