Vania Arnelita Adriansyah (Vania) dan Rizky Nugroho sudah menjalani hubungan selama dua tahun kurang lebih.
Rizky selalu menjanjikan pernikahan mewah kepada Vania selama satu tahun ke belakang, akan tetapi selama hampir dua tahun ini janji Rizky seperti menghilang di bawa angin.
"Rizky, ada apa denganmu dan apakah aku punya salah?“ tanya Vania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainie1012, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Kelahiran double D.
Kemungkinan bab ini full dengan cerita Vania, Nita dengan kedua anak kembarnya yang akan lahir.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Enam bulan kemudian....
Bulan ini kandungan Vania sudah memasuki usia sembilan bulan, berarti hanya tinggal menghitung hari dirinya bisa bertemu dengan anaknya.
Dan sampai saat ini Vania masih melanjutkan aktivitasnya walaupun di bantu oleh Nita, begitu juga dengan omset penjualan Vania yang makin merambat naik.
"Duh....Van, lebih baik kamu istirahat saja. Aku tidak tega melihatmu kerepotan seperti ini...." kata Nita yang melihat Vania masih mondar-mandir di keadaan perutnya sudah membesar dan hanya tinggal menunggu kelahiran anaknya saja.
"Tidak apa-apa kok, ini juga agar aku bisa lahiran normal nantinya. Jadi aku harus banyak gerak seperti ini...." balas Vania kemudian.
"Terserah kamu sajalah, tapi kalau kamu sudah merasakan lelah lebih baik kamu duduk saja...." ucap Nita kembali, dirinya hanya bisa pasrah menghadapi kekeras kepalaan seorang Vania dan Vania hanya mengangguk saja, mengiyakan perkataan Nita.
tidak beberapa lama pada pukul empat sore lewat lima belas menit dagangan Vania telah habis terjual dan tidak ada adonan yang tersisa.
"Alhamdulillah....akhirnya habis juga, sepertinya nanti malam kita harus berbelanja kembali, untuk stok adonan...." ujar Nita kembali, sambil membersihkan etalase dagangannya dan juga membersihkan kompor dari berbagai macam kotoran.
"Teh, apakah tidak ada pesenan dimsum atau cireng gitu?" tanya Vania kepada Nita.
"Belum ada Van...." balas Nita sambil melihat ke sosmed akun bisnis milik mereka berdua.
Vania hanya mengangguk saja, mendengar penjelasan dari Nita sambil mengusap-usap perutnya yang sudah membesar.
"Van, kira-kira kapan HPLnya kata dokter kandunganmu?" tanya Nita tiba-tiba.
"hm....katanya sih sekitar seminggu atau dua mingguan lagi, tapi buat persiapan aku juga sudah mempersiapkan baju-baju baby dan juga bajuku untuk di bawa nanti. Jika aku mengalami kontraksi...." sahut Vania kemudian.
Yups....sudah dari kemarin Vania sudah mempersiapkan semua perlengkapan yang ia butuhkan untuk di bawa ke rumah sakit, jika nanti Vania merasakan kontraksi dan akan melahirkan bayinya saat itu juga.
"Kalau begitu kita ke dalam yuk, kita makan basreng, dimsum dan juga cirengnya yang masih tersisa...." ajak Nita kepada Vania.
"Memangnya pada masih tersisa, bukannya sudah habis ya?" tanya Vania kepada Nita.
"Masih ada sisa kok, walau tidak terlalu banyak. Cireng mentah isi ayam suwir empat biji, dimsumnya delapan biji, kalau basreng mentahnya enam biji dan chili oilnya juga masih tersisa...." kata Nita menjelaskan kepada Vania.
"kebetulan aku lapar, kita bagi dua yuk...." ucap Vania kembali.
"Boleh, kalau begitu aku mau menggoreng cireng dan basrengnya terlebih dahulu...." ujar Nita kemudian.
"Teh....basrengnya jangan di potong kecil-kecil, basrengnya di sayat sedikit saja jangan sampai putus...." balas Vania yang menginginkan memakan basreng dengan versi yang lain.
"Siap bu boss...." lanjut kata Nita yang mengiyakan keinginannya Vania sang ibu hamil.
Nita pun mulai menggoreng basreng sisa dan cireng ayam suwir yang masih tersisa juga.
Selagi menunggu basreng dan cirengnya matang, Nita meletakkan dimsum di masing-masing piring kosong, begitu juga dengan mangkok kecil buat chili oilnya.
Tidak beberapa lama basreng dan cirengnya pun telah matang dan Nita pun membaginya kembali.
"Makanan sudah siap di sajikan...." kata Nita sambil membawa dua piring yang berisi dimsum, basreng dan juga cireng.
"Asyik....terimakasih aunty...." ucap Vania kembali dengan suara khas anak kecil.
"Sama-sama kesayangannya aunty...." balas Nita kemudian.
Kemudian Vania dan Nita pun menikmati hidangan yang ada di depan mereka masing-masing.
"Alhamdulillah, akhirnya bisa istirahat juga...." ujar Nita kembali di tengah-tengah dirinya menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Alhamdulillah....kenyang juga, terimakasih untuk makanan yang nikmat di hari ini...." timpal Vania sambil menyimpan piring kotornya di wastafel atau tempat cuci piring.
"Teh Nita....aku mau ke kamar dulu, mau istirahat dulu...." lanjut kata Vania kepada Nita yang ada di depannya.
"Ya sudah sana, sebentar lagi aku juga mau mandi dan istirahat sejenak...." balas Nita kemudian.
Setelahnya Vania pun menuju kamarnya yang berada di dekat dapur, sebelum merebahkan dirinya di atas kasur. Vania juga akan membersihkan dirinya terlebih dahulu.
"Ah....segarnya...." kata Vania sambil menggosok rambutnya yang masih basah dengan handuk dan Vania pun telah mengenakan setelan baju tidur dengan model terusan.
Kemudian Vania pun tidak lupa untuk merawat kulit wajahnya dengan skincare yang aman buat ibu hamil dan menyusui, tidak lupa Vania membalurkan hand body ke seluruh tangan dan kakinya.
Tidak beberapa lama jam telah menunjukkan pukul enam sore lebih lima menit dan telah terdengar kumandang adzan maghrib dari ponselnya Vania.
"Shalat dulu deh, baru istirahat lagi...." ucap Vania kemudian, setelahnya Vania pun mengambil sejadah juga mukena yang biasa ia gunakan dan setelah itu Vania melaksanakan shalat maghrib.
Selesai shalat maghrib Vania pun kembali merebahkan dirinya di atas kasur, akan tetapi tidak beberapa lama Vania merasakan sakit pada perutnya.
Vania berpikir itu hanya sebuah kontraksi palsu yang selalu di alami oleh seorang ibu hamil besar sepertinya.
Akan tetapi rasa sakit itu tidak berangsur membaik, akan tetapi malah makin intens.
'Apakah aku akan melahirkan, kenapa sakit sekali?' tanya Vania di dalam hati dan kepada dirinya sendiri.
"ARGH....SAKIT....TOLONG...." teriak Vania dari dalam kamarnya.
Dan tidak beberapa lama terdengarlah suara langkah kaki dan suara tersebut memasuki kamar Vania, ternyata itu adalah Nita sahabat satu rumahnya.
"Astagfirullah....Vania, apa yang terjadi dan kenapa kasurmu basah seperti ini?" tanya Nita kepada Vania yang sedang kesakitan.
"Argh....teh Nita tolong Nia, ini sangat menyakitkan...." ujar Vania kembali sambil meremas seprei.
"Astagfirullah....mungkinkah kamu akan melahirkan baby?" tanya Nita pada akhirnya.
"Kalau begitu, aku akan memanggil taksi online untuk membawamu ke klinik...." sahut Nita kembali dan Nita pun mulai memesan taksi online dari suatu aplikasi.
Singkat cerita Vania dan Nita telah berada di klinik dan Vania sedang di tangani oleh seorang bidan dan asistennya, sedangkan Nita hanya menunggu di sebelah ranjang Vania.
"Jalan keluar baru 5%, jadi kita harus menunggunya sebentar lagi...." kata bidan itu kepada Nita menjelaskan.
Dan Vania pun di bantu untuk mengatur nafasnya supaya stabil.
Berselang dua puluh menit kemudian Vania telah di bawa ke ruangan bersalin, untuk melahirkan anaknya tersebut.
"Argh....hu....hu....hu....argh...." teriak Vania ketika sedang mengejan.
"Iya bu, terus bu seperti itu dan tetaplah atur nafasnya...." perintah asisten bidan tersebut.
Dan sekali lagi Vania mengatur nafasnya dan mengejan kembali.
"Terus bu, kepalanya sudah terlihat...." kata bidan yang membantu Vania melahirkan.
Sedangkan Nita yang berada di luar ruangan bersalin sedang memanjatkan doa kepada sang pencipta, supaya memberikan kelancaran bagi sahabatnya tersebut.
Walaupun baru beberapa bulan Nita bertemu dengan Vania, akan tetapi Nita sudah menganggap Vania seperti adiknya sekaligus sahabatnya.
Oooeeekkk....
Oooeeekkk....
Oooeeekkk....
Tidak beberapa lama terdengarlah tangisan bayi dari dalam ruangan tersebut.
TBC.