Satu kesalahan ku yang sangat aku sekali dalam kehidupan ini. Yaitu memaafkan sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan yang akhirnya membawa ku jatuh menjadi wanita yang hidup pada masa lalu karena sakitnya sebuah pengkhianatan.
Suami ku adalah dalang dari rasa sakit ini. Dengan alasan anak aku mencoba untuk bertahan. Namun pada akhirnya aku tak sanggup lagi hidup dalam bayang-bayang rasa sakit dikhianati,dan diam-diam aku membuat sebuah keputusan besar yang tak pernah disadari oleh suami ku.
Ingin tahu keputusan besar apa yang akan diambil ? hai readers tercinta,silahkan membaca kelengkapan alur cerita ini sampai selesai ya ? Aku yakin kalian pasti akan terhibur. Selamat membaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 Mas Dani Mengadu Pada Ibunya
"Key,jangan bikin malu keluarga. Kenapa kamu hidup menumpang di rumah Zahra ?"
Mama mertua tiba-tiba datang berbicara dengan ku di rumah Bibi Zahra. Aku merasa tak enak hati pada wanita baik hati yang telah rela menampung ku karena ulah mama mertua membuat keributan di pagi hari.
"Bu Sela,sebaiknya tanyakan dulu pada Key kenapa bisa tinggal bersama ku. Jangan langsung menghakimi seperti ini." Bibi Zahra tak tinggal diam dan langsung menjawab perkataan mama mertua.
"Emang dasar dia nya aja bikin masalah. Aku yakin dirinya sudah membuat anak ku marah. Zahra,kamu nggak usah ikut campur dengan keluarga ku." Tuduh mama mertua tanpa bertanya.
"Aku akan tetap ikut campur jika ada seorang pria tetangga rumah ku tega mengusir anak dan istrinya di tengah malam. Dan ingat Sela,Aku memiliki bukti cctv menyangkut perlakuan anakmu semalam pada anak dan istrinya." Mendengar perkataan Bibi Zahra bukan hanya aku yang terkejut,mama mertua pun ikut terkejut. Sepertinya ia tak diberitahu cerita yang sebenarnya oleh putranya. Aku Yakin,Mas Dani pasti telah memutarbalikkan fakta agar terlihat benar. Sedangkan aku terkejut karena tak pernah menyangka bahwa Bibi Zahra memiliki CCTv di rumahnya.
"Lebih baik kamu tanyakan apa yang diinginkan oleh putra mu itu,daripada terus-terusan menindas menantu mu. Sebagai seorang ibu harusnya kamu bijak dan tak pilih kasih. Key adalah menantu mu yang suatu saat akan mengurus mu ketika sudah tua. Perlakukan lah dia dengan baik sama seperti anak mu sendiri."
Sejenak ku lihat mama mertua terdiam meskipun dengan ekspresi yang masih terlihat dongkol. Ia tak memiliki kekuatan untuk membalas perkataan bibi Zahra.
"Ya sudah,kamu tunggu di sini key. Aku akan bicara dengan Dani." Mungkin karena malu,mama mertua akhirnya berpamitan untuk ke rumah anaknya. Sedangkan bibi Zahra hanya menganggukkan kepalanya pelan.
Selepas mama mertua pergi,Bibi Zahra menyuruh ku untuk diam di kamar bersama Kinara. Aku pun menurut dan memilih bermain bersama putri ku itu di dalam kamar.
Sedikit was-was,ku tunggu kedatangan mama mertua. Namun hingga satu jam tak kunjung datang. Dan setelah ku tengok keluar,tak ada lagi mobil yang tadi terparkir di halaman rumah. Aku pun kembali masuk ke dalam rumah Bibi Zahra. Akan tetapi belum juga mencapai pintu,terdengar suara Mas Dani memanggil ku.
"Key!" Panggilnya,namun aku pura-pura tak mendengarnya.
"Dasar gila. Nggak ada malunya tinggal di rumah orang. Aku pikir akan berani hidup sendiri. Ternyata numpang sama orang lain. Hahaha ...." Tawa Mas Dani terdengar sangat keras hingga membuat ku sedikit terusik. Ingin rasanya ku balas dengan kata-kata tajam padanya. Namun otak ku masih bisa berpikir jernih untuk mencari ribut dengan orang tak berperasaan sepertinya dan tetap terus melanjutkan langkah masuk ke dalam rumah.
Tak lama kemudian dari dalam kamar yang aku tempati bersama Kinara,terdengar bunyi kendaraan milik Mas Dani melewati jalan di depan rumah Bibi Zahra. Suami ku itu ke kantor. Dan satu hal yang membuat ku terkejut saat dengan sengaja mengintipnya dari balik kaca jendela. Seragam kantor sangat terlihat kusut. Ternyata setelah kering dari jemuran belum sempat ku setrika baju nya.
'Baru saja sehari tak bersama dengan ku. Hidup Mas Dani sudah terlihat morat-marit. Pria itu sebenarnya sama sekali tak bisa mandiri. Entah apa saja yang diajarkan oleh mama mertua sehingga suami ku itu tak bisa bersikap dewasa untuk mengurus dirinya sendiri. Bayangkan saja,hanya untuk menyetrika bajunya sendiri saja tak bisa. Apa ia tak malu ke kantor dengan pakaian kusut seperti itu ?' Aku hanya bisa menggelengkan kepala dengan semua yang terjadi pada diri Mas Dani. Padahal baru saja sehari hidup sendiri.
"Ting! Key,pulang ke rumah! Jangan bikin malu keluarga. Makanya jadi istri jangan membangkang. Tiru aku ini,tak pernah membangkang pada papa mertua mu sehingga jangan kan di usir. Bertengkar pun tidak pernah." Bunyi pesan dari mama mertua.
Aku hanya mencibir membaca isi pesan yang di kirim mama mertua. Aku sudah tak ingin kembali pada anaknya yang tak berperasaan. Apapun alasannya. Dari semalam sudah ku pertimbangkan semua hal dan saat nya aku mengambil keputusan. Aku akan bercerai dengan Mas Dani. Bagi ku tak ada lagi yang bisa dipertahankan. Karakternya yang buruk bisa membunuh ku perlahan-lahan. Sudah cukup diri ku berjuang melawan penyakit yang disebabkan oleh ulahnya. Setelah berhasil keluar dari sana,aku tak ingin hidup kembali dalam keadaan yang sama untuk menyiksa diri.
Aku tak membalas pesan dari mama mertua,karena sebelum itu aku ingin menghubungi kak Dira serta paman dan bibi. Akan aku beritahu kelakuan suami ku serta keputusan yang akan aku ambil.
"Apa !? Jadi selama ini dia selalu memperlakukan mu seperti itu ? Tinggalkan saja! Pria seperti itu jangan diberi ampun." kak Dira begitu emosi ketika ku beritahu saat Video call. Ia mendukung keputusan ku seratus persen.
Sedangkan paman dan Bibi masih ingin agar aku memikirkan terlebih dulu keputusan ku demi Kinara. Tapi sudah ku yakinkan mereka bahwa jika hubungan rumah tangga ku di teruskan bersama Mas Dani,maka bukan hanya aku yang semakin terluka,Kinara juga akan merasakan trauma ketika telah mengerti suatu saat nanti. Aku yakin Mas Dani tak akan pernah berubah. Kecuali Tuhan telah menegurnya.
"Key,mereka itu keluarga yang berada,Bibi takut mereka akan mengambil alih hak asuh Kinara."Ujar Bibi mengungkapkan kekuatirannya.
"Nggak akan Bi. Mereka nggak sayang sama Kinara. Semuanya itu hanyalah kepura-puraan semata selama ini. Mengenai Mas Dani,ia pun tak perduli. Jangan kan hak asuh Bi,anaknya makan atau nggak dia nggak perduli."
"Astaga key,selama ini kamu gimana di sana ? Apa cucu ku baik-baik saja ?" kulihat Bibi sangat sedih memandang Kinara yang sedang bermain saat kami Video call.
"Key,pulanglah ke sini. Kasihan cucu ku. Dani memang pria kurang ajar. Apa sebaiknya paman yang ke sana ? Biar ku beri dia pelajaran sekalian." Paman yang sejak tadi hanya diam langsung emosi .
"Jangan Pak.Biarkan Key menyelesaikan dengan caranya sendiri." kata Bibi menenangkan Paman.
"Tapi ingat Key,cepat hubungi kami jika kamu kesulitan."
"Iya,Paman. Tak perlu kuatir. Aku memiliki teman yang sangat baik serta mampu melawan keluarga Mas Dani. " Jawab ku berbohong karena tak ingin kedua orang tua angkat ku itu kepikiran.
"Baiklah Nak,baik-baik di sana. Paman dan Bibi akan selalu mendoakan mu."
Akhirnya perbincangan dengan keluarga inti ku selesai. Saat ini hanya perlu fokus menghadapi Mas Dani dan keluarganya.