NovelToon NovelToon
Annoying Wife

Annoying Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Enemy to Lovers
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Nayanika memang tidak pandai mencari kekasih, tapi bukan berarti dia ingin dijodohkan.

Sialnya, kedua orangtuanya sudah merancang perjodohan untuk dirinya. Terpaksa Naya menikah dengan teman masa kecilnya itu, teman yang paling dia benci.

Setiap hari, ada saja perdebatan diantara mereka. Naya si pencari masalah dan Sagara si yang paling sabar.

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

sebelum membaca harus like dulu >⁠.⁠<

****

Sagara terpaksa bangun karena ada yang menekan bel rumah. Sedangkan Naya masih tidur dengan posisi tak beraturan.

Sagara memang berniat bangun siang hari ini karena dia tidak terlalu sibuk di kantor.

Ceklek

Wajah Selfie yang dipoles make up serta senyumnya yang lebar membuat Sagara mengerutkan keningnya.

"Selamat pagi!" sapa Selfie begitu riang, sedangkan Sagara hanya mengangguk singkat.

Selfie menyodorkan sebuah paper bag pada Sagara. "Buat kamu. Aku yang masak!"

Sagara tak kunjung menerimanya. Dia bingung apa yang wanita itu lakukan. Kenapa tiba-tiba memberinya makanan?

"Kata Naya kamu suka jengkol, jadi aku masakin semur jengkol buat kamu," jelas Selfie.

"Saya gak suka jengkol."

Senyum Selfie luntur dan digantikan raut wajah yang bingung. "Masa? Kata Naya kamu suka banget sama jengkol. Udah jangan malu-malu, nih ambil." Ia menarik tangan Sagara lalu memaksa pria itu agar menerimanya.

"Kalau gitu aku pergi ya, mau ke kantor papa," ucap Selfie lalu segera pergi dari sana setelah melambaikan tangannya pada Sagara.

Sagara kembali masuk dan menutup pintunya. Dia menatap paper bag itu dengan bingung. Siapa yang mau makan jengkol ini? Dirinya dan Naya tidak menyukainya.

"Siapa?"

Naya berjalan mendekat sambil mengikat rambutnya.

"Selfie ngantar jengkol."

"Hah? Demi apa?!" Naya merebut paper bag tersebut dan mengecek isinya. Benar saja, itu adalah semur jengkol.

"Karena kejahilan kamu," cibir Sagara lalu pergi dari sana.

"Kok aku?!" Naya berdecak. "Ini siapa yang mau makan?!" serunya lagi. Tapi Sagara tidak menghiraukan.

"SAGARA!"

Naya menghela nafas kasar. Sedetik kemudian dia tersenyum. Gadis itu keluar mencari pak satpam yang berjaga.

"Pak Toni!" seru Naya kegirangan.

Pak Toni yang sedang ngopi pun langsung berdiri saat nona nya berlari ke arahnya, seperti anak kecil yang menghampiri ayahnya.

"Ada apa, Non?" tanya Pak Toni, tidak biasanya majikannya itu bangun sepagi ini.

"Nih, aku ada semur jengkol buat sarapan Bapak. Habisin ya!" Setelah menyerahkan paper bag nya, Naya segera berlari ke dalam rumah.

"Alhamdulillah, rezeki anak soleh," ujar Pak Toni dengan senyum lebarnya.

****

Pertama kalinya Sagara menginjakkan kakinya di rumah utama setelah menikah. Para penjaga menundukkan kepala mereka saat Sagara melewati mereka. Semua penjaga memiliki tubuh tinggi besar, mereka tidak bergerak jika tidak diberi aba-aba. Ekspresi datar nan tegas menghiasi wajah mereka.

Rumah utama sangat ketat penjagaannya. Di setiap sudut pasti ada penjaga. Pelayan tidak hanya ada satu atau dua, melainkan lebih dari sepuluh saking luasnya rumah itu.

Keluarga yang tinggal di sana ada kakek, ayah dan ibu Sagara, om serta bibi beserta anak-anak mereka yang memang belum menikah. Jika anak-anak mereka sudah menikah, maka wajib memiliki rumah sendiri. Jadi, lama kelamaan, rumah utama akan dihuni oleh kakek beserta anak dan menantunya.

Sagara datang bukan tanpa alasan, ayahnya memanggilnya untuk menanyakan sesuatu. Dia tidak mengajak Naya karena istrinya itu sedang sibuk dengan temannya. Lagi pula Naya tidak berguna kalau diajak.

Sagara menaiki tangga menuju ruang keluarga yang ada di lantai 2. Di sana sudah ada Eyang Kakung bersama 3 anaknya, salah satunya adalah menantu.

Sagara menyapa dan menyalami satu persatu, itu sudah menjadi kebiasaan Sagara yang diajarkan oleh keluarganya.

"Istrimu ndak ikut?" tanya Eyang Kakung. Namanya adalah Raden Mas Abisatya Soedjodjo. Tapi, para keluarga sering memanggilnya Eyang Kakung. Meskipun tak lagi muda, Eyang Kakung tetaplah orang yang mereka segani. Bukan hanya keluarga, melainkan orang-orang luar juga.

Eyang Kakung memang tidak cuek alias selalu ramah. Tapi dibalik senyumnya, dia bisa melakukan apapun untuk melindungi keluarganya, sekalipun harus membinasakan seseorang. Raden Mas Abisatya, ramah-ramah menghanyutkan.

Sagara menggeleng. "Dia sedang ada urusan sama temannya," jawabnya, lalu duduk di sebelah ayahnya.

"Gimana hubungan kalian berdua? Eyang harap kalian selalu akur. Kamu harus bisa membimbing keluarga kamu, Le. Kalau ada masalah, cepat diselesaikan, jangan sampai orang tua ikut campur masalah kalian."

"Iya, Eyang." Sagara mengangguk.

Guntur Nuraga Soedjodjo, ayah Sagara mengelus punggung anaknya. "Kalau kamu butuh sesuatu, bilang sama Papa."

Sagara mengangguk lagi.

"Gimana perkembangan perusahaan, Gara?" tanya Adipati. Om alias adik dari Guntur. Namanya Candala Adipati Soedjodjo, dia sudah memiliki 2 anak laki-laki. Salah satunya sudah menikah. Pria itu memiliki kumis sebagai ciri khasnya.

"Sejauh ini gak ada kendala, Om," jawab Sagara. Singkat saja.

"Bagus kalau gitu. Ingat, kalau ada apa-apa langsung diselesaikan. Misal kamu kesulitan, hubungi kami."

"Sagara pasti bisa selesaikan sendiri. Iya kan?" Agha menyahut. Dia adalah suami si bungsu, Diajeng Pelita.

"Tapi, Om harap gak ada masalah yang menimpa perusahaan," lanjutnya.

"Aku usahakan yang terbaik untuk perusahaan, Om," jawab Sagara.

"Bagus! Laki-laki harus bisa diandalkan!"

"Tapi, jangan terlalu fokus sama pekerjaan. Istrimu juga diingat, kasian dia kalau kamu sibuk terus," ujar Eyang Kakung.

"Ngerti, Eyang," balas Sagara.

"Di rumah ada berapa orang yang jaga?"

"Lima orang. Enam sama satpam di depan," jawab Sagara.

"Cuma Lima?" Eyang Kakung menatap Guntur. "Gun, tambah sepuluh orang. Kirim ke rumah Sagara setelah ini," ujarnya pada si sulung.

"Nggak perlu, Eyang. Itu aja sudah cukup," tolak Sagara.

"Apa Eyang menyuruh kamu buat nolak?"

Sagara menghela nafas. Meskipun dia menolak, Eyang Kakung tetap akan melakukannya. Harusnya dia tidak perlu menolak.

"Kamu memang bisa jaga diri, Le. Tapi istrimu? Kalau kamu di kantor, mereka bisa jaga istrimu di rumah," ujar Eyang Kakung.

Sagara hanya mengangguk-angguk saja.

Tiba-tiba seorang perempuan masuk menghampiri mereka. Itu adalah adik Sagara, namanya Rahayu Ning Tyas, umurnya hanya berbeda 2 tahun dengan Sagara, dia memang belum menikah dan memilih menikmati masa-masa bekerja sebagai dokter.

"Makan siang sudah siap, Eyang," ucapnya. Dia melirik Sagara lalu menjulurkan lidahnya mengejek sang kakak, setelahnya dia kembali tersenyum pada Eyang Kakung.

"Nah, ayo kita makan sama-sama." Eyang Kakung berdiri menggunakan tongkatnya. Tidak ada yang membantu karena pria tua itu selalu menolak jika ada yang membantu.

Meski ada pelayan, semua wanita yang ada di keluarga Soedjodjo wajib bisa memasak. Naya pasti ketar-ketir saat tau fakta itu.

****

Bibirnya tersenyum lebar, di tangannya terdapat banyak makanan yang dia beli. Setelah selesai urusan interview pekerjaan, Naya pun segera pulang, tak lupa dia membeli makanan. Sebelumnya dia juga bertemu dengan Loli, mereka tidak banyak berbincang-bincang karena Loli harus bekerja.

Posisi Naya di cafe tersebut adalah di bagian kasir. Loli sengaja mengatakan pada om nya kalau Naya tidak mahir di bagian dapur, dan teman om nya itu dengan baik hati memasukkan Naya di bagian kasir. Jadilah Naya dan Loli bekerja di posisi yang sama.

Sesampainya di rumah, Naya langsung membuka makanan yang dia beli. Seperti biasa, bakso dan siomay adalah pemeran utamanya. Lalu ada donat dan juga es boba.

Makan siang yang tidak sehat. Ah, apakah ini masih termasuk makan siang? Sekarang sudah jam 3.

Tiba-tiba ponsel Naya berdering. Dengan mulut mengunyah, ia menjawab telepon itu.

"Halo, Karel."

"Halo, Naya. Kamu di mana?"

"Di rumah, kenapa?" Naya kembali memakan baksonya.

"Mau jalan? Aku bosan." Terdengar kekehan di seberang sana.

"Aduh, maaf banget aku gak bisa. Soalnya baru sampai rumah, habis daftar kerja di cafe," jawab Naya, dia meringis tak enak. "Maaf ya."

"Ohh, iya gak papa. Harusnya aku yang minta maaf. Lanjut istirahat aja kalau gitu. Ya udah, aku tutup teleponnya."

"Iya. Maaf ya, Karel."

Sambungannya terputus. Naya kembali meletakkan ponselnya.

"Oh jadi namanya Karel?"

Hampir saja bakso yang Naya makan ia telan bulat-bulat akibat terkejut.

Gadis itu mengusap dadanya sambil menatap sinis Sagara.

"Bisa gak sih kalau masuk rumah itu ucap salam atau bersuara? Aku kaget!" kesalnya.

Sagara mengendikkan bahunya. Dia duduk di sebelah Naya sambil melihat makanan yang ada di atas meja.

"Bakso, boba? Gak ada sayur?"

Naya menunjuk seledri yang ada di dalam mangkuk baksonya. "Ini sayur, nih. Gak lihat?" sinisnya.

Sagara menggelengkan kepalanya melihat semua makanan yang Naya beli sama sekali tidak sehat.

"Eyang Kakung nyari kamu."

"Uhuk uhuk!" Naya langsung tersedak.

Sagara mengerutkan keningnya melihat reaksi Naya yang terlalu berlebihan.

"Eyang kenapa? Aku ada salah?" tanya Naya setelah dia minum. Raut wajahnya terlihat khawatir, takut Eyang Kakung mengetahui kelakuannya yang di luar nalar.

Sagara mengendikkan bahunya. "Ngga tau. Kangen mungkin," jawabnya acuh.

"Gimana sih?! Aneh banget!" kesal Naya. Padahal dia sudah khawatir. Malas meladeni Sagara, Naya kembali memakan makanannya.

"Gimana kerjaannya? Sudah interview?" tanya Sagara, tapi matanya fokus pada ponselnya.

"Hu'um ... besok udah boleh masuk kerja katanya."

"Kamu di bagian kasir?"

Naya buru-buru menelan kunyahan nya. "Kok tau?!" tanyanya shock.

Sagara tersenyum miring. "Emang orang yang gak bisa masak bisa ada di bagian dapur?" cibirnya.

"Ngeremehin banget! Lihat aja kalau aku udah bisa masak, aku cekokin kamu pake makanan yang aku bikin. Tiap hari aku masak banyak dan tugas kamu yang habisin semuanya, kalau gak habis, kita cerai," ujar Naya, dia menatap sinis Sagara, lalu kembali memasukkan potongan siomay ke mulutnya.

Sagara mendengus. "Goreng telur aja gosong, kapan bisanya?"

"Dih! Kemarin aku masak ayam kecap siapa yang makan?! Terus aku juga masak makan siang buat kamu, tapi kamu malah duluan makan siang sama si cabe rawit itu! Gak usah ngeledek, deh. Sekarang aja aku lagi nahan buat gak ngadu ke Mama Kejora kalau kamu selingkuh—"

"Saya minta siomay nya," sela Sagara, dia membuka mulutnya menyuruh Naya menyuapinya.

Dan ya, Naya tidak melanjutkan ocehannya lagi. Ia mengambilkan sepotong siomay dan menyuapkan nya pada Sagara.

"Enak kan? Aku coba mau bikin, siapa tau berhasil. Kalau berhasil kan gak perlu repot-repot beli ke luar," ujar Naya.

Lihat, padahal gadis itu baru saja mengoceh, dan sekarang sudah beda pembahasan. Naya memang gampang dialihkan perhatiannya, Sagara sudah ahli akan hal itu.

"Ide bagus," sahut Sagara.

"Mau lagi?"

Sagara mengangguk.

Padahal dia sudah makan siang, tapi saat melihat makanan yang Naya beli, dia jadi ikut memakannya juga. Apapun yang Naya makan, wajib dia cicipi.

bersambung...

1
vj'z tri
🐰 putih sedang menyerahkan diri 🤣🤣🤣🤣🤣
Iren Nursathi
lanjuuuuut thor semangaaaaaaat
Iren Nursathi
lanjut thor kurang nih he he
vj'z tri
ega jadi tumbal 🤭🤭🤭 siap siap di labrak nanay 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
😱😱😱😱 malah ketemu juga dah di jaga ketat.... semoga gak DA niat buruk ke nanay
erma irsyad
aq nggk bisa koment2 cuma bs ksih kopi😉
Iren Nursathi
makasih thor aku cukup cukupin deh ya
dyarryy
jangan lupa tinggalkan jejak 😗
Iren Nursathi
lanjut thor aku penasaran nih ceritanya bagus bikin senyum² terus ngakak dej
azh
semoga sampai happy ending ya ka author
dyarryy
yuk kasih bintang dan ulasannya
yourheart
Luar biasa
erma irsyad
mksih thor Upnya
vj'z tri
di tunggu loh beneran ini 🥰🥰🥰🤩
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣 sama aja itu nama nya Gerry salut 🤣🤣🤣🤣ngeledek gara 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
aduhhhhh meleleh hati adek mas gara 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
vj'z tri
sorry ya nay gak bakal cemburu ,cuman kesel ajj ya nay liat gara sama sapii ngobrol 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
erma irsyad
part nya kurang panjang😁,tambahin lgi ya thor,nggk berasa bacanya udh hbis🤭
dyarryy: iya nanti ditambahin, agak siangan yaaa
total 1 replies
awesome moment
bisa klepek2 tu mas bojo. nay3x kmu hobby bgts bikin saga klenger
vj'z tri
kalau gara liat nay pake ni baju di pastikan langsung hilang konsentrasi nya 🤣 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!