"Patuhilah semua peraturan, hanya enam bulan, setelah itu kau bebas melakukan apapun."
"Nona, terimalah. Setidaknya Anda bisa sedikit berguna untuk keluarga, Anda."
Ariel dipaksa menikah dengan Tuan Muda yang selama bertahun-tahun menghabiskan waktunya di kursi roda. Enam bulan, inilah pernikahan yang sudah terencana.
Hingga waktunya tiba, Ariel benar-benar pergi dari kehidupan Tuan Muda Alfred.
Di masa depan, Ariel kembali dengan karakter yang berbeda.
"Kau, masih istriku, kan!"
"Tuan, maaf. Sepertinya Anda salah mengenali orang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09. Dia Jadi Kejam Setelah Kecelakaan Itu
Kediaman Smith.
“Pa, jadi benar, Alfred menikah?” Julie bertanya untuk memastikan kabar yang dia dengar dari kepala pelayan, sungguh wanita ini tidak percaya jika Alfred benar-benar bisa menikah.
“Ya, hari ini pernikahannya.”
Julie berdecak, ini sulit dipercaya mana ada gadis yang mau menikahi lelaki lumpuh dan tidak mempunyai apa-apa seperti Alfred.
“Dari keluarga besar mana, gadis yang menikah dengan Alfred, pa?”
“Dia, anak dari pekerja perkebunan teh, milik Alfred.”
Anak pekerja perkebunan teh….
Aku tidak salah dengar, kan?
“Jadi Alfred menikahi anak bawahannya sendiri?”
“Ya, sudahlah Julie. Mau dengan siapa Alfred menikah yang penting gadis itu bisa merawatnya dengan baik.”
“Ya, kamu benar Pa, yang penting gadis itu bisa merawat Alfred dengan baik.”
‘Alfred tidak bisa melakukan apapun tanpa dibantu, jelas dia membutuhkan pelayan pribadi jadi tidak salah jika anak itu mengambil gadis dari perkebunan.’
“Lalu, kamu tidak pergi untuk memberi selamat pada anakmu? Kakak Ayunda sudah lebih dulu, kan?”
“Malam nanti aku baru akan kesana, sambil menjemput Ayunda. Sekarang aku harus pergi banyak yang perlu diselesaikan.”
“Iya, aku mengerti kesibukanmu. Tidak datang pun tidak masalah, toh ini bukan pernikahan besar seperti pada umumnya. Kak Ayunda juga bisa pulang diantar sopir, kan! Jadi kamu tidak perlu repot-repot datang ke tempat terpencil itu.”
Mario hanya mengangguk kecil, “Tapi, aku akan usahakan untuk datang. Sekarang aku pergi dulu.”
“Ya, berhati-hatilah.”
.....
Disaat Julie mencela dan merendahkan Alfred yang menikahi gadis perkebunan. Anak sulungnya justru merasa was-was dengan pernikahan yang tiba-tiba ini.
“Hahaha…bukankah ini sangat lucu, dulu anak itu memiliki gadis idaman seperti Milea, sekarang! Hanya gadis perkebunan yang dia nikahi.” Julie sangat puas menertawakan anak tirinya. Ini sangat lucu baginya.
“Tapi…belum tentu gadis itu jelek, kan! Bagaimana kalau dia sama cantiknya seperti Milea?” Cela Jonas.
“Tidak mungkin, dulu aku pernah melewati perkebunan teh itu, semua wanita yang kerja disana tidak ada yang cantik, bahkan! Jika aku boleh memberi saran, lebih baik Alfred menikahi salah satu pelayan rumah besar ini.”
Jonas diam. Yang dikatakan ibunya ada benarnya juga, lagipula gadis cantik mana yang mau menikah dengan Alfred.
“Cukup!” Justin yang sejak tadi diam dalam pikirannya, mengangkat tangan meminta ibu dan adiknya untuk diam.
“Ada apa, Justin?” Tanya Julie. Melihat dari raut wajah anaknya wanita ini tahu jika Justin mengkhawatirkan sesuatu.
“Apa Mama tau, alasan Alfred tiba-tiba ingin menikah?”
Hah…
Julie seketika diam merenung.
“Tidak, kan?” tanya Justin memastikan.
“Dia membutuhkan pelayan pribadi untuk melayaninya dalam segala hal, termasuk kebutuhan malamnya.”
Justin yang lebih kritis dari Jonas dan Ibunya tentu tidak berpikir seperti ini, “Tidak! Aku yakin bukan karena ini alasannya.”
“Lalu, apa kamu memikirkan hal lain?”
“Ya, ada yang Alfred rencanakan dalam pernikahan ini."
“Sudahlah! Tidak perlu berlebihan seperti ini, dia itu kesepian. Hari-harinya hanya duduk di kursi roda dan ditemani oleh Arthur, tentu saja dia membutuhkan hiburan, bagaimanapun juga Alfred itu lelaki dewasa," cela Jonas, "Huh…kalian ini seperti tidak mengerti saja,” sambungnya yang memilih untuk berpikir santai daripada seperti Kakaknya.
Julie dan Justin diam, namun menatap penuh anak itu.
“Oya! Bukankah malam ini kau ada janji dengan Milea? Kenapa kamu tidak berpikir untuk mengunjungi Alfred, memberi dia selamat atas pernikahannya. Kamu datang bersama Milea, bukankah itu sangat seru.” Lelaki urakan ini memberi ide yang cukup mengkhawatirkan.
Justin masih diam.
Selain tahtanya dialihkan pada Justin, perjodohan antara keluarga Paul dan Smith pun, diteruskan dan Justin yang menggantikan Alfred menjadi calon suami Milea. Tidak ada yang menolak karena mereka berdua sama-sama memikirkan masa depan yang cerah.
“Saran dari Jonas ada benarnya, tapi kamu tidak perlu mengunjunginya di tempat itu. Mama, akan meminta papamu untuk mengundang Alfred dan istrinya makan malam di sini.” timpal Julie, dalam hatinya semakin tertawa puas.
….
“Apa ini! Tidak ada dekorasi kamar pengantin?” Ayunda tidak percaya melihat kamar anaknya yang gelap, semuanya serba hitam. Tidak ada satu sudut yang menunjukkan jika itu kamar pengantin.
“Tidak Nyonya,” Bibi Imel yang terlihat pasrah, “Tuan muda, tidak menginginkan dekorasi di kamarnya,” sambungnya.
“Alfred!”
“Nyonya, semenjak hari pertama tuan muda datang ke tempat ini. Tidak ada warna apapun yang boleh nampak di sini selain warna hitam atau abu-abu.” Bibi Imel menjelaskan, bagaimana tidak sukanya Alfred ketika melihat warna-warna cerah di Kastilnya. Bahkan Bibi Imel dan pekerja lainnya, tidak diizinkan mengenakan pakaian berwarna.
“Benarkah seperti itu?”
“Benar, Nyonya.”
Pantas saja kastil tua ini semakin terlihat menyeramkan. Hitam…hitam…dan hitam, hanya warna inilah yang terlihat.
“Alfred berubah, kecelakaan itu benar-benar membuatnya berubah drastis. Dulu dia tidak seperti ini.”
Ayunda terlihat menyesali apa yang terjadi pada anaknya, dia tidak mau anaknya menjadi lelaki dingin dan angkuh.
“Imel!”
“Ya Nyonya.”
“Apa selama ini, Alfred bertindak kejam?”
Bibi Imel diam. Dia tidak berani mengatakan apa yang sering dia lihat di sana, Alfred sering menghukum orang dengan tidak wajar, jika orang itu melakukan kesalahan.
“Nyonya….”
“Tolong katakan yang sejujurnya!”
Bibi Imel mengangguk, “Ya, tapi tuan muda melakukan itu pada orang yang benar-benar melakukan kesalahan.”
Ayunda merasa sedih mendengar pengakuan ini, dia mengkhawatirkan Ariel yang mulai hari ini tinggal bersama anaknya di sana. “Imel, aku memberimu tugas yang harus selalu kamu laporkan padaku setiap hari.”
“Tu…tugas! Tugas apa nyonya?”
“Jaga dan perhatikan Ariel, kamu segera laporkan padaku jika Alfred berbuat kasar padanya.”
Ayunda memberikan satu buah ponsel pada Bibi Imel, “Simpan ini baik-baik. Gunakan hanya untuk menghubungiku jika ada sesuatu terjadi pada Ariel.”
Bibi pelayan yang juga sebenarnya mengkhawatirkan nasib Ariel ketika tinggal di sana menyanggupi tugas yang diberikan Ayunda demi keselamatan gadis itu. Bibi pelayan takut tidak bisa membantu Ariel jika dia terkena masalah dengan Alfred, dengan begini setidaknya Ayunda masih bisa menolong.
"Baik Nyonya."
….
Malam menyapa. Peresmian pernikahan yang hanya berlangsung satu jam, sudah usai. Ayunda dipaksa segera kembali ke kediaman utama Smith.
Ini malam pertama yang sangat mengkhawatirkan bagi semua orang terutama Ariel, sebelum babak baru dalam hidupnya dimulai Ariel meminta izin pulang ke rumah mengantar ayahnya.
“Baiklah, tuan muda mengizinkan, setelah itu Anda harus segera kembali, ingatlah perjanjian yang sudah Anda sepakati dengan tuan muda, Nona!" kata Arthur memberi izin sekaligus memberi peringatan agar gadis itu tidak macam-macam.
‘dia berulang kali mengatakan hal seperti ini, apa dia pikir aku ini pelupa.’
“Ya, aku mengerti.”