Jerat Cinta Dewi Ular

Ular kobra itu terus bersikap waspada. Sesekali ia menjulurkan lidahnya, lalu mulai mendeteksi keberadaan lawannya.

Kelebatan bayangan hitam itu tampak senyap. Namun, suara desiran angin yang menyiratkan keberadaan mereka terdeteksi diindera pendengarannya.

Sosok ular yang saat ini sedang bersiaga, menyadari adanya sebuah bahaya. Kemudian ia bergegas merayap ke sisi depan sang pemuda, sebab ia merasakan sebuah senjata melesat ke arah Kenzo yang sedang tertidur.

Wuuuuuusssh...

Sssssssstt...

Dengan gerakan cepat, sosok ular itu menangkap senjata tersebut dibagian mulutnya, yang mana itu merupakan anak panah.

Ular itu menggerakkan kepalanya ke sisi kiri dengan sangat kuat. Tanpa diduga ia mengembalikan anak panah dengan sangat cepat, dan...

"Aaaaaaarrrgh..." terdengar suara erangan kesakitan saat anak panah mengenai sasarannya.

Seketika lawan yang terkena senjatanya sendiri itu tersungkur dibalik semak belukar.

Wuuusshh...

Wuuush...

Terdengar suara desiran angin mengikuti gerakan bayangan hitam yang  dengan cepat menuju ke arah Kenzo yang masih tertidur, namun lagi-lagi anak panah itu meleset.

Disisi lain, Kenzo sudah ternganga dengan mulutnya yang melebar, ia semakin pulas.

Buuuuugh...

Sosok ular bersisik kuning itu melesat terbang, lalu memberikan sebuah patukan mematikan saat sesosok bayangan hitam menuju ke arah sang pemuda, dan tepat dibagian kepala.

"Aaaaaarrgh..."

Terdengar kembali erangan yang sangat menyakitkan. Lalu tampak bayangan hitam tersebut tersungkur didepan api unggun yang hanya tinggal bara saja.

Dalam kegelapan malam. Sosok ular kobra itu berusaha menggunakan indera penglihatannya dan pendeteksi suhu panas tubuh untuk mengetahui keberadaan lawannya.

Ia melesat terbang dengan kecepatan tinggi, lalu memberikan serangan patukan mematikan dengan menyuntikkan bisa racun yang cukup tinggi dibagian leher lawannya yang membuat musuh membeliakkan kedua matanya saat merasakan syarafnya seperti mengejang dan kemudian tersungkur diatas tanah rerumputan.

Sosok ular itu melihat lawannya sudah sangat sekarat dan mengenakan penutup wajah.

Dengan menggunakan taringnya, ia menarik penutup wajah yang digunakan oleh lawannya itu hingga terbuka.

Ssssstsss

Sosok ular yang tak lain adalah Adhisti terkejut saat mengetahui siapa orang-orang yang sedang berusaha menyerang dan mencelakai Kenzo.

Mereka adalah orang-orang yang dikirim oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari penemuan Kenzo. Dimana imbalan yang ditawarkan oleh Papa Kenzo sangat menggiurkan mereka

Akan tetapi, mereka ingin membawa Kenzo dalam kondisi te-was dan tentunya tetap mendapatkan imbalan, sebab ultimatumnya adalah menemukan Kenzo.

Persaingan bisnis yang menjadi motif dalam pelenyapan pemuda berwajah tampan tersebut.

Wuuuussh...

Ssssstttss...

Sebuah senjata berupa belati melesat menuju ke arah Adhisti. Sosok ular itu itu melesat ke sisi kiri dsn menghindari serangan yang ditujukan padanya.

Ssssstss

Adhisti mendesis. Lalu ia kembali melesat terbang, dan memberikan patukan dimata lawannya.

"Aaaaargh" pekik pria itu dengan rasa sakit yang sangat luar biasa.

Kenzo tersentak kaget, namun rasa kantuknya yang sangat berat, membuat ia kembali lagi tertidur.

Lawannya telah roboh dengan tubuh yang mengejang dan bola matanya membengkak.

Ia melihat jika ada serangan yang datang dari arah sisi kiri dan tepatnya dibalik pohon dan menuju ke arah Kenzo yang masih tidur mendengkur.

Adhisti kembali melesat dan dengan gerakan yang sangat cepat ia menangkap pisau yang melayang itu menggunakan mulutnya, dan mengembalikannya pada lawan.

Sraaaaaakk...

Pisau itu menancap ditubuh pria yang tadi mencoba menyerang Kenzo

"Aaaaarg." pria itu ambruk, dan tak berkutik.

Lalu dari arah berlawanan, sebuah anak panah juga melesat dan kembali membuat Adhistii memutarkan tubuhnya dan menangkap anak panah itu kembali dengan mulutnya.

Kraaaaasss...

Sebuah anak panah tertangkap di bagian gigi taringnya yang menjadi tameng.

Adhisti melihat kelebatan bayangan yang akan menuju ke arah Kenzo.  Gadis itu melemparkan anak panah yang sedang digigitnya, lalu dengan mudahnya melemparkan senjata senjata itu ke arah sosok bayangan yang sedang mengincar Kenzo.

Wuuuuush..

Anak panah itu melesat dengan cepat dan mengenai sosok hitam yang berkelebat dalam kegelapan malam.

Sosok itu terkena oleh anak panah miliknya sendiri dibagian punggungnya.

Aaaargh

Pekiknya kesakitan. Lalu Adhisti melesat dan memberikan gigitan tepat mengenai tengkuk sebelah kiri sang lawan. Lalu membelitkan tubuhnya dengan kuat hingga membuat tulang lehernya remuk dan pria itu juga kehabisan nafasnya.

Traaaaaak..

Terdengar suara patahan batang leher lawannya, lalu menggelepar dan jatuh tersungkur.

"Aaaaarrrgh.." lawan tersebut mengerang kesakitan, lalu darah segar mengalir dari sudut bibirnya yang mana belitan tubuh sang ular membuat pembuluh darahnya pecah.

Melihat lawannya sudah tidak berkutik, Adhisti melesat dengan cepat dan menyambar tubuh Kenzo yang saat ini sedang tertidur lelap.

*****

Pagi menjelang. Kenzo mengerjapkan kedua matanya. Ia merasakan kehangatan sinar mentari telah menerpa kulit wajahnya dan kilauan cahayanya telah membuat silau pandangannya.

Pemuda itu mengamati sekitarnya. Alangkah kagetnya ia saat melihat dirinya telah berada ditempat yang berbeda. Ia bukan lagi didalam hutan, melainkan dipinggir desa.

"Haaah..!! Mengapa aku bisa sampai disini? Apakah aku mengigau dan tidur sembari berjalan?" guman Kenzo lirih. Ia masih belum percaya dengan apa yang dialaminya.

Ditengah kebingungannya, ia melihat dua orang yang berusia hampir sama dengannya sedang memanggul cangkul dan sepertinya akan bekerja ke sawah.

Kenzo berusaha bangkit dan berdiri dengan tubuh yang sempoyongan.

Kehadirannya tentu membuat dua orang pria itu merasa heran. Sebab dari penampilan yang dikenakan pemuda itu terlihat jika ia bukanlah penduduk asli desa.

Kenzo berusaha untuk mencegah keduanya. "Maaf, Kang... ini namanya desa apa, ya? Dan jalan menuju ke kota lewat mana?" Tanya Pemuda itu seramah mungkin.

Keduanya saling pandang. "Lha, si Mas-nya ini kenapa bisa sampai disini, toh?" tanya salah seorang diantaranya.

Kenzo menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Anu, Kang. Saya mengalami kecelakaan. Mobil saya terperosok didasar jurang hutan larangan. Lalu menurut gadis yang menolong saya, katanya saya harus melewati desa ini dan meminta petunjuk untuk sampai ke kota," jawab pemuda itu jujur.

"Haah, hutan larangan?" Keduanya serempak menyebutkan hutan yang diinformasikan oleh Kenzo.

"Lalu siapa nama gadis yang menyelamatkanmu?" Tanya seorang lainnya.

Kenzo mengerutkan keningnya, ia mencoba mengingat siapa nama gadis misterius yang telah menolongnya, dan itu disebutkan oleh ular siluman yang pernah menyatroninya.

"A-Adhisti kalau tidak salah," jawab Kenzo setelah berhasil mengingat nama sang gadis.

Kembali ke duanya tampak terkejut. "Beneran itu namanya, Mas?" Tanya salah seorangnya dengan wajah yang memucat.

Kenzo mengerutkan keningnya. Ia melihat ada rasa ketakutan digaris wajah kedua warga tersebut.

"Jalan menuju ke kekota ada dipersimpangan belok kanan, dan nanti mas-nya jalan lurus, ada sekitar dua kilo meter baru menemukan jalan utama,"jawab keduanya, lalu berjalan tergesa-gesa. Tampak  terlihat jelas sekali jika mereka sangat ketakutan.