Arabella Anjani adalah seorang gadis yang tinggal di desa,dia anak dari pasangan suami istri yang hidupnya sangat sederhana.Ayah nya seorang petani,sedangkan Ibu nya Hanyalah ibu Rumahtangga.
Ara selalu mendapatkan hinaan dari Teman teman nya karena miskin.dan kedua orantua nya pun sama,selalu di kucilkan oleh keluarganya.Tapi Ara tidak tinggal diam,setelah tamat SMA,dia Nekad bekerja di kota.Untuk membantu perekonomian orangtua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Elkazan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 pertama kali Gajian
Hari yang di tunggu tunggu pun telah tiba.Hari ini adalah Hari dimana Ara dan Vina pertama kalinya gajian.nggak terasa sudah satu bulan mereka bekerja.Ara senang sekali akhirnya dia merasakan gajian juga.dan sekarang juga dia sering sering berkomunikasi dengan orangtuanya,berhubung ponselnya sudah sampai dikampung.dan yang menggunakan ponselnya adalah Evi adiknya.
sekarang hari minggu toko tutup,Jadi Ara hanya di rumah saja.dia membantu pekerjaan Vina dan Luna.
"mbak Luna,nanti kalau pekerjaan Rumah uda selesai ajak Ara dan Vina ke ruang tengah ya,temuin saya.!"
Ucap Bu Raya yang sudah terlihat Rapih,kayaknya mau keluar.
"Baik Bu.."jawab Luna sopan.
Luna buru buru mengelap meja makan dan membawa piring kotor ke dapur untuk dicuci.sedangkan di dapur Vina dan Ara sedang membersihkan Kompor dan meja dapur.
"Vin,Ra.kita disuruh sama Bu Raya ke ruang tengah.kalian udah selesaikan be bersin ya.?"
"ini sudah selesai kak.emang kenapa ya,kok kita disuruh ke ruang tengah.?"tanya Ara yang merasa takut.
"nggak tau juga sih,,kemungkinan mau ngasih gaji.kan hari ini kita gajian."Luna tersenyum bahagia.
Ara yang mendengar kata gajian malah melongo.karena dia memang tak pernah menghitung uda berapa lama dia bekerja.
"masa sih,kita uda mau gajian aja Vin.nggak terasa kita uda satu bulan ya disini.?"ucapan Ara penuh kegirangan.
"iya ni Ra,aku juga nggak nyangka loh."jawab Vina yang ikut senang.
Lalu mereka bergegas untuk menemui Bu Raya di ruang tengah.
Dan ternyata Bu Raya uda menunggu bersama kedua anaknya Carly dan Richard.mereka sudah berpakaian rapi,sepertinya mereka mau pergi.
"permisi bu,Luna udah Ajak Ara dan Vina kemari bu."ucap luna dengan sopan.
"oke....ini gaji kalian ya,selama satu bulan.di tabung atau di kasih ke orang tua..nggak boleh boros boros dan belanja yang nggak penting."
Bu Raya memberikan amplop coklat kepada mereka bertiga.dan menasehati supaya tidak boleh boros boros.
"Terimakasih bu."ucap mereka bertiga kompak.
"iya sama sama.oh ya,kami mau keluar sampai malam.jadi kalian nggak usah masak makan siang untuk kami..masak untuk kalian aja."ujar bu Raya langsung keluar dan diikuti Carly dan juga Richard.
setelah kepergian Bu Raya dan kedua anaknya.Luna langsung mengajak Ara dan Vina untuk ke kamar.sampai di kamar mereka sangat bahagia,lalu mereka membuka amplop masing masing.
"Ya Allah kak,ini nggak salah.kalau gaji kita sebanyak ini.?"tanya Ara yang nggak percaya kalau gaji pertama nya sebanyak itu.
"Ya nggak salah,emang kamu dapat berapa gajinya.soalnya gaji kamu sama gaji aku itu bedah Ra.biasanya kamu lebih besar."jawab Luna lalu tanya balik pada Ara.
"Aku dapat gaji Tiga setengah juta kak."jawab Ara yang masih tidak percaya dengan uang di tangan nya.
"Ya emang benar segitu gaji untuk karyawan toko.tapi kemarin Dina punya itu masih Tiga juta Dua ratus.mungkin sekarang di naikin lagi."
Ara hanya manggut manggut saja.sambil memegang amplopnya dengan erat.
"Alhamdulillah ya Ra,aku nanti nabung buat beli kambing untuk bapak.soalnya bapak aku pengen sekali memelihara kambing."ucap Vina dengan Rasa bahagia.
"emang gaji kamu berapa Vin,?"tanya Ara yang penasaran dengan apa yang Luna bilang kalau gaji mereka berbeda.
"gaji aku Tiga juta dua ratus Ra,beda sedikit aja.tapi nggak apa apa deh,akhirnya aku bisa bantu bapak sama ibu."jawab Vina yang tetap senang,walaupun gajinya sedikit lebih kecil dari Ara.
mereka menyimpan gaji mereka masing masing,lalu rebahan di kasur sambil ngobrol.
"Kak,kalau kirim uang ke kampung itu gimana caranya,?"tanya Ara yang berencana mau kirim sebagian gajinya ke kampung untuk orangtuanya.
"nanti di transfer aja.keluarga kamu ada yang punya ATM nggak.?"tanya Luna.
"nggak tau kak,"jawab Ara bingung.
"Ya sudah nggak usah bingung gitu Ra.nanti kamu telpon tanya adik kamu dulu.kalau emang nggak ada yang punya,biar kamu transfer lewat Alfan aja dulu..terus kalau uangnya udah sampai ke orang tua kamu,,suruh mereka bikin ATM di bank.biar gampang kalau mau kirim uang.
Panjang lebar Luna menjelaskan biar Ara ngerti.dan nggak bingung lagi.
"Kalau begitu aku nitip transfer lewat Alfan dulu ya kak.nanti aku bilang ke evi suruh bapak bikin ATM sendiri.Supaya besok besok jangan ngerepotin."
"kalau kamu gimana Vin,mau kirim buat bapakmu nggak.?"tanya Luna pada Vina.
"iya kak,Aku juga nanti kirim buat bapak dan ibu.kebetulan bapak sudah punya ATM sendiri.karena dulu Mas Anang sering transfer ke bapak,sebelum mas Anang menikah."jawab Vina.
Vina mempunyai kakak laki laki yang bernama Anang.Dulu Anang pergi merantau ke Sumatera,kurang lebih dua tahunan.Lalu memutuskan untuk menikah dengan pacarnya. mereka baru Lima bulanan menikah,dan sekarang Anang tinggal bersama istrinya di kampung sebelah.semua uang tabungan hasil merantau di gunakan untuk modal menikah.sekarang juga tidak lagi memberikan uang untuk bapak dan ibunya.karena sekarang ia bekerja serabutan.dan hanya untuk menafkahi istrinya.
"Ayo kita sarapan dulu.udah lapar banget ni aku."
Luna mengajak Ara dan Vina untuk sarapan.karena memang dari tadi mereka belum sarapan.
"Iya Kak,aku juga uda lapar.hehehe".timpal Vina yang ternyata dari tadi menahan lapar.
mereka pun keluar kamar dan menuju dapur..kebetulan tadi pagi Luna dan Ara sudah memasak Ayam goreng tepung,sama bening bayam dan juga sambal,buat mereka sarapan sekalian untuk makan siang.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
setelah selesai makan,mereka balik ke kamar karena sudah tidak ada lagi pekerjaan yang harus di kerjakan,jadi mereka bisa bersantai sampai sore.
tidak mereka sadari Ara ketiduran,sedangkan Luna sama Vina sedang asyik ngobrol.mungkin saja Ara kecapean,tapi biasanya tidak pernah tidur siang.
saat Luna tidak sengaja menyenggol tangan Ara,Luna kaget karena tangan Ara terasa panas,sepertinya Ara demam.Luna mencoba memegang kening Ara.
"Vin,kok badannya Ara panas gini ya,sepertinya dia demam."
"iya kak,Ara demam.pantesan dia langsung ketiduran,biasanya Ara nggak pernah tidur siang.Terus gimana ini kak,ada obatnya nggak.?"
"iya..coba aku carikan dulu obat di kotak obat.kamu jagain Ara dulu ya,!"
Luna langsung bergegas mencari obat biasanya di kotak obat tersedia berbagai macam obat obatan.
"Alhamdulillah...masih ada para\*\*tamol."
Gumam Luna dan langsung berjalan menuju dapur untuk mengambil Air,lalu kembali lagi ke kamar.
"Gimana kak,ada nggak obatnya.?"tanya Vina mulai panik.
"ini aku sudah bawakan obatnya.kuta bangunin sekarang apa nanti.?"tanya Luna bingung karena Ara tidur dengan pulas.
"nanti aja kak,kasian Ara masih pulas banget tidurnya."ujar Vina.
... "Ya sudah kita tunggu Ara bangun dulu,baru kita kasih obatnya."ucap Luna lalu meletakkan air minum dan obatnya di atas meja.
Luna dengan Vina masih sigap menjaga Ara.setelah beberapa menit menunggu akhirnya Ara bangun juga.
"Ara kamu sudah bangun,kamu kenapa nggak bilang kalau kamu lagi sakit.?"tanya Luna khawatir.
"Aku nggak apa apa kok Kak,cuma sedikit pusing."jawab Ara dengan suara parau.
"Orang panas gini kok di bilang cuma pusing,jangan ngaco deh.uda ini kamu minum obat dulu lalu istirahat.!"ujar Luna lalu memberikan obat dan segelas Air.
"Terimakasih ya kak."
jawab Ara dengan tersenyum haru,ia merasa bahagia walaupun di tanah rantauan tapi masih ada yang merhatiin.Ara jadi merasa punya kakak yang selalu menjaga dan perhatian padanya.
"iya..iya...ya sudah sekarang minum dulu obatnya,biar cepat sembuh.kalau besok kamu belum baikan,biar nanti ijin dulu sama bu Raya.nggak masuk kerja dulu."
Ara langsung meminum obatnya,dan istirahat lagi.karena merasa kepala nya pusing dan badannya menggigil.
"Vin,daripada kita bengong nggak jelas.mending kita ke depan yuk,beli cemilan.biasanya di depan ada yang jual cilok sama bakso."
"Tapi Ara gimana kak,masa kita tinggalin dia sendirian.?"
"Ya sudah biar aku aja yang beli.kamu disini jagain Ara.aku cuma bentar kok."
ucap Luna dan mengambil dompet,lalu bergegas keluar kamar.
Vina menatap wajah Ara yang sedang tertidur.ada rasah sedih di hatinya Vina.Dia membayangkan jika posisinya seperti Ara.sakit di rantauan jauh dari orang tua.sedangkan sedari dulu dia sangat manja dengan ibunya.kalau sedang sakit pasti ibunya yang setia merawatnya hingga sembuh.
"cepat sembuh Ya Ra,biar kita bisa bercanda lagi seperti biasanya."Gumam Vina memegang tangan Ara dengan erat.
nggak lama menunggu,Luna datang membawa dua bungkus kantong plastik berisi jajanan untuk Ara dan vina.lalu di letaknya diatas meja.
"Vin aku ada beli cilok sama siomay,kamu makanlah dulu.nanti sisain buat Ara sebungkus ya siomay nya."ujar Luna.
"Iya Terimakasih ya kak.nanti uangnya aku ganti."
"eh,,apa apaan sih pake di ganti..tinggal di makan aja ya,nggak usah ganti. okee..."ucap Luna sambil tersenyum.
saat Luna dan vina sedang menikmati siomay,Ara pun terbangun.dengan sigap Luna membantu Ara untuk bersandar di ranjang dengan menggunakan bantal yang diganjal di belakang punggung Ara.
"Terimakasih ya Kak Luna,Vina."ucap Ara dengan tulus.
"iya sama sama."
"oh,ya.ini ada siomay kamu mau makan sekarang apa nanti,?"tanya Vina lalu mengambil sebungkus siomay untuk Ara.
"nanti aja lah Vin,Mulut Aku masih terasa pahit."jawab Ara halus.
"Ya sudah kalau gitu aku taruh lagi diatas meja ya."ucap Vina dan meletakkan kembali siomay nya di atas meja.
Tidak terasa waktu uda sore,Luna dan Vina harus menyapu lantai dan halaman Rumah.walaupun tidak kotor tapi harus tetap menyapu,karena waktu untuk bersih bersih nya setiap pagi dan sore.sedangkan untuk ngepelnya hanya di pagi hari saja.
setelah selesai dengan pekerjaan mereka,Luna dan Vina kembali ke Kamar untuk membersihkan diri.