_tidak akan aku biarkan kau mendekati adikku Hans_
Gumam Samuel.
lalu Hans pergi dari ruangan Samuel dengan rasa kesal dan geram, ia sangat marah kepada Samuel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09
" Iya tuan, pihak maskapai besok akan mengadakan tabur bunga di laut" Ucap Asisten Alvaro ia baru saja mendapat kabar dari Anak buah suruhan nya
" Pesankan Tiket untuk besok kita terbang kesana" Asisten tersebut mengangguk
" Dan usahakan jangan sampai samuel maupun Luna tau" asisten tersebut hanya mengangguk pasrah
.
Sedangkan luna saat ini sedang berada di restauran bersama jesika, mereka sengaja mampir ke restauran tersebut karena saat pulang sekolah ia merasa sangat lapar. tadi pagi Luna tidak sempat sarapan ia bangun kesiangan, Ia juga mengabari sang supir untuk tidak menjemput nya karena ia akan bareng dengan jesika.
" Jadi Mama dan Papa kamu benar benar tidak bisa ditemukan?" Luna menggeleng, Jesika langsung mengelus punggung sahabat nya itu.
" Kecelakaan nya sangat tragis, dan karena jatuhnya tepat di tengah laut mungkin jasad mereka sudah dimakan oleh ikan ikan disana" Jesika tersenyum simpul sembari memeluk Luna
" Kamu yang sabar ya, kamu engak boleh sedih nanti mereka ikutan sedih disana" Luna mengangguk
" Kamu mau pesen apa?" Ucap jesika sembari menyodorkan buku menu, mereka berdua memilih nya lalu segera memesan.
sembari menunggu makanan datang mereka ngobrol ngobrol bersama sesekali tertawa ketika jesika maupun Luna bertingkah atau berkata konyol menurut nya.
Setelah selesai makan mereka tidak langsung pulang namun mengunjungi toko buku dan peralatan sekolah, mereka membeli barang barang yang diperlukan hingga pukul empat sore hari mereka baru bisa pulang kerumah masing masing.
" Sore bik, kak Al dan kak Sam belum pulang bik?" bibi menggeleng
" belum Non" Luna langsung naik ke lantai atas menuju kamar nya. Ia merebahkan badan nya di atas kasur sembari menatap langit langit kamar
.
" Kamu harus bertanggung jawab samuel!! Ini tuh anak kamu, memang nya kamu mau nama kamu dan keluarga jelek karena perbuatan mu!!" ucap wanita tersebut
Samuel langsung berdiri menatap tajam sembari mencengkram rahang wanita tersebut
" dengar jalang, saya tidak pernah menyentuhmu bagaimana kamu bisa menuduh itu anaku" wanita tersebut menangis
" ini anak kamu, kamu yang sudah menyetubuhi aku dan sengaja kamu edit wajah nya dengan wajah pria tersebut kan?" wanita tersebut masih saja ngeyel
Plak!!
Satu tamparan mendarat di pipi sebelah kanan wanita itu, baru kali ini Samuel berani bermain tangan dengan wanita. Namun ia benar benar sudah muak dengan drama wanita gila itu
" kamu berani menampar aku samuel?
" kenapa?! Memang kamu itu wanita tidak tau diri. Jika kamu masih berani memaksa saya menikahi kamu apalagi kamu akan memfitnah saya menghamili kamu. Vidio ini akan saya sebar" Wanita tersebut terlihat panik
wanita itu benar benar geram karena tidak bisa mendapatkan apa yang selama ini dia impikan. Ia mengepalkan tangan nya dan pergi begitu saja dari ruangan samuel.
" Dani!!" teriaknya dari dalam ruangan, Asisten nya tersebut langsung berlari kecil ke depan bos nya.
" iya Tuan?" Samuel menatap tajam Dani " mulai sekarang perketat pengamanan jangan biarkan jalang itu masuk ke kantorku" Asisten tersebut mengangguk. Lalu pergi dari ruangan tersebut
Kepala Samuel Benar benar pening cuma gara gara wanita gila satu itu, ia langsung menyandarkan dirinya di sofa ruangan tersebut Sembari matanya menatap langit langit atap diruangan nya.
.
" Masuk" sekertaris cantik itu langsung masuk dengan membawa berkas ditangan nya.
" Duduklah, kita akan memulai meeting online sebentar lagi" Ucap Alvaro, asisten cantik itu menurut ia duduk tepat di samping alvaro.
Tak lama sekitar lima belas menit meeting segera di mulai, disana terdapat banyak klien besar dari luar negri. Meeting berjalan lancar Alvaro memang pintar dalam mengelola bisnis nya persis seperti mendiang ayah nya.
Bahkan Asisten nya itu juga pintar dalam berkomunikasi dan bisa dengan cepat menanggapi setiap permasalahan yang di tanyakan oleh klien, beruntung nya Alvaro memiliki asisten seperti dia.
Sekitar satu jam lebih meeting pun selesai, sekertaris itu pun segera membereskan berkas berkas yang berserakan di meja namun tiba tiba tak sengaja tangan Alvaro menggenggam tangan sekertaris itu yang hendak mengambil map di meja.
" So..sory" Kedua orang itu terlihat sama sama salah tingkah
" iya pak tidak apa apa" Alvaro langsung berjalan cepat ke arah kursinya.
_kenapa si ini jantung gue malu maluin banget_
Gumam Alvaro dalam hati
Setelah asisten tersebut selesai membersihkan berkas berkas nya ia segera berpamitan akan keluar ruangan, namun tiba tiba entah dorongan dari mana Alvaro memberhentikan langkah nya.
" Tunggu" Asisten tersebut langsung menolah " ada yang bisa saya bantu lagi pak?" Alvaro menggeleng
" Tapi ada yang mau saya tanyakan sama kamu" ia sempat ragu menanyakan seperti itu, " Ada apa pak?" sekertaris tersebut mencoba provesional
" Saya dengar kamu lagi butuh uang untuk pengobatan ibu kamu" Sekertaris tersebut langsung mengangguk
" ini, ambilah lah kamu tidak perlu menggantinya" ucap Alvaro sembari memberikan amplop coklat berisi uang yang lumayan
" ta..tapi pak" Alvaro mengangkat tangan nya tanda untuk diam " terimakasih banyak pak, pasti saya akan bekerja lebih keras lagi untuk menganti uang tersebut" Alvaro menggeleng
" tadi saya sudah bilang kan tidak usah diganti, saya ikhlas" mata asisten tersebut terlihat sangat berbinar
" terimakasih banyak pak semoga allah menganti dan melipat gandakan semua kebaikan bapak" Alvaro mengangguk, tak lama asisten tersebut keluar dari ruangan.
_Saya senang melihat kamu tersenyum seperti itu_
Gumam Alvaro dalam hati.
Namun ia langsung menggeleng kan kepala nya ketika tersadar telah tersenyum sendiri sembari membayangkan wajah sekertaris nya itu. " apa apaan si gue"
Ia langsung beranjak dari duduk nya mengambil tas kerjanya lalu pergi meninggalkan kantor, karena memang ini sudah jam pulang kantor. Bahkan Alvaro melebih satu jam karena ada meeting dadakan tadi
Ketika sampai dirumah ia tidak melihat kedua sosok adik nya itu tanpa berfikir apapun ia langsung menuju ke kamar nya dan segera membersihkan diri. Tepat pukul delapan malam baru ia turun dan bertemu kedua adik nya ngobrol sebentar sembari makan malam.
.
[ ' tolong carikan hadiah untuk seorang gadis besok pagi sudah harus ada ' ]
Ucap seorang pria dari sambungan telepon, Setelah itu handphone dimatikan dan diletakkan di atas meja. Yang menelfon itu adalah Hans sosok pria yang tadi bertemu Luna di kantor Samuel, entah kenapa setelah bertemu dengan gadis itu suasana hati merasa sangat baik.
Ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur sembari menatap langit langit kamar, tak terasa sudut bibir nya tersenyum membayangkan wajah Luna.
.
tepat pukul empat pagi Alvaro sudah berpakaian rapi ia juga membawa koper kecil menuruni anak tangga. Ia diantar oleh bibi sampai di depan gerbang.
" Bik, kalo Samuel dan Luna bertanya saya dimana tolong jawab ada kerjaan mendadak di luar kota" Bibi mengangguk
setelah itu Alvaro pun pergi menggunakan mobil kantor sehingga kedua adiknya itu tidak mendengar suara mesin mobil keluar dari garasi.
Pagi hari nya Luna sudah siap dengan seragam sekolah nya ia langsung turun dan menuju ke meja makan disana sudah ada samuel yang sedang menikmati sarapan nya.
" udah sarapan aja kak, engak nungguin adek nya?" ia menarik kursi dan duduk di depan samuel
" kakak buru buru dek, habis ini ada meeting" Luna mengangguk, mata nya melihat ke salah satu kursi di samping samuel
" kak Al udah berangkat?" samuel hanya menjawab dengan mengangkat bahu nya
" engak mungkin deh kayak nya masa sepagi ini..bik, tolong panggilkan kak Al" teriak Luna dari ruang makan
Bibi langsung berjalan ke arah luna dengan sedikit menunduk dengan sopan.
" Maaf Nona tadi pagi pagi sekali Tuan Al sudah pergi, beliau bilang ada kerjaan di luar kota mendadak" Luna mengangguk, sedang samuel mengerutkan dahinya
_kerjaan di luar kota? Kok gue engak tau..ah entahlah mungkin memang begitu_
Setelah Samuel selesai makan ia berpamitan terlebih dahulu untuk ke kantor, karena nanti sekitar jam setengah sembilan ia harus menemui klien lagi jadi banyak yang harus ia pelajari.
Sedang Luna ia masih menunggu taxi datang, pagi ini ia akan berangkat bersama jesika. Tak lama taxi datang dan mereka segera berangkat karena di sekolah akan ada acara.