Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Hmm bagaimana kalo aku panggil kaka... kak Iden?"
"Boleh." ucap Aiden.
CIA tersenyum dan membalas uluran tangan Aiden.
"Kalo begitu kenalin namaku Felicia Baskara panggil aku Cia"
Aiden sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari CIA, ia sungguh terpesona pada gadis di depannya, gadis yang selalu terlintas dalam pikirannya. Senyuman CIA membuat jantungnya berdegup dengan kencang.
Deg... Deg... Deg... Deg..
"Ya Tuhan... apakah aku telah jatuh cinta pada gadis ini" batin Aiden dengan tangannya yang belum terlepas dari tangan CIA.
CIA menyadarkan Aiden.
"Kak Iden" ucap CIA.
Aiden yang tersadar segera melepas uluran tangannya.
"M-maaf cia" ucap Aiden.
"Ga apa-apa kak" ucap Cia dengan tersenyum.
[Ding]
CIA terkejut, beruntung ia bisa mengendalikan dirinya.
Layar hologram muncul di depan CIA
[Misi baru]
[Membubarkan perdebatan di area kantin]
[Berhasil : tambahan poin 100]
[Gagal : gatal-gatal selama 1 hari]
[Terima : ya/ tidak]
"Aku terima Ale" ucap CIA.
[Baik Cia]
[Memproses...]
Kembali ke perdebatan di area kantin
"Hanya baju yang kotor Vina" ucap Bima datar.
"lya Vina, lagian tadi Hana ga sengaja, dia juga udah minta maaf sama kamu" ucap Renata lemah lembut.
Vina yang teramat kesal mendorong tubuh Renata.
Bruuuuk
Renata terjatuh tetapi di tahan oleh Bima. Renata tersipu malu karena ada Bima yang menahannya.
"Makasih" ucap Renata kepada Bima.
"Hm" ucap Bima.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang tidak terima gadis yang ia cintai di perlakukan seperti itu, ia adalah Renan Setyara sang antagonis pria. Renan berjalan menuju Vina dengan amarah.
"Maksud lo dorong Renata apa hah?" ucap Renan.
Vina menatap Renan tidak senang.
"Lo siapa hah, jangan sok jadi pahlawan kesiangan, lo ga ada urusannya sama gue" ucap Vina.
Renan yang amarahnya sudah memuncak mengangkat tangannya ingin menampar Vina. Tetapi tangannya di tahan oleh seseorang, yang tak lain adalah Cia.
"Ga usah main tangan bisa" ucap CIA dingin dengan tatapannya yang tajam.
Siswa-siswi yang ada di kantin terkejut begitu pun Aiden, gadis yang tadinya terlihat anggun kini berubah menjadi gadis yang dingin dengan tatapan tajamnya.
"lo siapa hah, jangan ngatur-ngatur gue" ucap Renan.
Cia yang tidak bisa basa-basi langsung memelintir tangan Renan dan menendang perutnya.
Bruuuuk
Renan terjatuh ke lantai membentur meja.
"Aaaaaaaaaa" teriak siswa-siswi di kantin.
"Jaga sikap anda terhadap teman saya" ucap CIA masih dingin dengan tatapan tajamnya.
Cia menarik tangan Vina dan Bunga.
"Ayo kita pergi dari sini" ucap CIA lembut.
Siswa-siswi di kantin masih belum percaya apa yang mereka lihat, seorang Cia bisa merubah sikapnya secepat itu.
Aiden menatap kepergian CIA dan tersenyum sangat tipis.
"Kamu kembali membuatku terjatuh pada pesonamu Cia" ucap Aiden dalam hati.
Aiden pun bangun dari duduknya lalu ia pergi dari kantin di susul ke tiga sahabatnya.
Renan menatap tajam kepergian Cia.
"Tunggu pembalasan dari gue" Renan mengepalkan tangannya, ia tidak terima diperlakukan seperti itu. Renan pun meringis memegangi perutnya.
”Sssshhhhh"
Renata yang melihat teman kecilnya kesakitan, ia langsung membantu Renan untuk berdiri.
"Renan... ayoo kita ke UKS"
"Hmmm"
...****************...
Di Toilet
"Makasih yaa, tadi udah bantu gue." ucap Vina.
Cia tersenyum menatap Vina.
"lya, lagian kamu kan temen aku Vina" ucap Cia.
"Tapi tadi Lo keren banget Cia, bisa nendang si pahlawan kesiangan itu" ucap Bunga antusias.
"Kalian kenal?" tanya Cia.
"Kenal itu temannya si Renata namanya Renan" ucap Bunga.
"Oh, rupanya dia antagonis pria nya" batin Cia.
[Ding]
Layar hologram muncul di depan CIA.
[Selamat misi Anda berhasil]
[Selamat anda mendapatkan tambahan poin 100]
"Terimakasih Ale. Apakah tadi aku keren?" tanya Cia pada sistem Ale dalam hati.
[Anda harus lebih hati-hati lagi terhadap Renan CIA]
[Renan merupakan seorang psikopat]
[Sepertinya dia sedang merencanakan sesuatu untuk Anda]
Yaa di dalam novel, Renan di ceritakan sebagai seorang psikopat, ia tak segan-segan membunuh orang yang telah menyinggungnya dan menyakiti gadis yang ia cintai yaitu Renata.
"Hmmm, aku melupakan hal itu Ale... tapi aku tidak takut, aku bisa melawannya" ucap Cia percaya diri.
[Saya percaya dengan jiwa anda Cia. Tetapi berhati-hati lah karena raga anda masih memiliki trauma]
"Huuuft,.. apakah ada obat untuk menyembuhkannya Ale" tanya Cia.
[Ada Cia, seseorang yang sangat tulus mencintai anda, ia akan menjadi obat untuk anda]
"Apakah kamu tau orang itu siapa" tanya Cia.
[Saya belum tau Cia]
"Huuuft, sama saja belum ada obatnya berarti" ucap Cia mencibir Ale.
[hehehehe]
"Eeeeh bentar Iagi jam masuk sekolah, ayoo kita ke kelas" ucap Bunga membuat Cia tersadar. CIA dan Vina pun mengangguk bersamaan.
Mereka pun berjalan ke arah kelas mereka masing-masing karena Vina berbeda satu tingkat dengan Cia dan Bunga. Vina merupakan siswa kelas 12 dan satu kelas dengan inti Cruel.
...****************...
Di Rooftop
"Wooooooo gila, keren banget cewe tadi" ucap Aldino girang.
"Iya cooook, mana cantik banget lagi" ucap Galang.
"Siapa namanya ya" ucap Aldino dengan mengetuk-ngetuk tangan di dagunya.
Galang pun berpikir sama dengan Aldino, ia juga belum tau namanya.
"Cia" ucap Bima.
"Gilaaaa, udah gercep aja lo Bim" ucap Galang.
"Ya iyalah, dia kan ketosnya HHS" ucap Aldino.
Galang pun mengangguk-anggukkan kepalanya.
Aiden hanya diam dengan menghisap rokoknya.
Kring... Kring... Kring...
Bel tanda sekolah selesai pun sudah berbunyi, kini Cia tengah merapikan buku-bukunya.
"Cia, lo pulang sama siapa?" tanya Bunga.
Cia menatap Bunga.
"Aku di jemput sopir" ucap Cia.
Bunga mengangguk.
"Kalo begitu, ayo ke parkiran bareng. Gue juga di jemput" ucap Bunga.
"Ayooo" ucap Cia.
Mereka pun berjalan menuju parkiran.
"Bunga... Cia" teriak Vina sambil berlari menghampiri ke duanya.
Cia dan Bunga pun berhenti dan tersenyum pada Vina.
"Kalian pulang sama siapa? bareng gue aja yuuu, gue bawa mobil" ucap Vina.
Cia dan Bunga menggelengkan kepalanya.
"Kita di jemput" ucap Bunga.
"Oh ya udah kalo gitu, kapan-kapan aja kita barengnya ya" ucap Vina.
"Ehhh, Ayah gue udah jemput, gue duluan yaaa" ucap Bunga dengan melambaikan tangannya.
"Hmmm" Cia dan Vina berdehem.
"Gue tungguin aja sampe jemputan lo datang ya" ucap Vina pada Cia.
"E-eh ga usah Vina, kamu duluan aja ga apa-apa, aku bisa sendiri" ucap CIA.
"Ya udah kalo gitu gue duluan ya" ucap Vina dengan melambaikan tangannya.
"Hmmm" Cia berdehem dan mengangguk.
Cia pun berjalan menuju gerbang sekolah, saat di depan gerbang sekolah ia melihat ada kedai es krim di sebrang sana.
Cia pun memutuskan untuk menyebrang, tanpa Cia sadari ada seseorang di dalam mobil yang menargetkan dirinya.
Saat Cia akan menyebrang, mobil tersebut melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Bruuuuuuuuuummmmm
Cia menoleh dan terkejut ada mobil yang mengarah kepadanya dengan kecepatan yang sangat tinggi.
"Aaaaaaaaaaaaaaa." teriak Cia.
Bersambung