Meina Alfarez, seorang gadis cantik berumur 18 tahun yang sangat bar-bar binti sengklek ini adalah satu-satunya anak perempuan dari keluarga Alfarez. Keluarga yang kaya no1 yang sangat di segani oleh banyak klan mafia.
Dia juga mempunyai 2 saudara laki-laki yang jahilnya gak ke tulungan. bernama Delvin Alfarez 21 tahun, dan Dhilan Alfarez 15 tahun.
Masa-masanya di jalani dengan sangat bahagia, walaupun banyak orang yang ingin mencelakai keluarga dan dirinya. Tapi itu tidak masalah, dengan menyebut namanya saja musuh pun bergetar ketakutan. Bahkan ia di sebut sebagai Donna Morte (Ratu Kematian)
Setelah menginjak dewasa, Meina pun berkuliah di kampus milik keluarganya, walaupun banyak mahasiswanya yang tidak mengetahui identitas asli Meina. Banyak yang mengagumi kepintaran dan juga kecantikannya dan ada juga yang iri.
Semuanya berubah ketika seorang lelaki bernama Akara Antares, yang sangat teguh akan imannya mulai datang ke dalam hidupnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amari Antares, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
𖤓HAPPY READING𖤓
"Lan... masuk, nanti masuk angin loh di luar terus!!" seru Amari, tapi Dhilan tidak menyahut.
"Dhilan..." Amari pun menyusul anaknya yang bersandar di teras, setelah di hampiri ternyata dia tidur.
"Ampun!! ini anak tidur di mana aja." Amari benar-benar tak habis fikir, waktu itu juga anaknya tidur di dapur setelah membuat eskrim. Sekarang malah tidur di luar.
"Hey, bangun sayang pindah ke dalam yuk." Amari mulai membangunkan Dhilan, tapi seperti biasa seorang Dhilan sangat susah di bangunkan kalau sudah tertidur.
"Masa harus di gendong nih anak." Amari pun masuk ke dalam meminta bantuan.
"Delvin... gendong adikmu tuh." ujar Amari, mendengar hal itu pun Delvin terkejut, tapi tidak dengan Kinaan ia malah tersenyum. "Lah kenapa emangnya mom?"
"Dia tidur di luar susah di bangunin, gendong aja masukin ke dalam." perintah Amari, Delvin pun segera beranjak dari sofa dan berjalan keluar menghampiri adiknya.
Ternyata memang benar apa yang dikatakan mommynya, dia tidur di luar benar-benar tak habis fikir.
Delvin pun segera menggendong adiknya. "Berat banget nih anak, tapi kalau dilihat badannya kurus tapi kok berat iya."
Di gendong pun Dhilan sama sekali tidak tergubris, malah makin nyenyak kayanya tidurnya.
Kalau naik tangga bisa-bisa pinggang Delvin encok bukan main, akhirnya ia memilih menaiki lift menuju kamar adiknya.
-
-
-
-
-
-
-
Ceklek
"Aka... pergi keluar yuk!!" ujar Farhan ketika Akara baru saja keluar kamar mandi.
"Mau main ke mana juga nih anak." ucap Akara sambil duduk di kasur memakai handbody.
"Kita keluar sebentar, jajan-jajan gitu." sambung Farhan.
"Yaudah ayo..." Akara pun beranjak dari duduknya.
"Seriusan mau pergi Aka!?" tanya Samy.
"Iya kasihan aku sama bocil, nanti nangis kalau gak di kabulin permintaannya." ujar Akara yang membuat Farhan mendelik kesal.
"Yaudah atuh, aku ikut dong." Alvin pun jadi ikut-ikutan.
"Gimana Sam, kita mau pergi nih gak mau ikut!??" Farhan mulai membujuk. Tapi Samy tetaplah Samy bedegong.
"Gak ah, mendingan tidur kalian aja pergi." ucap Samy sambil beranjak menaiki tempat tidur.
"Yaudah, kunci pintunya, jangan di buka kalau kami belum pada pulang." ucap Akara, mereka bertiga pun keluar kamar menuju lantai bawah.
"Kita ke taman air mancur sebentar, katanya ada pertunjukan petasan." monolog Farhan sambil menuruni tangga.
"Iya anakku sayang..." Alvin mulai menggoda sambil mencubit pipi Farhan. Melihat hal itu Farhan reflek menepis tangan Alvin "Apaansih."
"Udah-udah jangan pada berantem kalian..." Akara mulai menengahi.
**********
"Bentar lagi pertunjukkan nya, kita foto-foto dulu Ema!" Sheyna pun mulai mengambil beberapa jepretan dari kamera kecil yang ia bawa.
"Ayo, satu, dua, cis..." beberapa gaya foto sudah mereka berdua keluarkan, tapi sepertinya itu tidak cukup, mereka pun akhirnya berpindah spot foto.
"Di mana tuh cewe-cewe, bingung gue nyariin..." ucap Givan sambil berjongkok memakan cilor.
"Biarin lah, perut lebih penting." ia pun melanjutkan makannya sambil menunggu Meina dan Sheyna terlihat.
"Permisi dek, mau nanya kamar mandi umum di sebelah mana iya??" tanya seorang ibu sambil menggandeng tangan seorang anak perempuan.
'Banyak orang gini, kenapa dia milih aku.' batin Givan.
"Owh kamar mandi umum di sebelah sana bu, dekat taman bunga." jawab Givan sambil menunjukkan arah menggunakan semua jari.
"Terimakasih dek." ujar ibu tersebut.
"### Sama-sama Bu..." monolog Givan, sambil tersenyum jahil kepada anak perempuan itu, dan membuatnya seperti ingin menangis.
-
-
-
Semoga kalian suka iya, sama novel terbaru ku🙏🙏🤗🤗🤗
Givan Dwijaya. 😘😍
kok senang produk luar.anak bangsa jg banyak yg ganteng.Sy penggemar Drakor mbok ya visual nya jangan slalu orang Korea