Nayara seorang gadis yatim piatu, keluarganya sudah dibasmi oleh pelakor dan juga putrinya ketika umurnya baru 13 tahun. Nayara kecil juga nyaris mati setelah didorong di jalan raya ketika ada mobil sedang lewat dengan kecepatan tinggi.
Namun Tuhan tidak mengambil nyawanya karena gadis kecil itu harus membalas ketidakadilan yang terjadi padanya.
Nayara tumbuh menjadi gadis yang memiliki sejuta pesona, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dengan kemampuan yang dimiliki dia bisa bekerja dan diterima di perusahaan besar milik Morgan, yang tak lain adalah suami Briana(Kakak tiri)
Langkah awal Nayara dimulai dengan mendekati Morgan, lelaki yang terkenal dingin. dan berusaha keras untuk mendapatkan lelaki tampan nan gagah itu. Akankah Nayara bisa menjerat Morgan dengan pesonanya?
Seberapa kejam pembalasan yang Nayara lakukan pada Briana?
Apakah Nayara akan menikahi kakak iparnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Usaha yang gagal.
Rangga terkejut melihat Nayara tidak lagi ada ditempat semula, mobilnya sudah kosong.
Bip! bip! bip!
Ponsel Nayara berdering, rupanya Rangga yang meneleponnya.
"Halo Nay, dimana kamu?"
"Rangga, maaf aku pulang duluan. Tadi aku tak sengaja bertemu dengan temanku."
"Ya sudahlah, lain kali kita jalan- jalan lagi." Suara Rangga terdengar kecewa,
"Jangan marah." Naya takut Rangga marah.
"Tidak Nay, semoga harimu bahagia."
"Semoga kamu juga bahagia, Rangga."
Rangga lalu menghubungi salah satu teman wanitanya, tak lama wanita itu datang dengan dandanan yang cantik menemui Rangga.
Namun tetap saja jalan-jalan Rangga malam ini tak seasyik ekspetasinya, tadi rencananya dia ingin mengajak Nayara nonton bioskop romance dan makan popcorn bersama.
Keyakinan Rangga semakin besar, mobil mewah di belakang mobilnya tadi adalah mobil Direktur Morgan.
Jika benar, Rangga yakin direktur Morgan memiliki perhatian khusus dengan Nayara.
***
Sampai di rumah Direktur Morgan sudah disambut pelayan seperti biasa untuk membawakan sepatu, jas dan tasnya.
Morgan merasa bersalah mendapati istrinya sedang meringkuk dengan lingerie seksi dan wajahnya cemberut. Briana ketiduran di sofa yang ada di kamarnya.
"Maafkan aku sayang sudah membuatmu menunggu," lirih Morgan lalu mengecup kening istrinya.
Merasakan keningnya dingin oleh sentuhan bibir Morgan, Briana menggeliat.
"Sayang, kau hari ini membuat aku kecewa, kenapa kau buat aku menunggu lama sekali," kata Briana dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Tadi ada sedikit masalah, aku harus selesaikan dulu," kata Morgan lalu mengangkat tubuh Briana ala bridal style.
"Tapi aku sudah menunggu." Briana mengerucutkan bibirnya manja.
Morgan mengecup bibir Briana dan mengungkung tubuhnya. "Aku sudah pulang, aku siap memuaskan kamu sebanyak yang kau minta."
"Janji."wajah Briana langsung berbinar.
"Kapan aku berbohong?"
Morgan lalu melepas semua pakaiannya dan Briana mencium aroma parfum berbeda saat Morgan melepas kemejanya.
"Parfum siapa menempel disini."
"Tentu parfum ku, parfum siapa lagi."
"Sejak kapan selera kamu berubah?"
"Aku bosan dengan yang lama, aku ingin ganti aroma baru."
"Bukan masalah, asal kau tak ingin memiliki wanita yang baru lagi."
"Jangan bercanda, Aku tidak mungkin mengkhianati cinta kita. Kau satu-satunya yang akan menemaniku di sisa umurku."
Briana tersenyum, hatinya bersorak senang, dia berhasil membuat Morgan hanya mencintainya seorang. Tak menyangka semua yang dilakukan ibunya membantai keluarga Nayara terus membawa kenikmatan dalam hidupnya.
"Puaskan aku husband," ujarnya manja, sambil membuka kakinya lebar dan menempatkan Morgan diantara keduanya.
"Sabarlah sebentar, Sayang. Kau harus menyenangkan dia dulu." Morgan menggesek juniornya yang belum mengeras sempurna.
Briana segera bangkit dimanjakan milik suaminya dengan mulutnya terlebih dahulu.
"uh, uh." Merasakan miliknya mendapat service yang begitu nikmat, Morgan melenguh nikmat.
Setelah senjata tempurnya siap, Morgan segera mendorong tubuh Briana seperti biasa.
Briana suka sekali dengan milik Morgan yang perkasa dan besar. Sehari saja tak bermain dengan pedang pusaka itu, Briana merasakan hampa dan gila.
Dua bulan menikah Briana dan Morgan tak pernah sekalipun melewatkan malam mereka kecuali ketika ke luar negeri menemui ibunya yang kurang enak badan waktu itu.
Dengan bringas Briana membuka seluruh baju Morgan, lalu menarik lelaki itu hingga mengungkung tubuhnya.
Morgan menyentuh milik istrinya, ternyata sudah sangat basah.
"Apa yang kau lakukan saat aku bekerja?"
"Aku hanya melihat video dewasa, sambil menunggu suamiku pulang, tapi sayang malam ini kau membuat aku kecewa."
"Maaf, lain hari aku akan kabari. Tadi ponselku tertinggal di mobil, jadi aku tidak tahu kau menelepon," dusta Morgan.
"Tidak masalah, sekarang kau sudah dirumah, lekas puaskan aku suamiku."
"Morgan tak tega dengan istrinya yang berulang kali merengek layaknya anak kecil minta mainan, diseretnya tubuh Briana ke pinggir ranjang, dalam posisi berdiri segera dihujamkan sedalam-dalamnya miliknya yang perkasa.
Briana melenguh ke'enakan. "Ah,ah," sambil menggigit jemarinya.
sepanjang permainan, Briana hanya bisa berteriak-teriak keenakan dan terus memuji suaminya yang perkasa.
Permainan baru berhenti di tengah malam setelah keduanya lelah, Seprei yang tadinya kering kini sudah basah dan beraroma khas sisa percintaan mereka, Morgan dan Briana langsung saja tidur tanpa sempat memakai sehelai benang, hanya selimut yang menutupi tubuh polos untuk berdua.
***
Sedangkan di malam minggu Nayara merenung seorang diri sepanjang malam.
Nayara memilih menghabiskan minuman memabukkan dengan dosis rendah di kamarnya,
Nayara terus saja memikirkan cara baru untuk merebut cinta Morgan agar berpaling. Namun sepertinya lelaki itu bukan lelaki biasa yang mudah jatuh cinta.
Ketika dia berdandan seksi, Morgan tidak tertarik sama sekali, justru yang tertarik malah kucing garong perusahaan, Manager Rangga, dan Manager Andre.
"Nona Nayara bangun!"Bibi membangunkan Nayara yang dalam keadaan tidur tidak benar.
Bibi tidak tahu apa yang terjadi dengan majikan barunya, setahunya Nayara itu gadis yang sangat baik, tidak pernah membentaknya atau merendahkan dirinya. Tapi Nayara seolah menyimpan rahasia besar, dia memiliki dua sisi yang berbeda, dia terkadang bahagia saat bersama teman temannya, tapi di sisi lain dia sering menangis sendiri ketika merindukan orang tuanya yang mati tidak dengan cara wajar.
"Iya, Bi."
"Nona kenapa tidur di lantai?" kata bibi yang pagi hari mendapati Nayara tidur sambil bersandar di tepian ranjang.
"Sepertinya semalam aku ketiduran, mungkin aku terlalu banyak minum." Nayara memegangi keningnya.
"Jam berapa sekarang." Nayara mencoba menajamkan pandangannya, mengamati jam di dinding yang nyaris jam tujuh.
"Tuhan, aku akan terlambat."
"Jika nona kurang enak badan, kenapa tidak izin saja."
"Tidak bibi, pemilik perusahaan bukan orang yang baik hati, dia sangat jahat." kata Nayara bicara asal tentang Morgan.
Nayara bergegas ke kamar mandi, untuk membersihkan diri. Lalu memakai baju semestinya, bukan lagi baju press body dan pendek seperti biasanya.
Bibi tersenyum melihat Nayara yang terlihat anggun dan makin cantik dengan baju yang dipakainya hari ini, kemeja putih dilengkapi vest, bagian dada dihiasi pita kecil warna putih.
"Nona cantik sekali," puji Bibi.
"Terimakasih, Bi." Nayara tersenyum.
"Kenapa harus berterima kasih. Nona memang sangat cantik. Semoga nona nanti akan bertemu dengan pangeran impian yang sangat tampan."
Bibi mendoakan dengan tulus. Namun, yang didoakan hanya menggelengkan kepala sambil terus tersenyum memamerkan lesung pipinya.
"Aku berangkat, Bi. Aku sudah terlambat," ujar Nayara setengah berlari meninggalkan kamarnya.
"Sarapan, Non."
"Tidak sempat, Bi."
"Tapi sudah bibi siapkan." bibi menyodorkan kotak makan. "Nona pasti tidak sempat sarapan, Nanti bisa dimakan sambil kerja."
Lagi-lagi perhatiannya yang besar membuat Nayara berterima kasih pada bibi.
Sampai di basement, Nayara segera menuju mobilnya yang bertengger beberapa hari. Nayara jarang memakainya.
"Nay!" Tiba-tiba suara tak asing memanggilnya.
"Rangga!"
"Ngapain kamu kesini?"
"Ngapain? ya nunggu kamu lah."
"Rangga aku kan nggak pernah minta kamu untuk jemput."
"Iya, tapi aku yang berinisiatif sendiri untuk jemput kamu."
Nayara lagi-lagi tak bisa menolak kebaikan Rangga. Nayara akhirnya memilih untuk ikut bersama lelaki tampan mempesona itu.
Selama dia baik dan tidak macam-macam, Nayara akan tetap memperlakukan Rangga dengan baik pula.
"Rangga kamu konyol ya!"
"Konyol kenapa?"
"Dengan nunggu aku seperti tadi, kamu bisa terlambat juga."
"Nggak apa-apa, asal sama kamu, jadi kalau diomelin sama direktur Morgan, kita berdua." Nayara dan Rangga tertawa bersama.
Mobil Rangga segera meninggalkan basement, meluncur menuju perusahaan.
Thor kau survei sejuta lelaki manapun pasti 100% tidak ada yang mau punya pasangan kayak bayaran
Thor kau kira wanita saja yang punya harga diri , saat ditolak dan direndahkan didepan wanita lain pasti kalian tidak akan Terima
begitu juga lelaki pasti direndahkan dan ditolak didepan pria lain, kalau kau konsisten dengan karakter Morgan, 100% lelaki kayak Morgan tidak bakalan mau punya pasangan kayak nayara
*coba sebutkan 1 hal saja yang membuat Morgan beruntung dapat nayara?
tapi kalau kesialan banyak, dipermalukan, direndahkan, dijadi budak cinta, disakiti, dibuat semaunya, jika dibutuhkan diambil tapi jika tidak butuh dibuang begitu saja
Morgan kalau lelaki punya harga diri dan akal pasti tidak akan mau punya istri kayak nayara
itu fakta